A. DEFINISI
Macam-macam Bronchitis
B. ETIOLOGI
Merokok merupakan satu-satunya penyebab kausal yang
terpenting. Peningkatan resiko mortalitas akibat bronkitis hampir
berbanding lurus dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari
(Rubenstein, et al., 2007).
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk, mulai dengan batuk – batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin
berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.
4. Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang – kadang
disertai tanda – tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor
pulmonal yang menetap.
- lelah
- sakit kepala
- gangguan penglihatan.
D. ANATOMI FISIOLOGI
1. Rongga hidung
2. Faring
3. Laring
1.Trakhea
Disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda
yang panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea bercabang
menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina
memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk
yang kuat jika dirangsang.
2. Bronkus
Broncus terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Broncus kanan
lebih pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari trakhea yang arahnya
hampir vertikal. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit, merupakan
kelanjutan dari trakhea dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama
bronchus kanan dan kiri bercabang menjadi bronchus lobaris kemudian
bronchus segmentaliis. Bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh sel – sel yang
permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia, yang
berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru
menuju laring.
3. Bronkiolus
4. Alveoli
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel – sel
alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding
alveolar. Sel alveolar tipe II sel – sel yang aktif secara metabolik,
mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam
dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveolar tipe III adalah
makrofag yang merupakan sel – sel fagositosis yang besar yang memakan
benda asing dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan penting.
E. PATOFISIOLOGI
H. KOMPLIKASI
1. Bronchitis kronik
8. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-
cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi
arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis
sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi
hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal
jantung kanan.
I. PENATALAKSANAAN
1. Pengelolaan umum
Contoh :
Adanya infeksi saluran nafas akut ( ISPA ) harus diperkecil dengan jalan
mencegah penyebaran kuman, apabila telah ada infeksi perlu adanya antibiotic
yang sesuai agar infeksi tidak berkelanjutan.
2. Pengelolaan khusus.
b. Pengobatan simtomatik
Pengobatan ini diberikan jika timbul simtom yang mungkin mengganggu atau
mebahayakan pasien.
Apabila ditemukan tanda obstruksi bronkus yang diketahui dari hasil uji
faal paru (%FEV 1 < 70% ) dapat diberikan obat bronkodilator.
2. Pengobatan hipoksia.
3. Pengobatan haemaptoe.
4. Pengobatan demam..
5. Pengobatan pembedahan
J. Masalah Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
1.Pengkajian
a.Biodata
b. Riwayat Kesehatan
a. Keadaan Umum
P = 87 x /menit
R= 26 x/menit
S= 36,5 0C
b. Integumen
Warna : Hitam
Penyebaran : Merata
2. Kulit
Warna : hitam
Tekstur : halus
3. Kuku
Tekstur : halus
c. Kepala
Bentuk : oval
d. Mata
Konjungtiva : pucat
e.Telinga
Tekstur : halus
f. Hidung
Tekstur : halus
g.Mulut
1.Bibir
Kelembaban : lembab
2. Gigi
Jumlah : 32 buah
3.Lidah
j. Abdomen
Bentuk : datar
benjolan
k.Genetalia
l. Ekstremitas
1.Ekstrimitas atas
2.Ekstrimitas bawah
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI (NIC)
Batasan Karakteristik :
- Orthopneu
- Cyanosis
- Kesulitan berbicara
- Mata melebar
- Produksi sputum
- Gelisah
NOC :
Aspiration Control
Kriteria Hasil :
Airway suction
Airway Management
- Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Batasan karakteristik :
- Miskonsepsi
NOC :
Kriteria Hasil :
NIC :
Nutrition Management
Nutrition Monitoring
Batasan karakteristik :
NOC :
- Energy conservation
Kriteria Hasil :
NIC :
Energy Management
Definisi :
Batasan karakteristik :
NOC :
Kriteria Hasil :
NIC :
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
6.Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
Alimul A. Azizi. 2006. Pengantar Kebutuha Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika
2014.Jakarta: EGC
Berbagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beranda
MY IDENTITY
Foto saya
Nur janah