2.1.2 Ligamentum
2.1.6 Sakrum
Koksigeus terdiri atas empat atau lima vertebra yang rudimater yang
bergabung menjadi satu, di atasnya ia bersendi dengan sakrum (Evelyn C pearce
1989)
Definisi
Spondilitis adalah inflamasi satu atau lebih vertebrae (kamus keperawatan, sue
hinchliff ,hal 412). Spondilitis merupakan penyakit peradangan granulomatosabersifat
kronis destruktif pada tulang vertebrae yang bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya
proses infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan imunitas.
Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Percival Pott pada tahun 1779 yang
menemukan adanya hubungan antara kelemahan alat gerak bawah dengan kurvatura tulang
belakang, tetapi hal tersebut tidak dihubungkan dengan basil tuberkulosa hingga
ditemukannya basil tersebut oleh Koch tahun 1882, sehingga etiologi untuk kejadian
tersebut menjadi jelas.
2.2 Epidemiologi
Penyakit ini disebabkan oleh karena bakteri berbentuk basil (basilus). Bakteri yang
paling sering menjadi penyebabnya adalah Mycobacteriumtuberculosis, walaupun spesies
Mycobacterium yang lainpun dapat juga bertanggung jawab sebagai penyebabnya, seperti
Mycobacterium africanum (penyebab paling sering tuberkulosa di Afrika Barat), bovine
tubercle baccilus, ataupun non-tuberculous mycobacteria (banyak ditemukan pada
penderita HIV). Perbedaan jenis spesies ini menjadi penting karena sangat mempengaruhi
pola resistensi obat. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang yang
bersifat acid-fastnon-motile dan tidak dapat diwarnai dengan baik melalui cara yang
konvensional. Dipergunakan teknik Ziehl-Nielson untuk memvisualisasikannya. Bakteri
tubuh secara lambat dalam media egg-enriched dengan periode 6-8 minggu. Produksi
niasin merupakan karakteristik Mycobacterium tuberculosis dan dapat membantu untuk
membedakannnya dengan spesies lain.
2.4 Klasifikasi
Gejala dan tanda yang terjadi pada klien dengan spondilitis, yaitu :
Nyeri dan kaku pada punggung
Deformitas pada punggung (Gibbus)
Pembengkakan setempat (abscess)
Kelemahan/kelumpuhan extremitas/gangguan fungsi buli-buli dan anus
Adanya proses tbc
2.6 Predisposisi
2.7 Komplikasi
2.8 Prognosis
Diagnosis sedini mungkin, dan dengan pengobatan yang tepat, prognosisnya baik
meskipun tanpa tindakan operatif. Penyakit dapat kambuh jika pengobatan tidak teratur
atau tidak dilanjutkan setelah beberapa saat, yang dapat menyebabkan terjadinya resistensi
terhadap pengobatan
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Pemeriksaan Diagnostik
2.9.2 Terapi
Pada prinsipnya, penatalaksanaan tuberkolosis tulang belakang harus dilakukan
sesegera mungkin untuk menghentikan progresivitas penyakit serta mencegah paraplegia.
Penatalaksanaan terdiri atas :
1. Terapi Konservatif
Meliputi tirah baring, memperbaiki keadaan umum klien, pemberian nutrisi yang bergizi,
pemasangan brace pada klien yang dioperasi ataupun yang tidak dioperasi, pemberian obat
antituberkulosis). Obat-obat yang diberikan terdiri atas :
a. INH
Dosis oral 5 mg/kg BB per hari dengan dosis maksimal 300 mg. Dosis oral pada anak-anak
10 mg/kg BB
Bersifat bakterisidal baik di intra ataupun ekstraseluler
Tersedia dalam sediaan oral, intramuskuler dan intravena
Bekerja untuk basil tuberkulosa yang berkembang cepat
Berpenetrasi baik pada seluruh cairan tubuh termasuk cairan serebrospinal
Efek samping : hepatitis pada 1% kasus yang mengenai lebih banyak pasien berusia lanjut
usia, peripheral neuropathy karena defisiensi piridoksin secara relatif (bersifat reversibel
dengan pemberian suplemen piridoksin)
Relatif aman untuk kehamilan
b. Rifampin (RMP)
Bersifat bakterisidal, efektif pada fase multiplikasi cepat ataupun lambat dari basil, baik di
intra ataupun ekstraseluler
Keuntungan : melawan basil dengan aktivitas metabolik yang paling rendah (seperti pada
nekrosis perkijuan).
Lebih baik diabsorbsi dalam kondisi lambung kosong dan tersedia dalam bentuk sediaan
oral dan intravena
Didistribusikan dengan baik di seluruh cairan tubuh termasuk cairan serebrospinal
Efek samping yang paling sering terjadi : perdarahan pada traktus gastrointestinal,
cholestatic jaundice, trombositopenia dan dose dependent peripheral neuritis.
Hepatotoksisitas meningkat bila dikombinasi dengan INH
Relatif aman untuk kehamilan
Dosisnya : 10 mg/kg/hari – 600 mg/hari.
c. Pyrazinamide (PZA)
Bekerja secara aktif melawan basil tuberkulosa dalam lingkungan yang bersifat asam dan
paling efektif di intraseluler (dalam makrofag) atau dalam lesi perkijuan
Berpenetrasi baik ke dalam cairan serebrospinalis
Efek samping :
1) Hepatotoksisitas dapat timbul akibat dosis tinggi obat ini yang dipergunakan dalam jangka
yang panjang tetapi bukan suatu masalah bila diberikan dalam jangka pendek.
2) Asam urat akan meningkat, akan tetapi kondisi gout jarang tampak. Arthralgia dapat timbul
tetapi tidak berhubungan dengan kadar asam urat.
Dosis : 15-30mg/kg/hari
Asam para-amino salisilat, dosis oral 8-12 mg/kg BB.
d. Etambutol
Dosis oral 15-25 mg/kg BB untuk anak-anak dan pada orang dewasa 300-400 mg per
hari.Ethambutol (EMB)
Bersifat bakteriostatik intraseluler dan ekstraseluler
Tidak berpenetrasi ke dalam meningen yang normal
Efek samping : toksisitas okular (optic neuritis) dengan timbulnya kondisi buta warna,
berkurangnya ketajaman penglihatan dan adanya central scotoma.
Relatif aman untuk kehamilan
Dipakai secara berhati-hati untuk pasien dengan insufisiensi ginjal
e. Streptomisin (STM) , pada saat ini tidak digunakan lagi
Bersifat bakterisidal
Efektif dalam lingkungan ekstraseluler yang bersifat basa sehingga dipergunakan untuk
melengkapi pemberian PZA
Tidak berpenetrasi ke dalam meningen yang normal
Efek samping : ototoksisitas (kerusakan syaraf VIII), nausea dan vertigo (terutama sering
mengenai pasien lanjut usia)
Dipakai secara berhati-hati untuk pasien dengan insufisiensi ginjal
Dosis : 15 mg/kg/hari – 1 g/kg/hari
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan tidak bisa menggerakkan tungakainya dan berjalan harus dibantu
dikarenakan sakit pada tulang belakang
2. Riwayat kesehatan sekarang
12 jam SMRS klien belajar berjalan dalam rumah dan terjatuh dalam posisi terduduk,
klien mengeluh nyeri punggung dan sulit menggerakkan kedua tungkai. Pingsan (-),
muntah (-), PTHM (-).
3. Riwayat kesehatan dahulu
3 bulan yang lalu, klien pernah mengalami riwayat trauma yang sama, yaitu terjatuh dan
sudah mulai sulit menggerakkan tungkainya sehingga pernah dibawa ke rumah sakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien menyatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang sama
dengannya, selain itu, tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes pada keluarga.
5. Riwayat Spiritual dan Psikososial
Klien selama di rumah sakit ditemani oleh suaminya, walaupun masih ada
kekhawatiran, klien mengatakan sudah siap dalam menghadapi tindakan operasi, bahkan
klien sudah lama menunggu jadwal operasi datang karena klien ingin segera sembuh dan
kembali menjalani hidup sedia kala. Klien hanya bisa memasrahkan diri kepada Allah
SWT atas apa yang akan terjadi selanjutnya, namun klien berharap bahwa operasi yang
akan dihadapinya berjalan dengan lancar. Selama di RS klien merasa sulit untuk
melaksanakan ibadah dikarenakan dengan kondisi fisiknya, namun klien tetap berusaha
melaksanakannya dengan kondisi berbaring.
C. Riwayat ADL
Kebutuhan Sebelum Masuk Rumah Sakit Selama di Rumah Sakit
Makan dan Minum Makan : 3 x /hari Makan : 3 x/hari (diet
Porsi 1 piring TKTP)
Minum : 8 – 9 gelas/hari Porsi 1/2 piring
Minum : 2 1/2 botol ukuran
sedang air mineral /hari
(1500 cc)
Istirahat tidur Tidur siang : 1 jam Tidur siang : 1,5 jam
Tidur malam : 21.00 – 04.30 Tidur malam : 21.00 –
05.00
Klien mengatakan
terkadang terbangun karena
nyeri
Pola eliminasi BAK : 3-4 x/hari BAK : 3-4 x/hari
BAB : 1x/hari BAB : 1x/hari
Konsistensi lembek, kuning Konsistensi lembek,
kecoklatan
Personal Hygiene Mandi 2x/hari Klien hanya dibilas karena
keterbatasan gerak
Aktivitas Klien sebagai ibu rumah tangga Klien hanya bisa terbaring
D. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Tampak lemah
b) Kesadaran : Compos Mentis
c) Tanda-tanda Vital
TD : 102/80 mmHg
HR :93 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,5oC
d) Kepala
- Rambut : warna hitam, bersih.
- Mata : Bola mata simetris, reaksi pupil simetris, sklera putih, konjugtiva merah
muda, penglihatan jelas
- Telinga : pendengaran jelas, serumen (-)
- Hidung : Pernapasan cuping hidung (-),
- Mulut : lembab, karies (-), tidak ada gangguan menelan.
e) Leher
Bentuk simetris, pembesaran Jvp (-), pembesaran tiroid (-).
f) Dada
Bentuk simetris, benjolan (-), suara napas vesikuler.
g) Abdomen
Datar, nyeri tekan (-), BU (+),
h) Ekstremitas
Klien sulit dalam menggerakkan kedua tungkainya.
E. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium 05/11/12
Hb : 11,4
Ht : 34
Leukosit : 7200
Eritrosit : 4,24
Trombosit : 324000
MCV :78,9
MCH : 26,9
MCHC : 34,1
LED : 95