TK II PELAMONIA
FISIOTERAPI
LEMBAR PENGESAHAN
“
”
atas nama
INDAH YULIANI
Nim
: PO. 714241141014
Telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek
Oktober 2017
Mengetahui,
Pembimbing Klinik
BAB I
1.
Ischialgia
atau
sciatica
secara umum diartikan sebagai nyeri menjalar ke bawah sepanjang perjalanan saraf
ischiadiskus. (Cailliet, 1981).Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang
berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. Rasa
nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat. Kadang nyeri menjalar
dari pantat sampai ke bawah tungkai dan kaki.Nyeri terasa disertai kasemutan dan pegal-
pegal pada pantat dan tungkai. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan
kelemahan anggota badan bawah / tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot
Ischialgia
Ischialgia
ialah nyeri yang terasa sepanajang nervus ischiadiskus. Berkas saraf yang memilki nama
tersebut seberkas sensorik dan motorik yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan
pertengahan lipatan pantat. Pada aspek spasium poplitea bercabang dua dan lebih jauh ke
distal sehingga tidak ada berkas saraf yang memilki nama nervus ischiadiskustersebut. Nama
kedua cabang itu yang meruapakan lanjutan nervus ischiadiskusialah nervus peroneus
Ischialgia
harus didefinisikan sebagai nyeri yang terasa sepanajang nervus ischiadiskus dan lanjutannya
sepanjang tungkai.
Nyeri punggung bawah dan iskialgia adalah nyeri atau hipoestesi di area pantat dan paha
bagian posterior dengan sesekali menjalar ke tungkai bawah; merupakan keluhan umum
–
90% selama hidup seseorang.Frekuensi sindrom piriformis diperkirakan hampir 6% dari total
kasus
Ischialgia
dalam praktek dokter keluarga di AS, sementara di Indonesia belum ada dataBeberapa
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer yakni N.
tibialis dan N. poreneus.N ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor tuberositas
anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas ischii. Tengah 2 antara
tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus keluar dari gluteus maximus
berjalan melalui collum femoris.Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa poplitea.
Musculus piriformis berbentuk piramida, rata, berasal dari permukaan ventrolateral vertebrae
sacrum 2 sampai 4, kemudian melewati foramen ischiadicum majus dan berada di sebelah
femur. Musculus piriformis merupakan otot rotator panggul paling proksimal. Dengan
panggul ekstensi, musculus piriformis berfungsi untuk rotasi eksternal panggul. Bila panggul
fleksi, maka otot ini berfungsi sebagai abductor panggul.6 Cabang saraf dari L5, S1, dan S2
musculus quadrates femoris, dan musculus obturator internus bekerja sinergis dengan
musculus piriformis. Banyak variasi hubungan antara nervus ischiadicus dan musculus
piriformis. Nervus ischiadicus terdiri dari cabang radix nervi L3 sampai S3; biasanya berjalan
dorsal dari musculus gemellus setelah keluar dari pelvis melalui foramen ischiadicum majus
Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha ) Adapun komponen
–
komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas, tulang sendi, bantalan sendi, facet
joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan maka sangat berpotensi untuk terkena
NPB yang bisa berlanjut menjadi ishialgia. Tulang belakang merupakan bangunan yang
kompleks yang dapat dibagi menjadi 2 bagian.Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra
yang dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya
oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan terdiri
atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai
ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada
procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi
kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang
saraf spinal yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen
Diskus intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun
berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut sensibel. Bagian
lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan gerak yang terbesar.
Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks dan
panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain,
biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan
hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan. Sebagian
besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan
Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer yakni N.
tibialis dan N. poreneus.N ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor tuberositas
anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas ischii. Tengah 2 antara
tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus keluar dari gluteus maximus
berjalan melalui collum femoris.Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa poplitea.
Musculus piriformis berbentuk piramida, rata, berasal dari permukaan ventrolateral vertebrae
sacrum 2 sampai 4, kemudian melewati foramen ischiadicum majus dan berada di sebelah
femur. Musculus piriformis merupakan otot rotator panggul paling proksimal. Dengan
panggul ekstensi, musculus piriformis berfungsi untuk rotasi eksternal panggul. Bila panggul
fleksi, maka otot ini berfungsi sebagai abductor panggul.6 Cabang saraf dari L5, S1, dan S2
musculus quadrates femoris, dan musculus obturator internus bekerja sinergis dengan
musculus piriformis. Banyak variasi hubungan antara nervus ischiadicus dan musculus
piriformis. Nervus ischiadicus terdiri dari cabang radix nervi L3 sampai S3; biasanya berjalan
dorsal dari musculus gemellus setelah keluar dari pelvis melalui foramen ischiadicum majus
–
komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas, tulang sendi, bantalan sendi, facet
joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan maka sangat berpotensi untuk terkena
NPB yang bisa berlanjut menjadi ishialgia. Tulang belakang merupakan bangunan yang
kompleks yang dapat dibagi menjadi 2 bagian.Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra
yang dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya
oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan terdiri
atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai
ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada
procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi
kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang
saraf spinal yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen
Diskus intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun
berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut sensibel. Bagian
lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan gerak yang terbesar.
Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks dan
panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain,
biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan
hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan
menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan. Sebagian
besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan
seberkas saraf yang menyandang nama nervus ischiadicus itu ialah seberkas saraf yang
dari foramen tersebut ia langsung menurun ke bagian belakang paha sampai bercabang dua.
Tempat percabangan di sekitar apeks spasium poplitea. Kedua cabang yang melanjutkan
perjalanan ke perifer dikenal sebagai nervus peroneus dan nervus tibialis. Definisi ischialgia
harus bermakna nyeri yang terasa bertolak dari bokong dan menjalar sampai pertengahan
M.Piriformis 2)
M.Bisep femoris 3)
M.Semi tendinosus 4)
M.Semi membranosis 5)
M.Gastronemeus 6)
M.Soleus 7)
M.Tibialis anterior
A.
Gejala
Terasa nyeri pada punggung bag. bawah, seperti terbakar dan tajam, serta dalam beberapa
Rasa sakit pada saat terulur/tertekan, misalnya pada saat duduk, berdiri tegak dan gerakan
shalat. 3.
Pada saat berjalan hanya menumpu dengan ujung jari, saat ankle plantar fleksi, hip dan knee
(pincang) dan timbul rasa sakit atau keram pada saat berjalan.
B.
Perubahan Patologi
1.
,L
,L
dan S
mengalami gangguan (perangsangan) oleh karena terjebak, baik oleh tumor, nucleus
pulposus yang menonjol kedalam kanalis vertebralis maupun oleh osteofit atau peradangan
(rematoid spondilitis angkilopoetika, herpes zoster, tuberkulosa). Akibat jebakan itu, yang
Pada umumnya ischialgia itu adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri non-nod-an seperti
bisul mau pecah atau linu-nyeri hebat dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan
menjalar menurut perjalanan n. ischiadicus dan lanjutannya pada N. peroneus atau N. tibialis.
2.
Umumnya low back pain atau dikenal dengan nyeri pinggang bawah selalu mendahului
B.
Data-data Medis
1.
Catatan Klinis : - 3.
C.
Anamnesis Umum
Nama : Ny. Rismawati Umur : 44 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Agama :
Anamnesis Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
RPP : Dialami sejak 2 bulan yang lalu, pasien sedang menjemur pakaian sambil melompat
lalu pasien merasakan bunyi klik disertai nyeri pada pinggang bawah, 2 jam kemudian pasien
merasakan nyeri hebat dan tidak bisa berjalan. Pasien kemudian dibawa ke RS.Bayangkara
dengan diagnosa penyempitan saraf, seminggu setelah pasien pulang kerumah pasien kembali
dibawa ke RS.UIT , Lalu 4 hari setelah pulang pasien dibawa lagi ke RS.Pelamonia setelah
seberkas saraf yang menyandang nama nervus ischiadicus itu ialah seberkas saraf yang
meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju ke foramen infrapiriformis. Setelah keluar
dari foramen tersebut ia langsung menurun ke bagian belakang paha sampai bercabang dua.
Tempat percabangan di sekitar apeks spasium poplitea. Kedua cabang yang melanjutkan
perjalanan ke perifer dikenal sebagai nervus peroneus dan nervus tibialis. Definisi ischialgia
harus bermakna nyeri yang terasa bertolak dari bokong dan menjalar sampai pertengahan
M.Piriformis 2)
M.Bisep femoris 3)
M.Semi tendinosus 4)
M.Semi membranosis 5)
M.Gastronemeus 6)
M.Soleus 7)
M.Tibialis anterior
A.
Gejala
Terasa nyeri pada punggung bag. bawah, seperti terbakar dan tajam, serta dalam beberapa
Rasa sakit pada saat terulur/tertekan, misalnya pada saat duduk, berdiri tegak dan gerakan
shalat. 3.
Pada saat berjalan hanya menumpu dengan ujung jari, saat ankle plantar fleksi, hip dan knee
(pincang) dan timbul rasa sakit atau keram pada saat berjalan.
B.
Perubahan Patologi
1.
,L
,L
dan S
1
mengalami gangguan (perangsangan) oleh karena terjebak, baik oleh tumor, nucleus
pulposus yang menonjol kedalam kanalis vertebralis maupun oleh osteofit atau peradangan
(rematoid spondilitis angkilopoetika, herpes zoster, tuberkulosa). Akibat jebakan itu, yang
Pada umumnya ischialgia itu adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri non-nod-an seperti
bisul mau pecah atau linu-nyeri hebat dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan
menjalar menurut perjalanan n. ischiadicus dan lanjutannya pada N. peroneus atau N. tibialis.
2.
Umumnya low back pain atau dikenal dengan nyeri pinggang bawah selalu mendahului
B.
Data-data Medis
1.
Catatan Klinis : - 3.
C.
Anamnesis Umum
Nama : Ny. Rismawati Umur : 44 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Agama :
Anamnesis Khusus
a.
b.
c.
d.
RPP : Dialami sejak 2 bulan yang lalu, pasien sedang menjemur pakaian sambil melompat
lalu pasien merasakan bunyi klik disertai nyeri pada pinggang bawah, 2 jam kemudian pasien
merasakan nyeri hebat dan tidak bisa berjalan. Pasien kemudian dibawa ke RS.Bayangkara
dengan diagnosa penyempitan saraf, seminggu setelah pasien pulang kerumah pasien kembali
dibawa ke RS.UIT , Lalu 4 hari setelah pulang pasien dibawa lagi ke RS.Pelamonia setelah
f.
Riwayat sekarang : -
g.
4) Temperatur
: 36,5 ‘C
E.
Inspeksi a.
Statis
- ekspresi wajah pasien tampak menahan rasa sakit, - Pasien kesulitan untuk merubah posisi
saat diminta naik ke atas bed. - Pada saat berjalan pasien terlihat pincang, dan menumpu berat
badan pada sisi yang sehat - pelvic tampak simetris. - tidak nampak ada atropi atau oedem
pinggang
sisi kanan, - tidak ada perbahan warna kulit pada daerah sekitar
pinggang
sisi kanan.
b. dinamis
- Pasien kesulitan dan terasa sakit bila digerakkan tungkainya mendekati dada.
F.
Tes Orientasi
Aktif
Lumbal
Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak
Hip
Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak
Hip
Adduksi : Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu
TIMT
Lumbal
Fleksi : Nyeri
Ekstensi : Nyeri
Hip
H.
Pemeriksaan Spesifik
Tes ini adalah tes pasif dilakukan dalam posisi pasien tidur terlentang dengan medial rotasi
hip,adduksi dan ekstensi knee. selanjutnya fleksikan hip joint sampai timbul rasa nyeri atau
menyebakan saraf terulur maksimal 2-6mm, terutama akar saraf L5, S1, dan S2. nyeri timbul
sebelum 70
fleksi hip, cidera mungkin pada sacroiliaca joint dan jika tes ini menimbulkan nyeri diatas 70
Tujuan
: tes untuk mengindetifikasi patologi disc herniation dan /atau penekanan pada jaringan
syaraf.
Prosedur tes
-
Pasien terlentang dengan posisi kedua hip endorotasi dan adduksi,serta knee ekstensi,rileks.
Praktikan meletakkan satu tangan pada ankle pasien. praktikan selanjutnya secara pasif
memfleksikan hip pasien hingga pasien merasakan nyeri atau tightness pada
Prosedur tes
Pasien terlentang dengan posisi kedua hip endorotasi dan adduksi,serta knee ekstensi,rileks.
Praktikan meletakkan satu tangan pada ankle pasien. praktikan selanjutnya secara pasif
memfleksikan hip pasien hingga pasien merasakan nyeri atau tightness pada
pinggangang atau bagian posterior. Praktekkan kemudian secara perlahan dan hati hati
menurunkan tungkai pasien sehingga pasien tidak merasakan nyeri atau tightness.
Posisi tes
Jika nyeri terutama di rasakan pada pinggang, maka lebih kea rah disc herniation atau
penyebab patologi penekanan pada sisi sentral. jika nyeri terutama pada tungkai, maka
patologi akan menyebabkan penekanan terhadap jaringan saraf lebih pada sisi lateral.
Interpritasi
Positif tes mengindikasikan patologi disc herniation dan/ atau penekanan pada jaringan saraf.
Hasil
: Negative nyeri
Bragard Test
Tujuan
Tes untuk mengidentifikasi patologi pada durameter atau lesi pada spinal cord.
Prosedur Test
Prosedur sama seperti Lasegue’s test. Bedanya pada Bragard’s test, praktikkan
menambahkan fleksi cervical pasien secara pasif, disertai dorsofleksi ankle pasien (tension
yang terjadi pada area cervicothoracic junction adalah normal dan tidak semestinya
menimbulkan gejala. Jika gejalah timbul pada lumbar, tungkai, atau lengan, berarti jaringan
saraf terlibat). Praktikkan kemudian secara perlahan dan hati-hati menurunkan kepala dan
Positif Test
Peningkatan nyeri dengan fleksi cervical, dorsofleksi ankle, atau keduanya mengindikasikan
penguluran pada dura meter dari spinal cord atau lesi pada spinal cord ( seperti; disc
heniation, tumor, meningitis). Nyeri yang tidak meningkat dengan fleksi servical
mengindikasikan lesi pada area hamstring (tight hamstring) atau pada lumbosacral atau area
sacroiliac joint.
Interpretasi
Posisi test mengindikasikan patologi pada dura meter atau lesi pada spinal cord.
Hasil
: positive
Patrick Test
Tujuan
Tes untuk mendeteksi patologi pada hip, lumbar, atau S1 joint dysfunction.
Prosedur Tes
Praktikkan selanjutnya secara pasif menggerakkan tungkai pasien yang di tes kearah flexi
knee dengan menempatkan ankle di atas knee pada tungkai pasien yang satunya
Praktekkan kemudian memfiksasi SIAS pasien pada tungkai yang tidak di tes dengan
menggunakan satu tangan dan tangan satunya pada sisi medial knee pasien yang di tes, lalu
Ulangi prosedur tes yang sama pada tungkai pasien yang satunya.
Positif Test
Interpretasi
Lokasi nyeri berkorespondensi terhadap disfungsi pada area tersebut. Tujuan : Untuk
Hasil
: tidak nyeri
teknik palpasi :
untuk merasakan kontraksi piriformis, minta pasien secara perlahan melakukan eksorotasi hip
secara aktif. Tujuan : Untuk mengetahui adanya spasme Hasil : spasme pada M. Piriformis
J. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
K.
PROBLEMATIK
Anatomical Impairment -
Adalah berbagai problem yang menyerang body functions atau body structures seperti adanya
Yaitu: Adanya rasa nyeri pada punggung bagian bawah dan menjalar sampai ke tungkai
kanan. Sering merasa kesemutan dari daerah pinggang sampai ujung kaki. Activity limitation
Yaitu: Karena pasien seorang muslim, jadi pada saat melakukan sholat (khususnya rukuk dan
sujud) pasien mengalami kesulitan. Pasien juga mengalami kesulitan dalam hal MCK karena
Yaitu: Pasien tidak bisa duduk dan berdiri lama sewaktu membersihakan rumah serta tidak
bisa berjalan jauh. Pasien juga mengalami kesulitan dalam hal mengambil benda yang berada
1.
Jangka panjang : Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pinggang bawah
Jangka pendek :
Spasme M.Piriformis
INTERFERENSI
FRICTION
M.Intervensi Fisioterapis
meningkatkan elastisitas jaringan. Prosedur Kerja : Setelah persiapan alat dan pasien telah
selesai maka pelaksanaan terapi dapat dimulai. Pasang kondensator tepat di atas otot
piriformis tungkai kanan, jarak antara kondensator dan tubuh pasien adalah ± 5 cm. Intensitas
continus, dengan waktu 10 menit. Dan fisioterapi harus tetap mengontrol keadaan pasien
Frekuensi : 2x/minggu
Intensitas : MHz
Teknik : coplanar
Time : 10 menit INTERFERENSI Tujuan : Mengurangi nyeri dan meransang jaringan saraf
Teknik : Posisi pasien tidur terlentang, pad dipasang pada lumbal dan M. Piriformis Dosis :
Frekuensi : 2 x seminggu
Intensitas: 70 MHz
Time : 10 menit FRICTION Tujuan : Untuk mengurangi spasme pada otot piriformis
Teknik : Pasien tengkurap diatas bed dan Fisioterapi berada disamping bed,
thumb/ ibu jari pada M. Piriformis Dosis Frekunsi : 2x/minggu Intensitas : toleransi pasien
meningkatkan fleksibilitas otot Teknik : Posisi pasien terlentang lalu fleksikan hip dan knee
Frekuensi : 2 x seminggu
Time : 8 x repetisi STRETCHING PASSIVE Tujuan : Untuk mengurangi spasme pada M.
Posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berada disamping pasien pada sisi
kontralateral
Kemudian gerakan
fleksi
dan
adduksikan hip
disertai
Frekuensi : 2 x seminggu
Time : 8 x repetisi
N.
EVALUASI
- Sesaat : pasien merasa lebih nyaman dan nyeri agak berkurang - Berkala : setelah beberapa
Hasil Terapi
No. Problematik Fisioterapi Sebelum Diterapi Setelah Diterapi 1 Nyeri Nyeri sedang Tes
vas : 7 Nyeri sedang Tes Vas : 6 2 Spasme M. Piriformis Spasme Spasme berkurang 3
Gangguan ADL berjalan Pincang Agak pincang Melihat perkembangan pasien belum terlalu
Kesimpulan
Ischialgia adalah nyeri menjalar sepanjang nervus ischiadicus atau nyeri yang dirasakan
menjalar dari pinggang sampai tungkai bawah sesuai dengan perjalanan sarafnya. Spasme
yang terjadi pada musculus piriformis, selain mengiritasi dapat pula menekan nervus
ischiadicus. Hal tersebut terjadi karena apabila otot piriformis memendek, maka
n.ischiadicus
terjebak. Akibatnya aliran / suplai darah ke .ischiadicus pun terhambat, sedangkan iritasi
terjadi akibat tekanan oleh otot piriformis tersebut. Penekanan pada serabut
N. Ischiadicus
ini akan memberikan perangsangan, sehingga akan menimbulkan nyeri yang bertolak dari
daerah otot piriformis menjalar sampai tungkai dan nyeri ini dirasakan hanya pada satu
tungkai saja, karena ada nyeri kemudian timbul spasme pada otot-otot yang dilewati seperti
vertebra lumbosakra.
B.
Saran
1.
Ischialgia memiliki prognosis yang baik jika ditangani sedini mungkin dengan penanganan
yang sesuai. 2.
FOLLOW UP
Nyeri mulai berkurang Pre : Nilai VAS 7 Post : Nilai VAS 6,5
-
MWD
Interverensi
Friction
Passive Exercise
ADL mulai membaik
Kesimpulan
Ischialgia adalah nyeri menjalar sepanjang nervus ischiadicus atau nyeri yang dirasakan
menjalar dari pinggang sampai tungkai bawah sesuai dengan perjalanan sarafnya. Spasme
yang terjadi pada musculus piriformis, selain mengiritasi dapat pula menekan nervus
ischiadicus. Hal tersebut terjadi karena apabila otot piriformis memendek, maka
n.ischiadicus
terjebak. Akibatnya aliran / suplai darah ke .ischiadicus pun terhambat, sedangkan iritasi
terjadi akibat tekanan oleh otot piriformis tersebut. Penekanan pada serabut
N. Ischiadicus
ini akan memberikan perangsangan, sehingga akan menimbulkan nyeri yang bertolak dari
daerah otot piriformis menjalar sampai tungkai dan nyeri ini dirasakan hanya pada satu
tungkai saja, karena ada nyeri kemudian timbul spasme pada otot-otot yang dilewati seperti
vertebra lumbosakra.
B.
Saran
1.
Ischialgia memiliki prognosis yang baik jika ditangani sedini mungkin dengan penanganan
yang sesuai. 2.
FOLLOW UP
Nyeri mulai berkurang Pre : Nilai VAS 7 Post : Nilai VAS 6,5
Spasme sudah berkurang 2 Selasa 25
MWD
Interverensi
Friction
Passive Exercise
-
DAFTAR PUSTAKA
Aras, Djohan dkk. 2014.
: PhysioCare Pulishing -
http://imphysicaltherapist.blogspot.com/2013/03/ischialgia-akibat-spasme-ototpiriformis.html
Mardjono, Mahar dkk. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat