Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTEK KLINIK RS.

TK II PELAMONIA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL

PINGGANG BAWAH AKIBAT ISCHIALGIA

KARENA SPASME M. PIRIFORMIS”

Oleh: INDAH YULIANI PO.714241141014

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN PRODI DIV

FISIOTERAPI

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Klinik dengan judul

“ 

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Aktifitas Fungsional Pinggang Bawah Akibat

Ischialgia karena Spasme Musculus Piriformis

” 

 
atas nama

INDAH YULIANI

Nim

: PO. 714241141014

Telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek

klinik di RS. Tk. II PELAMONIA tanggal 9 Oktober - 3 November 2017. Makassar, 26

Oktober 2017

Mengetahui,

Pembimbing Klinik

Andi Adriana, S,Ft.Physio Nip: 197606202007122001

BAB I

PENDAHULUAN  A. Pengertian Ischialgia

1.

Pengertian dan Prevelensi

 Ischialgia

 atau

 sciatica

 secara umum diartikan sebagai nyeri menjalar ke bawah sepanjang perjalanan saraf

ischiadiskus. (Cailliet, 1981).Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang

berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak  berdiri dan berjalan. Rasa
nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang  berat. Kadang nyeri menjalar

dari pantat sampai ke bawah tungkai dan kaki.Nyeri terasa disertai kasemutan dan pegal-

pegal pada pantat dan tungkai. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan

kelemahan anggota badan bawah / tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot

tungkai bawah tersebut.  Nyeri yang terasa sepanjang tungkai dinamakan

 Ischialgia

. Di tinjau dari arti katanya, maka

 Ischialgia

ialah nyeri yang terasa sepanajang nervus ischiadiskus. Berkas saraf yang memilki nama

tersebut seberkas sensorik dan motorik yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan

menuju ke foramen infrapiriforme dan keluar pada permukaan belakang tungkai di

pertengahan lipatan pantat. Pada aspek spasium poplitea bercabang dua dan lebih jauh ke

distal sehingga tidak ada berkas saraf yang memilki nama nervus ischiadiskustersebut. Nama

kedua cabang itu yang meruapakan lanjutan nervus ischiadiskusialah nervus peroneus

komunis dan nervus tibialis.Oleh karena itu

 Ischialgia

harus didefinisikan sebagai nyeri yang terasa sepanajang nervus ischiadiskus dan lanjutannya

sepanjang tungkai.

 Nyeri punggung bawah dan iskialgia adalah nyeri atau hipoestesi di area pantat dan paha

bagian posterior dengan sesekali menjalar ke tungkai bawah; merupakan keluhan umum

dengan insidensi sekitar 60

 – 

90% selama hidup seseorang.Frekuensi sindrom piriformis diperkirakan hampir 6% dari total

kasus
 Ischialgia

dalam praktek dokter keluarga di AS, sementara di Indonesia belum ada dataBeberapa

laporan menunjukkan rasio angka kejadian perempuan disbanding laki-laki 6:1.

BAB II  ANATOMI TERAPAN

Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer yakni N.

tibialis dan N. poreneus.N ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor tuberositas

anterior 1/3  bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas ischii. Tengah 2 antara

tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus keluar dari gluteus maximus

berjalan melalui collum femoris.Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa  poplitea.

Musculus piriformis berbentuk piramida, rata, berasal dari permukaan ventrolateral vertebrae

sacrum 2 sampai 4, kemudian melewati foramen ischiadicum majus dan berada di sebelah

dorsal nervus ischiadicus sebelum berinsersi di bagian superomedial trochanter major os

femur. Musculus piriformis merupakan otot rotator panggul paling proksimal. Dengan

panggul ekstensi, musculus piriformis berfungsi untuk rotasi eksternal panggul. Bila panggul

fleksi, maka otot ini berfungsi sebagai abductor panggul.6 Cabang saraf dari L5, S1, dan S2

menginervasi musculus piriformis. Musculus gemellus superior, musculus gemellus inferior,

musculus quadrates femoris, dan musculus obturator internus bekerja sinergis dengan

musculus piriformis. Banyak variasi hubungan antara nervus ischiadicus dan musculus

piriformis. Nervus ischiadicus terdiri dari cabang radix nervi L3 sampai S3; biasanya berjalan

anterior dari musculus piriformis dan


 

dorsal dari musculus gemellus setelah keluar dari pelvis melalui foramen ischiadicum majus

(Gambar 1) Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :

Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )

Lumbal ( Pinggang Atas )

Lumbal sacral ( Pinggang bawah )

Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )

 
Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha ) Adapun komponen

 – 

 komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas, tulang sendi,  bantalan sendi, facet

joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan maka sangat  berpotensi untuk terkena

NPB yang bisa berlanjut menjadi ishialgia. Tulang belakang merupakan bangunan yang

kompleks yang dapat dibagi menjadi 2  bagian.Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra

yang dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya

oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan terdiri

atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai

ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada

procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi

kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang

saraf spinal yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen

intervertebra dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater.

Diskus intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun

berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut sensibel. Bagian
lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan gerak yang terbesar.

Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks dan

panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain,

biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan

hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan

menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan. Sebagian

besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan

protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.

BAB II  ANATOMI TERAPAN

Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer yakni N.

tibialis dan N. poreneus.N ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor tuberositas

anterior 1/3  bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas ischii. Tengah 2 antara

tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus keluar dari gluteus maximus

berjalan melalui collum femoris.Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa  poplitea.

Musculus piriformis berbentuk piramida, rata, berasal dari permukaan ventrolateral vertebrae

sacrum 2 sampai 4, kemudian melewati foramen ischiadicum majus dan berada di sebelah

dorsal nervus ischiadicus sebelum berinsersi di bagian superomedial trochanter major os

femur. Musculus piriformis merupakan otot rotator panggul paling proksimal. Dengan

panggul ekstensi, musculus piriformis berfungsi untuk rotasi eksternal panggul. Bila panggul

fleksi, maka otot ini berfungsi sebagai abductor panggul.6 Cabang saraf dari L5, S1, dan S2

menginervasi musculus piriformis. Musculus gemellus superior, musculus gemellus inferior,

musculus quadrates femoris, dan musculus obturator internus bekerja sinergis dengan

musculus piriformis. Banyak variasi hubungan antara nervus ischiadicus dan musculus
piriformis. Nervus ischiadicus terdiri dari cabang radix nervi L3 sampai S3; biasanya berjalan

anterior dari musculus piriformis dan

dorsal dari musculus gemellus setelah keluar dari pelvis melalui foramen ischiadicum majus

(Gambar 1) Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :

Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )

Lumbal ( Pinggang Atas )

Lumbal sacral ( Pinggang bawah )

Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )


Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha ) Adapun komponen

 – 

 komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas, tulang sendi,  bantalan sendi, facet

joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan maka sangat  berpotensi untuk terkena

NPB yang bisa berlanjut menjadi ishialgia. Tulang belakang merupakan bangunan yang

kompleks yang dapat dibagi menjadi 2  bagian.Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra

yang dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya

oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan terdiri

atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai

ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada

procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi

kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang

saraf spinal yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen

intervertebra dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater.

 
Diskus intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun

berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut sensibel. Bagian

lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan gerak yang terbesar.

Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks dan

panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain,

biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan

hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan

menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan. Sebagian

besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan

protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.

BAB III PATOLOGI TERAPAN

Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan N. Ischiadicus. Sebenarnya

seberkas saraf yang menyandang nama nervus ischiadicus itu ialah seberkas saraf yang

meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju ke foramen infrapiriformis. Setelah keluar

dari foramen tersebut ia langsung menurun ke bagian belakang paha sampai bercabang dua.

Tempat percabangan di sekitar apeks spasium poplitea. Kedua cabang yang melanjutkan

perjalanan ke perifer dikenal sebagai nervus peroneus dan nervus tibialis. Definisi ischialgia

harus bermakna nyeri yang terasa bertolak dari bokong dan menjalar sampai pertengahan

bagian belakang paha sampai tungkai. Otot-otot yang di persarafi adalah: 1)

M.Piriformis 2)

M.Bisep femoris 3)

 
M.Semi tendinosus 4)

M.Semi membranosis 5)

M.Gastronemeus 6)

M.Soleus 7)

M.Tibialis anterior

 A.

Gejala

Adapun gejala dari ischialgia ini adalah : 1.

Terasa nyeri pada punggung bag. bawah, seperti terbakar dan tajam, serta dalam beberapa

hari akan menyebar sepanjang perjalanan saraf ischiadicus. 2.

Rasa sakit pada saat terulur/tertekan, misalnya pada saat duduk, berdiri tegak dan gerakan

shalat. 3.

Pada saat berjalan hanya menumpu dengan ujung jari, saat ankle plantar fleksi, hip dan knee

(pincang) dan timbul rasa sakit atau keram pada saat berjalan.

B.
 

Perubahan Patologi

1.

Ischialgia bermula dari femoral/foramen intrapiriformis dan menjalar menuju perjalanan N.

Ischiadicus, unsur-unsur N. Ischiadicus yang tercakup dalam radiks dorsal L

,L

,L

 dan S

 mengalami gangguan (perangsangan) oleh karena terjebak, baik oleh tumor, nucleus

pulposus yang menonjol kedalam kanalis vertebralis maupun oleh osteofit atau peradangan

(rematoid spondilitis angkilopoetika, herpes zoster, tuberkulosa). Akibat jebakan itu, yang

dapat bersifat menindihi, meregang, menjerat dan sebagainya terjadi radikulitis/radikulopatia.

Pada umumnya ischialgia itu adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri non-nod-an seperti

bisul mau pecah atau linu-nyeri hebat dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan

menjalar menurut perjalanan n. ischiadicus dan lanjutannya pada N. peroneus atau N. tibialis.

2.

Umumnya low back pain atau dikenal dengan nyeri pinggang bawah selalu mendahului

ischialgia dan kegiatan-kegiatan seperti batuk, bersin, mengejan memprovokasi terasanya

ischialgia karena menimbulkan peningkatan/ peninggian tekanan intraspinal.


 

BAB IV STATUS KLINIK  A.

Laporan Status Klinik

Tanggal : 26 Oktober 2017

B.

Data-data Medis

1.

Diagnosa Medis : Nyeri Pinggang bawah 2.

Catatan Klinis : - 3.

No. Rekam Medik : 616664

C.

Keterangan Umum Penderita

 Anamnesis Umum

Nama : Ny. Rismawati Umur : 44 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Agama :

Islam Alamat : Jln. Rajawali Makassar-Sulsel

 
 Anamnesis Khusus

a.

Keluhan utama : Nyeri dan keram

 b.

Letak keluhan : Pinggang bawah hingga tungkai kanan.

c.

Lama keluhan : 2 bulan yang lalu

d.

Sifat Keluhan : Menjalar

e.

RPP : Dialami sejak 2 bulan yang lalu, pasien sedang menjemur pakaian sambil melompat

lalu pasien merasakan bunyi klik disertai nyeri pada pinggang bawah, 2 jam kemudian pasien

merasakan nyeri hebat dan tidak bisa berjalan. Pasien kemudian dibawa ke RS.Bayangkara

dengan diagnosa penyempitan saraf, seminggu setelah pasien pulang kerumah pasien kembali

dibawa ke RS.UIT , Lalu 4 hari setelah pulang pasien dibawa lagi ke RS.Pelamonia setelah

itu pasien dirujuk ke poli fisioterapi hingga sekarang.

BAB III PATOLOGI TERAPAN

Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan N. Ischiadicus. Sebenarnya

seberkas saraf yang menyandang nama nervus ischiadicus itu ialah seberkas saraf yang
meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju ke foramen infrapiriformis. Setelah keluar

dari foramen tersebut ia langsung menurun ke bagian belakang paha sampai bercabang dua.

Tempat percabangan di sekitar apeks spasium poplitea. Kedua cabang yang melanjutkan

perjalanan ke perifer dikenal sebagai nervus peroneus dan nervus tibialis. Definisi ischialgia

harus bermakna nyeri yang terasa bertolak dari bokong dan menjalar sampai pertengahan

bagian belakang paha sampai tungkai. Otot-otot yang di persarafi adalah: 1)

M.Piriformis 2)

M.Bisep femoris 3)

M.Semi tendinosus 4)

M.Semi membranosis 5)

M.Gastronemeus 6)

M.Soleus 7)

M.Tibialis anterior

 A.

Gejala

Adapun gejala dari ischialgia ini adalah : 1.

 
Terasa nyeri pada punggung bag. bawah, seperti terbakar dan tajam, serta dalam beberapa

hari akan menyebar sepanjang perjalanan saraf ischiadicus. 2.

Rasa sakit pada saat terulur/tertekan, misalnya pada saat duduk, berdiri tegak dan gerakan

shalat. 3.

Pada saat berjalan hanya menumpu dengan ujung jari, saat ankle plantar fleksi, hip dan knee

(pincang) dan timbul rasa sakit atau keram pada saat berjalan.

B.

Perubahan Patologi

1.

Ischialgia bermula dari femoral/foramen intrapiriformis dan menjalar menuju perjalanan N.

Ischiadicus, unsur-unsur N. Ischiadicus yang tercakup dalam radiks dorsal L

,L

,L

 dan S

1
 mengalami gangguan (perangsangan) oleh karena terjebak, baik oleh tumor, nucleus

pulposus yang menonjol kedalam kanalis vertebralis maupun oleh osteofit atau peradangan

(rematoid spondilitis angkilopoetika, herpes zoster, tuberkulosa). Akibat jebakan itu, yang

dapat bersifat menindihi, meregang, menjerat dan sebagainya terjadi radikulitis/radikulopatia.

Pada umumnya ischialgia itu adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri non-nod-an seperti

bisul mau pecah atau linu-nyeri hebat dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan

menjalar menurut perjalanan n. ischiadicus dan lanjutannya pada N. peroneus atau N. tibialis.

2.

Umumnya low back pain atau dikenal dengan nyeri pinggang bawah selalu mendahului

ischialgia dan kegiatan-kegiatan seperti batuk, bersin, mengejan memprovokasi terasanya

ischialgia karena menimbulkan peningkatan/ peninggian tekanan intraspinal.

BAB IV STATUS KLINIK  A.

Laporan Status Klinik

Tanggal : 26 Oktober 2017

B.

Data-data Medis

1.

Diagnosa Medis : Nyeri Pinggang bawah 2.

Catatan Klinis : - 3.
 

No. Rekam Medik : 616664

C.

Keterangan Umum Penderita

 Anamnesis Umum

Nama : Ny. Rismawati Umur : 44 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Agama :

Islam Alamat : Jln. Rajawali Makassar-Sulsel

 Anamnesis Khusus

a.

Keluhan utama : Nyeri dan keram

 b.

Letak keluhan : Pinggang bawah hingga tungkai kanan.

c.

Lama keluhan : 2 bulan yang lalu

d.

Sifat Keluhan : Menjalar


e.

RPP : Dialami sejak 2 bulan yang lalu, pasien sedang menjemur pakaian sambil melompat

lalu pasien merasakan bunyi klik disertai nyeri pada pinggang bawah, 2 jam kemudian pasien

merasakan nyeri hebat dan tidak bisa berjalan. Pasien kemudian dibawa ke RS.Bayangkara

dengan diagnosa penyempitan saraf, seminggu setelah pasien pulang kerumah pasien kembali

dibawa ke RS.UIT , Lalu 4 hari setelah pulang pasien dibawa lagi ke RS.Pelamonia setelah

itu pasien dirujuk ke poli fisioterapi hingga sekarang.

f.

Riwayat sekarang : -

g.

Riwayat penyakit penyerta : -

D. Pemeriksaan Vital sign

1) Tekanan darah : 110 / 80 MmHg 2) Denyut nadi : 80 x /menit 3) Pernapasan : 26 x / menit

4) Temperatur

: 36,5 ‘C

E.

Inspeksi a.

Statis
- ekspresi wajah pasien tampak menahan rasa sakit, - Pasien kesulitan untuk merubah posisi

saat diminta naik ke atas bed. - Pada saat berjalan pasien terlihat pincang, dan menumpu berat

badan pada sisi yang sehat - pelvic tampak simetris. - tidak nampak ada atropi atau oedem

pada daerah sekitar

 pinggang

sisi kanan, - tidak ada perbahan warna kulit pada daerah sekitar

 pinggang

 sisi kanan.

b. dinamis

 - Pasien kesulitan dan terasa sakit bila digerakkan tungkainya mendekati dada.

F.

Tes Orientasi

Pasien sedikit kesulitan melakukan aktifitas jongkok

berdiri (squad and bounching)

Flexi trunk (gerakan membungkuk) pasien merasa nyeri

Tes VAS : 0 7 10 Hasilnya : nilai 7


G . Pemeriksaan Gerakan Fungsi Dasar

Aktif

Lumbal

Fleksi : Nyeri, keterbatasan gerak

Ekstensi : Nyeri, keterbatasan gerak

Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

Rotasi kanan/ kiri : Nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

Hip

Fleksi Hip : Nyeri, keterbatasan gerak -

Ekstensi Hip : Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak -

Abduksi : Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu -

Adduksi : Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu Pasif


Lumbal

Fleksi : Nyeri, keterbatasan gerak

Ekstensi : Nyeri, keterbatasan gerak

Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

Rotasi kanan/ kiri

: nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

Hip

Fleksi Hip : Nyeri, keterbatasan gerak -

Ekstensi Hip : Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak -

Abduksi : Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu -

 
Adduksi : Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu

 TIMT

Lumbal

Fleksi : Nyeri

Ekstensi : Nyeri

Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri

Rotasi kanan/ kiri : nyeri

Hip

Fleksi Hip : Nyeri -


 

Ekstensi Hip : Tidak nyeri -

Abduksi : Tidak nyeri -

Adduksi : Tidak nyeri

H.

Pemeriksaan Spesifik

 Straigt Leg Raising (Lasegue’s Test)

Tes ini adalah tes pasif dilakukan dalam posisi pasien tidur terlentang dengan medial rotasi

hip,adduksi dan ekstensi knee. selanjutnya fleksikan hip joint sampai timbul rasa nyeri atau

ketegangan. Unilateral Straight leg raising sampai 70

 menyebakan saraf terulur maksimal 2-6mm, terutama akar saraf L5, S1, dan S2. nyeri timbul

sebelum 70

fleksi hip, cidera mungkin pada sacroiliaca joint dan jika tes ini menimbulkan nyeri diatas 70

 mungkin cidera pada lumbal spine.

Tujuan

: tes untuk mengindetifikasi patologi disc herniation dan /atau penekanan pada jaringan

syaraf.

Prosedur tes
-

Pasien terlentang dengan posisi kedua hip endorotasi dan adduksi,serta knee ekstensi,rileks.

Praktikan meletakkan satu tangan pada ankle pasien. praktikan selanjutnya secara pasif

memfleksikan hip pasien hingga pasien merasakan nyeri atau tightness pada

Prosedur tes

Pasien terlentang dengan posisi kedua hip endorotasi dan adduksi,serta knee ekstensi,rileks.

Praktikan meletakkan satu tangan pada ankle pasien. praktikan selanjutnya secara pasif

memfleksikan hip pasien hingga pasien merasakan nyeri atau tightness pada

pinggangang atau bagian posterior. Praktekkan kemudian secara perlahan dan hati hati

menurunkan tungkai pasien sehingga pasien tidak merasakan nyeri atau tightness.

Posisi tes
Jika nyeri terutama di rasakan pada pinggang, maka lebih kea rah disc herniation atau

penyebab patologi penekanan pada sisi sentral. jika nyeri terutama pada tungkai, maka

patologi akan menyebabkan penekanan terhadap jaringan saraf lebih pada sisi lateral.

Interpritasi

Positif tes mengindikasikan patologi disc herniation dan/ atau penekanan pada jaringan saraf.

Hasil

: Negative nyeri

Bragard Test

Tujuan

Tes untuk mengidentifikasi patologi pada durameter atau lesi pada spinal cord.

Prosedur Test 

Prosedur sama seperti Lasegue’s test. Bedanya pada Bragard’s test, praktikkan

menambahkan fleksi cervical pasien secara pasif, disertai dorsofleksi ankle pasien (tension

yang terjadi pada area cervicothoracic junction adalah normal dan tidak semestinya

menimbulkan gejala. Jika gejalah timbul pada lumbar, tungkai, atau lengan, berarti jaringan

saraf terlibat). Praktikkan kemudian secara perlahan dan hati-hati menurunkan kepala dan

tungkai pasien sehingga pasien tidak merasakan nyeri atau tightness.

Positif Test

Peningkatan nyeri dengan fleksi cervical, dorsofleksi ankle, atau keduanya mengindikasikan

penguluran pada dura meter dari spinal cord atau lesi pada spinal cord ( seperti; disc

heniation, tumor, meningitis). Nyeri yang tidak meningkat dengan fleksi servical

mengindikasikan lesi pada area hamstring (tight hamstring) atau pada lumbosacral atau area

sacroiliac joint.
 

Interpretasi

 Posisi test mengindikasikan patologi pada dura meter atau lesi pada spinal cord.

Hasil

: positive

Patrick Test

Tujuan

 Tes untuk mendeteksi patologi pada hip, lumbar, atau S1 joint dysfunction.

Prosedur Tes

Pasien telentang dalam posisi comfortable.

Praktikkan selanjutnya secara pasif menggerakkan tungkai pasien yang di tes kearah flexi

knee dengan menempatkan ankle di atas knee pada tungkai pasien yang satunya

Praktekkan kemudian memfiksasi SIAS pasien pada tungkai yang tidak di tes dengan

menggunakan satu tangan dan tangan satunya pada sisi medial knee pasien yang di tes, lalu

menekan tungkai pasien kearah abduksi.

Ulangi prosedur tes yang sama pada tungkai pasien yang satunya.
Positif Test

Nyeri di bagian dalam hip, lumbal, atau SI.

Interpretasi

Lokasi nyeri berkorespondensi terhadap disfungsi pada area tersebut. Tujuan : Untuk

mengetahui apakah ada joint blok pada ligament sacroiliaca anterior

Hasil

: tidak nyeri

Palpasi (musculus Piriformis)

teknik palpasi :

posisi pasien prone lying

lokalisir tepi lateral sacrum dengan thumb anda

geser thum secara lateral dan ke arah distal trochanter major

(ingat : muscle sciatic menggeletak dekat muscle belly piriformis,untuk menghindari

penekanan pada nervus ini, palpasi mengikuti serabut olique otot .


palpasi dan telusuri serabut otot sebagaimana keseluruhannya menyatu dan berinsersio pada

permukaan superior dari trochantor major.

untuk merasakan kontraksi piriformis, minta pasien secara perlahan melakukan eksorotasi hip

secara aktif. Tujuan : Untuk mengetahui adanya spasme Hasil : spasme pada M. Piriformis

J. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Aktifitas Fungsional Pinggang Bawah Akibat

Ischialgia karena Spasme Musculus Piriformis

 K.

PROBLEMATIK

Anatomical Impairment -

Adalah berbagai problem yang menyerang body functions atau body structures seperti adanya

deviasi atau penurunan/hilang yang signifikan. -

Yaitu: Adanya rasa nyeri pada punggung bagian bawah dan menjalar sampai ke tungkai

kanan. Sering merasa kesemutan dari daerah pinggang sampai ujung kaki. Activity limitation

Adalah kesulitan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitasnya. -


 

Yaitu: Karena pasien seorang muslim, jadi pada saat melakukan sholat (khususnya rukuk dan

sujud) pasien mengalami kesulitan. Pasien juga mengalami kesulitan dalam hal MCK karena

tidak bisa berjokngkok. Participation Restricted -

Adalah problem-problem yang dialami dalam keterlibatan pada kehidupan sehari-hari. -

Yaitu: Pasien tidak bisa duduk dan berdiri lama sewaktu membersihakan rumah serta tidak

bisa berjalan jauh. Pasien juga mengalami kesulitan dalam hal mengambil benda yang berada

di tempat yang tinggi dan mengambil benda yang berat

 L. PROGRAM FISIOTERAPI - Tujuan Fisioterapi

1.

Jangka panjang : Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pinggang bawah

dan tungkai serta Activity daily Living pasien. 2.

Jangka pendek :

Nyeri pada pinggang bawah (M. Piriformis)

Spasme M.Piriformis


 

Gangguan ADL Berjalan.

