TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh, dan berfungsi
menyanggah cranium, gelang bahu, ekstremitas superior, dan dinding thorax
serta melalui gelang panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas
inferior. Di dalam rongganya terletak medulla spinalis, radix nervi spinales,
dan lapisan penutup meningen, yang dilindungi oleh columna vertebralis.7
superior,
yaitu,
10
Di daerah cervical, fascia profunda jauh lebih tipis dan tidak ada
kepentingan khusus.
Pendarahan punggung7
Arteri
Di daerah cervical, cabang-cabang yang berasal dari a.occipitalis,
sebuah cabang a.carotis eksterna; dari a.vertebralis, sebuah cabang
a.subclavia; dari a.cervicalis profunda, sebuah cabang dan truncus
costocervicalis, cabang dari a.subclavia; dan dari a.cervicalis ascenden,
sebuah cabang dari a.thyroidea inferior
Di daerah thoracal, cabang-cabang berasal dari aa.intercostales
posteriors, dan di daerah lumbal cabang-cabang dari a.subcostalis dan
lumbalis. Di daerah sacral, cabang-cabang berasal dari a.iliolumbalis dan
a.sacralis lateralis, cabang-cabang dari a.iliaca interna
Vena
Vena-vena yang mengalirkan darah dari struktur-struktur dipunggung
membentuk plexus rumit yang terbentang sepanjang columna vertebralis
dan cranium sampai ke os coccygis. Vena-vena ini dapat dibagi menjadi (a)
yang terletak diluar columna vertebralis dan mengelilinginya membentuk
plexus venosus vertebralis eksternus dan (b) yang terletak di dalam canalis
vertebrlis dan membentuk plexus venosus vertebralis internus. Plexusplexus ini berhubungan secara bebas dengan vena-vena di leher, thorax,
abdomen, dan pelvis. Di atas, plexus ini berhubungan dengan sinus venosus
occipitalis dan basilaris di dalam cavum cranii melalui foramen magnum.
Plexus venosus vertebralis internus terletak di dalam canalis vertebralis
tetapi di luar durameter medulla spinalis. Plexus ini tertanam di dalam
jaringan areolar dan menampung cabang-cabang dari vertebrae dengan
perantaraan vv. basivertebralis dan dari meningen serta medulla spinalis.
Aliran limfe punggung7
Pembuluh-pembuluh limfe profunda mengikuti vena dan bermuara ke
dalam nodi lymphoidei cervicales profundi, mediastinales posterior, aortica
laterals dan sacrales. Pembuluh linfe dari kulit leher bermuara ke nodulus
servicalis, yang berasal dari batang tubuh di atas crista iliaca bermuara ke
nodus axillaris, dan yang berasal dari daerah di bawah crista iliaca bermuara
nodus inguinalis superficialis.
Persarafan punggung7
11
12
13
14
2. Proses degeneratif
Spondilosis
Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Osteoarthritis
Stenosis Spinal
3. Akibat penyakit inflamasi
Rheumatoid arthritis
Spondilitis angkilopoetika
4. Akibat gangguan metabolisme
5. Akibat neoplasma
Tumor benigna
Tumor maligna
6. NPB akibat kelainan kongenital
Spina bifida
Spondilolistesis
7. Nyeri punggung bawah sebagai referred pain
8. Psikoneurotik
9. Infeksi
2.5 Faktor risiko Nyeri Punggung Bawah2,15,16,17
Faktor risiko untuk nyeri punggung bawah antara lain adalah usia, jenis
kelamin,
pekerjaan,obesitas,
aktivitas,
kebiasaan
merokok,
riwayat
15
16
17
akan
menurunkan
kapasitas
paru-paru,
sehingga
18
berisiko
dikarenakan
faktor
untuk
mengalaminyeri
kekambuhan
atau
karena
punggung
bawah
cedera
tersebut
berlangsung kronis.
h. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga terbukti meningkatkan faktor risikonyeri
punggung bawah. Mekanisme genetik yang mendasari degenerasi
diskus sehingga memberikan persepsi nyeri di daerah punggung yaitu
Interleukin-1 secara khusus memberikan kontribusi untuk degenerasi
diskus dengan cara menginduksi enzim sehingga merusak proteoglycan
yang terkait dalam mediasi nyeri.
2.6 Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah18,19,20
Tulang belakang merupakan struktur yang kompleks, dibagi ke dalam
bagian anterior dan bagian posterior. Bentuknya terdiri dari serangkaian
badan silindris vertebra, yang terartikulasi oleh diskus intervertebral dan
diikat bersamaan oleh ligamen longitudinal anterior dan posterior.
Berbagai struktur bangunan peka nyeri terdapat di punggung bawah.
Bangunan tersebut adalah periosteum, 1/3 bangunan luar anulus fibrosus,
ligamentum, kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua bangunan tersebut
mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus (mekanikal,
termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh berbagai stimulus lokal,
akan menyebabkan pengeluran berbagai mediator inflamasi dan substansi
lainnya, yang menyebabkan timbulnya persepsi nyeri, hiperalgesia maupun
alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan
perlangsungan proses penyembuhan.
Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan atau lesi yang lebih
berat ialah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini
19
menyamping
menyebabkan
otot
tidak
mampu
spondilitis
tuberkulosa,
osteoporosis,
spondilolistesis
(diskogenik)
seperti
HNP, spondilosis,
spondilitis
20
Epidemiologi
21
Etiologi
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
2.8.4
Faktor resiko
1. Faktor Resiko yang tidak dapat dirubah yakni umur, jenis kelamin, dan
riwayat trauma sebelumnya
2. Faktor resiko yang dapat diubah diantaranya pekerjaan dan aktivitas, olah
raga tidak teratur, latihan berat dalam jangka waktu yang lama, merokok,
berat badan berlebih, batuk lama dan berulang.
2.8.5
Patomekanisme
22
23
yang
terjadi
akibat
tekanan
berlebihan
pada
arkus
laminar
2.9.2
Etiologi :
Bersifat multifactorial
Faktor predisposisinya antara lain gravitasi, tekanan rotasional dan
stress fraktur / tekanan kosentrasi tinggi pada sumbu tubuh
Epidemiologi
Usia , 5% pada umur 5-7 tahun dan meningkat sampai 6-7% pada
umur 18 tahun.
Seks , Pria>wanita perbandinagn 2:1
24
Suku bangsa, Orang berkulit putih 6,4%, > orang yang berkulit hitam
2,8%.
2.9.3
Klasifikasi
Lima tipe utama spondylolisthesis (Wiltse et al, 1976):
1. Tipe I ( Diplastik )
Bersifat sekunder akibat kelainan kongenital pada
permukaan sakral superior dan permukaan L5 inferior atau
keduanya dengan pergeseran vertebra L5.
2. Tipe II ( Isthmic atau Spondilolitik )
Pergeseren satu vertebra yang lesinya terletak pada
bagian isthmus atau pars interartikularis.
3. Tipe IIA
Disebut juga lytic atau stress spondilolisthesis akibat
mikro fraktiur rekuren yang disebabkan oleh hipereksetensi
sering terjadi pada pria
4. Tipe IIB
Terjadi akibat mikro-fraktur pada pars interartikularis pars
interartikularis meregang dimana fraktur mengisinya dengan
tulang baru.
5. Tipe IIC
Sangat jarang terjadi, dan disebabkan oleh fraktur akut
pada bagian pars
25
7. Tipe IV(traumatik )
Berhubungan dengan fraktur akut pada elemen posterior
(pedikel, lamina atau permukaan / facet) dibandingkan dengan
fraktur pada bagian pars interartikularis.
8. Tipe V(patologik )
Terjadi karena kelemahan struktur tulang sekunder akibat
proses penyakit seperti penyakit Pagets, Giant Cell Tumor, dan
2.9.4
permukaan
kecil
untuk
fusi
posterolateral.Spondylolisthesis
isthmic
(juga
pada
bagian
disebut
dengan
jarak dari pinggir posterior dari korpus vertebra superior hingga pinggir
posterior korpus vertebra inferior yang terletak berdekatan dengannya pada
foto X ray lateral. Jarak tersebut kemudian dilaporkan sebagai panjang
korpus vertebra superior total:
26
o
o
o
o
o
biomekanik
sangat
penting
perannya
dalam
27
Spondilolis Lumbalis
Spondilosis lumbalis dapat diartikan perubahan pada sendi tulang belakang
28
3. Herediter
2.10.2 Patogenesis
Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastis yang
tersusun atas banyak unit rigid (vertebra dan unit fleksibel (diskus
intervertebralis) yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset,
ligament-ligament dan otot paravertebralis. Konstruksi yang unik ini
memungkinkan fleksibilitas dan memberikan perlindungan yang maksimal
terhadap sumsum tuang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap
goncangan saat lari atau melompat.34
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat
dan tak teratur. penonjlan faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar
saraf ketika keluar dari kanalis spinalis yang menyebabkan nyeri menyebar
sepanjang saraf tersebut.33,35
2.11
Skoliosis36
Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang melengkung
abnormal ke lateral, yang dapat terjadi pada daerah thorakal, lumbal, dan
jarang pada daerah cervical. Kurva yang terbentuk mungkin cembung ke kanan
(lebih sering pada daerah thorakal) atau ke kiri (lebih sering pada daerah
lumbal). Biasanya, kelainan ini disertai dengan adanya rotasi dari vertebra yang
terlibat.
2.11.1 Epidemiologi Skoliosis
Pada suatu populasi, hampir 2%nya mengalami skoliosis. Jika ada salah
satu anggota keluarga yang mengalami skoliosis, kemungkinan terjadinya
skoliosis pada anggota keluarga lain akan semakin besar (sekitar 20%). Dari
seluruh
kasus
skoliosis
yang
terjadi,
85%
di
antaranya
berupa
29
Idiopatik
Skoliosis idiopatik merupakan bentuk skoliosis yang paling
banyak terjadi. Skoliosis ini terjadi pada orang sehat dengan
penyebab yang tidak diketahui.
Skoliosis idiopatik dapat dibedakan menjadi 4 :
Infantile
: lahir 3 tahun
Juvenile
: 4 10 tahun
Adult
Neuromuskular
Skoliosis yang disebabkan karena gangguan pada sistem saraf
dan penyakit otot (myopathy). Kelainan pada upper motor neuron
contohnya adalah cerebral palsy, spinocerebellar degeneration,
tumor di spinal cord, trauma di spinal cord). Sedangkan, kelainan
pada lower motor neuron contohnya adalah poliomielitis dan atrofi
otot spinal. Penyakit otot (myopathy) contohnya adalah dunchenne
muscular dystrophy, arthrogryposis.
Kongenital
Skoliosis yang disebabkan karena adanya abnormalitas
perkembangan vertebra selama trimester pertama kehamilan yang
menyebabkan deformitas struktural dari tulang belakang. Skoliosis
kongenital ini bisa berupa kegagalan formasi vertebra parsial atau
total (wedge vertebrae / hemivertebrae), kegagalan segmentasi
30
Sindroma genetik
Anak-anak
dengan
sindroma
tertentu,
seperti
Degeneratif
Skoliosis degeneratif terjadi pada orang dewasa yang lebih
tua. Skoliosis ini disebabkan oleh perubahan-perubahan pada
tulang belakang dengan adanya pelemahan dari ligamen-ligamen
dan jaringan-jaringan lunak lain yang normal dari tulang belakang
digabungkan dengan pembentukan spur yang abnormal dapat
menjurus pada suatu lekukan dari spine yang abnormal.
Compensatory scoliosis
Skoliosis yang terjadi pada orang dengan panjang kaki yang
tidak sama. Perbedaan panjang kaki sekecil 0,5 cm dapat
menyebabkan terjadinya skoliosis.
Skoliosis struktural
Suatu kurvatura lateral spine yang irreversible dengan rotasi
yang menetap. Rotasi ini menyebabkan saat foward bending
costa menonjol membentuk hump di sisi convex. Sebaliknya dada
lebih menonjol di sisi concave. Skoliosis struktural tidak dapat
dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.
Skoliosis struktural dapat disebabkan oleh :
idiopatik
neuromuskular
kongenital
Skoliosis non-struktural
31
sudut
>
60
70
terjadi
gangguan
32
apex. Apex kurva adalah vertebra yang letaknya paling jauh dari garis tengah
tulang belakang. Pada kurva cervical, apex ada di antara C1 C6, kurva
cervicothoracic apexnya antara C7 T1, kurva thorakal apexnya antara T2
T11, kurva thorakolumbal apexnya antara T12 L1, kurva lumbal apexnya
antara L2 L4, dan kurva lumbosakral bila apexnya L5 ke bawah.
Kurva mayor / kurva primer adalah kurva yang paling besar, dan biasanya
struktural. Kurva ini umumnya terjadi pada skoliosis idiopatik terletak antara
vertebra T4 - T12. Kurva kompensatori adalah kurva yang lebih kecil, bisa
struktural maupun non-struktural. Kurva ini membuat bahu penderita sama
tingginya. Kurva mayor double
33
hari
sampai
beberapa
bulan.
Herniasi
diskus
bias
34
sampai
Kadang-kadang
bias
ditentukan
letak
segmen
yang
35
36
2.13
37
Problematika Fisioterapi
Problematik pada kasus nyeri punggung bawah miogenic terbagi dalam 3
Penatalaksanaan40
38
menghilangkan penekanan dan iritasi pada saraf sehingga nyeri dan gangguan
fungsi akan hilang. Harus dilakukan terutama jika sudah ada kelainan neurologik
yang semakin memburuk misalnya paresis otot tungkai bawah, gangguan otonom
(miksi, defekasi, seksual), paresis otot tungkai bawah, dan bila terapi konservatif
gagal.
Teknologi Intervensi Fisioterapi
39
a. nfra Red (IR) Dasarnya Infra Red mempunyai efek fisiologis meningkatkan
proses metabolism, vasodilatasi pembuluh darah, pengaruh terhadap saraf
sensoris, pengaruh terhadap jaringan otot dan mengaktifkan kerja kelenjar
keringat, juga mempunyai efek terapeutik mengurangi rasa sakit, Relaksasi
Otot, Meningkatkan Suplai Darah, Menghilangkan Sisa-Sisa Hasil
Metabolisme.
b. Transcutaneous Elektrical Nerve Stimulation (TENS) Transcutaneous
Elektrical Nerve Stimulation (TENS) secara umum adalah setiap aplikasi
listrik melalui elektrode non invasif yaitu menempelkannya di permukaan
kulit (Johnson, 2003 dikutip Parjoto, 2006). Sedang arus TENS adalah arus
yang mempunyai parameter tertentu yang berkaitan dengan jenis arus, bentuk
gelombang, durasi stimulus, frekuensi arus, amplitudo maupun modulasi
gelombang (Parjoto, 2006). Penggunaan TENS utamanya adalah untuk
memodulasi/mengurangi besaran nyeri pada berbagai kondisi nyeri baik akut,
sub-akut ataupun kronis. Dalam hubungannya dengan pengurangan nyeri
TENS ada kelebihan yang dimiliki oleh TENS dibanding obat-obatan yaitu
tidak adanya efek samping maupun addiksi (Johnson, M, 2003). TENS
konvensional menghasilkan efek analgesia melalui mekanisme segmental
yaitu dengan jalan mengaktivasi serabut - yang selanjutnya akan
menginhibisi neuron nosiseptif di tanduk belakang (kornu posterior) medula
spinalis. Menurut Johnson (2003) ciri-ciri TENS konvensional adalah sebagai
berikut; (1) pola pulsa kontinyu, (2) frekuensi pulsa 80 100 ppd, (3) durasi
pulsa 100 200 detik, (4) amplitudo atau intensitas pulsa sampai timbul
rasa kesemutan yang kuat tapi masih nyaman, (5) durasi terapi 30 menit,
(6)penempatan elektrode pada daerah nyeri, dermatom, atau bundel saraf di
area nyeri.
c. Traction
Tarikan pada badan (punggung) untuk kontraksi otot.
d. Terapi William flexion exercise
William flexion exercise dikenalkan oleh dr Paul Williams pada tahun 1937
yang ditujukan untuk pasien kronik Low Back Pain (LBP) dengan kondisi
degenerasi korpus vertebra sampai pad adegenerasi diskus. Program ini
telah berkembang dan banyak ditujukan pada laki-laki di bawah usia 50-an
dan wanita di bawah usia 40-an yang mengalami lordosis lumbal berlebihan,
40
Selain
itu,
latihan
ini
berguna
untuk
41
42
43
44
45
46
47
matur. Terapi ini bertujuan untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang
tidak dikehendaki oleh pasien.
Pencegahan
Agar kita tetap sehat, khususnya agar tidak terkena LBP walaupun
48
terjadinya
pengapuran
tulang
belakang.
Komplikasi
Skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan
pada penderita nyeri punggung bawah.Hal ini terjadi karena pasien selalu
memposisikan tubuhnya kearah yang lebih nyaman tanpa mempedulikan
sikap tubuh normal. Hal ini didukung oleh ketegangan otot pada sisi
vertebra yang sakit.
2.19
Prognosis
Kelainan
nyeri
punggung
bawah
ini
prognosisnya
baik,
mengurangi nyeri
punggung.
Ketika
nyeri
efektifitas dalam
berkurang,
pasien
49