A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah klasifikasi luas dari
gangguan yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema dan
asma. (Bruner & Suddarth, 2015).
PPOK Merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi
pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang penting adalah
Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale (Black. J. M. &
Matassarin,.E. J. 2013).
Suatu kondisi dimana aliran udara pada paru tersumbat secara terus
menerus. Proses penyakit ini adalah seringkali kombinasi dari 2 atau 3
kondisi berikut ini (Bronkhitis Obstruktif Kronis, Emphysema dan Asthma
Bronkiale) dengan suatu penyebab primer dan yang lain adalah komplikasi
dari penyakit primer (Enggram, B. 2016).
Menurut Alsagaff & Mukty (2016), COPD dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Bronkhitis Kronis
Gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang
berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk
kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling
sedikit 2 tahun berturut – turut.
b. Emphysema
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding
alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar.
c. Asthma Bronkiale
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat
dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan
manifestasi berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh
peyempitan yang menyeluruh dari saluran nafas. Asthma dibedakan
3. Etiologi
Terdapat 3 jenis penyebab COPD, yaitu :
a. Infeksi: stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus
influenzae.
b. Alergi
Rangsang : misal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll. Bronchitis
kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik yang mengenai
beberapa alat tubuh, yaitu : Penyakit Jantung Menahun, baik pada
katup maupun myocardium. Kongesti menahun pada dinding bronchus
melemahkan daya tahannya sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
Infeksi sinus paranasalis dan Rongga mulut, merupakan sumber bakteri
yang dapat menyerang dinding bronchus.
c. Dilatasi Bronchus (Bronchiectasi), menyebabkan gangguan susunan
dan fungsi dinding bronchus sehingga infeksi bakteri mudah terjadi.
Rokok, yang dapat menimbulkan kelumpuhan bulu getar selaput lender
bronchus sehingga drainase lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri (Black. J. M.
& Matassarin,.E. J. 2013).
4. Patofisiologi
Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar,
yang mana akan meningkatkan produksi mukus. Kerusakan fungsi cilliary
sehingga menurunkan mekanisme pembersihan mukus. Oleh karena itu,
“mucocilliary defence” dari paru mengalami kerusakan dan meningkatkan
kecenderungan untuk terserang infeksi. Ketika infeksi timbul, kelenjar
mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus
akan meningkat. Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali
sampai dua kali ketebalan normal) dan mengganggu aliran udara. Mukus
kental ini bersama-sama dengan produksi mukus yang banyak akan
menghambat beberapa aliran udara kecil dan mempersempit saluran udara
besar. Bronchitis kronis mula-mula mempengaruhi hanya pada bronchus
besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena. Mukus yang
5. Pathway Keperawatan
Kurang
Informasi
Hipertermi
Mual
Difisensi Terjaga
Pengetahuan
Tidur Tahap
Stres NRem
Psikologis
Gangguan Pola
Ansietas Tidur
Infeksi Pada Lapisan Melemahnya Kemampuan Penurunan
Jantung (Endokarditis) Jantung memompa Darah Curah Jantung
6. Manifestasi Klinis
Berdasarkan Brunner & Suddarth (2015) sebagai berikut :
a. Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin.
b. Batuk kronik & pembentukan sputum purulen dalam jumlah sangat
banyak.
c. Dispnea.
d. Nafas pendek & cepat (Takipnea).
e. Anoreksia.
f. Penurunan berat badan & kelemahan.
g. Takikardia, berkeringat.
h. Hipoksia, sesak dalam dada.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Anamnesis:
Riwayat penyakit ditandai 3 gejala klinis diatas & faktor-faktor
penyebab.
b. Pemeriksaan fisik:
1)Pasien biasanya tampak kurus dgn barrel-shapped chest (diameter
anteroposterior dada meningkat).
2)Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada.
3)Perkusi pada dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru
hati lebih rendah, pekak jantung berkurang.
4)Suara nafas berkurang.
c. Pemeriksaan radiologi
1)Foto thoraks pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shadow
berupa bayangan garis-garis pararel keluar dari hilus menuju ke
apeks paru & corakan paru bertambah.
2)Pada emfisema paru, foto thoraks menunjukkan adanya overinflasi
dgn gambaran diafragma rendah rendah & datar, penciutan
pembuluh darah pulmonal, & penambahan corakan kedistal.
d. Tes fungsi paru :
Dilakukan buat menentukan penyebab dispnea buat menentukan
penyebab dispnea, buat menentukan apakah fungsi abnormal ;
obstimulasi atau restriksi, buat memperkirakan derajat disfungsi & buat
mengevaluasi efek terapi, misalnya bronkodilator.
e. Pemeriksaan gas darah.
f. Pemeriksaan EKG
g. Laboratorium darah : hitung sel darah putih.
8. Penatalaksanaan
a. Pencegahan : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi & polusi udara.
b. Terapi ekserbasi akut dilakukan dengan:
1) Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi:
3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif NOC: a. Berikan O2 a. Oksigen
berhubungan dengan: a. Respiratory status: Ventilation ……l/mnt, tambahan
- Infeksi, disfungsi neuromuskular, hiperplasia b. Respiratory status : Airway metode……… membantu
dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma, patency b. Anjurkan memenuhi
trauma c. Aspiration Control pasien untuk kebutuhan
- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, Setelah dilakukan tindakan istirahat dan oksigen tubuh
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya keperawatan selama …………..pasien napas dalam b. Istirahat yang
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya menunjukkan keefektifan jalan nafas c. Posisikan cukup membantu
eksudat di alveolus, adanya benda asing di dibuktikan dengan kriteria hasil : pasien untuk mengurangi
jalan nafas. a. Mendemonstrasikan batuk efektif memaksimalka kebutuhan
DS: dan suara nafas yang bersih, tidak n ventilasi oksigen tambahan
- Dispneu ada sianosis dan dyspneu (mampu d. Lakukan sehingga
DO: mengeluarkan sputum, bernafas fisioterapi dada kebutuhan
- Penurunan suara nafas dengan mudah, tidak ada pursed jika perlu oksigen ke organ
- Orthopneu lips) e. Keluarkan bisa terpenuhi
- Cyanosis b. Menunjukkan jalan nafas yang sekret dengan c. Posisi semi
- Kelainan suara nafas (rales, wheezing) paten (klien tidak merasa tercekik, batuk atau fowler membantu
- Kesulitan berbicara irama nafas, frekuensi pernafasan suction ekspansi paru
- Batuk, tidak efektif atau tidak ada dalam rentang normal, tidak ada f. Auskultasi dengan maksimal
- Produksi sputum suara nafas abnormal) suara nafas, d. Fisioterapi
- Gelisah c. Mampu mengidentifikasikan dan catat adanya dada mempermud
- Perubahan frekuensi dan irama nafas mencegah faktor yang penyebab. suara tambahan ah pengeluaran
b. Saturasi O2 dalam batas normal g. Berikan secret
c. Foto thorak dalam batas normal bronkodilator : e. Suction
h. Jelaskan pada membantu
pasien dan mengeluarkan
keluarga sekret sehingga
tentang jalan nafas
9. Memamntau
perkembangan
pasien
10. Sianosis sebagai
indikator
menurunnya
oksigen didalam
jaringan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC: 1. Timbang BB 1. Untuk memantau
kebutuhan tubuh a. Nutritional status: Adequacy of pasien pada perubahan atau
Berhubungan dengan : nutrient interval yang tepat penurunan BB
Ketidakmampuan untuk memasukkan atau b. Nutritional Status : food and Fluid 2. Identifikasi faktor 2. Untuk
mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, Intake pencetus mual dan memberikan
psikologis atau ekonomi. c. Weight Control muntah tindakan
DS: Setelah dilakukan tindakan 3. Berikan antiemetik keperawatan
- Nyeri abdomen keperawatan selama….nutrisi kurang dan atau analgesik mengatasi mual
- Muntah teratasi dengan indikator: sebelum makan muntah
- Kejang perut - Albumin serum atau sesuai 3. Mengatasi atau
- Rasa penuh tiba-tiba setelah makan - Pre albumin serum program menghilangkan
DO: - Hematokrit 4. Tanyakan rasa mual muntah
- Diare - Hemoglobin makanan kesukaan 4. Makanan
- Rontok rambut yang berlebih - Total iron binding capacity pasien dan sajikan kesukaan yang
- Kurang nafsu makan - Jumlah limfosit dalam keadaan tersaji dalam
- Bising usus berlebih hangat keadaan hangat
- Konjungtiva pucat akan
5. Ciptakan
- Denyut nadi lemah meningkatkan
lingkungan yang
menyenangkan keinginan untuk
untuk makan makan
(misalnya 5. Tempat yang
pindahkan barang- bersih akan
lingkungan yang
kondusif untuk
klien beristirahat.
10.Menciptakan
lingkungan yang
kondusif untuk
klien beristirahat.
11.Memfasilitasi
waktu istirahat
klien untuk
memperbaiki
kondisi klien.
5. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama NOC : NIC :
jantung, stroke volume, pre load dan afterload, Cardiac Pump effectiveness 1. Auskultasi nadi 1. Rasional :
kontraktilitas jantung. Circulation Status apikal, kaji biasanya terjadi
Vital Sign Status frekuensi dan takikardi
DO/DS: Tissue perfusion: perifer irama jantung (meskipun pada
- Aritmia, takikardia, bradikardia Setelah dilakukan asuhan 2. Catat bunyi saat istirahat)
- Palpitasi, oedem selama………penurunan kardiak jantung untuk
- Kelelahan output klien teratasi dengan kriteria 3. Palpasi nadi perifer mengkompensasi
- Peningkatan/penurunan JVP hasil: 4. Pantau TD penurunan
- Distensi vena jugularis Tanda Vital dalam rentang normal 5. Kaji kulit terhadap kontraktilitas
- Kulit dingin dan lembab (Tekanan darah, Nadi, respirasi) pucat dan sianosis ventrikel.
- Penurunan denyut nadi perifer Dapat mentoleransi aktivitas, tidak 6. Berikan obat 2. Rasional : S1 dan
- Oliguria, kaplari refill lambat ada kelelahan sesuai indikasi S2 mungkin
- Nafas pendek/ sesak nafas Tidak ada edema paru, perifer, dan 7. Pantau EKG dan lemah karena
- Perubahan warna kulit tidak ada asites perubahan foto menurunnya kerja
- Batuk, bunyi jantung S3/S4 Tidak ada penurunan kesadaran dada pompa. Irama
- Kecemasan AGD dalam batas normal 8. Pantau Gallop umum (S3
Tidak ada distensi vena leher pemeriksaan lab dan S4)
BUN, kreatinin dihasilkan
tidak dapat
normal lagi.
5. Rasional : pucat
menunjukkan
menurunnya
perfusi perifer
sekunder
terhadap tidak
adekuatnya curah
jantung,
vasokontriksi dan
anemia. Sianosis
dapat terjadi
sebagai refraktori
GJK. Area yang
sakit sering
berwarna biru
atau belang
karena
peningkatan
kongesti vena.
6. Rasional : tipe
dan dosis diuretik
tergantung pada
derajat gagal
jantung dan status
fungsi ginjal.
Penurunan
preload paling
banyak
digunakan dalam
mengobati pasien
dengan curah
jantung relative
normal ditambah
dengan gejala
kongesti. Diuretik
mempengaruhi
reabsorpsi
natrium dan air.
Vasodilator
digunakan untuk
meningkatkan
curah jantung,
menurunkan
volume sirkulasi
dan tahanan
vaskuler sistemik,
juga kerja
ventrikel.
Antikoagulan
digunakan untuk
mencegah
pembentukan
thrombus/emboli
pada adanya
faktor risiko
seperti statis
vena, tirah
baring, disritmia
jantung.
7. Rasional : depresi
segmen ST dan
datarnya
gelombang T
dapat terjadi
karena
peningkatan
kebutuhan
oksigen miokard,
meskipun tak ada
penyakit arteri
koroner. Foto
dada dapat
menunjukan
pembesaran
jantung.
8. Rasional :
peningkatan
BUN/kreatinin
hipoperfusi/gagal
ginjal.
periver
7 Mual berhubungan dengan: NOC: NIC : 1. Untuk mengkaji
- Pengobatan: iritasi gaster, distensi gaster, obat Comfort level 1. Observasi asupan konsumsi zat gizi
kemoterapi, toksin Hidrasil cairan dan dan perlunya
- Biofisika: gangguan biokimia (KAD, Nutritional Status makanan pasien pemberian
Uremia), nyeri jantung, tumor intra Setelah dilakukan tindakan dan dokumentasi suplemen.
abdominal, penyakit oesofagus / pankreas. keperawatan selama …. mual pasien temuan. 2. Untuk
- Situasional: faktor psikologis seperti nyeri, teratasi dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan pasien memungkinkan
takut, cemas. Melaporkan bebas dari mual untuk makan makan
Mengidentifikasi hal-hal yang makanan yang 3. Tindakan tersebut
DS: mengurangi mual kering, lunak (roti dapat membantu
- Hipersalivasi Nutrisi adekuat panggang kering mencegah mual
- Penigkatan reflek menelan Status hidrasi: hidrasi kulit dan krekes ) semakin
- Menyatakan mual / sakit perut membran mukosa baik, tidak ada selama periode memburuk.
rasa haus yang abnormal, panas, mual. 4. Untuk
urin output normal, TD, HCT 3. Anjurkan pasien mengurangi mual
normal untuk menghindari dan
makanan yang memungkinkan
menusuk hidung pasien untuk
dan berbau tidak makan.
sedap, 5. Untuk
mempercepat mengurangi stress
waktu untuk dan mengalihkan
mempersiapkan perhatian dari
makanan dan mual, sehingga
makan, minum dapat membantu
secara perlahan. pasien untuk
4. Berikan obat makan dan
antimual, sesuai minum.
yang diresepkan.· 6. Untuk
perilaku tidak sesuai kondisi, prognosis dan program penyebab. Jelaskan 3. Mempermudah
pengobatan kondisi intervensi
Pasien dan keluarga mampu tentangklien 4. Mencegah
melaksanakan prosedur yang 3. Jelaskan tentang keparahan
dijelaskan secara benar program penyakit
Pasien dan keluarga mampu pengobatan dan 5. Memberi
menjelaskan kembali apa yang alternatif gambaran tentang
dijelaskan perawat/tim kesehatan pengobantan pilihan terapi
lainnya 4. Diskusikan yang bisa
perubahan gaya digunakan
hidup yang 6. Kemampuan
mungkin yang dimiliki
digunakan untuk menjadi motivasi
mencegah dalam proses
komplikasi kemampuan
5. Diskusikan tentang psikologis
terapi dan 7. Kunjungan yang
pilihannya teratur dapat
6. Eksplorasi membantu
kemungkinan pemahaman klien
sumber yang bisa dalam proses
digunakan/ terapi
mendukung 8. Mereviw
7. instruksikan kapan kemampuan
harus ke pelayanan pasien/keluarga
8. Tanyakan kembali
pengetahuan klien
tentang penyakit,
prosedur
perawatan dan
pengobatan
DAFTAR PUSTAKA