DISUSUN OLEH
GISKA AMALIA ADISTI PUTRI
22020112220102
DEFINISI
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah
yang diakibatkan
ETIOLOGI
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1.
2.
3.
FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke hemorragic antara lain:
1.
2.
D.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang
disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu
muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu
antara lain bersifat:
1. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam
dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient
ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama,
memperberat atau malah menetap.
DEFISIT NEUROLOGIK
1.
DEFISIT LAPANG
PENGLIHATAN
a. Homonimus hemianopsia
(kehilangan setengah
lapang penglihatan)
b. Kehilangan penglihatan
perifer
c. Diplopia
MANIFESTASI
DEFISIT MOTORIK
a.Hemiparese
b.
Hemiplegia
c.Ataksia
d.
Disatria
e.Disfagia
Penglihatan ganda
kata
3.
DEFISIT SENSORI
Parestesia (terjadi pada sisi
berlawanan dari lesi)
4
a.
DEFISIT VERBAL
Afasia ekspresif
b.
Afasia reseptif
c. Afasia global
E.
5.
DEFISIT KOGNITIF
6.
DEFISIT EMOSIONAL
PATHWAY
Terlampir
F.
1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
2.
Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri
3.
Pungsi Lumbal
4.
5.
6.
7.
G.
PENATALAKSANAAN
Untuk penatalaksanaan umum ini digunakan pedoman 6B yaitu:
1.
Breathing
Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan bahwa fungsi paru-paru cukup
baik. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar oksigen darah
berkurang.
2.
Brain
Edema otak dan kejang-kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi
edema otak, dapat dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk, adanya
bradikardi atau dengan pemeriksaan funduskopi, dapat diberikan manitol.
Untuk
mengatasi
kejang-kejang
yag
timbul
dapat
diberikan
Blood
Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi tekanan perfusi
yang justru akan menambah iskemik lagi. Kadar Hb dan glukosa harus
dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Pemberian infus glukosa harus
Bowel
Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi
karena akan membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup. Bila pelu
diberikan nasogastric tube.
5.
Bladder
Miksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi
retentio urinae. Pemasangan kateter jika terjadi inkontinensia.
6.
Bone
Kekuatan otot dan kelemahan anggota tubuh klien perlu diperhatikan dan
berikan posisi yang tepat untuk mencegah deformitas tulang.
Penatalaksanaan Keperawatan
1.
Monitor status mental, sensasi persepsi, control motorik
2.
Memperbaiki mobilitas dan mencegah deformitas
3.
Melatih kemampuan perawatan diri dan kontrol kandung kemih
4.
Memperbaiki proses berpikir
Penatalaksanaan Medis :
1. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral .
2. Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi.
(Smeltzer C. Suzanne, 2002)
H.
-
PENGKAJIAN
Pengkajian Primer
1.
Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk.
2.
Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.
3.
Circulation
Disability
Kaji tingkat kesadaran GCS, Kaji ukuran dan reaksi pupil terhadap cahaya,
kaji kekuatan otot motorik
5.
Exposure
6.
1. Aktivitas/istirahat:
2. Merasa kesulitan melakukan kegiatan karena kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralysis (hemiplegia), gangguan penglihatan, gangguan
tingkat kesadaran
3. Eliminasi:
Perubahan pola berkemih seperti inkontinensia urin, anuria, distensi
abdomen, bising usus bisa negative
4. Makanan/cairan;
5. Nafsu makan berkurang, mula muntah selama fase akut, kehilangan
sensasi pada lidah, pipi, tenggorokan, disfagia, adanya riwayat DM,
penngkatan lemak dalam darah, obesitas.
6. Neurosensori:
Lima area pengkajian neurologik yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
7. Penyuluhan/pembelajaran:
Adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke, kecanduan alkohol.
I.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakmampuan
mobilitas
fisik
b.d
kelemahan
neuromuscular,
Intervensi
Mandiri
-
Mulai latihan aktif / pasif rentang gerak sendi pada semua ekstremitas
Kolaboratif
-
Intervensi
Mandiri
-
Kolaborasi :
-
Intervensi
-
DAFTAR PUSTAKA
1. Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996
2. Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan
Sistem Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993
3. Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta,
Depkes, 1996
4. Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth,
PATHWAY
Hipertensi, penyakit kardiovaskuler, kolesterol tinggi, obesitas,
peningkatan Ht, DM, kontrasepsi oral+hipertensi, merokok, alcohol,
penyalahgunaan obat
thrombosis cerebral
emboli cerebral
cerebellum
- Diplopia
- Parestesi,
hemistesi
- Hilang rasa
pengecap
gg.koordinasi&kseimbangan
batang otak
Gg patur nafas
Refleks
menelan
mnurun
Prub nutrisi
< kbutuhan
tubuh
Refleks batuk
mnurun
Bersihan
jln nafas
tak efektif