Keperawatan Keluarga
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI PUNGGUNG BAWAH/
LOW BACK PAIN (LBP)
OLEH
MUH. YUSUF M.
(17025)
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,
osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner, 2012).
Low back pain dapat terjadi pada siapa saja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut, ketidakmampuan ligamen
lumbosacral, kelemahan otot, osteoartritis, spinal stenosis serta masalh pada
sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
B. Etiologi
Lebih dari 85% pasien dengan nyeri punggung bagian bawah memiliki
etiologi nonspesifik tanpa adanya penyakit atau kelainan yang jelas. Nyeri
punggung bawah sering kali berasal dari permasalahan umum seperti otot tegang
(muscle tension) atau kejang (spasm). Struktur anatomis tulang belakang bawah
lainnya dapat menimbulkan nyeri dengan ciri-ciri tertentu seperti nyeri radikuler
(radicular pain), sindroma sendi facet (facet joint syndrome), nyeri sendi sakroiliak
(sacroiliac joint pain), stenosis lumbalis (lumbar spine stenosis), dan nyeri
diskogenik (discogenic pain). Berbagai struktur ini menghasilkan gejala dari
kombinasi nyeri nosiseptif atau neuropatik yang spesifik karena mengikuti
distribusi dermatom, radiks, kapsul.
1. Nyeri Nonspesifik
Nyeri punggung bawah nonspesifik adalah jenis yang paling sering
ditemukan, terutama di faskes primer, sehingga memerlukan perhatian
lebih. Lebih dari 85% pasien nyeri punggung bawah masuk ke dalam kategori
ini. Tubuh manusia memiliki pusat gravitasi yang mempertahankan fungsi
tubuh dan membantu menghindari celaka. Pada nyeri punggung bawah
nonspesifik, terjadi gangguan keseimbangan antara beban fungsional dan
kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Namun
gangguan ini tidak disertai sebuah kelainan anatomis; tidak ditemukan
adanya penyempitan ruang antara diskus, penekanan saraf, kerusakan pada
tulang atau sendi. Belum ditemukan penyebab dari nyeri nonspesifik,
walaupun dapat dikenali beberapa faktor resiko.
2. Nyeri Mekanikal
Nyeri mekanikal secara umum disebabkan oleh sebuah kejadian trauma
akut, tetapi juga bisa disebabkan oleh trauma kumulatif. Gerakan berulang
yang memberi penekanan pada tulang belakang meningkatkan risiko
robekan annulus, herniasi diskus. Gerakan di bagian lumbalis yang berperan
dalam pembentukan nyeri punggung bawah adalah fleksi ke depan (forward
flexion), rotasi (trunk twist), dan mengangkat benda berat dengan tangan
membentang ke depan. Beberapa gangguan nyeri mekanik yang sering
ditemukan adalah sebagai berikut:
a) Gangguan Diskus Intervertebralis
Diskus intervertebralis berperan sebagai penyerap tekanan dan sesuai
dengan namanya, dapat ditemukan di antara korpus vertebra. Herniasi
sering terjadi di daerah L5-S1, dan disebabkan oleh melemah dan
menipisnya ligament longitudinal. Kategori ‘gangguan’ pada diskus
2
dapat mencakup diskus menonjol (bulging), atau herniasi. Gangguan
sering kali disebabkan oleh proses penuaan normal pada sistem
muskuloskeletal, yang diperparah oleh aktivitas berat, merokok,
obesitas.
b) Gangguan Sendi Facet
Sendi Facet adalah pasangan sendi yang berada di bagian posterior
tulang belakang. Banyak gangguan yang dapat terjadi di sendi ini seperti
tumor, infeksi, fraktur, gangguan degeneratif, ujung saraf yang teriritasi,
atau artritis (sindroma sendi Facet). Sendi ini adalah salah satu sumber
terbesar dari nyeri punggung bawah, walaupun sering kali bukan
penyebab satu-satunya.
c) Nyeri Sendi Sakroiliak
Sendi Sakroiliak adalah sendi yang menghubungkan sakrum ke pelvis,
dan nyeri yang diakibatkan oleh sendi ini sangat bervariasi. Sendi ini
menyambung ke banyak otot di antaranya piriformis, biceps femoris,
gluteus maximus, sehingga penyebaran rasa nyeri memiliki manifestasi
yang beragam. Penyebab seringkali diakibatkan oleh cedera ke sendi,
yang dapat disebabkan oleh satu insiden trauma yang signifikan,
kehamilan, atau gangguan biomekanis dari kesehatan fisik yang buruk
atau gangguan kesemibangan anatomis (misalnya polio atau
osteoartritis).
d) Nyeri Nonmekanikal
Kurang dari satu persen nyeri punggung bawah disebabkan oleh kondisi
yang berat seperti infeksi, fraktur, sindroma kauda equina atau kanker.
Pasien-pasien ini dapat dikenali karena nyaris selalu memiliki faktor
risiko lain.
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai
masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan
ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis
tulang belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai).
3
Penyebab lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor
retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan
nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas,
sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas.
C. Patofisiologi
Patofisiologi nyeri punggung bawah kronis (chronic low back pain / cLBP)
berhubungan dengan berbagai struktur anatomis, misalnya radiks, otot, struktur
fasia, tulang, persendian, atau diskus intervertebralis. Nyeri dapat terjadi akibat
lebih dari satu struktur pada waktu bersamaan.
- Penjalaran Nyeri
Nyeri menjalar melalui nosiseptor, yaitu saraf sensoris di perifer yang
fungsinya mewaspadakan tubuh bila ada stimulus nyeri. Stimulus diubah
menjadi pesan elektrik yang dikirim melalui berbagai akson dari perifer, ke
korda spinalis, hingga ke bagian mesensefalon dan talamus otak. Jika
stimulus terus menerus ada, terjadi proses sensitisasi saraf perifer dan
sentral hingga nyeri akut menjadi nyeri kronik. Sensitisasi sentral adalah
proses di mana tubuh menangkap signal nyeri secara tidak normal. Proses
ini juga berhubungan dengan taktil alodinia, kondisi yang menyebabkan
tubuh hipersensitif terhadap sentuhan atau nyeri. Terlebih lagi, pada sendi
dan diskus banyak ditemukan serabut saraf delta A yang bila terus menerus
terangsang berperan dalam pembentukan sensitisasi sentral.
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus
menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri
disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif
dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara individu. Tidak
semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas
nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa
bagi orang lain.
4
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana
stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan
jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan
asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel
mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimulasi serabut ini mengakibatkan
pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut
kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan
berhubungan dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ
internal yang lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi
atau persepsi nyeri meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P.
Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang
menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi
sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang
ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori,
dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus
diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak
dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara
stimulus nyeri dan sensasi nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas
banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain
oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi
punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain
tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal terhadap sum-sum tulang
belakang.
Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada saat
berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang belakang.
Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban.
5
Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas,
masalah postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang
belakang dapat berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago
dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan
tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung
biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6, menderita stress paling berat dan
perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat
mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang
mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
1. Pathway
6
2. Manifestasi Klinis
7
c. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi
tidak lebih dari 12 minggu.
3. Komplikasi
D. Pemeriksaan Penunjang
8
E. Penatalaksanaan
9
dengan opioid. Pertimbangkan tambahan muscle relaxant tetapi
hanya untuk jangka pendek, mengingat bahaya ketergantungan.
d) Olah raga: jika pasien menjadi pasif, olah raga ringan mungkin
berguna.
10
F. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Keadaan Umum
1) Identitas
2) Keluhan utama
5) Riwayat pekerjaan
11
penanganan dan cara pengangkatan barang, posisi atau sikap
tubuh selama bekerja, dan kerja statis.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Pemeriksaan persistem
a) Pemeriksaan motorik
b) Pemeriksaan sensorik
g) Tes Naffziger
h) Tes valsava.
5) Sistem pernafasan
6) Sistem kardiovaskuler
7) Sistem Gastrointestinal
12
(Nilai kemampuan menelan, nafsu makan, minum,
peristaltic dan eliminasi)
8) Sistem Integumen
9) Sistem Reproduksi
13
mengurangi rasa sakit tersebut (kemungkinan infeksi.
Inflamasi, tumor atau fraktur)).
2. Diagnosa Keperawatan
2) Inflamasi
3) Kompresi saraf
2) Spasme otot
3) Terapi testriktif
4) Kerusanan neuromuskular
1) Krisis situasi
14
1) Kesalahan informasi/kurang pengetahuan
Prioritas keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
a. Dx : nyeri akut b/d agen cedera fisik (trauma) dan reflek spasme
otot
15
2. Klien dapat beristirahat 3. Gunakan papan selama melakukan
kebutuhan
16
Kriteria Hasil: 2. Bantu klien mengubah posisi secara
perlahan
1. Klien menunjukkan
singkat
bertahap
17
c. Dx : perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b/d obesitas
pencapaian
4. Evaluasi
bertahap
18
2) Menghindari posisi yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan
19
DAFTAR PUSTAKA
Sonia, Amanda. (2018, 22 Juni). Nyeri Punggung Bawah. Diperoleh 08 Mei 2020
pukul 01.32, dari https://www.alomedika.com/penyakit/rehabilitasi-medik/nyeri-
punggung-bawah/prognosis
Sima, Lidwina dr. (2018, 22 April). Rehabilitasi Mediak pada Low Back Pain.
Diperoleh 08 Mei 2020 Pukul 14.10, dari http://www.yankes.kemkes.go.id/read-
rehabilitasi-mediak-pada-low-back-pain-3952.html
20