PENDAHULUAN
2. Artikulasio
Permukaan atas dan bawah korpus dilapisi oleh kartilago hialin dan
dipisahkan oleh discus intervertebralis dan fibroblastilaginosa. Tiap discus
memiliki anulus fibrosus di perifer dan nukleus pulposus yang lebih lunak
di tengah yang terletak lebih dekat ke bagian belakang daripada bagian
depan discus. Nukleus pulpsus kaya akanglikosaminoglikan sehingga
memiliki kandungan air yang tinggi, namun kandungan air ini berkurang
dengan bertambahnya usia. Kemudian nukleus bisa mengalami hernia
melalui anulus fibrosus, berjalan ke belakang (menekan medula spinalis)
atau ke atas (masuk ke korpus vertebralis–nodus Schmorl). Diskus
vertebra lumbalis dan servikalis paling tebal, karena ini paling banyak
bergerak (Faiz dan Moffat, 2004). Persendian pada korpus vertebra adalah
symphysis (articulationcartilaginosa sekunder) yang dirancang untuk
menahan berat tubuh dan memberikan kekuatan. Permukaan yang
berartikulasio pada vertebra yang berdekatan dihubungkan oleh diskus IV
dan ligamen. Discus IV menjadi perlengketan kuat di antara korpus
vertebra, yang menyatukannya menjadi kolummna semirigid kontinudan
membentuk separuh inferoir batas anterior foramen IV. Pada agregat,
discus merupakan kekuatan (panjang) kolumna vertebralis. Selain
memungkinka gerakan di antara vertebra yang berdekatan, deformabilitas
lenturnya memungkinkan discus berperan sebagai penyerap benturan
(Moore dan Dalley, 2013).
3. Ligamentum Vertebra
Lumbal agar dapat stabil dibantu oleh ligamen-ligamen yang berada di
lumbal. Berikut adalah sistem ligamenyang ada pada vertebra lumbal :
a. Ligamen utama dari vertebra lumbal (lumbar spine) adalah ligamen
longitudinal anterior. Ligamen ini berfungsi sebagai stabilisator pasif
pada saat gerakan ekstensi lumbal dan merupakan ligamen yang tebal
dan kuat.
b. Ligamen longitudinal posterior merupakan ligamen yang berperan
sebagai stabilisator pasif saat gerakan fleksi lumbal. Ligamen ini
mengandung serabut saraf afferent nyeri sehingga bersifat sensitif dan
banyak memiliki sirkulasi darah.
c. Ligamen flavum merupakan ligamen yang mengandung serabut elastin
lebih banyak daripada serabut kolagen jika dibandingkan dengan
ligamen lainnya di vertebra. Ligamen flavum memiliki fungsi dalam
mengontrol gerakan fleksi lumbal.
d. Ligamen supraspinosus dan interspinosus merupakanligamen yang
berperan dalam gerakan fleksi lumbal. Ligamen intertransversal
merupakan ligamen yang berfungsi untuk mengontrol gerakan
lateralfleksi pada daerah lumbal kearah kontralateral (Anshar dan
Sudaryanto, 2011).
3.1 Pengkajian
BIODATA PASIEN
1. Nama :L
2. Umur : 25 - 02 - 1993
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. No. Register : 00236626
5. Alamat : Kp. Pangkalan Rt 004 / 001
6. Status : Istri
7. Keluarga terdekat : Suami dan Kakak
8. Diagnosa Medis : Spondilitis TB, dengan ulkus dekubitus grade IV
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :
Saat Masuk Rumah Sakit : Pasien datang ke Rumah sakit dengan
keluhan kedua kakinya tidak dapat digerakan dan merasa nyeri pada
bagian luka yang ada pada tubuhnya, pasien mengatakan sudah sebulan
lebih kakinya tidak dapat digerakan dan hanya dapat terbaring ditempat
tidurnya saja.
Saat Pengkajian : Dari hasil observasi di didapatkan
terdapat luka pada daerah punggung bawah, hasil luas luka ± 4-5 cm
dengan kedalaman luka 3 cm, klien tampak terbaring lemah dan lemas.
Hasil pengkajian TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 88 x / menit, S : 36,1o C,
RR : 18 x/menit, kesadaran compos mentis.
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga di bawa
ke RS secara lengkap meliputi ( PQRST ) :
Pasien datang ke Rumah sakit dengan keluhan kedua kakinya tidak dapat
digerakan dan merasa nyeri pada bagian lukanya tersebut, pasien
mengatakan sudah sebulan lebih kakinya tidak dapat digerakan dan hanya
dapat terbaring ditempat tidurnya saja. pasien telah mengalami operasi
caesarea pada kehamilan anak pertamanya, pasca satu bulan setelah
melahirkan pasien mengalami nyeri pada bagian perut nya, nyeri dirasakan
sampai pinggang belakang. Pasien sudah melakukan pemeriksaan ke
Rumah sakit yang menangani proses persalinan anak nya dahulu, setelah
berobat nyeri tersebut hilang. Pasien mengatakan tidak ada gejala apapun
yang dirasakan pada kakinya sebelumnya, ia hanya mengatakan
sebelumnya kakinya sempat merasa mati rasa selama tiga hari dan tidak
memberitahu pada keluarga. Setelah kejadian tersebut kedua kaki pasien
tidak dapat digerakan sama sekali. Sehingga pasien hanya dapat terbaring
saja di tempat tidur dan semua aktifitasnya dibantu oleh keluarganya.
a. P = Provoking atau Paliatif : Nyeri karena bekas operasi
b. Q = Quality : Seperti tersayat - sayat
c. R = Regio : Punggug atas - bawah
d. S = Severity : 5
e. T = Time : Hilang timbul
C. Riwayat Penyakit Yang Lalu :
Pasien pernah mengalami post operasi caesarea pada anak pertamanya
D. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada riwayat penyakit di keluarga
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Eliminasi BAB /BAK
1 Jumlah / Waktu Pagi : 06.00 Pagi : 08.00
Siang : tidak bab Siang : 16.00
e. Aktivitas Lain
No Aktivitas Yang Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan
1. IRT Mengurus suami dan Berdo’a dan mengobrol
anaknya dengan keluarga
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
a. Tensi : 120/80 mmHg e. BB : 54 Kg
b. Nadi : 89 x/ menit f. TB : 158 cm
c. RR : 20 x/ menit Setelah dihitung berdasarkan Borbowith
B. KEADAAN UMUM
Klien tampak terbaring lemah dan lemas, hasil nilai GCS : Compos Mentis
2. Pemeriksaan Rambut
a. Ispeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata / tidak), Bau + rontok ( + / -- ), warna Hitam
Alopesia ( + / -- ), Hirsutisme ( + / -- )
3. Pemeriksaan Kuku
a. Inspeksi dan palpasi, warna merah muda, bentuk oval dan kebersihan
kuku bersih
3. Pemeriksaan Telinga
a. Inspeksi dan palpasi
Amati bagian telinga luar: bentuk : simetris Ukuran : sedang Warna :
coklat, lesi ( + / -- ), nyeri tekan (+/ -), peradangan ( + / -- ),
penumpukan serumen ( + / -- ).
Uji kemampuan kepekaan telinga :
- Tes bisik : Pasien mampu mendengar dengan baik
- Dengan arloji : Pasien mampu mendengar dengan baik
4. Pemeriksaan Hidung
a. Inspeksi dan palpasi
- Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (adakah
pembengkokan Atau tidak ) Amati meatus : perdarahan ( + / -- ),
Kotoran ( + / -- ), Pembengkakan ( + / -- ), pembesaran / polip ( + / -- )
6. Pemeriksaan Wajah
a. Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien : tegang / rileks,
Warna dan kondisi wajah klien : saat ditanya klien memperlihatkan
ekspresi yang sesuai,
Struktur wajah klien : Normal
Kelumpuhan otot-otot fasialis ( + / -- )
7. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
a. Bentuk leher (simetris atau asimetris), peradangan ( + /-- ),
jaringan parut ( + / -- ), perubahan warna ( + /- - ), massa ( + -/ - )
b. Kelenjar tiroid, pembesaran ( + / -- )
c. Vena jugularis, pembesaran ( + /- - )
Palpasi : pembesaran kelenjar limfe ( + / -- ), kelenjar tiroid ( + / -- ),
posisi trakea (simetris/tidak simetris)
Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan Px. Kepala, wajah, leher
Tidak ada keluhan yang terkait dengan kepala, wajah dan leher
F. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi
Ictus cordis ( + / -- ),
b. Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
c. Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
Batas atas : Normal ( N = ICS II )
Batas bawah : Normal (N = ICS V)
Batas Kiri : Normal ( N = ICS V Mid Clavikula
Sinistra)
Batas Kanan : Normal ( N = ICS IV Mid Sternalis
Dextra)
d. Auskultas
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )
BJ II terdengar (tunggal / ganda ), (keras / lemah), ( reguler / irreguler )
Bunyi jantung tambahan : BJ III ( + / -- ), Gallop Rhythm (+ / -),-
Murmur (+ / -- )
e. Keluhan lain terkait dengan jantung
Tidak ada masalah lain yang terkait pada jantung
G. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar ) Massa/Benjolan ( + / -- ),
Kesimetrisan ( + +/ - ), Bayangan pembuluh darah vena (+ /-)
-
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus 15 x/menit ( N = 5 – 35 x/menit),
Borborygmi ( + /- -)
c. Palpasi
Palpasi Hepar :
Diskripsikan :
Nyeri tekan ( + / - -), pembesaran ( + / - ),- perabaan (keras / lunak),
permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) .( N =
hepar tidak teraba). -
Palpasi Appendik :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney .
nyeri tekan ( + / - ),
- nyeri lepas ( + / - ),
- nyeri menjalar kontralateral ( +/ -
Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak :
- -
Shiffing Dullnes ( + / - ) Undulasi ( + / - ) Normalnya hasil perkusi pada
abdomen adalah tympani.
Palpasi Ginjal :
Bimanual diskripsikan : nyeri tekan( + / -- ), pembesaran ( + / -- ).
(N = ginjal tidak teraba).
d. Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Abdomen :
Tidak ada masalah yang serius yang dirasakan terkait dengan abdomen
H. PEMERIKSAAN GENETALIA
1. Pada Wanita
a. Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / - ),
- eritema (+ / - -),
keputihan ( ++ / - ), peradangan ( + / - ).
- Lubang uretra : stenosis
/sumbatan ( + / -- )
I. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
Atresia ani ( + / - -), tumor ( + / - -), haemorroid ( + / +- ), perdarahan ( +/ - )-
Perineum : jahitan ( + / -- ), benjolan ( + / -- )
b. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( + / - -)
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus :
Terdapat haemoroid pada bagian anus klien
- -
Lingkar lengan : 20 cm
4 4
Lakukan uji kekuatan otat :
0 0
K. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1 Menilai respon membuka mata : 4
2 Menilai respon Verbal : 5
3 Menilai respon motorik : 6
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :
(Compos
Compos Mentis / Apatis / Somnolen / Delirium / Sporo coma / Coma)
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( + / -),
- nyeri kepala ( + / -),
- kaku kuduk ( + / ),-
mual –muntah (+/ / --), kejang (+ /- -) penurunan tingkat kesadaran ( +
/ -- )
b. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : Saat ditanya pasien
mudah tersenyum, ia mengungkapkan ingun cepat sembuh dan
berkumpul lagi dengan keluarganya dirumah.
Tingkah laku yang menonjol : Tidak ada
Suasana yang membahagiakan klien : Ketika keluarga berkunjung
dan panggilan melallui vidio dengan anaknya yang ada dirumah
Stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman :
Merasa bosan dan jenuh karna sudah terlalu lama di rumah sakit
dengan perawatan yang lama.
c. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya / tdk ), apakah
pola komunikasinya ( spontan / lambat ), apakah klien menolak untuk
diajak komunikasi ( ya / tdk ), Apakah komunikasi klien jelas ( ya /
tdk ), apakah klien menggunakan bahasa isyarat ya / tdk ).
d. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berespon : Semua orang
Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien : Suami dan kakak
kandung klien
Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif / pasif ), Apakah tipe
kepribadian klien ( terbuka / tertutup ).
e. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasi masalahnya
Berdoa’a kepada allah swt, meminta bantuan dan saran kepada
keluarga terdekat untuk mencari solusi dari masalahnya.
O. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. ANALISA GAS DARAH
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 07-10-19
- Ph : 7.496 (7.350 - 7.450)
- PCO2 : 36.40 (35.00 – 45.00 mmHg)
- PO2 : 107.3 (80.0 – 100.0 mmHg)
- HC03 : 27.7 (22.0 – 26.0 mmHg)
- TCO2 : 28.8 (23.0 – 27.0 mmol/L)
- BE (vt) : 4.4 (- 2.5 – 2.5 mmol/L)
- BE (vv) : 4.3 (- 2.5 – 2.5 mmol/L)
- SO2 : 98.3 ( 96.0 – 97.0 %)
2. Terapi yang telah diberikan :
1. Infus Ringer Laktat
Adalah salah satu cairan infus yang digunakan sebagai penambah caairan
dan elektrolit tubuh untuk mengembalikan keseimbangan nya.
Indikasi : tetani hipokalsemik, ketidakseimbangan elektrolit tubuh, diare,
luka bakar, kekurangan kalsium dan kalium, kadar natrium yang rendah,
GGA.
Kontraindikasi : alergi sodium laktat, pada bayi tidak boleh diberikan
bersamaan dengan ceftriaxone
Efek Samping : Nyeri dada, takikardia/bradikardia, hipotensi, sulit
bernapas, batuk, bersin-bersin, gatal dan muncul ruam pada kulit, sakit
kepala.
2. Ketorolac
Adalah obat untuk mengatasi nyeri sedang hingga nyeri berat untuk
sementara.
Indikasi : nyeri jangka pendek, nyeri pasca operasi
Kontraindikasi : asma, urtikaria, operasi bypass jantung, risiko perdarahan,
gangguan ginjal, hipersensitivitas terhadap aspirin atau NSAID
Efek samping : ada ruam dan gatal-gatal, demam, bengkak, perubahan
kekuatan otot, napas pendek.
3. Vitamin K
Adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan
akibat defisiensi vitamin K.
Indikasi : Defisiensi vitamin K, perdarahan akibat obat antikoagulan
Kontraindikasi : Hipersensitivitas vitamin K dan anemia
Efek samping : berkeringat, pusing, sulit bernapas, perubahan pada indra
pengecap, dan terasa panas, merah dan kesemutan pada area wajah dan
leher.
4. Acyklovir oral
Obat yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus
Indikasi : Varicella zooster dan herpes
Kontraindikasi : Hipersensitifitas ascyklovir
Efek samping : Diare, sakit perut, sakit kepala, demam, lelah, mengantuk
5. Mecobalamin oral
Indikasi : digunakan untuk mrngobati neuropati [erifer (sarf tepi) dengan
memperbaiki metabolisme asam nukleat dan protein didalam jaringan saraf
serta memperbaiki gangguan saraf sensoris dan motoris
Kontraindikasi : Hipersenstifitas terhadap mecobalamin
Efek samping : nafsu makan menurun, diarae, sakit kepala, ruam/gatal,
lemas dan sesak napas
6. Methylprednisolon oral
Indikasi : peradangan seperti lupus multiple sclerosis, inflamasi dan alergi,
penyakit autoimin, penyakit saluran napas atas dan kulit.
Kontraindikasi : hipersensitifitas terhadap methylprednisolon, infeksi
jamur sistemik, dan pemberian secara interaksi.
Efek samping : mual dan muntah, nafsu makan menurun, sulit tidur, sakit
maag, nyeri otot dan keringat berlebih
7. Sukralfat syrup
Indikasi : uklus gaster, ulkus duodenum dan gastritis kronik
Kontraindikasi : hipersensitifitas sukralfat, gagal ginjal kronik dan diabetes
millitus
Efek samping : konstipasi, sakot kepala, vertigo, pusing, diare, perut
kembing, mual dan muntah
3.2 Kasus
Pasien datang ke Rumah sakit dengan keluhan kedua kakinya tidak dapat
digerakan dan merasa nyeri pada bagian lukanya tersebut, pasien mengatakan
sudah sebulan lebih kakinya tidak dapat digerakan dan hanya dapat terbaring
ditempat tidurnya saja. pasien telah mengalami operasi caesarea pada
kehamilan anak pertamanya, pasca satu bulan setelah melahirkan pasien
mengalami nyeri pada bagian perut nya, nyeri dirasakan sampai pinggang
belakang. Pasien sudah melakukan pemeriksaan ke Rumah sakit yang
menangani proses persalinan anak nya dahulu, setelah berobat nyeri tersebut
hilang.
Pasien mengatakan tidak ada gejala apapun yang dirasakan pada kakinya
sebelumnya, ia hanya mengatakan sebelumnya kakinya sempat merasa mati
rasa selama tiga hari dan tidak memberitahu pada keluarga. Setelah kejadian
tersebut kedua kaki pasien tidak dapat digerakan sama sekali. Sehingga pasien
hanya dapat terbaring saja di tempat tidur dan semua aktifitasnya dibantu oleh
keluarganya. Dari hasil observasi di didapatkan terdapat luka pada daerah
punggung bawah, hasil luas luka ± 4-5 cm dengan kedalaman luka 3 cm, klien
tampak terbaring lemah dan lemas. Hasil pengkajian TTV : TD : 110/80
mmHg, N : 88 x / menit, S : 36,1 o C, RR : 18 x/menit, kesadaran compos
mentis.
Pasien datang ke ruang dahlia pada tanggal 07-10-2019, dengan diagnosa
ulkus dekubitus grade IV. Pasien sudah dilakukan tindakan pembedahan
debridement pada daerah ulkus decubitus bagian sacrum, terdapat balutan luka
pada daerah tersebut. Pasien mengatakan mengalami kesulitan dalam
menjalankan aktifitas ibadahnya terlebih dalam menjalankan sholat lima
waktu dengan kondisinya saat ini, saat dilakukan pengkajian pasien hanya
melakuan dzikir dan membaca sholawat saja untuk berdo’a kepada allah swt.
Pasien akan dilakukan tindakan operasi kembali yaitu operasi tulang
belakang (stabilisasi dekompresi) pada tanggal 16-10-19, saat dikaji ia
mengatakan merasa takut dan cemas sebelum melakukan operasi. Pasien
tampak gelisah dengan raut wajah yang cemas. Hasil pengkajian TTV : TD :
120/80 mmHg, N : 98 x / menit, S : 36,1 o C, RR : 22 x/menit. Selama di RS,
pasien mengatakan belum pernah membersihkan rambutnya sama sekali,
pasien mengeluh kulit kepalanya gatal dan lengket. Semua aktifitasnya
dibantu oleh kakak dan suaminya, hasil observasi rambut pasien beraroma
berbau, tampak kotor dan kusut.
Hari /
Dx
No Tanggal/ Implementasi Evaluasi Paraf
Ke-
Jam
1 Selasa, - Mengidentifikasi S : pasien mengatakan
08/10/19 toleransi fisik melakukan tidak dapat menggerakan
Pukul 1 pergerakan. kedua kakinya.
15.00 - Melibatkan keluarga
WIB untuk membantu pasien O : pasien tampak lemah
dalam meningkatkan
pergerakan. A : masalah belum
- Mengajarkan mobilisasi teratasi
sederhana yang harus
dilakukan misalnya P : Lanjutkan Intervensi
duduk ditempat tidur, - Identifikasi toleransi
duduk disisi tempat fisik melakukan
tidur, pindah dari tempat pergerakan.
tidur ke kursi. - Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan.
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
misalnya duduk
ditempat tidur,
duduk disisi tempat
tidur, pindah dari
tempat tidur ke
kursi.
2 Selasa, - Mengidentifikasi usia S : pasien mengatakan
08/10/19 dan budaya dalam selama di RS belum
Pukul 2 membantu kebersihan pernah keramas
15.30 diri.
WIB - Mengidentifikasi jenis O : rambut pasien
bantuan yang tampak kotor dan kusut
dibutuhkan.
- Memonitor kebersihan A : masalah belum
tubuh ( misalnya teratasi
rambut, mulit, kulit,
kuku). P : Lanjutkan intervensi
- Memonitor integritas - Memonitor
kulit. kebersihan tubuh
- Menyediakan peralatan ( misalnya rambut,
mandi. mulit, kulit, kuku).
- Menyediakan - Memonitor integritas
lingkungan yang aman kulit.
dan nyaman. - Menjelaskan manfaat
- Memfasilitasi gosok mandi dan dampak
gigi, sesuai kebutuhan. tidak mandi trhadap
- Memfasilitasi mandi, kesehatan.
sesuai kebutuhan. - Mengajarkan kepada
- Menjelaskan manfaat keluarga cara
mandi dan dampak memandikan pasien,
tidak mandi trhadap jika perlu.
kesehatan.
- Mengajarkan kepada
keluarga cara
memandikan pasien,
jika perlu.
3 Selasa, - Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan
08/10/19 3 pelaksanaan ibadah bersedia untuk tayamum
Pukul sesuai agama yang untuk menjalankan sholat
16.00 dianut 5 waktunya
WIB - Menyediakan sarana
yang aman dan O : Pasien tampak
nyaman untuk senang karna bisa
pelaksanaan ibadah menjalankan sholat 5
(perlengkapan sholat) waktu
- Memfasilitasi
penggunaan ibadah A : Masalah Teratasi
sebagai sumber koping Sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Pelibatan Keluarga
- Jelaskan kondisi
pasien pada keluarga
- Informasikan tingkat
ketergantungan
pasien pada keluarga
- Anjurkan keluarga
terlibat dalam
perawatan
Hari ke 2
Hari /
Dx
No Tanggal/ Implementasi Evaluasi Paraf
Ke-
Jam
1 Rabu, 1 - Mengidentifikasi S : pasien mengatakan
10/10/19 toleransi fisik masih tidak dapat
Pukul melakukan pergerakan. menggerakan kedua
11.00 - Melibatkan keluarga kakinya.
WIB untuk membantu pasien
dalam meningkatkan O : kekuatan otot pasien
pergerakan. tidak meningkat
- Mengajarkan mobilisasi
sederhana yang harus A : masalah belum
dilakukan misalnya teratasi
duduk ditempat tidur,
duduk disisi tempat P : Lanjutkan Intervensi
tidur, pindah dari tempat - Identifikasi toleransi
tidur ke kursi. fisik melakukan
pergerakan.
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan.
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
misalnya duduk
ditempat tidur,
duduk disisi tempat
tidur, pindah dari
tempat tidur ke
kursi.
2 Rabu, - Memonitor kebersihan S : pasien mengatakan
10/10/19 2 tubuh sudah terasa nyaman
Pukul ( misalnya rambut,
11.00 mulit, kulit, kuku). O : rambut pasien tampak
WIB - Memonitor integritas bersih
kulit.
- Menjelaskan manfaat A : masalah teratasi
mandi dan dampak
tidak mandi trhadap P : hentikan intervensi
kesehatan.
- Mengajarkan kepada
keluarga cara
memandikan pasien,
jika perlu.
3 Selasa, - Menjelaskan kondisi S : Pasien mengatakan
08/10/19 3 pasien pada keluarga sudah sholat dzuhur dan
Pukul - Menginformasikan tayamum dibantu
13.30 tingkat ketergantungan keluarga
WIB pasien pada keluarga
- Menganjurkan O : Pasien tampak senang
keluarga terlibat karna bisa menjalankan
dalam perawatan sholat 5 waktu
A : Masalah Teratasi
Sebagian
P : Hentikan Intervensi
Hari ke 3
Persiapan pulang
P : Lanjutkan
Intervensi dan libatkan
keluarga.
Pelibatan Keluarga
- Diskusikan cara
perawatan di
rumah
- Motivasi keluarga
mengembangkan
aspek positif
rencana perawatan
- Fasilitasi keluarga
membuat
keputusan
perawatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Perawat Ruangan
Diharapkan untuk perawat ruangan dapat memberikan perawatan diri
pasien dengan maksimal terutama pemenuhan kebutuhan dasar pasien.