ISCHIALGIA
Oleh:
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang tungkai. Ditinjau dari arti katanya, maka
ischialgia adalah nyeri yang terasa sepanjang n. ischiadicus. 1 Ischialgia atau dikenal juga sebagai
skiatika dideskripsikan sebagai nyeri yang menjalar dari bokong menuju sisi posterior atau lateral
tungkai. 2
Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari radiks
posterior L4 sampai dengan S3 dan ini dapat terjadi pada setiap bagian n. ischiadicus sebelum ia
muncul pada bagian belakang tungkai. Secara garis besar, ischialgia dapat disebabkan oleh tiga hal,
yaitu akibat lesi iritatif terhadap serabut radiks, entrapment neuritis dan neuritis primer.1
Berdasarkan studi epidemiologis, hernia nucleus pulposus (HNP) sebagai lesi iritatif merupakan
penyebab tersering ischialgia terkait dengan dinamika pergerakan tulang belakang pada manusia. 2
cukup tinggi terutama di negara industri. Telah dilaporkan di Amerika Serikat sekitar 80%
penduduknya pernah mengalami gejala low back pain. Diperkirakan sebesar 4.1 juta penduduk
Amerika mempunyai gejala gangguan diskus intervertebre antara tahun 1985 dan 1988, dengan
prevalensi tahunan 2% pada laki-laki dan 1,5% pada perempuan. Sebuah penelitian terhadap 295
pekerja usia 15-64 tahun dengan 42% laki-laki dan 60% laki-laki berumur 45 tahun atau lebih
Ischialgia tidak hanya menyebabkan gangguan medis bagi penderita, tetapi juga pengaruh
psikologis yang membuat permasalahan kompleks sehingga kadang-kadang terapi menjadi sulit
atau tidak efektif. Ada studi yang menunjukkan sekitar sepertiga pasien pada layanan primer masih
manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis dan pembahasan kasus dari
ischialgia.
Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan memahami kasus
ischialgia.
Penulisan laporan kasus ini mengacu pada berbagai literatur dan kepustakaan berupa buku,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ischialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang tungkai. Ditinjau dari arti katanya, maka
ischialgia adalah nyeri yang terasa sepanjang nervus ischiadicus. Nervus ischiadicus adalah
seberkas saraf sensorik dan motorik yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju ke
foramen infrapiriforme dan keluar pada permukaan belakang tungkai di pertengahan lipatan pantat.
Pada apeks spasium popliteal ia bercabang dua dan lebih jauh ke distal menjadi n. peroneus
komunis dan n. tibialis. Jadi, ischialgia didefinisikan sebagai nyeri yang terasa sepanjang nervus
Hernia nucleus pulposus (HNP) sebagai lesi iritatif merupakan penyebab tersering
ischialgia terkait dengan dinamika pergerakan tulang belakang pada manusia. 2 Hernia nukleus
pulposus merupakan suatu kondisi penonjolan diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis
(protrusi diskus) atau ruptur diskus vertebralis yang diakibatkan oleh menonjolnya nukleus
pulposus yang menekan anulus fibrosus sehingga menyebabkan kompresi pada saraf. 4
2.2 Anatomi
Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. Setiap ruas tulang
belakang dan diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis merupakan kesatuan anatomis
dan fisiologis. Korpus vertebralis dan diskus intervertebralis berfungsi sebagai pengemban yang
kuat dan tahan terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Sedangkan nukleus pulposus berfungsi
satinggi L2. Melalui foramen intervertebralis, setiap segmen medula spinalis menjulurkan radiks
dorsalis dan ventralisnya ke perifer. Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu menuju
ke foramen tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum berjalan secara curam
Kolumna vertebralis terdiri dari serangkaian sendi di antara korpus vertebra yang
berdekatan, sendi lengkung vertebra, sendi kostovertebra dan sendi sakroiliaka. Ligamentum
longitudinale dan diskus antravertebra menyatukan korpus vertebra yang berdekatan. Ligamentum
longitudinale anterior, suatu jaringan ikat berbentuk pita yang lebar dan tebal, berjalan secara
longitudinal di depan korpus vertebra dan diskus antarvertebra serta berfusi dengan periosteum dan
annulus fibrosus. Di posterior korpus vertebra dan diskus antarvertebra terletak ligamentum
longitudinale posterior.6
Di antara dua korpus vertebra yang berdekatan terdapat diskus vertebra. Diskus ini
membentuk suatu sendi fibrokartilaginosa yang tangguh antar korpus vertebra. Diskus antar
vertebra ini terdiri dari dua bagian utama yaitu nucleus pulposus di bagian tengah dan annulus
fibrosus yang mengelilinginya. Diskus dipisahkan dari tulang di atas dan di bawah oleh dua
Nucleus pulposus adalah bagian sentral semigelatinosa diskus; struktur ini mengandung
berkas-berkas serat kolagenosa, sel jaringan ikat dan sel tulang rawan. Bahan ini berfungsi sebagai
peredam (shock absorber) antara korpus vertebra yang berdekatan dan berperan penting dalam
Annulus fibrosa terdiri dari cincin-cincin konsentrik yang mengelilingi nucleus pulposus.