 M.RENCANA TINDAKAN FISIOTERAPI

MWD( MICRO WIVE DIATERMY)

INTERFERENSI

FRICTION

STRETCHING PASIVE DAN AKTIVE

M.Intervensi Fisioterapis

MWD Tujuan : Meningkatkan metabolisme sel ,melancarkan sirkulasi darah dan

meningkatkan elastisitas jaringan. Prosedur Kerja : Setelah persiapan alat dan pasien telah

selesai maka pelaksanaan terapi dapat dimulai. Pasang kondensator tepat di atas otot

piriformis tungkai kanan, jarak antara kondensator dan tubuh pasien adalah ± 5 cm. Intensitas

dinaikkan perlahan sesuai dengan toleransi pasien, dengan menggunakan arus

continus, dengan waktu 10 menit. Dan fisioterapi harus tetap mengontrol keadaan pasien

selama terapi berlangsung. Dosis :


-

Frekuensi : 2x/minggu

Intensitas : MHz

Teknik : coplanar

Time : 10 menit INTERFERENSI Tujuan : Mengurangi nyeri dan meransang jaringan saraf

Teknik : Posisi pasien tidur terlentang, pad dipasang pada lumbal dan M. Piriformis Dosis :

Frekuensi : 2 x seminggu

Intensitas: 70 MHz

Teknik : coplanar dengan 2 pad

 
Time : 10 menit FRICTION Tujuan : Untuk mengurangi spasme pada otot piriformis

Teknik : Pasien tengkurap diatas bed dan Fisioterapi berada disamping bed,

selanjutnya Ft melakukan Friction dengan menggunakan

 thumb/ ibu jari pada M. Piriformis Dosis Frekunsi : 2x/minggu Intensitas : toleransi pasien

Teknik : transversal priction Time : 15-30x repitisi

STRETCHING AKTIVE Tujuan : Untuk mengurangi spasme pada M. Piriformis dan

meningkatkan fleksibilitas otot Teknik : Posisi pasien terlentang lalu fleksikan hip dan knee

kanan mendekati dada kontralateral. Dosis :

Frekuensi : 2 x seminggu

Intensitas : Penguluran maksimal

Teknik : aktiv stretching

 
Time : 8 x repetisi STRETCHING PASSIVE Tujuan : Untuk mengurangi spasme pada M.

Piriformis dan meningkatkan fleksibilitas otot Pelaksanaanya:

Posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berada disamping pasien pada sisi

kontralateral

dari tungkai yang terlibat.

Kemudian gerakan

 fleksi

dan

adduksikan hip

disertai

internal rotasi hip

dengan menggunakan kedua tangan terapis. Dosis :

Frekuensi : 2 x seminggu

Intensitas : Penguluran maksimal

Teknik : Pasif stretching


-

Time : 8 x repetisi

N.

EVALUASI

- Sesaat : pasien merasa lebih nyaman dan nyeri agak berkurang - Berkala : setelah beberapa

kali terapi pasien merasakan adanya perubahan , walaupun belum signifikan

VAS: 0 6 10 Hasil :Adanya penurunan nyeri dari 7 menjadi 6.

Hasil Terapi

No. Problematik Fisioterapi Sebelum Diterapi Setelah Diterapi 1 Nyeri Nyeri sedang Tes

vas : 7 Nyeri sedang Tes Vas : 6 2 Spasme M. Piriformis Spasme Spasme berkurang 3

Gangguan ADL berjalan Pincang Agak pincang Melihat perkembangan pasien belum terlalu

significan, maka dianjurkan untuk melanjutkan fisioterapi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN  A.

Kesimpulan

Ischialgia adalah nyeri menjalar sepanjang nervus ischiadicus atau nyeri yang dirasakan

menjalar dari pinggang sampai tungkai bawah sesuai dengan perjalanan sarafnya. Spasme
yang terjadi pada musculus piriformis, selain mengiritasi dapat pula menekan nervus

ischiadicus. Hal tersebut terjadi karena apabila otot piriformis memendek, maka

n.ischiadicus

 terjebak. Akibatnya aliran / suplai darah ke .ischiadicus pun terhambat, sedangkan iritasi

terjadi akibat tekanan oleh otot piriformis tersebut. Penekanan pada serabut

N. Ischiadicus

 ini akan memberikan perangsangan, sehingga akan menimbulkan nyeri yang bertolak dari

daerah otot piriformis menjalar sampai tungkai dan nyeri ini dirasakan hanya pada satu

tungkai saja, karena ada nyeri kemudian timbul spasme pada otot-otot yang dilewati seperti

m.Gluteus, m. Triscep Surae, m. Hamstring

 dan otot-otot para

vertebra lumbosakra.

B.

Saran

1.

Ischialgia memiliki prognosis yang baik jika ditangani sedini mungkin dengan penanganan

yang sesuai. 2.

Pasien disarankan menghindari gerakan/posisi yang memprovokasi timbulnya nyeri.

FOLLOW UP

No. Tanggal Problematik Modalitas Evaluasi


1 Kamis 20-10- 2017 - Nyeri

Spasme M. piriformis dan erector spine

MWD Tujuan : Pre eleminary

TENS Tujuan: mengurangi nyeri dan meransang saraf

Friction Tujuan : relaksasi otot

Streatching otot piriformis Tujuan : Penguluran otot

Nyeri mulai berkurang Pre : Nilai VAS 7 Post : Nilai VAS 6,5

Spasme sudah berkurang 2 Selasa 25

 10- 2017 - Nyeri - Spasme M.Piriformis

-
 

Gangguan ADL berjalan

MWD

Interverensi

Friction

Streatching otot piriformis

Passive Exercise

Nyeri berkurang VAS : 6

Spasme M.Piriformis menurun

 
ADL mulai membaik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN  A.

 
Kesimpulan

Ischialgia adalah nyeri menjalar sepanjang nervus ischiadicus atau nyeri yang dirasakan

menjalar dari pinggang sampai tungkai bawah sesuai dengan perjalanan sarafnya. Spasme

yang terjadi pada musculus piriformis, selain mengiritasi dapat pula menekan nervus

ischiadicus. Hal tersebut terjadi karena apabila otot piriformis memendek, maka

n.ischiadicus

 terjebak. Akibatnya aliran / suplai darah ke .ischiadicus pun terhambat, sedangkan iritasi

terjadi akibat tekanan oleh otot piriformis tersebut. Penekanan pada serabut

N. Ischiadicus

 ini akan memberikan perangsangan, sehingga akan menimbulkan nyeri yang bertolak dari

daerah otot piriformis menjalar sampai tungkai dan nyeri ini dirasakan hanya pada satu

tungkai saja, karena ada nyeri kemudian timbul spasme pada otot-otot yang dilewati seperti

m.Gluteus, m. Triscep Surae, m. Hamstring

 dan otot-otot para

vertebra lumbosakra.

B.

Saran

1.

Ischialgia memiliki prognosis yang baik jika ditangani sedini mungkin dengan penanganan

yang sesuai. 2.

Pasien disarankan menghindari gerakan/posisi yang memprovokasi timbulnya nyeri.


 

FOLLOW UP

No. Tanggal Problematik Modalitas Evaluasi

1 Kamis 20-10- 2017 - Nyeri

Spasme M. piriformis dan erector spine

MWD Tujuan : Pre eleminary

TENS Tujuan: mengurangi nyeri dan meransang saraf

Friction Tujuan : relaksasi otot

Streatching otot piriformis Tujuan : Penguluran otot

Nyeri mulai berkurang Pre : Nilai VAS 7 Post : Nilai VAS 6,5

 
Spasme sudah berkurang 2 Selasa 25

 10- 2017 - Nyeri - Spasme M.Piriformis

Gangguan ADL berjalan

MWD

Interverensi

Friction

Streatching otot piriformis

Passive Exercise

Nyeri berkurang VAS : 6

-
 

Spasme M.Piriformis menurun

ADL mulai membaik


 

DAFTAR PUSTAKA

 
Aras, Djohan dkk. 2014.

Tes Spesifik Muskuloskeletal Disorder. Makassar 

: PhysioCare Pulishing -

Hasnia, Ahmad dkk. 2011.

 Pemeriksaan Fisioterapi Pada Ekstremitas.

 Kementerian RI Politeknik Kesehehatan Makassar

http://imphysicaltherapist.blogspot.com/2013/03/ischialgia-akibat-spasme-ototpiriformis.html 

Mardjono, Mahar dkk. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai