Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS PENYAKIT LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA PABRIK ROTI

NABILA BAKERY

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Karya Ilmu Ilmiah Yang Diempuh Oleh Bapak
Dr.Irwan, S.KM.,M.Kes

OLEH :

FITRI DIAN SULEMAN

811417080

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Low back pain (LBP) merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang
sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, atau struktur
lainnya di sekitar daerah tersebut. Low back pain (LBP) dapat disebabkan oleh penyakit atau
kelainan yang berasal dari luar punggung bawah misalnya penyakit atau kelainan pada testis
atau ovarium (Suma’mur 2009). Menurut Suma’mur 2009, Low back pain (LBP)
berhubungan dengan faktor risiko seperti usia,obesitas (kegemukan), kebiasaan merokok atau
kurangnya kesegaran/kebugaran jasmani, selain itu suma’mur juga mengatakan bahwa pada
umumnya pekerjaan mengangkat, membawa, menarik atau mendorong beban berat atau yang
dilakukan dengan posisi tubuh yang tidak alami/dipaksakan lebih rentan mengalami keluhan
Low back pain (LBP). Low back pain (LBP) umumnya akan memberikan rasa nyeri pada
seseorang yang mengalaminya. Rasa nyeri dapat digambarkan sebagai sensasi tidak
menyenangkan yang terjadi bila mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh. Nyeri dapat
terasa panas, gemetar, kesemutan/tertusuk, atau ditikam. Nyeri akan menjadi suatu masalah
gangguan kesehatan dikarenakan dapat menganggu aktivitas yang akan dilakukan. (Eleanor
Bull dkk,2007 dalam Heru Septiawan 2012).
Low back pain (LBP) atau nyeri punggang bawah dapat dibagi dalam 6 jenis nyeri, yaitu:
1. Nyeri punggang local
Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi ke
kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di bawahnya seperti fasia,
otot-otot paraspinal, korpus vertebra, sendi dan ligamen.
2. Iritasi pada radiks
Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan pada dermatom yang
bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadang dapat disertai hilangnya
perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan oleh proses desak ruang
pada foramen vertebra atau di dalam kanalis vertebralis.
3. Nyeri rujukan somatic
Iritasi serabut-serabut sensoris dipermukaan dapat dirasakan lebih dalam pada dermatom
yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian dalam dapat dirasakan di bagian
lebih superfisial.
4. Nyeri rujukan viserosomatis
Adanya gangguan pada alat-alat retroperitonium, intraabdomen atau dalam ruangan
panggul dapat dirasakan di daerah pinggang.
5. Nyeri karena iskemia
Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yang dapat
dirasakan di pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Dapat disebabkan oleh
penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteri iliaka komunis.
6. Nyeri psikogen
Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan dermatom
dengan reaksi wajah yang sering berlebihan (Tjokronegoro, Lumbantobing,1986).

Jenis nyeri punggung bawah atau Low back pain (LBP) berdasarkan sumber :
1) Nyeri punggung bawah Spondilogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan vertebrata, sendi, dan jaringan lunaknya.
Antara lain spondilosis, osteoma, osteoporosis, dan nyeri punggung miofasial.
2) Nyeri punggung bawah Viserogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pada organ dalam, misalnya kelainan ginjal,
kelainan ginekologik, dan tumor retroperitoneal
3) Nyeri punggung bawah Vaskulogenik
Nyeri yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah, misalnya anerisma, dan
gangguan peredaran darah.
4) Nyeri punggung bawah Psikogenik
Nyeri yang disebabkan karena gangguan psikis seperti neurosis, ansietas, dan depresi.
Nyeri ini tidak menghasilkan definisi yang jelas, juga tidak menimbulkan gangguan
anatomi dari akar saraf atau saraf tepi. Nyeri ini superficial tetapi dapat juga
dirasakan pada bagian dalam secara nyata atau tidak nyata, radikuler maupun non
radikuler, berat atau ringan. Lama keluhan tidak mempunyai pola yang jelas, dapat
dirasakan sebentar ataupun bertahun– tahun (Ir.Eko Nurmianto,2008).

1.1 IDENTIFIKASI MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini
yaitu :
1.2.1 LBP merupakan salah satu keluhan yang menyebabkan penurunan produktivitas
manusia
1.2.2 Penderita LBP yang di follow up selama satu tahun ternyata 38% mengalami
keterbatasan fungsional yang menetap
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian
sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas nyeri dengan
keterbatasan fungsional aktivitas sehari-hari pada penderita Low Back Pain (LBP)?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Khusus
Mengetahui hubungan antara intensitas nyeri dengan keterbatasan fungsional aktivitas
sehari-hari pada penderita LBP.
1.3.2 Tujuan Umum
Menilai sejauh mana intensitas nyeri dapat mengakibatkan keterbatasan fungsional
aktivitas sehari-hari pada penderita LBP.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu yang didapat selama
pendidikan yaitu menggali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri tulang belakang pada
seseorang dan metodologi penelitian.
1.4.2 Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri tulang belakang
bagi pembaca serta masukan bagi peneliti jika akan melakukan penelitian lanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Low Back Pain (BAP)

Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah rasa

nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah punggung bawah. Nyeri ini terasa diantara

sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-

sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki (Bima,

2009).

Angka kejadian nyeri tulang belakang atau low back pain sering dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari. Diperkirakan 70-85% dari seluruh penduduk di negara-

negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya bervariasi dari

15-45% dengan point prevalen rata-rata 30%. Sekitar 80-90% pasien low back pain

menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun untuk mengobati

penyakitnya. Di Amerika Serikat keluhan low back pain ini menempati urutan kedua

keluhan tersering setelah nyeri kepala. Dan lebih dari 80% penduduknya pernah

mengeluhkan low back pain (WHO, 2008).

Dari hasil penelitian Cropcord Indonesia (2004) menunjukkan bahwa penderita

low back pain pada jenis kelamin pria prevalensinya sebesar 18,2% dan pada wanita

sebesar 13,6% (Setyohadi, 2005).

Tulang belakang adalah bagian tubuh yang sering diabaikan. Padahal pada

tulang belakang inilah tersimpan dan terlindung baik saraf-saraf penting. Karena

kesalahan kita sendiri maka terjadi kerusakan atau cidera pada tulang belakang,

nyeri, pegal yang akibatnya berbagai macam (Irwanashari, 2010).

2.1.1 Penyebab Low Back Pain (LBP)


Penyebab low back pain bervariasi diantaranya faktor fisiologis dan

lingkungan. Untuk faktor fisiologis meliputi umur, jenis kelamin, obesitas dan

merokok. Untuk lingkungan meliputi pekerjaan misalnya mengangkat barang diluar

batas kemampuan kita atau mengangkat barang pada posisi yang tidak benar atau

salah, aktivitas fisik dan olahraga. Nyeri punggung mungkin juga berkaitan dengan

berbagai kondisi psikologis seperti neurosis, histeria dan reaksi konversi. Depresi

bukan penyebab low back pain (Irwanashari, 2010).

2.2 Pengertian Pabrik Roti

Menteri Perindustrian Indonesia, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa sektor

industri makanan dan minuman mempunyai peran yang cukup besar dalam

pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Rihanto, 2019). PDB di industri ini mencapai

6,77% berada diatas angka pertumbuhan nasional yaitu 5,07 %. Meskipun terjadi

perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019, terbukti bahwa

industri makanan dan minuman tetap mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan

penjualan.

Industri bakery merupakan salah satu bagian di dalam industri makanan dan

minuman. Produk bakery merupakan olahan makanan yang sangat dikenal

masyarakat yang mana produknya terbuat dari bahan dasar tepung terigu, yeast

(ragi), garam, margarine, tepung, air, dan bahan lainnya, baik dalam bentuk adonan

beragi (yeast raised dough) maupun dalam bentuk adonan pasta (butter) dan melalui

proses pengovenan. Kesaaman dan keterkaitan produk-produk yang masuk dalam

kategori produk bakery disebabkan sebagian besar produk bakery berbahan baku

dasar tepung terigu, serta melalui proses pembakaran (pengovenan) sehingga dikenal
istilah baked product atau bakery product (Syarbini, 2013).

Roti merupakan produk bakery yang paling dikenal oleh masyarakat saat ini

sehingga salah satu kebiasaan baru yang muncul di masyarakat adalah

mengkonsumsi roti sebagai alternatif menu sarapan yang praktis dan sehat, serta

dapat menggantikan fungsi nasi yang selama ini lebih dikenal sebagai sumber

karbohidrat utama (PT Nestlé Indonesia, 2020; Prastowo, 2019). Kebiasaan baru ini

berdampak pada kenaikan konsumsi roti yang mana berdasarkan data statistik yang

dikeluarkan oleh kementerian perindustrian diketahui bahwa tingkat konsumsi roti

meningkat sebesar 500% selama 5 tahun terakhir (2013-2017) (Ayu, 2019).

Diketahui pula, proyeksi pertumbuhan rata-rata periode (2014- 2020) bisnis roti &

kue sebesar 10%. Di samping itu, bisnis yang bergerak di industri roti didominasi

oleh UMKM sebesar 60% (Kontan, 2017).

Toko Roti Nabila Bakery adalah salah satu toko roti yang berbentuk badan usaha

perorangan yang bergerak di bidang industri bakery berdomisili di kota Gorntalo

sejak tahun 2010. Bermula dari hobi membuat kue, pemilik merintis usahanya hingga

kini memiliki pabrik pembuatan bakery dan 6 outlet penjualan di kota Gorontalo.

Produk bakery yang dihasilkan oleh Toko Roti Nabila Bakery meliputi berbagai

macam olahan roti, seperti roti tawar bulat dan egg roll yang menjadi andalan Toko

Nabila Bakery.

Memasuki perjalanan yang kini berumur kurang lebih sebelas tahun Toko Roti

Nabila Bakery mengalami pasang surut dalam usahanya. Persaingan ketat terjadi

antar kompetitor yang sudah ada, belum lagi ditambah dengan semakin banyaknya

pemain baru yang berkecimpung di usaha bakery membuat Toko Roti Nabila Bakery
perlu kian keras berusaha agar usahanya dapat tetap bertahan dan mengalami

pertumbuhan usaha di tengah ketatnya persaingan yang ada. Beberapa cara yang

telah digunakan oleh Toko Nabila Bakery untuk dapat bersaing antara lain (1)

menjaga kualitas produk dan pelayanan untuk menciptakan keunggulan bersaing

dibandingkan kompetitornya, dan (2) perluasan pemasaran dengan membuka

beberapa outlet dan bekerja sama dengan beberapa perusahaan retail di kota

Gorontalo pun telah dilakukan untuk dapat menaikkan penjualan Toko Nabila

Bakery Akan tetapi hal tersebut dinilai masih kurang oleh pemilik Toko Nabila

Bakery saat ini.

Data tahun 2005 menunjukkan angkatan kerja disektor informal mencapai 70-

80% dari 101 juta tenaga kerja (Effendi, 2005). Pekerja Sektor Informal perlu

memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Tujuan penyelengaraan K3

adalah agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik,

mental maupun sosial. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sektor informal belum

terlaksana dengan baik, kondisi tersebut akan sangat beresiko pada tenaga kerja

terhadap terjadinya penyakit akibat kerja. Salah satu penyakit akibat kerja adalah

LBP. LBP merupakam gejala nyeri pinggang bawah, disebut juga nyeri punggung

bawah (low back pain), nyeri punggung kronik, nyeri lumbal, nyeri lumbal kronik,

sindroma nyeri miofasial, regangan/tegangan pinggang bawah, regangan/tegangan

lumbal dan regangan/tegangan sendi sakroiliaka (Wheeler AH. 2002).

Low Back Pain (LBP) adalah nyeri pada punggung bawah yang berasal dari

tulang belakang baik berupa otot, saraf atau organ yang lainnya yang diakibatkan

oleh penyakit maupun aktivitas tubuh yang tidak baik (Rakel, 2005). Dari
1.144.000 kasus LBP yang menyerang punggung sebesar 493.000 kasus,

anggota tubuh bagian bawah 224.000 kasus dan anggota tubuh bagian atas 426.000

kasus (HSC,2007).

Low Back Pain yang timbul karena duduk lama merupakan kejadian yang sering

terjadi saat ini. 60% pekerja usia dewasa mengalami LBP hal tersebut karena

banyaknya pekerjaan yang dilakukan dengan sikap duduk lama saat ini. Duduk lama

yang salah dapat menyebabkan otot punggung kaku sehingga dapat merusak jaringan

disekitarya. Bila kondisi tersebut berjalan dalam waktu yang lama akan

menyebabkan penekanan pada bantalan saraf di tulang belakang sehingga dapat

menyebabkan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) (Chang 2006 dalam Zanni 2007).
2.3 Kerangka Teori

PEKERJA

Penyakit Low Back Pabrik Roti Nabila


Pain Bakery

Penyebab Low Back Pain


1. Industry Bakery
Faktor Fisiologis Faktor Lingkungan
2. Adanya persaingan antara
1. Umur 1. Mengangkat toko roti lainnya
barang diluar
2. Jenis Kelamin batas kemampuan
kita
3. Obesitas 2. Mengangkat Tidak diteliti
barang posisi
4. Merokok yang tidak benar Diteliti
atau salah
3. Aktivitas fisik
4. olahraga

Sumber: Modifikasi dari Kontan (2017) dan Ayu (2019.

Gambar 1. Kerangka Teori

2.4 Kerangka Konsep


Kerangka Konsep merupakan betuk dari kerangka teori yang digunakan sebagai

pendekatan dalam memecahkan masalah. Variabel indepennya adalah pekerja, Pabrik

roti, K3 sedangkan variabel dependennya adalah penyakit low back pain.

Pekerja

Penyakit Low Back


Pain (LBP)
Pabrik Roti

K3

Keterangan :

: Variabel Independen (Y)

: Variabel Dependen (X)

: Garis Penghubung antar Variabel

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis Penilitian

H1= Ada Hubungan

1. Ada hubungan antara usia dengan nyeri punggung bawah

2. Ada hubungan antara berat badan dengan nyeri punggung bawah

3. Ada hubungan antara masa kerja dengan nyeri punggung bawah

H0=Tidak Ada Hubungan

1. Ada pengaruh sikap dan tidak mengertinya pekerja akan sikap cara kerja

terbukti memperbesar resiko nyeri punggung bawah


2. Ada pengaruh sikap membungkuk dan memutar selama bekerja sebagai

faktor resiko nyeri punggung bawah

3. Ada pengaruh yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat penelitian
Penelitian akan dilakukan di Pabrik Roti Nabila Bakery Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo
3.1.2 Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November tahun ajaran 2020/2021.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini di awali dengan identifikasi masalah, studi literatur, survey lokasi penelitian,
pengurusan ijin penelitian. Selanjutnya dilakukan pengambilan data, baik data primer yang
berupa pengukuran faktor individu dan faktor pekerjaan; serta data sekunder yang terdiri
dari gambaran umum perusahaan, proses kerja dan jumlah pekerja.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah pekerja pada Pabrik Roti Nabila Bakery bagian
produksi. Jumlah populasi adalah 30 pekerja, dengan kriteria inklusi adalah
pekerja yang berumur 20-50 dan kriteria eksklusi adalah pekerja yang berumur di
bawah 20 tahun dan di atas 50 tahun, serta pekerja yang sedang hamil.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmojo, 2012). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah total
populasi yaitu sebanyak 30 pekerja.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel risiko, sebab bersifat bebas. Variabel yang
nilainya menentukan variabel lain (Notoatmodjo 2012). Jenis variabel ini adalah variabel
bebas (karakteristik individu & pekerjaan).
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel akibat atau efek, yang dipengaruhi oleh variabel
lain (Nursalam 2016). Variabel terikatnya adalah variabel terikat (Low Back Pain) diteliti
dalam waktu yang bersamaan (Soemirat, 2005)
3.5 Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya
tanpa melalui perantara. Data primer melalui survey lokasi dan wawancara dengan competent
key persons. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk pengukuran faktor individu ini adalah
kuesioner, meteran untuk pengukuran tinggi badan dan timbangan dengan spesifikasi merk:
KRIS, model 273866 untuk pengukuran berat badan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung.
Data tersebut diperoleh melalui studi kepustakaan seperti buku-buku literatur, buku diktat, dan
jurnal-jurnal dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian ini.
3.6 Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang
tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini
observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara
dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap
subjek, prilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang
dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik mengumpulkan data kualitatif,
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab,
sehingga dapat dikostrusikan makna dalam suatu topic tertentu. tujuan menggunakan metode ini
adalah untuk pengukuran terhadap faktor individu dilakukan dengan pengisian kuesioner yang
meliputi: jenis kelamin, umur, masa kerja, pengalaman kerja, index massa tubuh, perilaku
merokok dan kebiasaan olahraga. Selain itu dilakukan pemeriksaan fisik terhadap pekerja berupa
tes Lasegue dan tes Patrick untuk mengetahui apakah mengalami LBP atau tidak oleh petugas
medis dari Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kota Gorontalo. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu cara untuk memperoleh data yang biasanya melalui gambar
digital (foto) maupun dokumen tertulis yang bertujuan untuk memperoleh dan menyimpan fakta-
fakta yang terjadi di lokasi penelitian.
3. Trigulasi
Trigulasi adalah teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serentak.
3.7 Validasi Data
Validasi data dilakukakn agar data yang di dapat pada penelitian kualitatif ini terjaga untuk
menjaga validasi data ini, maka dilakukan suatu metode yakni triangulasi sumber dan triangulasi
metode. Dalam penelitian ini triangulasi sumbernya adalah informan (Pemilik pabrik roti)
sedangkan triangulasi metodenya adalah melakukan wawancara dan observasi terkait Penyakit
Low Back Pain pada pekerja pabrik roti nabila bakery.
3.8 Definisi Operasional Variabel
No. Jenis Variabel Definisi Kriteria Skala
Operasional Operasional
Variabel Memahami 1. >20 Nominal
Independden: pengetahuan umur 2. 20-25
Pengetahuan pekerja 3. 26-30
kepada pekerja 4. 35-40
2. Variabel Memahami indeks 1. Kurus Ordinal
Independen: masa tubuh pekerja
2. Normal
Indeks Masa
Tubuh 3. Gemuk

Anda mungkin juga menyukai