Fungsi annulus fibrosus adalah agar dapat terjadi gerakan antar korpus-korpus vertebra (karena
struktur serat yang seperti spiral), menahan nucleus pulposus dan sebagai peredam-kejut. Dengan
demikian, annulus fibrosus berfungsi menarik korpus vertebra agar menyatu melawan resistensi
elastis nucleus pulposus, sedangkan nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan antara dua korpus
vertebra. 6
2.3 Epidemiologi
Ischialgia merupakan penyebab morbiditas yang cukup tinggi terutama di Negara industri.
Telah dilaporkan di Amerika Serikat sekitar 80% penduduknya pernah mengalami gejala low back
pain. Diperkirakan sebesar 4.1 juta penduduk Amerika mempunyai gejala gangguan diskus
intervertebra antara tahun 1985 dan 1988, dengan prevalensi tahunan 2% pada laki-laki dan 1,5%
pada perempuan. Sebuah penelitian terhadap 295 pekerja usia 15-64 tahun dengan 42% laki-laki
dan 60% laki-laki berumur 45 tahun atau lebih dilaporkan menderita ischialgia. 3
Berdasarkan studi epidemiologis, hernia nucleus pulposus (HNP) sebagai lesi iritatif
merupakan penyebab tersering ischialgia terkait dengan dinamika pergerakan tulang belakang pada
manusia.2 HNP paling sering terjadi pada usia dekade ketiga hingga kelima. Faktor risikonya
termasuk jenis kelamin pria, mengangkat beban berat, kehamilan, batuk kronis dan merokok.
Predileksi HNP pada 85% kasus terjadi pada L4-5 atau L5-S1. 8
berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut
sensorik yang berasal radiks posterior L4 sampai dengan S3. Ini dapat terjadi pada setiap bagian n.
Pada tingkat diskus intervertebralis antara L4-S1 dapat terjadi hernia nukleus pulposus.
Radiks posterior L5, S1, dan S2 dapat terangsang. Ischialgia yang timbul akibat lesi iritatif itu
bertolak dari tulang belakang di sekitar L5, S1, dan S2. Pada perjalanan melalui permukaan dalam
dari pelvis, n. Ischiadicus dapat terlibat dalam artritis sakroiliaka atau bursitis m. Piriformis. Karena
entrapment neuritis itu, suatu jenis ischialgia dapat bangkit yang bertolak dari daerah sekitar garis
artikulasio sakro iliaka atau m. Piriformis. Disekitar sendi panggul n. Ischiadicus dapat terlibat
dalam peradangan sehingga entrapment neuritis dapat terjadi. Ischialgia yang bangkit karna itu
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penetapan tempat ischialgia bertolak
merupakan tindakan diagnostik diferensial yang mengarah ke tempat lokasi lesi iritatif. 1
a. Ischialgia sebagai perwujudan lesi iritatif terhadap serabut radiks.
Lesi iritatif itu dapat berupa nukleus pulposus yang menjebol ke dalam kanalis vertebralis
(HNP) atau serpihannya, osteosit pada spondilosis servikal atau spondilitis angkilopoetika,
herpes zoster ganglion spinale L4 atau L5 ataupun S1, tumor di dalam kanalis vertebralis
dan sebagainya. Pola umum ischialgia itu adalah sebagai berikut. Nyeri sperti sakit gigi atau
nyeri seperti bisul mau pecah atau linu nyeri hebat dirasakan bertolak dari tulang belakang
lanjutannya pada n. Peroneus komunis dan n. Tibialis. Makin distal nyeri makin tidak
begitu hebat, namun parastesia atau hipestesia dirasakan. Oleh karena radikslah yang
terangsang, maka nyeri dan parastesia atau hipestesia sewajarnya dirasakan di kawasan
mudah dikenal, akan tetapi di bagian ventral tungkai dan kaki dermatom murni radikular
L3, L4, L5, dan S1 masih dapat dikenali. Daerah dermatomal ini disebut autonomous
sensory zone. Adanya parastesia atau hipestesia pada kawasan ini merupakan ciri pola
khusus ischialgia akibat iritasi di sekitar radiks posterior. Secara kasar ischialgia seperti itu
dikenal juga sebagai ischialgia diskogenik, walaupun tidak semuanya disebabkan oleh
slipped disc, tetapi oleh sebab-sebab yang berada disekitar diskus intervertebral. Pada
anamnesis selanjutnya dan pemeriksaan fisik dapat diperoleh data yang berlaku untuk
Dalam perjalanan ke tepi n.iskiadiaka dapat terperangkap (terlibat) dalam proses patologis
diinfiltrasi oleh sel-sel sarkoma retroperitoneal, karsinoma ovarii atau karsinoma uteri. Di
Ischiadicus dapat terlibat dalam bursitis di sekitar trokhanter mayor femoris. Pada trayek itu
juga, n. Ischiadicus dapat terganggu oleh adanya metastasis karsinoma prostat di tuber iskii.
Oleh karena proses patologis tersebut itu dapat bertindak sebagai lesi iritatif, maka
ischialgia dapat dirasakan. Sebelum ischialgia bangkit nyeri primer seharusnya sudah
terasa. Kemudian, dari lokasi nyeri primer itu bertolaklah ischialgia akibat entrapment
neuritis. Diagnostiknya sebagian besar ditentukan oleh pengenalan proses patologis primer
yang menjebak n. Ischiadicus. Tempat proses patologis primer dapat ditemukan melalui
penelitian tentang adanya dan lokasinya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat
dibangkitkan dengan penekanan langsung pada sendi panggul, trokhanter mayor, tuber iskii,
dan spina iskiadiaka. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan tindakan dari Patrick
dan Gaenslen. 1
Primary sciatic neuritis dianggap sebagai penyakit langka. Tetapi dengan adanya NSAID
yang dapat menyembukan ischialgia, anggapan yang sudah baku tersebut berubah.
Ischialgia yang mudah disembuhkan dengan NSAID dapat dinamakan ischialgia beninge.
Tetapi tanpa pengobatanpun ischialgia itu dapt dijuluki sciatica a frigore atau ischialgia
golfer’s elbow dan lain-lain jenis manifestasi rematisme. Adalah tidak jauh dari kebenaran
rematisme itu seetiologi juga. Gejala utama neuritis ischiadicus primer adalah nyeri yang
dirasakan bertolak dari daerah antara sakrum dan sendi panggul, tepatnya di foramen
dan lanjutannya. Berbeda dengan ischialgia diskogenik, neuritis ischiadicus primer tidak
mempunyai kaitan dengan sakit pinggang bawah kronik. Mula timbulnya akut atau subakut,
sering berkenaan dengan diabetes melitus, masuk angin, flu, sakit tenggorokan, nyeri dan
pegal pada persendian. Nyeri tekan positif pada penekanan terhadap n. Ischiadicus dan m.
Gejala yang muncul dapat berupa nyeri pinggang dan spasme paraspinal dengan nyeri yang
menjalar ke bokong, tungkai dan kaki. Selain itu juga dapat ditemukan defisit sensorik. Nyeri dapat
semakin hebat karena beberapa maneuver, seperti batuk, bersin dan mengedan.9
Ischialgia akibat HNP akan menimbulkan gejala bergantung pada lokasi herniasi dan variasi
2.6 Diagnosis
2.6.1. Klinis
Diagnosis dering kali dibuat berdasarkan anamnesis dan dapat dikonfirmasi dengan
pemeriksaan fisik. Perasat-perasat untuk evaluasi dari pemeriksaan klinis dapat dilakukan.
Nyeri pinggang. Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat,
menekan, dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor pencetus,
Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma atau infeksi
a. Tes Lasegue
Ischialgia diskogenik dapat diprovokasi dengan mengangkat tungkai dalam posisi lurus.
Hasil positif (konfirmasi iskialgia akibat HNP) jika ischialgia bangkit sebelum tungkai
c. Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk membangkitkan nyeri di sendi panggul yang terkena penyakit.
Dengan menempatkan tumit atau maleolus lateralis tungkai yang terkena pada lutut tungkai
yang sehat dapat dibangkitkan nyeri di sendi panggul kalau diadakan penekanan pada lutut
Tindakan pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan lokasi patologi di sendi sakro iliaka
jika terasa nyeri di daerah bokong, baik yang menjalar sepanjang tungkai maupun yang
terbatas pada daerah gluteal dan sakral saja. Lipatkan tungkai yang sakit dan endorotasikan
serta aduksikan. Kemudian diadakan penekanan sejenak pada lutut tungkai itu. Nyeri yang
bangkit terasa pada garis sendi sakroiliaka bila di situ terdapat suatu patologi. 1
e. Tes Naffziger
Dengan menekan pada kedua vena jugularis dan menyuruh pasien mengejan, tekanan
intrakranial dan intratekal dinaikkan. Karena itu iritasi yang ada terhadap radiks diperkuat,
f. Tes Gaenslen
Tes ini digunakan untuk menentukan patologi di sendi sakroiliaka jika terasa nyeri di
daerah bokong, baik yang menjalar sepanjang tungkai maupun terbatas pada daerah gluteal
dan sacral saja. Lipatkan tungkai yang sakit serta endorotasi dan adduksi, kemudian
diadakan penekanan sejenak pada lutut tungkai itu. Nyeri bangkit terasa di garis sakroiliaka
Dengan lutut kaku, ekstremitas bawah di fleksikan pada panggul sampai pasien merasa
nyeri, kemudian kaki didorsofleksikan (tanda Bragard), atau ibu jari didorsofleksikan (tanda
1) Foto Rontgen
Dengan rontgen posisi anteroposterior, lateral atau obliq, dapat dilihat adanya osteofit yang
2) MRI
MRI merupakan gold standar pemeriksaan dalam mendeteksi adanya hernia nucleus
pulposus atau penekanan radiks. MRI juga dapat mendeteksi adanya abnormalitas diskus
3) CT scan
Pemeriksaan CT scan dapat melihat arsitektur tulang dan mendeteksi adanya protursi. CT
scan dengan tambahan myelografi dapat menunjukkan adanya stenosis foramen dan sentral
jika dengan pemeriksaan MRI posisi lateral protursi diskus tidak terlihat.
4) Elektromyelografi (EMG)
EMG dan pemeriksaan hantaran saraf dapat mengkonfirmasi impresi klinis dan
menyingkirkan diagnosis banding. EMG dapat menunjukkan adanya perubahan akut atau
kronik serta derajat deficit neurologis. Pemeriksaan ini dapat membedakan radikulopati
2.8 Penatalaksanaan
Perjalanan penyakit ischialgia dapat mengalami resolusi pada 80% pasien tanpa sekuele
1. Farmakologis
OAINS dapat memerikan efek antiinflamasi dan analgetik. Penggunaan obat ini berhati-hati
pada pasien hipertensi tindak terkontrol berusia tua dan riwayat gangguan gastrointestinal.
Dapat ditambahkan H2 Blocker atau proton pump inhibitor sebagai proteksi saluran cerna.
Kortikosteroid jangka pendek dapat diberikan dalam pengobatan HNP akut, tetapi
penggunaannya masih kontroversial. Jika ada spasme otot punggung, diberikan juga muscle
relaxant. Narkotika diberikan jika nyeri berat. Untuk nyeri neuropatik, diberikan gabapentin,
2. Non farmakologis
Kompres dengan es, masase, mengurangi stress, membatasi aktivitas dan terapi fisik dapat
mempercepat pemulihan.9 Dianjurkan pula tirah baring jangka pendek di atas alas yang datar
dan keras. Tirah baring berkepanjangan tidak dianjurkan karena menimbulkan efek merugikan.
Riset membuktikan tirah baring lebih dari 2 hari tidak bermanfaat untuk pasien dengan nyeri
pinggang bawah akut, demikian juga traksi.6 Korset lumbal juga dapat digunakan untuk low
back pain. Terapi fisik diberikan seperti program latihan McKenzie yang menggunakan latihan
repetitive biasanya dengan ekstensi secara pasif. 9 Jika nyeri sudah mereda, pasien sebaiknya
memulai program olahraga bertahap untuk memperkuat otot punggung dan abdomen. Pasien
perlu membatasi tindakan mengangkat barang dan menggunakan mekanika tubuh secara benar.
Teknik-teknik yang benar antara lain, menjaga agar tulang belakang tetap tegak, menekuk lutut
dan menjaga berat tetap dekat dengan tubug untuk menggunakan otot-otot tungkai yang kuat
3. Injeksi epidural
Injeksi epidural kortikosteroid semakin populer penggunaannya pada kasus HNP. Namun,
penggunaannya hingga sekarang masih kontroversial karena tidak memiliki efikasi untuk
jangka panjang. Ada studi yang menunjukkan bahwa injeksi epidural hanya dapat
4. Pembedahan
Nyeri yang berlangsung lebih dari 4 bulan, tidak berespons terhadap pengobatan dan
Mikrodistektomi merupakan gold standar operatif pada HNP. Dilakukan pengeluaran fragmen
diskus melalui sebuah insisi yang sangat kecil dengan rafiografi intraoperatif untuk melihat
tingkat lesi. Pilihan lainnya adalah laminektomi dimana dilakukan eksisi diskus intervertebral
yang mengalami prolaps. Dapat dilakukan fusi spinal jika terdapat instabilitas mekanis tulang. 8
2.9 Prognosis
Sekitar 80% pasien dapat pulih dalam 1 tahun. Dalam 24-48 jam post operasi, pasien dapat
kembali beraktivitas, tetapi harus menghindari aktivitas mengangkat beban berat atau yang
menimbulkan stress mekanis.8 Pasien yang menjalani prosedur operatif memiliki outcome yang
lebih baik dibandingkan dengan terapi konservatif saja. Dalam 4 tahun pertama pasien yang
menjalani prosedur operatif memiliki frekuensi relaps yang lebih sedikit dibanding konservatif. 4
BAB 3
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. L
No. RM : 96.40.48
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
ANAMNESA
Seorang pasien perempuan berusia 24 tahun masuk bangsal Neurologi RSUP Dr. M Djamil
Padang dengan
Keluhan Utama :
Nyeri pinggang
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Nyeri pinggang yang menjalar hingga tungkai kanan sejak ± 2 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri yang ditimbulkan membuat pasien berjalan menyeret dan nyeri
dirasakan makin meningkat sejak ±1 bulan ini, nyeri pinggang bertambah saat pasien
batuk, mengedan, dan saat tidur terlentang. Sudah 1 bulan ini pasien sulit berjalan dan
harus dipapah oleh keluarga, sehingga pasien tidak dapat bekerja. Nyeri pinggang
sudah dirasakan sejak 1 tahun terakhir namun hilang timbul dan menetap dalam 2 bulan
belakangan.
- Gangguan pada buang air besar dan buang air kecil tidak ada
- Pasien memiliki riwayat jatuh dari sepeda motor 7 tahun yang lalu, dengan mekanisme
bokong terhempas ke aspal, pasien tidak berobat, dan pasien mesih bisa beraktivitas
setelah kecelakaan.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan seperti pasien
Riwayat Sosial Ekonomi
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Suhu : 36,80C
Berat Badan : 50 kg
Status Internus
Paru :
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung :
Perkusi : Timpani
Status Neurologikus :
Brudzinsky I : - Kernig :-
N. I (Olfaktorius)
dilakukan dilakukan
N. II (Optikus)
N. III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
Ptosis - -
Gerakan bulbus Bebas ke segala arah Bebas ke segala arah
Strabismus - -
Nistagmus - -
Ekso/endotalmus - -
Pupil
Refleks cahaya + +
Refleks akomodasi + +
+ +
Refleks konvergensi
N. IV (Trochlearis)
Kanan Kiri
Diplopia - -
N. VI (Abdusen)
Kanan Kiri
N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
Membuka mulut + +
Menggerakkan rahang + +
Menggigit + +
Mengunyah + +
Sensorik
Divisi oftalmika
Refleks kornea + +
Sensibilitas + +
Divisi maksila
Refleks masetter - -
Sensibilitas + +
Divisi mandibula
Sensibilitas + +
N. VII (Fasialis)
Kanan Kiri
Fissura palpebra + +
Menggerakkan dahi + +
Menutup mata + +
Mencibir/ bersiul + +
Memperlihatkan gigi + +
N. VIII (Vestibularis)
Kanan Kiri
Suara berbisik + +
Detik arloji + +
- Memanjang
- Memendek
Nistagmus
- Pendular
- -
- Vertikal
- -
- Siklikal
- -
N. IX (Glossopharyngeus)
Kanan Kiri
Refleks muntah + +
N. X (Vagus)
Kanan Kiri
Menelan + +
Suara + +
N. XI (Asesorius)
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan + +
Menoleh ke kiri + +
Mengangkat bahu ke + +
kanan
N. XII (Hipoglosus)
Kanan Kiri
Tremor - -
Fasikulasi - -
Atropi - -
1. Pemeriksaan koordinasi
Rebound - -
phenomen
Duduk Baik
berjalan Tremor -
Atetosis -
Mioklonik -
Khorea -
3. Pemeriksaan sensibilitas
4. Sistem refleks
Berbangkis Triseps ++ ++
Laring KPR ++ ++
Masetter APR ++ ++
Atas Cremaster
Tengah Sfingter
Bawah
Tromner
5. Pemeriksaan Khusus
6. Fungsi otonom
- Defekasi : baik
Reflek memegang -
Reflek -
palmomental
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10 gr/dl
Leukosit : 7.500/mm3
Hitung Jenis : 0/2/3/63/28/5
Trombosit : 387.000/mm3
DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
1. MRI
PROGNOSIS
O/ KU Kes TD Nd Nf T
SN:
GCS: E4M6V5
Otonom: baik
A/ Ischialgia dekstra
O/ KU Kes TD Nd Nf T
SN:
GCS: E4M6V5
Otonom: baik
A/ Ischialgia dekstra
O/ KU Kes TD Nd Nf T
SN:
GCS: E4M6V5
Otonom: baik
A/ Ischialgia dekstra
O/ KU Kes TD Nd Nf T
SN:
GCS: E4M6V5
Otonom: baik
A/ Ischialgia dekstra
BAB 4
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang pasien perempuan, umur 24 tahun dengan diagnosis klinis
Ischialgia dekstra, diagnosis topik Nervus iskiadikus dektra dan diagnosis etiologi susp Fraktur
sendi sakroiliaka.
pinggang yang menjalar hingga tungkai kanan sejak ± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri yang ditimbulkan membuat pasien berjalan menyeret dan nyeri dirasakan makin
meningkat sejak ±1 bulan ini, nyeri pinggang bertambah saat pasien batuk, mengedan, dan
saat tidur terlentang. Sudah 1 bulan ini pasien sulit berjalan dan harus dipapah oleh
keluarga, sehingga pasien tidak dapat bekerja. Nyeri pinggang sudah dirasakan sejak 1
tahun terakhir namun hilang timbul dan menetap dalam 2 bulan belakangan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status internus dalam batas normal. Pada status
neurologis, didapatkan kesadaran GCS 15, tanda rangsangan meningeal tidak ada dan tanda
peningkatan tekanan intrakranial tidak ada. Pemeriksaan nervus kranialis dalam batas normal. Pada
pemeriksaan motorik didapatkan otot eutonus, eutrofi pada keempat eksterimitas. Untuk kekuatan
motorik dalam batas normal kecuali kekuatan motorik inferior kanan mengalami kelemahan.
Refleks fisiologis biseps ++/++ dan triseps ++/++, tetapi refleks KPR ++/++ dan APR ++/++.
Dilakukan tes ischialgia dengan hasil Lasegue +/+, kontra lasegue +/+, Patrick +/+, kontra Patrick
Diagnosis klinis pada pasien ini adalah ischialgia bilateral. Nyeri pada pasien ini merupakan
tipe nyeri radikuler yang menjalar sesuai dengan perjalanan nervus ischiadicus di mana nyeri
dirasakan dari pinggang menjalar ke tungkai kanan. Nervus ischiadicus adalah seberkas saraf
sensorik dan motorik yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju ke foramen
infrapiriforme dan keluar pada permukaan belakang tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada
apeks spasium popliteal ia bercabang dua dan lebih jauh ke distal menjadi n. peroneus komunis dan
n. tibialis. Jadi, pada ischialgia nyeri yang terasa sepanjang nervus ischiadicus dan lanjutannya
sepanjang tungkai. Pada pasien ini juga terdapat gejala sensorik berupa kesemutan pada kedua
tungkai. Hal ini dapat menunjukkan adanya iritasi terhadap radiks sehingga parastesia atau
Untuk diagnosis topik pada pasien ini terletak pada Nervus iskiadikus dektra. Sehingga
nyeri dirasakan hanya menjalar ke sebelah tungkai. Diagnosis etiologi pada pasien ini diduga
Fraktur sendi sakroiliaka. Faktor risiko pada pasien ini yaitu trauma jatuh terduduk 7 tahun yang
lalu.. Untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu MRI sebagai gold
standar. Dengan MRI dapat dilihat adanya apabila hernia nucleus pulposus atau penekanan
Pasien diberikan tatalaksana umum Diet Makanan Biasa TKTP 1800 Kkal . Tata laksana
khusus yang diberikan antara lain Amitriptilin 2x20 mg (p.o), Paracetamol 3x750 mg (p.o),
DAFTAR PUSTAKA
3. Wheeler AH. Low Back Pain and Sciatica [serial online] 2015 (diunduh 24 Oktober 2015).
overview
4. Rhee JM, Schaufele M, Abdu WA. Radiculopathy and the Herniated Lumbar Disc. The
6. Hartwig MS. Nyeri. Dalam: Price SA, Wilson LM, editor. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003:
1097-1101.
7. Bohinski R. Herniated Lumbar Disc [serial online] 2015 (diunduh 24 Oktober 2015).
9. Williams O, Stern M. Nontraumatic Disorders of the Spinal Cord. Dalam: Burst JCM,
editor. Current Diagnosis and Treatment Neurology. Second edition. United States: The
10. Anonim. Tests Clinique de la Sciatique [serial online] 2015 (diunduh 24 Oktober 2015).
semiologie-anatomie/29-tests-cliniques-de-la-sciatique
11. Anonim. Patrick Test [serial online] 2015 (diunduh 24 Oktober 2015). Tersedia dari: URL:
HYPERLINK https://en.wikipedia.org/wiki/Patrick%27s_test
12. Anonim. Orthopaedic Test [serial online] 2015 (diunduh 24 Oktober 2015). Tersedia dari:
13. Anonim. Gaenslen Test [serial online] 2015 (diunduh 24 Oktober 2015). Tersedia dari: