A. Tinjauan Teoritis
1. Definisi
Spondilitis Tuberculosa yaitu infeksi kronis yang berupa infeksi
granulomatosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosa
yang menyerang vertebra. Spondylitis TB disebut juga Penyakit Pott bila
disertai paraplegi atau deficit neurologis. Spondylitis ini pasling sering
ditemukan pada vertebra T8 sampi L3 dan paling jarang pada C2.
Spondylitis Tb biasanya mengenai korpus vertebra, sehingga jarang
mengenai arkus vertebra (Bruner & Suddarth, 2015).
2. Anatomi fisiologi
Kolumna vertebra atau rangkaian tulang belakang adalah pilar
mobile melengkung yang kuat sebagai penahan tengkorak, rongga thorak,
anggota gerak atas, membagi berat badan ke anggota gerak bawah dan
melindungi medula spinalis (Gibson, 2015 )
Kolumna vertebra terdiri dari beberapa tulang vertabra yang di
hubungkan oleh diskus Intervertebra dan beberapa ligamen. Masing -
masing vertabra di bentuk oleh tulang Spongiosa yang diisi oleh sumsum
merah dan ditutupi oleh selaput tipis tulang kompakta. Kolumna vertebra
terdiri atas 33 ruas tulang yang terdiri dari :
a. 7 ruas tulang cervikal
Korpus yaitu lempeng tulang yang tebal, dengan permukaan yang agak
melengkung diatas dan bawah .
Arkus vertebra terdiri dari :
1. Pedikulus di sebelah depan : Tulang berbentuk batang memanjang
kebelakang dari korpus, dengan takik pada perbatasan vertebra
membentuk foramen intervertebralis.
2. Lamina di sebelah belakang : lempeng tulang datar memanjang ke
belakang dan ke samping bergabung satu sama lain pada sisi yang
berbeda.
Foramen vertebra : Suatu lubang besar dibatasi oleh korpus pada
bagian depan, pedikulus di samping dan di belakang. Foremen
Transversarium : lubang disamping , diantara dua batasan vertebra , di
dalamnya terdapat saraf spinal yang bersesuaian. Processus articularis
posterior dan inferior ; berarti kulasi dengan processus yang serupa pada
vertebra diatas dan dibawah. Processus tranversus : memproyeksikan
batang tulang secara tranversal. Spina : Suatu processus yang mengarah
ke belakang dan ke bawah. Diskus intervertebra adalah diskus yang
melekatkan kepermukaan korpus dari dua takik vertebra : Diskus tersebut
terbentuk dari anulus fibrosus,jaringan fibrokartilago yang berbentuk
cincin pada bagian luar, dan nukreus pulposus, substansi semi-cair yang
mengandung beberapa sarat dan terbungkus di dalam anulus fibrosus.
Ligamentum.
Beberapa ligamentum yang menghubungkan vertebra :
a) Dari Ligamentum longitudinalis anterior melebar ke bawah pada bagian
depan korpus vertebra
b) Ligamentum longitudinalis posterior melebar ke bawah pada bagian
belakang dari korpus vertebra ( yaitu didalam kanalis vertebra ).
c) Ligamen pendek menghubungkan processus tranversus dan spinalis dan
mengelilingi persendian processus artikuler.
Vertebra cervicalis atau ruas tulang leher:
Kurang
Kompresi diskus dan kompresi Spasme Otot Pembentukan abses Pengetahuan
radiks saraf di sisinya faringeal
kekakuan leher
Nyeri tenggorokan Hipertermi
Tindakan dekompresi dan dan gangguan
stabilisasi Nyeri akut menelan
6. Manifestasi Klinis
Secara klinis gejala spondilitis TB hampir sama dengan penyakit TB
yang lain, yaitu badan lemah dan lesu, nafsu makan dan berat badan yang
menurun, suhu tubuh meningkat terutama kekakuan leher
pada malam hari, dan sakit pada
masih memegang peranan penting dalam beberapa hal, yaitu bila terdapat
cold abses (abses dingin), lesi tuberkulosa, paraplegia dan kifosis.
a. Abses Dingin (Cold Abses)
Cold abses yang kecil tidak memerlukan tindakan operatif oleh
karena dapat terjadi resorbsi spontan dengan pemberian
tuberkulostatik. Pada abses yang besar dilakukan drainase bedah.
Ada tiga cara menghilangkan lesi tuberkulosa, yaitu:
1) Debrideman fokal
2) Kosto-transveresektomi
3) Debrideman fokal radikal yang disertai bone graft di bagian
depan.
Paraplegia
b. Paraplegia
Penanganan yang dapat dilakukan pada paraplegia, yaitu:
1) Pengobatan dengan kemoterapi semata-mata
2) Laminektomi
3) Kosto-transveresektomi
4) Operasi radikal
5) Osteotomi pada tulang baji secara tertutup dari belakang
c. Kifosis
Operasi pada pasien kifosis dilakukan dengan 2 cara:
1) Operasi kifosis
Operasi kifosis dilakukan bila terjadi deformitas yang hebat,.
Kifosis mempunyai tendensi untuk bertambah berat terutama
pada anak-anak. Tindakan operatif dapat berupa fusi posterior
atau melalui operasi radikal.
2) Operasi PSSW
Operasi PSSW adalah operasi fraktur tulang belakang dan
pengobatan tbc tulang belakang yang disebut total treatment.
Metode ini mengobati tbc tulang belakang berdasarkan masalah
dan bukan hanya sebagai infeksi tbc yang dapat dilakukan oleh
3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan NOC : NIC NIC Label: Pain
dengan: 1. Pain Level, Label : Pain Management Management
Agen injuri (biologi, kimia, 2. Pain control, 1. Kaji secara komprehensip 1. Untuk mengetahui
fisik, psikologis), kerusakan 3. Comfort level terhadap nyeri termasuk lokasi, tingkat nyeri pasien
jaringan Setelah dilakukan tinfakan karakteristik, durasi, frekuensi, 2. Untuk mengetahui
DS: keperawatan selama …. Pasien kualitas, intensitas nyeri dan tingkat
Laporan secara verbal tidak mengalami nyeri, dengan faktor presipitasi ketidaknyamanan
DO: kriteria hasil: 2. Observasi reaksi dirasakan oleh pasien
1. Posisi untuk menahan 1. Mampu mengontrol nyeri ketidaknyaman secara 3. Untuk mengalihkan
nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu nonverbal perhatian pasien dari
2. Tingkah laku berhati-hati menggunakan tehnik 3. Gunakan strategi komunikasi rasa nyeri
3. Gangguan tidur (mata nonfarmakologi untuk terapeutik untuk 4. Untuk mengetahui
sayu, tampak capek, sulit mengurangi nyeri, mencari mengungkapkan pengalaman apakah nyeri yang
atau gerakan kacau, bantuan) nyeri dan penerimaan klien dirasakan klien
menyeringai) terhadap respon nyeri berpengaruh terhadap
2. Melaporkan bahwa nyeri
4. Terfokus pada diri sendiri 4. Tentukan pengaruh yang lainnya
berkurang dengan
pengalaman nyeri terhadap 5. Untuk mengurangi
5. Fokus menyempit menggunakan manajemen
kualitas hidup( napsu makan, factor yang dapat
(penurunan persepsi nyeri
tidur, aktivitas,mood, hubungan memperburuk nyeri
waktu, kerusakan proses 3. Mampu mengenali nyeri sosial) yang dirasakan klien
berpikir, penurunan (skala, intensitas, frekuensi
5. Tentukan faktor yang dapat 6. untuk mengetahui
interaksi dengan orang dan tanda nyeri)
memperburuk nyeriLakukan apakah terjadi
dan lingkungan) 4. Menyatakan rasa nyaman evaluasi dengan klien dan tim pengurangan rasa nyeri
6. Tingkah laku distraksi, setelah nyeri berkurang kesehatan lain tentang ukuran atau nyeri yang
contoh : jalan-jalan, 5. Tanda vital dalam rentang pengontrolan nyeri yang telah dirasakan klien
menemui orang lain normal dilakukan bertambah.
dan/atau aktivitas, 6. Tidak mengalami gangguan 6. Berikan informasi tentang nyeri 7. Pemberian “health
aktivitas berulang-ulang) tidur termasuk penyebab nyeri, education” dapat
7. Respon autonom (seperti berapa lama nyeri akan hilang, mengurangi tingkat
diaphoresis, perubahan antisipasi terhadap kecemasan dan
tekanan darah, perubahan ketidaknyamanan dari prosedur membantu klien dalam
nafas, nadi dan dilatasi 7. Control lingkungan yang dapat membentuk mekanisme
pupil) mempengaruhi respon koping terhadap rasa
8. Perubahan autonomic ketidaknyamanan klien (suhu nyer
dalam tonus otot ruangan, cahaya dan suara) 8. Untuk mengurangi
(mungkin dalam rentang 8. Hilangkan faktor presipitasi tingkat
dari lemah ke kaku) yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan yang
9. Tingkah laku ekspresif pengalaman nyeri klien dirasakan klien.
(contoh : gelisah, (ketakutan, kurang 9. Agar nyeri yang
merintih, menangis, pengetahuan) dirasakan klien tidak
waspada, iritabel, nafas 9. Ajarkan cara penggunaan terapi bertambah.
panjang/berkeluh kesah) non farmakologi (distraksi, 10. Agar klien mampu
10. Perubahan dalam nafsu guide imagery,relaksasi) menggunakan teknik
makan dan minum 10.Kolaborasi pemberian nonfarmakologi dalam
analgesic memanagement nyeri
yang dirasakan.
11. Pemberian analgetik
dapat mengurangi rasa
nyeri pasien
2. Ketidakseimbangan nutrisi NOC: 1. Timbang BB pasien pada 1. Untuk memantau
kurang dari kebutuhan a. Nutritional status: Adequacy interval yang tepat perubahan atau
tubuh of nutrient 2. Identifikasi faktor pencetus penurunan BB
Berhubungan dengan : b. Nutritional Status : food and mual dan muntah 2. Untuk memberikan
Ketidakmampuan untuk Fluid Intake 3. Berikan antiemetik dan atau tindakan keperawatan
memasukkan atau mencerna c. Weight Control analgesik sebelum makan atau mengatasi mual muntah
nutrisi oleh karena faktor Setelah dilakukan tindakan sesuai program 3. Mengatasi atau
biologis, psikologis atau keperawatan selama….nutrisi 4. Tanyakan makanan kesukaan menghilangkan rasa
ekonomi. kurang teratasi dengan pasien dan sajikan dalam mual muntah
DS: indikator:
6 Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan etelah diberikan asuhan Wound Care
Faktor-faktor risiko : keperawatan selama 1 x 24 jam keperawatan selama 1 x 24 jam 1. Monitor karakteristik,
1. Prosedur Infasif diharapkan pasien dapat diharapkan pasien dapat terhindar warna, ukuran, cairan
2. Kerusakan jaringan dan terhindar dari risiko infeksi, dari risiko infeksi, dengan criteria dan bau luka
peningkatan paparan dengan criteria hasil : hasil : 2. Bersihkan luka dengan
lingkungan Tissue Integrity : Skin and Tissue Integrity : Skin and normal salin
3. Malnutrisi Mucous membranes Mucous membranes 3. Rawat luka dengan
4. Peningkatan paparan 1. Integritas kulit klien normal 1. Integritas kulit klien normal konsep steril
lingkungan patogen 1. Temperatur kulit klien normal 1. Temperatur kulit klien normal 4. Ajarkan klien dan
5. Imonusupresi 2. Tidak adanya lesi pada kulit 2. Tidak adanya lesi pada kulit keluarga untuk
6. Tidak adekuat pertahanan Wound healing: primary and melakukan perawatan
Wound healing: primary and
sekunder (penurunan Hb, secondary jaringan: luka
secondary jaringan:
Leukopenia, penekanan 5. Berikan penjelasan
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi 1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
respon inflamasi) 2. menunjukkan pemahaman kepada klien dan
7. Penyakit kronik 2. menunjukkan pemahaman keluarga mengenai tanda
dalam proses perbaikan kulit
8. Imunosupresi dalam proses perbaikan kulit dan gejala dari infeksi
dan mencegah terjadinya cidera
9. Malnutrisi dan mencegah terjadinya 6. Kolaborasi pemberian
berulang
10. Pertahan primer tidak cidera berulang antibiotic
3. menunjukkan terjadinya proses
adekuat (kerusakan kulit, 3. menunjukkan terjadinya penyembuhan luka
trauma jaringan, proses penyembuhan luka Infection Control
gangguan peristaltik) 1. Bersihkan lingkungan
setelah dipakai klien lain
2. Instruksikan pengunjung
untuk mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA