Anda di halaman 1dari 14

MORNING REPORT

STASE GERIATRI
FISIOTERAPI PADA LBP LANSIA GANGGUAN

DisusunOleh :
KELOMPOK 15 B
1. Rizki Anisa Rusmadyanti (1610306079)
2. Safitri Puji Rahayu (1610306080)

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROFESI


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikumWarahmatullahiWabarokatuh.

Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT


karenaatasberkatdanrahmatNyalahsehinggadapatmenyelesaikanmakalahlaporanmorning
reportinidengansebaik-baiknya.Makalahdenganjudul”
bertujuanuntukmenambahpengetahuandanwawasansertadalamrangkamemenuhitugasstaseneur
omuskularpada program studifisioterapiprofesi. Makalahiniberisitentangpenanganan yang
dilakukandi “Komunitas Lansia” yang di khususkanpadapasien yang mengalamigangguan
pada
Kami
menyadaribahwadalampenulisanmakalahinimasihbanyakkekurangan,olehsebabitu kami
sangatmengharapkankritikdan saran yang dapatmembangun. Dan
semogadenganselesainyamakalahinidapatbermanfaatbagipembaca.

Wassalammu’alaikumWarahmatullahiWabarokatuh.

Surabaya, 28 Desember2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh karena
itu, kesehatan perlu dipelihara, dilindungi, dan ditingkatkan kualitasnya melalui berbagai
upaya yang dilakukan oleh semua pihak (UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009).
Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri local maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara
sudut iga terbawa sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral
dan sering disertai dengan penjalaran nyeri kea rah tungkai dan kaki. LBP yang lebih dari 6
bulan disebut kronik (Wagiu, 2005)  .
Low back pain(LBP) dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal
dari luar punggung bawah misalnya penyakit atau kelainan pada testis atauovarium
(Suma’mur 2009).
Menurut Suma’mur 2009,Low back pain(LBP) berhubungan dengan faktor risiko
seperti usia,obesitas (kegemukan), kebiasaan merokok ataukurangnya kesegaran/kebugaran
jasmani, selain itu suma’mur juga mengatakanbahwa pada umumnya pekerjaan
mengangkat, membawa, menarik ataumendorong beban berat atau yang dilakukan dengan
posisi tubuh yang tidakalami/dipaksakan lebih rentan mengalami keluhanLow back
pain(LBP).
LowBackPain
(LBP)atauyangseringdisebutdengannyeripunggungbawah(NPB)merupakankeluhanyangseri
ngdijumpai.LBPuntukselanjutnyaadalahnyeriyangdirasakandidaerahpunggungbawah,dapat
merupakannyerilokalmaupunnyeriradikulr ataukeduanya(Mahadewa&Maliawan,2009).
Menurut Sigamani (2007) Data epidemiologi mengenai nyeri punggung bawah di
Indonesia belum ada. Namun diperkirakan 40% penduduk Jawa Tengah berusia 65 tahun
pernah menderita LBP dan prevalansinya pada laki- laki 18,2 % dan pada wanita 13,6%
(Mahadewa &Maliawan, 2009). Dari hasil penelitian secara nasional yang dilakukan di 14
kota di Indonesia oleh kelompok nyeri persatuan dokter saraf seluruh Indonesia/
PERDOSSI (2002, dalam Purba dan Susilawaty, 2008) ditemukan 18,13% penderita nyeri
punggung bawah dengan rata-rata nilai vas (visual analog scale) sebesar 5,64+2,56 yang
berarti nyeri sedang sampai berat.

BAB II
KERANGKA TEORI

A. DEFENISI LBP
Nyeri punggung bawah atau LBP adalah nyeri yang terbatas pada regio lumbal, tetapi
gejalanya lebih merata dan tidak hanya terbatas pada satu radiks saraf, namun secara luas
berasal dari diskus intervertebralis lumbal (Dachlan, 2009). Nyeri punggung bawah (low
back pain) adalah nyeri di daerah punggung bawah, yang mungkin disebabkan oleh masalah
saraf, iritasi otot atau lesitulang. Nyeri punggung bawah dapat mengikuti cedera atau trauma
punggung, tapi rasa sakit juga dapat disebabkan oleh kondisi degeneratif seperti penyakit
artritis, osteoporosis atau penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan cakram
sendi, atau kelainan bawaan pada tulang belakang. Obesitas, merokok, berat badan saat
hamil, stres, kondisi fisik yang buruk, postur yang tidak sesuai untuk kegiatan yang
dilakukan, dan posisi tidur yang buruk juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah
(Anonim, 2014).
Low back pain dapat berupa rasa sedikit pegal sampai nyeri sekali, sakit ini dapat
timbul secara mendadak ataupun secara perlahan-lahan dalam waktu beberapa jam
sampai beberapa hari.  Rasa sakit dapat dirasakan pada tubuh bagian belakang, dari
tulang iga terakhir sampai bagian bawah bokong dan juga dapat menjalar ketungkai
(Kristiani, 2015).

B. Klasifikasi LBP
KlasifikasiLow Back Pain(LBP)Menurut Bimaariotejo (2009), berdasarkan perjalanan
kliniknyaLow back Pain(LBP)terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Acute low back pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba
dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampaibeberapa minggu
dan rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh.Acute low backpain(LBP)dapat
disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atauterjatuh, rasa nyeri
dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapatmerusak jaringan, juga
dapat melukai otot, ligamen dan tendon.Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur
tulang pada daerah lumbal danspinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini
penatalaksanan awal nyeripinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian
analgesik.
2. Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri padachronic low back painbisa menyerang lebih dari 3 bulandan rasa
nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanyamemiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.Chronic lowback paindapat terjadi
karenaosteoarthritis, rheumatoidarthritis, prosesdegenerasi, discus intervertebralisdan
tumor.

C. TANDA DAN GEJALA


Pada umumnya sindroma lumbal adalah nyeri. Sindroma nyeri muskulo skeletal
yang menyebabkan LBP termasuk sindrom nyeri miofasial dan fibromialgia. Nyeri
miofasial khas ditandai nyeri dan nyeri tekan seluruh daerah yang bersangkutan (trigger
points), kehilangan ruang gerak kelompok otot yang tersangkut (loss of range of motion)
dan nyeri radikuler yang terbatas pada saraf tepi. Keluhan nyeri sering hilang bila
kelompok otot tersebut diregangkan. Fibromialgia mengakibatkan nyeri dan nyeri tekan
daerah punggung bawah, kekakuan, rasa lelah, dan nyeri otot (Dachlan, 2009).
Gejala penyakit punggung yang sering dirasakan adalah nyeri, kaku, deformitas,
dan nyeri serta paraestesia atau rasa lemah pada tungkai. Gejala serangan pertama sangat
penting. Dari awal kejadian serangan perlu diperhatikan, yaitu apakah serangannya
dimulai dengan tiba – tiba, mungkin setelah menggeliat, atau secara berangsur – angsur
tanpa kejadian apapun. Dan yang diperhatikan pula gejala yang ditimbulkan menetap atau
kadang – kadang berkurang. (Apley, 2013).

D. ETIOLOGI
1) Ketegangan otot
Ketegangan otot dapat timbul disebabkan oleh sikap tegang yang konstan atau
berulang-ulang pada posisi yang sama sehingga akan memendekan otot-otot yang
akhirnya menimbulkan nyeri. Nyeri juga dapat timbul karena regangan yang
berlebihan pada perlekatan otot terhadap tulang.
2) Spasme / kejang otot
Spasme / kejang otot disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba dimana jaringan otot
sebelumnya dalam kondisi yang tegang / kaku / kurang pemanasan.Spasme otot ini
memberi gejala yang khas, ialah dengan adanya kontraksi otot akan disertai rasa nyeri
yang hebat. Setiap gerakan akan memperberat rasa nyeri sekaligus menambah
kontraksi. Akan terjadi lingkaran suatu nyeri, kejang atau spasme dan ketidak
mampuan bergerak.
Low Back Pain karena Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama
LBP(Bimariotejo, 2009)
. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas
dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.
Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan
spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung
sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh dengan sendirinya
dalam jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan
medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan, 2008
Low Back Pain karena Perubahan Jaringan Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat
perubahan jaringan pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak
hanya pada daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan
anggota bagian tubuh lain (Soeharso, 1978)
Low Back Painkarena Pengaruh Gaya Berat
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat mengakibatkan
rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain.
(Soeharso, 1987)
.
Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga
dapat mengakibatkan terjadinya
LBP(Klooch, 2006
dalam Shocker, 2008)

Faktor Resiko Low Back Pain(LBP)


Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,
etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang
berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor
psikososial (Bimariotejo, 2009).

Usia
Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan
keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun. Pada usia
30 tahun terjadi degenerasi yang berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan
menjadi jaringan parut,pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas
pada tulang danotot menjadi berkurang. Semakin tuaseseorang, semakin tinggi risiko
orang tersebut tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang
menjadi pemicu timbulnya gejala LBP.Pada umumnya keluhan muskuloskeletal
mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Penelitianyang dilakukan oleh
Garg dalam Pratiwi (2009) menunjukkan insiden LBP tertinggi pada umur 35-55
tahun dan semakin meningkat denganbertambahnya umur. Hal ini diperkuatdengan
penelitian Sorenson dimana pada usia 35 tahun mulai terjadi nyeri punggung bawah
dan akan semakin meningkat pada umur 55 tahun
2.Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya LBP lebihbanyak pada wanita dibandingkan
dengan laki-laki, beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih sering
izin untuk tidak bekerja karena LBPJenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat
risiko keluhan otot rangka. Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot
wanita lebih rendah daripada pria. Berdasarkan beberapapenelitian menunjukkan
prevalensi beberapa kasus musculoskeletal Masa kerja. Masa kerja adalah faktor
yang berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja di suatu tempat Terkait dengan
hal tersebut, LBP merupakan penyakit kronis yang membutuhkan waktu lama untuk
berkembang dan bermanifestasi. Jadi semakin lama waktu bekerja atausemakin
lama seseorang terpajan faktor risiko ini maka semakin besar pula risiko untuk
mengalami LBP Penelitian yang dilakukan oleh Umami(2013)bahwapekerjayang
paling banyak mengalamikeluhan LBP adalah pekerjayangmemiliki masa kerja >10
tahun dibandingkan dengan mereka dengan masa kerja< 5 tahun ataupun 5-
10 tahun.
5.Kebiasaan merokok
World Health Organization (WHO) melaporkan jumlah kematian akibat merokok
akibat tiap tahun adalah 4,9 juta dan menjelang tahun 2020 mencapai 10 juta orang
per tahunnya. Hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan keluhan
otot pinggang, khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan pengerahanotot,
karena nikotin pada rokok dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
jaringan. Selain itu, merokok dapat pula menyebabkan berkurangnya kandungan
mineral pada tulang sehingga menyebabkan nyeri akibat terjadinya kereta kan atau
kerusakan pada tulang. Penelitian yang dilakukan Tana melaporkan bahwa dari
hubungan antara perilaku merokok dengan nyeri pinggang didapatkan hasil
responden dengan perilaku merokok lebih banyak yang menderita low back pain
daripada yang tidak pernah merokok sama sekali. Aktivitas fisik Pola hidup yang
tidak aktif merupakan faktor risiko terjadinyaberbagai keluhan dan penyakit,
termasuk di dalamnya LBP. Aktivitas fisik merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dengan melibatkan aktivitas otot pada periode waktu tertentu. Aktivitas
fisik yang cukup dan dilakukan secara rutin dapat membantu mencegah adanya
keluhan LBP. Olahraga yang teratur juga dapat memperbaiki kualitas
hidup, mencegah osteoporosis dan berbagai penyakit rangka serta penyakit
lainnya. Olahraga sangat menguntungkan karena risikonya minimal.
Program olahraga harus dilakukan secara bertahap, dimulai dengan
intensitas rendah pada awalnya untuk menghindari cidera pada otot dan sendi.
Aktivitas fisik dikatakan teraturketika aktvitas tersebut dilakukan minimal 3 kali dalam
seminggu Beban kerja Beban kerja merupakan beban aktivitas fisik, mental, sosial
yang diterima oleh seseorang yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu,
sesuai dengan kemampuan fisik, maupun keterbatasan pekerja
yang menerima beban tersebut.
2.Posisi kerja
Posisi janggal adalah posisi tubuhyang menyimpang secara signifikan dari posisi
tubuh normal saat melakukan pekerjaan. Bekerja dengan posisi janggal dapat
meningkatkan jumlah energi yang dibutuhkan dalam bekerja. Posisi janggal dapat
menyebabkan kondisi dimana transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka
tidak efisien sehingga mudah menimbulkan kelelahan. termasuk ke dalam posisi
janggal adalah pengulangan atau waktu lama dalam posisi menggapai, berputar,
memiringkan badan, berlutut, jongkok, memegang dalam posisi statis.

E. PATOFISIOLOGI

Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri.
Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif.
Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan
berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama
mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir
tidak terasa bagi orang lain.
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada
stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa
kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut
saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke
pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini
mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut
kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan
rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar.
Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi histamin,
bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat
meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang
berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang
ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana agar nyeri
dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi
sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses
nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis dapat
dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae dan
unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai
ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal
terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan
vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang
belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila
tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat berakibat nyeri
punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang
muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan
menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan
penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress
paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat
mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang
mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
F. MANIFETASI KLINISLOW BACK PAIN
Secara praktis manifestasi klinis diambil dari pembagian berdasarkan sistem anatomi :
1. LBP Viscerogenik
Tipe ini sering nyerinya tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas maupun
istirahat. Umumnya disertai gejala spesifik dari organ viseralnya. Lebih sering
disebabkan oleh faktor ginekologik, kadang-kadang didapatkan spasme otot
paravertebralis dan perubahan sudut ferguson pada pemeriksaan radiologik, nyeri ini
disebut juga nyeri pinggang akibat referred pain.
2.    LBP Vaskulogenik
Tahap dini nyerinya hanya sakit pinggang saja yang dirasakan, nyeri bersifat nyeri
punggung dalam, nyeri sering menjalar kebokong, belakang paha, dan kedua
tungkai, nyeri sering menjalar kebokong, belakang paha, dan kedua tungkai.
Nyeri tidak timbul karena adanya stress spesifik pada kolumna vertebralis
(membungkuk, batuk dan lain-lain).  Diagnosa ditegakkan apabila ditemukan
benjolan yang berpulpasi.
3. LBP Neurogenik 
Nyeri sangat hebat, bersifat menetap, sedikit berkurang pada saat bediri tenang
terutama dirasakan pada saat malam hari. Nyeri dapat dibangkitkan dengan
aktivitas, dan rasa nyeri berkurang saat penderita berbaring, sering didapat
kompresi akar saraf, ditemukan juga spasme otot paravertebralis.
4.   LBP Spondilogenik
Yang sering ditemukan adalah :1) HNP : Nyeri disertai iskialgia, dirasakan sebagai
nyeri pinggang, menjalar kebokong, paha belakang tumit sampai telapan kaki.2)
Miofasial : Nyeri akibat trauma pada otot fasia atau ligamen, keluhan berupa nyeri
daerah pinggang, kurang dapat dilokasikan dengan tepat, timbul mendadak waktu
melakukan gerakan yang melampau batas kemampuan ototnya.
3) Keganasan : Tumor ganas pada daerah vertebrae dapat bersifat primer atau
sekunder. Pada foto rontgen terlihat adanya destruksi, pemeriksaan laboratorium
terlihat adanya peningkatan alkalifostase.4) Osteoporotik : Terjadi pada lansia
terutama wanita, nyeri bersifat pegal atau nyeri radikuler karena adanya fraktur
kompresi sebagai komplikasi osterporosis tulang belakang.
5.  LBP Psikogenik
Keluhan nyeri hebat tidak seimbang dengan kelainan organik yang ditemukan,
penderita memilih suatu mekanisme pembelaan terhadap ancaman rasa amannya
dengan menghindarkan diri bila tidak melakukan hal tertentu.  Keadaan ini akan
menyebabkan otot-otot dalam keadaan tegang sehingga meningkatkan spasme
otot dan timbul rasa nyeri.

E. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
F. PENCEGAHAN LBP
1. Latihan Punggung Setiap Hari.
- Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut
dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan
lagi pada kaki yang lain. Lakukanlah beberapa kali.
- Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai.
Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah
beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.
- Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di lantai.
Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan mengangkat
bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.
2. Berhati-Hatilah Saat Mengangkat.
- Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum mengangkatnya.
- Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah
- Peganglah benda dekat perut dan dada.
- Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda
- Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda
- Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri
- Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama
- Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa
lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjalan/bantalan kaki)
jika memang diperlukan.
- Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki pada
bantalan kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan mengubah posisi
secara periodic.
- Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik tidak
teregang.
- Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk
dikursi.
3. Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat
- Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu
berhak rendah
- Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi
sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.
- Tidurlah di kasur yang nyaman.
- Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma.

Anatomi dan Fisiolog Tulang Belakang


Tulang belakang adalah struktur yang kompleks, yang terbagi menjadi bagian
anterior dan posterior. Tulang belakanh terdiri dati korpus vertebra yang silindris,
dihubungkan oleh diskus intervertebralis, dan dilekatkan oleh ligamentum long
itudinal anterior dan posterior. Bagian posterior lebih lunak dan terdiri dari pedikulus
dan lamina yang membentuk kanalis spinalis. Bagian posterior dihubungkan satu
sama lain oleh sendi facet (disebut juga sendi apofisial atau zygoapofisial) superior
daninferior. Sendi facet dan sendi sacroiliaka, yang viiidilapisi oleh sinovia,
diskusintervertebralis yang kompresibel, dan ligamen yang elastic, yang berperan
dalam gerak fleksi, ekstensi, rotasi, dan gerak lateral dari tulang belakang.
Stabilitas tulangbelakang tergantung dari integritas korpus vertebrae, diskus
intervertebralis dan struktur penunjang yakni otot dan ligament. Meskipun ligamen
yang menopang tulang belakang sangat kuat, stabilitas tulang belakang tetap
dipengaruhi aktivitas refleks maupun volunteer dari otot sacrospinalis,
abdomen, gluteus maximus, dan otot hamstring. Struktur tulang belakang yang peka
terhadap nyeri adalah periosteum vertebrae, dura, sendi facet, annulus fibrosus dari
diskus intervertebralis, vena epidural, dan liga mentum longitudinal posterior.
Gangguan pada berbagai struktur ini dapat menjelaskan penyebab nyeri punggung
tanpa kompresi radix saraf. Nucleus pulposus dari diskus intervertebral tidak peka
terhadap nyeri dalam situasi yang normal. Tulang belakang regio
lumbal dan servikal merupakan struktur yang paling peka terhadap gerkana dan
mudah mengalami trauma.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang
Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen
lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalah pada sendi inter
vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah
muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen
lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang
belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai).

B. SARAN
Nasehat yang perludiberikanpadapenderita LBP sebagaiberikut :
a.                     Waktuberdiri
-   Janganmemakaisepatudenganhaktinggi
-    Jangan berdiri waktu yang lama, selingi dengan jongkok
-     Berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih tinggi untuk mengurangi hiperlordosis  
    lumbal
-     Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tapi tekuklah lutut
-     Bila mengangkat benda berat, renggangkan kedua kaki lalu tekuklah lutut dan 
    punggung tetap tegak dan angkatlah barang tersebut sedekat mungkin dengan 
    tubuh

b.                    Waktuberjalan
- Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa - gesa
c.                     Waktududuk
Pilihlahtempatdudukdengancriteria :
 -    Busajanganterlalulunak
 -    Punggungkursiberbentukhuruf S
 -   Biladudukseluruhpunggungharussebanyak mungkin kontak dengan kursi   
 -  Bila duduk waktu lama, letakkan satu kaki lebih tinggi dari yang satunya

d.                    Waktutidur
-     Waktutidurpunggungdalamkeadaanmendatar (jangan pakai alas dari per / 
    kasur yang rata dan adat )

e.                     Olah raga


-      Hindarioleh raga beregu, satulawansatukarena akan meningkatkan stress 
    pada punggung
-      Dianjurkanoleh raga perorangansepertirenangdan jogging.
-   Latihanringanmenguatkanototperutdanpunggung

Anda mungkin juga menyukai