Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

LOW BACK PAIN (LBP) DI RUANG SARAF

RSUD FAUZIAH BIREUN

DISUSUN

OLEH :

MUHAMMAD ALCHALIL, S.Kep

2007901029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2020/2021
1. Definisi Low Back Pain
Kerusakan punggung dan tulang adalah penyebab ketiga ketidakmampuan
individu dalam bertahun-tahun pekerjaannya. Kebanyakan nyeri punggung
bawah disebabkan oleh masalah-masalah musculoskeletal (misalnya
perenggangan lumbosakral akut, ligament lumbosakral yang tidak stabil dan
kelemahan otot, osteotitis medulla, stenosis medulla, masalah-masalah diskus
intervertebra, panjang tungkai yang tidak sama. Pasien lansia mungkin
mengalami sakit punggung yang berkaitan dengan fraktur vertebra,
osteoporosis atau metastasis tulang. Banyak kondisi medikal dan psikomatis
lain yang menyebabkan nyeri punggung. Obesitas, stress dan kadang depresi
dapat menunjang terjadinya nyeri punggung bawah. Pasien dengan nyeri
punggung bawah kronik mungkin mengalami ketergantung pada alkohol atau
analgesik.
Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik, frustasi dan
kadang menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk
mempelajari dan menangani penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu-
satunya organ yang terdiri dari tulang-tulang, sendi-sendi, ligament-ligamen,
jaringan lemak, berlapis lapis otot, saraf tepi, ganglion sensoris, ganglion
otonom dan saraf tulang belakang. Struktur tersebut di suplay oleh satu sistem
arteri dan vena yang rumit. Selain itu pergerakan dari tulang belakang itu
sendiri sangat kompleks dan cidera pada tulang belakang dan struktur-struktur
tersebut akan menghasilakan pola nyeri yang unik.

2. Etiologi Low Back Pain


Tulang belakang merupakan organ mekanik yang sering digambarkan
sebqgai suatu derek (crane) dengan kemampuan menyangga berat badan,
menjaga keseimbangan dan melawan berbagai tarikan sebagai akibat dari
pekerjaan sehari- hari maupun aktivitas rekreasional. Walaupun tulang
belakang memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menahan sebagian besar
tekanan mekanis, tulang belakang tidak dapat dipaksa untuk melampaui
kemampuannya. Kekuatan yang melampaui kapasitas jaringan tulang
belakang untuk merenggang akan mengakibatkan cidera atau nyeri.
Penyebab dari nyeri punggung masih belum dapat diketahui dengan jelas
dan masih belum dapat dijelaskan dengan detail. Banyak grup peneliti telah
menyerah dalam usaha untuk menjelaskan penyebab dari nyeri punggung
bawah dan kemudian justru menjelaskan beberapa kondisi tanda bahaya (red
flag) yang berkaitan dengan gangguan ini. Kelompok permasalahan yang
dapat menyebabkan nyeri punggung adalah sebagi berikut.
a. Berasal dari biomekanis dan destruktif, misalnya kompresi diskus
vertebralis, herniasi diskusvertebralis, cidera torsio dan vibrasi.
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat terlihat pada klien yang
memiliki pekerjaan yang membutuhkan kerja mengangkat yang berat dan
berulang pada posisi membungkuk atau pekerjaan mengoprasikan mesin
yang bergetar.
b. Bersifat destruktif, misal infeksi, tumor dan gangguan rematik. Kondisi-
kondisi tersebut dapat memberikan tekanan pada saraf tulang belakang
atau akarnya, atau bahkan merubah struktur dari tulang vertebra.

3. Patofisiologi Low Back Pain


Beban berat memiliki berbagai efek terhadap diskus intervertebralis, badan
dari vertebrata, faset dan ligamen-ligamen tulang belakang. Pada beban berat
yang menekan (compressive load) serabut anuker dari diskus mengalami
perenggangan. Tulang vertebra juga mengalami tekanan dan dapat patah pada
end–plate–nya. Ligamen- ligamen tulang belakang cenderung dapat
melengkung dengan mudah dan sendi faset hanya dapat sedikit menahan
kompresi.
Akibatnya adalah dapat mengakibatkan herniasi. Ketika diskus hanya
menonjol, anulusnya masih sempurna. Ketika terjadi herniasi, annulus bisa
robek, sehingga menghasilkan ekstrusi dari nucleus pulpous. Kompresi dari
akar saraf tulang belakang dapat terjadi karena herniasi diskus tadi. Diskus
yang memisahkan dan memberi bantalan vertebra mendapatkan inervasi oleh
ujung-ujung halus. Ketika diskus menimpa nervus sklialitikus, kondisi ini dan
denyut nyeri yang dihasilkan disebut sebagai skiatika. Skiatika adalah bentuk
nyeri yang parah dan konstan di dareah kaki yang muncul disepanjang jalur
nervus skiatik dan cabang- cabangnya.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat
dan tak teratur. Degenerasi diskus merupakan penyebab nyeri punggung yang
biasa diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita stress mekanis
paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus (herniasi
nucleus pulposus) atau kerusakan sendi faset dapat mengakibatkan penekanan
pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis yang mengakibatkan nyeri
yang menyebar sepanjang saraf tersebut. Sekitar 12% orang dengan nyeri
punggung bawah menderita hernia nucleus pulposus ( Brunner & Suddarth,
2002 : 2321 ).

4. Manifestasi Klinis Low Back Pain


Gambaran klinis LBP adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.
Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat menuju ke daerah lain
atau sebaliknya , nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah
punggung bawah (reffered pain/nyeri yang menjalar). Tanda dan gejala yang
timbul antara lain:
a. Cara berjalan pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk
pemeriksaan neurologis)
b. Perilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya
(kemungkinan kelainan psikiatrik)
c. Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal
(pinggang) sehingga penderita berjalan sangat hati-hati
(kemungkinan infeksi, peradangan, tumor atau patah tulang )
Menurut International Association for the Study of Pain (IASP), yang
termasuk dalam low back pain terdiri dari :
1. Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra
thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui
ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh
garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis
transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra
sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui
sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina
iliaka superior posterior dan inferior.
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain
dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain
Selain itu, IASP juga membagi low back pain ke dalam :
a. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
b. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya
c. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi
tidak lebih dari 12 minggu.

5. Penatalaksanaan Low Back Pain


A. Penatalaksanaan low back pain akut
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Pasien juga
harus disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat
juga dalam bentuk tertulis. Kronisitas low back pain dapat dihindari dengan :
memperhatikan aspek psikologis gejala yang ada, menghindari pemeriksaan
yang tidak perlu dan berlebihan, menghindari penatalaksanaan yang tidak
konsisten, serta memberikan saran untuk mencegah rekurensi (menghindari
pengangkatan beban yang berat).
B. Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik yang menyebabkan
Disabilitas
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengaruh terpenting dalam
perkembangan kronisitas adalah psikologikal dibandingkan dengan
biomekanikal. Faktor-faktor psikologis yang dimaksud adalah distress berat,
kesalahpahaman tentang nyeri dan implikasinya, serta penghindaran aktivitas
karena takut membuat rasa nyeri bertambah parah.

C. Penatalaksanaan Low Back Pain Non Spesifik


1. Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja
seperti biasanya.
2. Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa
kasus dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi
nyeri.
3. Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan
digunakan hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau
NSAID. Jika tidak ada perbaikan, coba campuran parasetamol dengan
opioid. Pertimbangkan tambahan muscle relaxant tetapi hanya untuk
jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
4. Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke
aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu.
5. Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasuskasus yang membutuhkan
obat penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam
1-2 minggu. Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian mengenai
terapi dengan traksi, termis ultrasound, akupuntur, sabuk penyangga,
ataupun pijatan.

D. Penatalaksanaan Low Back Pain dengan Nerve Root Affection


1. Aktivitas: pasien didorong melakukan beragam aktivitas walaupun
punggung/tungkai bawahnya nyeri.
2. Tirah baring: mungkin dibutuhkan untuk menghilangkan nyeri.
3. Medikasi: obat anti nyeri diberikan dengan interval biasa dan
digunakan hanya jika diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau
dikombinasikan dengan opioid. Pertimbangkan tambahan relaksan otot
tetapi hanya untuk jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
4. Olah raga: jika pasien menjadi pasif, olah raga ringan mungkin
berguna.
5. Operasi: dilakukan pada kasus dengan tandatanda neurologis
progresif/kauda ekuina dan pengurangan nyeri yang tidak memuaskan
setelah 6-12 minggu, mungkin dengan episode nyeri yang tidak
tertahankan sebelumnya.
Terapi dan intervensi lain: tidak terdapat penelitian mengenai terapi
dengan traksi atau manipulasi yang dianjurkan

6. Komplikasi
Komplikasi umum yang biasanya terjadi setelah pembedahan (Joyce,
2009) :
1. Infeksi dan peradangan
2. Cedera pada akar-akar saraf
3. Robekan pada lapisan durameter
4. Sindroma kauda ekuina
5. Hematoma
6. Tidak ada penyatuan pada area bedah

Anda mungkin juga menyukai