Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah nyeri punggang bawah merupakan sumber data tarik, frustasi
dan kadang menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk
mempelajari dan menangani penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu –
satunya organ yang terdiri dari tulang – tulang, sendi – sendi, ligamen –
ligamen, jaringan lemak, syaraf tepi, ganglion sensoris, ganglion otonom dan
syaraf tulang belakang. Struktur tersebut di suplay oleh satu sistem arteri dan
vena yang rumit.
Menurut data dari Amerika, pervalensi gangguan low back pain
berkisar 15 – 20 % dari populasi umum. Dari kelompok usia bekerja sekitar
50 % mengakui pernah mengalami low back pain setiap tahunnya ( Brunnert
and Sudarth, dkk 2005 ). Sedangkan di negara Inggris melaporkan 17, 3 juta
orang mengalami nyeri pinggang dan dari jumlah tersebut terdapat 1, 1 juta
orang mengalami kelumpuhan.
Di Indonesia diperkirakan angka prevalensi 7, 6 – 37 %. Masalah nyeri
punggang pada pekerja pada umumnya dimulai pada usia dewasa muda
dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 25 – 60 tahun.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengangkat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah definisih dari Low Back Pain ?
2. Apakah etiologi dari Low Back Pain ?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi tulang belakang ?
4. Bagaimana patofisiologi Low Back Pain ?
5. Bagaimana manifestasi klinis pada penderita Low Back Pain ?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan Low Back Pain ?
7. Bagaimana prognosis pada pasien dengan Low Back Pain ?

1
8. Apakah komplikasi pada pasien dengan Low Back Pain ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat untuk menangani kasus Low
Back Pain ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Perawat dapat memahami dan melakukan perannya dalam pencegahan
dan penanganan masalah low back pain.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi low back pain
b. Mengetahui dan memahami etiologi low back pain
c. Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi tulang belakang
d. Mengetahui dan memahami patofisiologi low back pain
e. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis low back pain
f. Mengetahui dan memahami penatalaksanaaan pasien low back pain
g. Mengetahui dan memahami prognosis pasien dengan low back pain
h. Mengetahui dan memahami komplikasi pasien dengan low back pain
i. Memahami dan mampu mempraktekkan asuhan keperawatan yang
tepat pada pasien dengan low back pain

D. MANFAAT
Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pengerjaan askep
serta dapat melaksanakan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan
low back pain

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Defenisi
Nyeri punggang bawah ( low back pain ) adalah nyeri didaerah
punggung bawah, yang mungkin disebabkan oleh masalah syaraf, iritasi
otot lesi tulang. Nyeri punggung bawah dapat mengikuti cedera atau
trauma punggung, tapi rasa sakit juga dapat disebabkan oleh kondisi
degeneratif seperti penyakit artritis, osteoporosis atau penyakit tulang
lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan cakram sendi, atau kelainan
bawaan pada tulang belakang. Obesitas, merokok, berat badan saat hamil,
stres, kondisi fisik yang buruk, postur yang tidak sesuai untuk kegiatan
yang dilakukan,dan posisi tidur yang buruk juga dapat menyebabkan nyeri
punggung bawah ( Schwarts, seymour , 2014 ).
Low back pain ( LBP ) atau nyeri punggung bawah termasuk salah
satu dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari
mobilisasi yang salah yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang
baik. Masalah nyeri pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi
fenomena yang sering teerjadi pada orang yang melakukan aktifitas
dengan duduk ( Handerson M. A, 2007 ). LBP menyebabkan timbul rasa
pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum.

2. Etiologi
Etiologi nyeri punggung bermacam – macam, yang paling banyak
adalah penyebab sistem neuromuskuloskeletal. Disamping itu LBP dapat
merupakan nyeri rujukan dari gangguan sistem gastrointestinal, sistem
genitorinaria atau sistem kardiovaskuler. Proses infeksi, neoplasama dan
inflasi daerah panggul dapat juga menimbulkan LBP. Penyebab sistem
neuromuskuloskeletal dapat diakibatkan beberapa faktor, yaitu otot, discus

3
intervertebralis, sendi apofiseal, anterior, sakroiliaka, kompresi syaraf atau
radiks, metabolik, psikogenik, umur ( smeltzer, 2009 ).
Nyeri punggung dapat disebabakan oleh berbagai kelainan yang
terjadi pada tulang belakang, otot, discus intervertebralis, sendi, maupun
struktur lain yang menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara
lain :
1. Kelainan kongenital / kelainan perkembangan, seperti spondylosis dan
spondilolistesis, kiposcoliosis, spins bifida, gangguan korda spinalis
2. Trauma minor, seperti regangan, cedera whiplash
3. Fraktur, seperti traumatik misalnya jatuh, atraumatik misalnya
osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen
4. Hernia discus intervertebralis
5. Degeneratif kompleks diskus misalnya osteofit, gangguan discus
internal,stenosis spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gngguan
sendi vertebra, gangguan sendi atlantoaksial misalnya arthritis
reumatoid
6. Arthiritis spondylosis, seperti artropati facet atau sacroiliaka,
autoimun misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter
7. Neoplasma, seperti metastasisi, hematologic, tumor tulang primer
8. Infeksi atau inflamasi, seperti osteomyelitis vertebral, abses epidural,
sepsis discus, meningitis arachnoiditis lumbal
9. Metabolik osteoporosis – hierparatiroid
10. Vaskuler aneurisma aorta abdominalis, diseksi arteri vertebral
11. Nyeri alih dari gangguan viceral, sikap tubuh, psikiatrik, sindrom
nyeri kronik
Jenis – jenis kelainan tulang belakang :
1. Spondylosis
Spondylosis adalah penyakit degeneratif tulang belakang. Spondylosis
ini disebabkan oleh proses degenerasiyang progresif pada discus
intervertebralis, yang mengakibatkan makin menyempitnya jarak
antar vertebra sehingga mengakibatkan terjadinya osteofit,

4
penyempitan kanalis spinalis dan foramen intervertebralis dan iritasi
persendian posterior. Rasa nyeri pada spondylosis ini disebabkan oleh
terjadinya osteoartritis dan tertekan radiks oleh kanong durameter
yang mengakibatkan iskemik dan radang ( Harsono dan Soeharso,
2005 ).
2. Scoliosis
Scoliosis adalah adanya pembengkokan atau kurve ke lateral dari
vertebra, karena kecacatan satu atau lebih dari corpus vertebra,
kelunakan atau kontraktur otot ligamen. Scoliosis juga merupakan
kelainan tulang belakang, dimana terjadi penyimpangan susunan
tulang belakang, jika dilihat dari sisi belakangterdapat adanya kurva
tulang belakang ke arah lateral ( samping ) diikuti dengan rotasi.
Faktor resiko Low Back Pain :
Berdasarkan penelitian secara mekanik dan data statistik didapatkan
kesimpulan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya
cedera otot akibat bekerja.
a. Faktor pekerjaan
Berikut ini fakktor – faktor pekerjaan yang mampu menyebabkan
terjadinya LBP :
1) Posisi saat bekerja
Posisi tubuh saat bekerja yang menyimpang dari normal dan
dilakukan secara berulang akan menyebabakan resiko terjadinya
LBP.
2) Masa bekerja
Masa bekerja merupakan lamanya seorang bekerja disuatu tempat.
Jadi semakin lama seseorang bekerja disuatu tempat atau semakin
lama terpajan oleh faktor resiko, maka semakin tinggi pula
terjadinya LBP.
3) Durasi bekerja
Sukarto ( 2007 ) mengatakan bahwa ketika manusis duduk, beban
yang diterima akan lebih berat 6 – 7 kali dari berdiri. Jika riding

5
psition-nya salah, bagian tulang belakang yakni vertebral lumbal 2
- 3 akan terserang LBP
4) Repetisi
Pengulangan gerakan kerja yang terjadi secara terus menerus
dengan pola yang sama mampu meningkatkan LBP.
5) Pekerjaan statis
Berdasarkan penelitian oleh Riihiimaki ( 1995 ) disebutkan bahwa
pekerjaan dengan postur yang dinamis, memiliki resiko LBP lebih
rendah dibandingkan dengan pekerjaan yang menuntut postur
statis.
6) Pekerjaan yang membutuhkan tenaga atau beban
Pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar akan memberikan
beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligamen dan
sendi. Beban yang berat tersebut akan menyebabkan iritasi,
inflamasi otot, kerusakan otot, tendon dan jaringan yang lainnya.
b. Faktor individu
1) Usia
Menurut Riihiimaki et al (1989 ) menjelaskan bahwa umur
mempunyai hubungan yang sangat erat terhadap keluhan otot,
terutama otot leher dan bahu.
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin sangat mempengaruhi terjadinya keluhan otot. Hal
ini secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah dari pada
pria. Berdasarkan beberapa penelitian yang menunjukan pervalensi
kasus LBP lebih tinggi wanita dari pada pria dengan perbandingan
keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1 : 3.
3) Kebiasaanmerokok
Beberapa penelitian mengatakan bahwa riwayat merokok
berhubungan dengan terjadinya keluhan otot. Semakin lama dan
semakin tinggi kebiasaan merokok maka semakin tinggi pula
tingkat keluhan otot yang dirasakan.

6
4) Kebiasaan olahraga
Aerobic fitness meningkatkan kontraksi otot. Delapan puluh persen
kasus LBP disebabakan kurangnya kelenturan tonus otot atau
kurang berolahraga.
5) Tinggi badan
Berdasarkan penelitian oleh NIOSH dipaparkan bahwa tinggi
badan badan seseorang berpengaruh terhadap herniated lumbar disc
pada jenis kelamin kelamin pria dan wanita serta pendeknya
seseorang berpengaruh terhadap keluhan leher dan bahu.
6) Obesitas
Obesitas atau kegemukan adalah terjadinya penimbunan lemak
dijaringan lemak tubuh. Berat badan yang berlebih menyebabkan
tonus abdomen melemah sehingga menyebabkan kelelahan otot
para vertebra, hal ini merupakan faktor penyebab LBP.
c. Faktor lingkungan
1) Getaran ( vibrasi )
Getaran merupakan suatu rangkaian arus bolak balik, arus mekanik
bolak – balik dan pergerakan partikel mengitari suatu
keseimbangan, merupakan sebagian kecil yang dikemukakan.
Adanya getaran memberikan reaksi fisiologis tubuh yang berakibat
pada seluruh tubuh dapat bersumber dari kendaraan atau peralatan
berat termasuk mobil, truk, bis, kereta api, pesawat terbang dan
mesin – mesin untuk kontruksi bangunan.
2) Temperatur ekstrim
Temperatur yang tinggi dapat menyebabkan berkurangnya daya
kerja sensor tubuh, aliran darah, kekuatan otot dan keseimbangan.
Sedangkan temperatur yang rendah dapat menyebabkan pekerja
merasa cepat lelah.

7
3. Anatomi dan Fisiologi
Tubuh manusia terdiri dari beberapa sistem, diantaranya yaitu sistem
rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan,
sistem syaraf, sistem pengindraan, sistemn otot, dan sebagainya. Dalam
hal ergonomik, hal yang paling mempengaruhi adalah sistem otot, sistem
syaraf dan sitem rangka.
1. Anatomi Muskuloskeletal
Kerangka merupakan dasar bentuk tubuh sebagai tempat melekatnya
otot – otot, pelindung organ tubuh yang lunak, penentuan tinggi,
pengganti sel – sel yang rusak, memberikan sambungan untuk gerak
pengendali dan untuk menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut.
Fungsi dari sistem muskuloskeletal adalah mendukung dan
melindungi tubuh dan organ – organnya dalam melakukan gerakan.
Terdapa enam elemen dari sistem muskulokeletal antara lain :
a. Tendon
b. Ligamen
c. Fascia ( pembungkus )
d. Kartilago
e. Tulang sendi
f. Otot
Sistem otot dan rangka merupakan rangkaian alat gerak yang
mampu mempengaruhi postur dalam bekerja. Sistem ini berguna
dalam mendesain atau merancang tempat kerja, peralatan kerja dan
produk baru yang harus disesuaikan dengan karakteristik manusia.
2. Anatomi Tulang Belakang
Tulang belakang merupakan bagian terpenting dalam menentukan
posisi ergonomi terutama saat bekerja karena bagian ini merupakan
rangka yang menyokong tubuh manusia bersama dengan panggul
mentransmisikan beban kepada kedua kaki melalui persendian
pangkal paha. Tulang belakang terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Tulang belakang servikal

8
Terdiri dari tujuh tulang yang memiliki bentuk tulang yang kecil
dengan spins atau proccesus spinosus ( bagian seperti sayap pada
belakang tulang ) yang pendek kecuali tulang ke – 2 dan ke – 7.
Tulang ini merupakan tulang yang medukung bagian leher.
b. Tulang belakang thorax
Terdiri dari 12 tulang ( tulang dorsal ). Proccesus spinosus pada
tulang ini terhubung dengan rusuk. Kemungkinan beberapa gerakan
memutar dapat terjadi pada tulang ini.
c. Tulang belakang lumbal
Terdiri dari lima tulang yang merupakan bagian yang paling tegap
konstruksinya dan menanggung beban terberat dari tulang yang
lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi
tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.
d. Tulang belakang sakrum
Terdiri dari lima tulang dimana tulang – tulangnya bergabung dan
tidak memiliki celah atau intervetebral disc satu sama lainnya.
Tulang ini menghubungkan antara bagian punggung dengan bagian
panggul.
e. Tulang belakang coccyx
3. Fisiologi kontraksi otot
Sitem otot terdiri dari sejumlah otot yang berperan dalam pergerakan
danmenyusun sekitar 40 persen dari total masa tubuh manusia. Ketika
melakukan kontraksi, ototmembuthkan energi yang diperoleh dari
proses pemecahan ATP ( adenosine triphospate ) menjadi ( adensone
diphospate ) dan energi. Jika kontraksi dilakukan terus menerus aliran
darah ke otot terhambat sehingga energi diperoleh dari senyawa
glukosa otot ( glikogen ).

4. Patofisiologi
Beban berat memiliki efek terhadap diskus intervertebralis, badan dari
vertebrta, faset dan ligamen – ligamen tulang belakang. Pada beban berat

9
yang menekan ( compressive load ) serabut anuker dari diskus mengalami
peregangan. Tulang vertebra juga mengalami tekanan dan dapat patah
pada end – plate – nya. Ligamen –ligamen tulang belakang cenderung
dapat melengkung dengan mudah dan sendi faset hanya dapat menahan
sedikit kompresi. Akibatnya adalah dapat mengakibatkan herniasi. Ketika
diskus hanya menonjol, annulusnya masih sempurna. Ketika terjadi
herniasi, annulus bisa robek sehingga menghasilkan ekstrusi dari nukleus
pulpous.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang mudah diskus terutama tersusun atas
fibrokartilago dengan matriks gleatinus. Pada lansia akan menjadi
fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus merupakan
penyebab nyeri punggung yang biasa diskus lumbal bawah L4 –L5 dan L5
– SL, menderita stres mekanis paling berat dan perubahan degenerasi
terberat. Penonjolan diskus ( herniasi nucleus pulposus ) atau kerusakan
sendi faset dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar
dari kanalis spinalis yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang
saraf tersebut. Sekitar 20 % orang dengan nyeri punggung bawah
menderita hernia nucleus pulposus ( Brunner dan suddarth, 2002: 2321 ).

5. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah
punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler
ataukeduanya. Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat
menuju kedzaerah lain atau sebaliknya, nyeri yang berasal dari daerah lain
dirasakan di daerah punggung bawah ( reffered pain atau nyeri yang
menjalar ). Tanda dan gejala yang timbul antara lain :
a. Cara berjalan pincang, diseret, kaku ( indikasi untuk pemeriksaan
neurologis )
b. Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya
( kemungkinan kelainan psikiatrik )

10
c. Nyeriyang timbul hampir di semua pergerakan daerah lumbal
( pinggang ) sehingga penderita berjalan sangat hati – hati
( kemungkinan infeksi, peradangan, tumor atau patah tulang )
Menurut internasional association for the study of pain ( IASP ) yang
termasuk dalam low back pain terdiri dari :
1. Lumbar spinal pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh
garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus
dari vertebra thorakal terakhir, inverior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra
sakralis pertama dan lateral olah garis vertikal tangensial terhadap
batas lateral spina lumbalis.
2. Sakaral spinal pain, nyeri di daerah yang di batasi superior oleh
garis transversal imajiner yang melalui ujung prossesus spinosus
vertebra sakralis pertama.
3. Lumbasacral pain, nyeridi daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal
pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.
Selain itu IASP juga membagi low back pain kedalam :
a. Low back pain akut, dirasakan kurang dari 3 bulan
b. Low back pain kronik
c. Low back pain subakut, dirasakan minimal 5 – 7 minggu,
tetapi tidak lebih dari 12 minggu.

6. Komplikasi
Komplikasi umum yang biasanya terjadi setelah pembedahan ( Joyce,
2009 ) :
1. Infeksi dan peradangan
2. Cedera pada akar – akar saraf
3. Robekan pada lapisan durameter
4. Sindroma kauda ekuina
5. Hematoma
6. Tidak ada penyatuan pada area bedah

11
7. Pemeriksaan Diagnostig
a. Neurofisiologik
 Elektromyography dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih
dari 3 – 4 minggu
 Somatosensory Evoked Potensial ( SSEP ) berguna untuk stenosis
kanal dan mielopati spinal
b. Radiologik
 Foto Polos
 Mielografi,Mielo – CT, CT – Scan, MRI
c. Laboratorium
 Laju endap darah, darah perifer lengkap
 Urinalisa

8. Prognosis
Biasanya pasien sembuh rata – rata dalam 7 minggu. Tapi sering di
jumpai episode nyeri berulang. Dan sebanyak 80 % pasien mengalami
keterb atasan dalam derajat tertentu selama 12 bulan, mungkin hanya 10 –
15 % yang mengalami disabilitas berat.Status pasien setelah 2 bulan terapi
merupakan indikator untuk melihat perkembangan status pasien pada
bulan ke - 12.
The Agency For Healthcare Research and Quality ( AHRQ ) mengkaji
hasil dari pembedahan untuk masalah – masalah low back pain. Secara
umum dikektomi lumbal dapat menghilangkan manifestasi nyeri pada
klien dengan nyeri kaki yang parah dan melumpuhkan lebih cepat
dibandingkan dengan manajemen medis jangka panjang.

9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan low back pain terdiri dari :
a. Penatalaksanaan low back pain akut
Sebagian besar pasien diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Pasien

12
juga harus disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan
saran dapat juga dalam bentuk tertulis. Kronisitas low back pain dapat
dihindari dengan memperhatikan aspek psikilogis gejala yang ada,
menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan,
menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan
saran uyntuk mencegah rekurensi ( menghindari pengangkatan beban
yang berat ).
b. Penatalaksanaan low back pain kronik
Dapat menyebabkan disabilitas. Penelitian telah menunjukan bahwa
pengaruh terpenting dalam perkembangan kronisitas adalah
psikoogikal dibandingkan dengan biomekanikal. Faktor psikologis
yang dimaksut adalah distres berat, kesalahpahaman tentang nyeri,
dan implikasinya, serta penghindaran aktifitas karena takut membuat
rasa nyeri bertambah parah.
c. Penatalaksanaan low back pain non spesifik
1. Aktifitas : Lakukan aktifitas normal penting untuk melakukan
kerja seperti biasanya.
2. Tirah baring : Tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada
beberapa kasus dapatdilakukan tirah baring 2 – 3 hari
pertamauntuk mengurangi nyeri.
3. Medikasi : Obat anti nyeri diberikan dengan interval biasa dan
digunakan jika hanya diperlukan.
4. Olahraga : Harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali
keaktifitas sehari – hari.
5. Manipulasi : Dipertimbangkan untuk kasus – kasus yang
membutuhkan obat penghilang nyeri.
d. Penatalaksanaan low back pain dengan nerve root affection
1. Aktifitas : Pasien didorong untuk melakukan beragam aktifitas
walaupun punggung bawahnya nyeri
2. Tirah baring : Mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan nyeri

13
3. Medikasi : Obat anti nyeri diberikan dengan interval biasa dan
digunakan jika hanya diperlukan.
4. Olahraga : Jika pasien menjadi pasif olahraga ringan mungkin
berguna
5. Operasi : Dilakukan pada kasus dengan tanda – tanda neurologis
progresif dan pengurangan nyeri yang tidak memuaskan setelah 6
– 12 minggu.

14
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
A. Anamnese
1) Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan No. Register.
2) Keluhan utama
Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis
lebih dari 2 bulan. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit,
nyeri menyebar ke bagian bawah belakang kaki.
3) Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan kepada klien sejak kapan nyeri dirasakan, kapan
timbilnya keluhan, apakah menetap atau hilang timbul, hal yang
menyebabkan terjadinya keluhan, apa saja yang dilakukan un tuk
mengurangi keluhan, tanyakan kepada klien apakah klien sering
mengkonsumsi obat tertentu atau tidak.
4) Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada klien apakah klien dulu pernah menderita
penyakit yang sama sebelumnya, apakah klien pernah mengalami
kecelakaan atau trauma, apakah klien pernah menderita penyakit
gangguan tulang atau otot sebelumnya.
5) Riwayat pekerjaan
Faktor resiko ditempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan
otot rangka terutama adalah kerja fisik beret, penanganan dan cara
pengangkatan barang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja,dan
kerja statis.

15
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksaan Persistem
3. Sistem persepsi dan sensori
4. Sistem persarafan atau neurologik
5. Sistem pernafasan
6. Sistem kardiovaskuler
7. Sistem gastrointestinal
8. Sistem integumen
9. Siatem reproduksi
10. Sistem perkemihan

A. Pola Fungsi Kesehatan


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2. Pola aktifitas dan latihan
3. Pola nutrisi dan metabolisme
4. Pola tidur dan istirahat
5. Pola kognitif dan perseptual
6. Persepsi diri atau konsep diri
7. Pola toleransi dan koping stres
8. Pola seksual reproduksi
9. Pola hubungan dan peran
10. Pola nilai dan keyakinan

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dari loe back pain adalah :
A. Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan :
1) Trauma jaringan dan reflek spasme otot
2) Inflamasi
3) Kompresi saraf
B. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan :

16
1) Nyeri dan ketidaknyamanan
2) Spasme otot
3) Terapi testriktif
4) Kerusakan neuromuskular
C. Ansietas atau koping individu tak efektif berhubungan dengan :
1) Krisis situasi
2) Atasi atau ubah status kesehatan, status sosioekonomi, peran fungsi
3) Ganggtuan berulang dengan nyeri terus menerus
4) Ketidakadekuatan metode koping
D. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar ) mengenai kondisi,
pragnosis, dan tindakan berhubungan dengan :
1) Kesalahan informasi atau kurang pengetahuan
2) Kesalahan interpretasi informasi
3) Tidak mengenal sumber – sumber informasi
Prioritas keperawatan :
1) Menurunkan stres pada spinal, spasme otot, dan nyeri
2) Meningkatkan fungsi otot dengan optimal
3) Memberi dukungan pada pasien atau keluarga, orang terdekat
dalam proses rehabilitasi
4) Memberikan informasi yang berhubungan dengan penyakit,
prognosis dan kebutuhan pengobatannya

17
3. Intervensi Keperawatan
A. Dx : Nyeri akut b/d agen cedera fisik atau trauma dan refleks spasme
otot
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi keperawatan
keperawatan
Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Kaji adanya keluhan nyeri, catat
agen cedera tindakan keperawatan lokasi, lamanya serangan, faktor
fisik atau selama 3x24 jam, pencetus yang memperberat
trauma dan diharapkan nyeri klien 2. Dorong klien untuk tirah baring
refleks spasme berkurang dengan dan perubahan posisi untuk
otot kriteria hasil : memperbaiki posisi lumbal pasien
 Klien tampak pada posisi semifowler
rileks 3. Gunakan papan selama melakukan
 Mengubah posisi perubahan posisi
dengan nyaman 4. Ajarkan klien teknik relaksasi
5. Ajarkan klien untuk melakukan
pernafasan diafragma untuk
mengurangi tegangan otot
6. Alihkan perhatian klien misalnya
dengan menonton atau membaca
7. Batasi aktivitas klien sesuai
kebutuhan
8. Kolaborasi pemberian obat
analgetik

18
B. Dx : Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri, spasme otot
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi keperawatan
keperawatan
Gangguan Setelah dilakukan 1. Memantau secara kontinu mobilitas
mobilitas fisik tindakan keperawatan akan mengetahui aktivitas klien
b/d nyeri, selama 3x24 jam, 2. Bantu klien mengubah posisi
spasme otot diharapkan gangguan secara perlahan
mobilitas fisik dapat 3. Ajarkan klien cara yang tepat untuk
diatasi dengan kriteria turun dari tempat tidur dengan
hasil : nyeri yang minimal
 Klien 4. Sampaikan dan ingatkan klien
menunjukan untuk tidak diperbolehkan
kembalinya melakukan gerakan memutar atau
mobilitas fisik melengok
atau klien dapat 5. Dorong pasien untuk melakukan
bergerak perubahan posisi berbaring, duduk,
 Kembali berjalan dalam kurun waktu yang
keaktifitas semula singkat
secara bertahap 6. Buat jadwal periode berbaring
ditempat tidur berapa kali seharian
bersama dengan klien

C. Dx : Gangguan pola tidur b/d nyeri, tidak nyaman


Diagnosa Kriteria hasil Intervensi keperawatan
keperawatan
Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Kaji pola tidur / pola aktifitas
tidur b/d nyeri, tindakan keperawatan 2. Anjurkan klien tidur secara
tidak nyaman selama 3x24 jam, teratur
diharapkan gangguan 3. Jelaskan tentang pentingnya
pola tidur dapat diatasi tidur yang cukup selama sakit
dengan kriteria hasil : dan terapi

19
 Klien tidur de 4. Monitor pola tidur dan catat
ngan nyaman keadaan fisik
 Pola tidur normal 5. Batasi pengunjung
 Jumlah jam tidur 6. Jaga lingkungan dari bising
bertambah 7. Tidak melakukan tindakan
saat klien tidur

4. Implementasi
Pelaksanaan adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata
berupa serangkaian kegiatan sistimatis berdasarkan perencanaan untuk
mencapai hasil yang optimal.pada tahap ini perawat menggunakan segala
kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan
terhadap klien baik secara umum maupun secara khusus pada klien low
back pain. pada pelaksanan ini perwat melakukan fungsinya secara
independen interdependen dan dependen.
Pada fungsi independen adalah mencakup dari semua kegiatan yang
diprakarsai oleh perawat itu sendiri sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya. pada fungsi interdependen adalah dimana
fungsi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan profesi /disiplin ilmu
yang lain dalam keperawatan maupun pelayanan kesehatan.sedangkan
fungsi dependen adalah fungsi yang dilaksanakan oleh perawat
berdasarkan atas pesan orang lain.

5. Evaluasi
A. Klien mengalami peredaan nyeri
1) Klien dapat beristirahat dengan nyaman
2) Klien dapat mengubah posisi tidur dengan nyaman
B. Klien menunjukan kembalinya mobilitas fisik
1) Klien dapat kembali melakukan aktivitasnya secara bertahap
2) Menghindari posisi yang dapat menyebabakan ketidak nyamanan
C. Klien dapat tidur dengan pola tidur normal

20
1) Klien dapat menambah jumlah jam tidur
2) Kliendapat beristirahat dengan nyaman

BAB III

21
TINJAUAN KASUS NYATA
Asuhan Keperawatan pada Tn. V. P dengan LOW BACK PAIN
di Ruangan IGD RS. St.Gabriel Kewapante.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn. V. P
Umur : 75 Thn
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Katolik
Alamat : Watuliwung
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Tgl MRS : 20 Maret2021
Tgl pengkjian : 20 Maret 2021
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. T. M
Umur : 70 Thn
Agama : Katoik
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien: Suami
Alamat : Watuliwung
3. Diagnosa Medik : Low Back Pain
4. Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama : Klien mengeluh nyeri pinggang
Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh nyeri pinggang
kurang lebih 2 hari desertai nyeri
saat bangun dan berjalan. Klien
sudah berobat kepuskesmas
terdekat dan mendapatkan terapi
antasida sirup, paracetamol tablet,

22
calsium laktat, dan vitamin
namun tidak ada perubahan. Pada
tanggal 20 maret 2021 keluarga
memutuskan untuk membawa
klien ke IGD Rumah Sakit St.
Gabriel Kewapante untuk
mendapatkan pengobatan lebih
lanjut. Saat pengkajian awal klien
mengatakan nyeri pinggang,
dengan TTV :
TD : 100 / 60 mmHg
N : 98 x/mnt
S : 36, 30c
SpO2 : 98 %
Rr : 20x / mnt
Dari hasil pemeriksaan dokter di
IGD disarankan klien untuk
dirawat nginap.

Penyakit yang pernah diderita : Klien mengatakan 20 tahun yang


lalu pernah jatuh dari pohon
lontar
Obat-obatan yang biasa dikonsumsi : Paracetamol, Antasida, Calsium
laktat dan Vitamin
Kebiasaan berobat : Di puskesmas
Alergi : Tidak ada
Kebiasaan merokok/Alkohol : Ya

5. Pemeriksaan Fisik

23
Keadaan umum: Kesadaran composmentis, klien tampak sakit sedang, dan
tampak lemah.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda-Tanda Vital
 TD: 100 / 60 mmHg
 Nadi : 98 x / menit
 Respiratori: 20 x / menit
 Suhu: 36, 30c
 Spo2 : 98%
 GCS: 15
Respond membuka mata (E): 4
Respon Verbal (V): 5
Respond Motorik (M): 6

Body Sistem
a. Sistem Pernapasan (B1: Breathing)
 Bentuk dada : Simetris
 Sekresi : Tidak ada
 Pola Napas : Vesikuler atau tidak menggunakan alat bantu.
b. Sistem Cardiovaskuler (B2: Bleeding
 Suara jantung : S1/S2 Normal atau Murni
 Keluhan : Pusing (-), sakit kepala (-), nyeri dada (-)
c. Sistem Persarafan (B3: Brain)
 Kesadaran : Composmentis, GCS E:4 V:5 M:6
 Pupil : Isokor, reaksi cahaya (+) dan normal.
 Persepsi Sensorik: Tidak ada kelainan.

Pemeriksaan khusus pada sistem persarafan :

24
o Posisi telentang
 Lasegue : ( + / + )
Pemeriksaan dengan mengangkat satu kaki ( fleksi sendi
panggul ) perlahan dari 00 _700 sementara kaki dan panggul
yang lain tetap sejajar dengan tempat tidur. Klien merasakan
nyeri menjalar ke kaki
 Valsava ( + )
Tes valsava dilakukan untuk mengetahui tekanan pada sistem
tubuh tertentu, sepeti pada penekanan saraf di tulang belakang.
Pada saat pasien dilakukan pemeriksaan valsava klien
mengeluh adanya nyeri pada punggung.
o Posisi telungkup
Posisi ini klien sulit untuk melakukan posisi telungkup. Nyeri tekan
otot paravertebra.
Spasme otot : ( + )
Nyeri tekan : ( + ), pada pinggang bawah kanan dan kiri
d. Sistem Perkemihan (B4: Bladder)
 Produksi Urin : (kurang lebih 1500-2000 ml/24 jam.
 Frekuensi : 3-4 kali perhari
 Warna : Kuning
 Keluhan :-
e. Sistem Pencernaan Eliminasi (B5: Bowel)
 Abdomen: distensi ( - ), nyeri tekan ( - ), luka ( - )
f. Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)
 Ekstermitas atas
Tangan kanan : tidak ada lesi dan tidak teraba pembengkakan, tidak
ada nyeri tekan.
Tangan kiri : tidak ada lesi dan tidak ada pembengkakan, tidak ada
nyeri tekan

25
 Ekstermitas bawah
Kaki kanan : tidak ada pembengkakan , tidak ada lesi, nyeri saat
digerakan dan saat jalan
Kaki kiri : tidak ada pembengkakan , tidak ada lesi, nyeri saat
digerakan dan saat jalan
555 555
333 333

 Kulit: Turgor kulit baik, akral hangat, dan pigmentasi kulit baik.

1. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola Nutrisi dan Metabolik
1) Keadaan sebelum sakit
Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, pisang dan ubi.
Napsu makan : Baik
Frekuensi makan : 3 kali/hari
Porsi makan : 1 porsi
2) Keadaan saat sakit
Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, pisang dan ubi.
Napsu makan : Kurang
Frekuensi makan : 2 kali/hari
Porsi makan : ¼ porsi
b. Pola Eliminasi
1) Keadaan sebelum sakit
BAB: Frekuensi :1-2 kali/hari
Warna : Kuning kecoklatan
BAK: Frekuensi : 3-4 kali/hari
Warna : Kuning
Bau : Amoniak
2) Keadaan saat sakit
BAB: Frekuensi : 3-4 kali/hari

26
Konsistensi : lembek
Warna : Kuning
BAK: Frekuensi : 3-4 kali/hari
Warna : Kuning
Bau : Amoniak
c. Pola Aktifitas
1) Keadaan sebelum sakit
Semua aktifitas dilakukan secara mandiri
2) Keadaan saat sakit
Sebagian aktifitas dibantu.
d. Pola Persepsi dan Kognitif
1) Keadaan sebelum sakit
Tidak ada masalah
2) Keadaan saat sakit
Klien mengikuti apa yang dianjurkan perawat dan dokter.
e. Pola Persepsi dan Konsep Diri
1) Keadaan sebelum sakit
Tidak ada masalah
2) Keadaan saat sakit
Klien merasa takut dengan penyakit yang dialami
f. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stres
1) Keadaan sebelum sakit
Jika ada masalah klien selalu menceritakan bersama keluarga
2) Keadaan saat sakit
Klien bertanya tentang keadaan penyakitnya.
g. Pola Nilai dan Kepercayaan
1) Keadaan sebelum sakit
Klien sering ke greja
2) Keadaan saat sakit
Klien hanya berdoa di rumah.

27
2. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: tanggal 20 Maret 2021
HB : 13,4 mg/dl
HbsAg : Non Reaktif
Leukosit : 12.500 mg/dl
Eritrosit : 4.730.000mg/dl
Trombosit : 107.000 mg/dl
Gol. Darah : O
HCT / PCV : 38, 4
SGPT : 31 u/i
Creatinin : 1,7 mq / dl
Acak gula : 90 mg / dl
3. Teraphy
Tanggal 20 Maret 2021
 Infus RL 20 tetes/menit
 Injeksi Antrain 3 x 1 gram/iv
 Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp iv
 Antasida sirup 3 x 10 ml

28
Klasifikasi Data

Data Subyektif :
 Klien mengeluh nyeri pinggang
 Klien mengeluh nyeri saat bangun dan berjalan
 Klien mengeluh nyeri saat mengangkat ke dua kaki
Data Obyektif :
 Terdapat nyeri tekan pada punggung
 Ekspresi wajah klien tampak kesakitan
 Skala Nyeri 4
 Kekutan otot :
555 555
333 333
 Observasi TTV:
TD : 100 / 60 mmHg
Suhu : 36,3 0c,
Nadi: 98 kali/menit
RR: 20 kali/menit.
SpO2 : 98%

29
ANALISA DATA

Hari/Tanggal : 20 Maret 2021


Nama : Tn. V. P
Umur : 75 tahun
Diagnosa Medis : Low back pain

No Data Etiologi Masalah


Data subyektif : Trauma primer dan Nyeri.
1.
 Klien mengeluh nyeri pinggang sekunder
 Klien mengeluh nyeri saat bangun
dan berjalan Terjadi kontraksi

 Klien mengeluh nyeri saat punggung

mengangkat ke dua kaki


Terdesaknya otot
Data Obyektif :
vertebra
 Terdapat nyeri tekan pada
punggung
Penonjolan diskus
 Ekspresi wajah klien tampak
kesakitan
Penekanan pada akar
 Skala Nyeri 4
saraf
 Kekutan otot :
555 555 Nyeri pada punggung
333 333 bawah

 Observasi TTV: Rasa nyeri semakin parah


TD : 100 / 60 mmHg seperti terbakar
Suhu : 36,3 c,
0

Nadi: 98 kali/menit Gangguan rasa


RR: 20 kali/menit. nyaman nyeri
SpO2 : 98%

30
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hari/tanggal : 20 Maret 2021


Nama : Tn. V. P
Usia : 75 tahun
Diagnosa Medis : Low Back Pain

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma primer dan sekunder
yang ditandai dengan:
 Klien mengeluh nyeri pinggang
 Klien mengeluh nyeri saat bangun dan berjalan
 Klien mengeluh nyeri saat mengangkat ke dua kaki
 Terdapat nyeri tekan pada punggung
 Ekspresi wajah klien tampak kesakitan
 Skala Nyeri 4
 Kekutan otot :

555 555
333 333

 Observasi TTV:
TD : 100 / 60 mmHg
Suhu : 36,3 0c,
Nadi: 98 kali/menit
RR: 20 kali/menit.
SpO2 : 98%

31
B. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Tujuan/Kriteria
Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
O Hasil
Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri teratasi atau 1. Bina hubungan saling percaya
1.
berhubungan dengan trauma hilang Setelah antar perawat, pasien dan
primer dan sekunder yang dilakukan tindakan keluarga pasien
ditandai dengan: keperawatan selama R : Memudahkan perawat dalam
 Klien mengeluh nyeri 2 jam, nyeri teratasi melakukan tindakn keperawatan
pinggang Dengan Kriteria 2. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan
 Klien mengeluh nyeri Hasil: karakteristik nyeri
saat bangun dan berjalan  klien tampak rileks R: berguna dalam pengawasan
 Klien mengeluh nyeri  TTV dalam batas dan sasaran obat, kemajuan
saat mengangkat ke dua normal penyembuhan, dan indikasi untuk
kaki  skala nyeri 1-3 menentukan intervensi

 Terdapat nyeri tekan selanjutnya.

pada punggung 3. Monitor TTV

 Ekspresi wajah klien R: peningkatan TTV merupakan

tampak kesakitan indikasi peningkatan nyeri.

 Skala Nyeri 4 4. Anjurkan klien napas dalam


teknik relaksasi.
 Kekutan otot :
R: napas dalam dapat menghirup
555 555
O2 secara adekuat sehingga otot
333 333
otot menjadi relaksasi dan dapat
mengurangi nyeri.
 Observasi TTV:
5. Dorong klien untuk tirah baring
TD : 100 / 60 mmHg
dan perubahan posisi untuk
Suhu : 36,3 0c,
memperbaiki posisi lumbal pada
Nadi: 98 kali/menit
posisi semifowler
RR: 20 kali/menit.
R : posisi semifowler merupakan
SpO2 : 98%
posisi yang membuat klien

32
menjadi lebih rileks
6. Ajarkan klien untuk melakukan
pernafasan diafragma untuk
mengurangi tegangan otot
R : oksigen yang masuk akan
meningkatkan metabolisme
sehingga mengurangi ketegangan
otot.
7. Alihkan perhatian klien misalnya
dengan menonton atau membaca
R : pengalihan perhatian dapat
mengurangi rasanyeri
8. Kolabvorasi pemberian obat
analgetik
R : untuk mengurangi nyeri

33
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

D Hari/tgl Jam
IMPLMENTASI KEPERAWATAN
x
1 20 Maret 10:45 1. Membina hubungan saling percaya antara
2021 perawat klien dan keluarga
Hasil : klien dan keluarga menerima dan mau
bekerjasama dengan perawat
10:50 2. Memonitor Tanda-Tanda Vital pasien
Hasilnya: TD : 100 / 60 mmHg
Suhu : 36,3 0c,
Nadi: 98 kali/menit
RR: 20 kali/menit.
SpO2 : 98%
11:00
3. Mengkaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik
nyeri.
Hasilnya: Skala nyeri berdsarakan PQRST
P: Nyeri pada pinggang karena
terjadinnya trauma
Q: Terasa seperti tertusuk – tusuk
R: Nyeri pada pinggang
S: Skala nyeri 5
11:05
T: Nyeri dirasakan terus menerus
4. Mengajarkan klien napas dalam/teknik relaksasi.
Hasilnya: Klien mau mengikuti apa yang yang
11:05
diajarkan perawat.
5. Mendorong klien untuk tirah baring dan merubah
posisi tidur pada posisi semifowler
Hasil : klien mengikuti anjuran perawat dan ia
merasa rileks dengan posisi tidur semi fowler

34
11:05
6. Menganjurkan klien untuk mengalihkan perhatian
dengan menonton atau bermain game pada
hentphonenya
Hasil :Dengan menonton klien merasa nyerinya
11:15 berkurang
7. Melakukan kolaborasi untuk pemberian terapi
infus dan analgetik
Hasilnya:Terpasang infus RL 20 tpm
Injeksi antrain 1 amp iv

35
D. EVALUASI KEPERAWATAN

Nama :Tn. V. P
Umur :75 tahun
Diagnosa Medis :Low Back Pain
Diagnosa Nama
No Evaluasi Keperawatan
Keperawatan Perawat
1. Gangguan rasa nyaman Jam : 13:00
nyeri berhubungan S : klien mengatakan nyeri pada
dengan trauma primer Pinggang berkurang
dan sekunder O:
Zr. wilmin
 KU: Baik
 Kesadaran: Composmentis
 Klien tampak rileks
 Skala nyeri 3
 Observasi TTV:
TD : 100 / 60 mmHg
Suhu : 36,3 0c,
Nadi: 98 kali/menit
RR: 20 kali/menit.
SpO2 : 98%
A: Masalah Nyeri teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
diruangan

36
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN


Kerusakan punggung dan tulang merupakann ketidakmampuan individu
dalam bertahun – tahun pekejaannya. Dari kasus diatas kemungkinan law
back pain yang di alami Tn. V. P adalah trauma pada komponen keras
susunan neuromuskukluskeletal. Klien mempunyai riwayat jatuh dari
ketinggian yang menyebabkan terjadinya penekanan pada akar saraf di tulang
belakang sehingga pasien mengeluh nyeri pinggang.
Ditinjau dari etiologinya LBP yang dialami pasien diatas termasuk LBP
traumatik sedangkan apabila ditinjau dari perjalanan klinisnya, kasus LBP
yang dialami klien tersebut termasuk dalam LBP kronis, karena diduga klien
mengalami jatuh dari pohon lontar sekitar 20 tahun yang lalu.
Dari kasus diatas penatalaksanaan yang dapat dilakukan antara lain adalah
tetap mendorong klien untuk tetap beraktifitas walaupun hanya aktifitas
ringan, tirah baring, dan edukasi kepada klien dan keluarga.

37

Anda mungkin juga menyukai