Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

TYROID DISEASE

Oleh
Nama : Muhammad Jauhar Ridho
NIM : P07120216068

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2018

LEMBAR PENGESAHAN

1
NAMA : MUHAMMAD JAUHAR RIDHO
NIM : P07120216068
JUDUL : LAPORAN PENDAHULUAN TYROID DISEASE

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

2
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya). (Amin, Hardi, 2013)
Menurut American Thyroid Association dan American Association of
Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi
berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh
kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011).

B. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap
pelepasan keduanya. (Amin, Hardi:2013)
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT
dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan
HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. (Amin, Hardi, 2013)
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid yaitu:
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit
ini biasanya turunan, wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit autonoimun, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini
adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan
kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan
sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid.

3
Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit,
serta berkeringat banyak.
b. Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau
biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid
yang berlebihan.
2. Penyebab Lain
a. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat
tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
b. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
c. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis
pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3
bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
d. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada
kelainan kelenjar tiroid.

C. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih

4
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot (exoptalmus) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan
zat di dalam orbit mata
(Amin, Hardi:2013)

D. Patofisiologi
Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau
kondisis yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal, atau
multi tipe adenoma kankertiroid. Juga pengobatan miksedema dengan hormon
tiroid yang berlebihan dapat menyebabakan hipertiroidisme. Bentuk
hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter difus,
toksik) yang mempunyai tiga tanda penting: (1) hipertiroidisme, (2)
pembesaran kelenjar tiroid (goiter), dan (3) eksoptalmos (protrusi mata
abnormal). Penyakit Graves merupakan kelainan autoimun yang dimediasi oleh
antibodi IGH yang berkaitan dengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel-
sel tiroid. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencangkup goiter nodula toksik,
adinoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroidis akut dan kronis, dan ingesti
TH. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Patofisiologi dibalik manisfestasibpenyakit hipertiroid Graves dapat dibagi
ke dalam dua kategori: (1) yang sekunder akibat rangsangan berlebih sistem
saraf adrenergik dan (2) yang merupakan akibat tingginya kadar TH yang
bersirkulasi. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi
hormon tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang,
maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf
simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi sistem kardiak dan
meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada
takikardia dan peningkatan curah jantung, volume secuncup, kepekaan
adrenergik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah
pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisan lemak, dan hasilakhir defisiensi
nutrisi. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme
hipotalamik, pituitari dan hormon gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum
pubertas, akan terjadi penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis

5
kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria
dan wanita. Setelah pubertas wanita akan juga menunjukkan ketidak teraturan
menstruasi dan penurunan fertilitas. (Hotma Rumahorbo, 1999).

E. PATHWAY

Hipertiroid
Metabolisme meningkat

Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung

Peningkatan konsumsi O2

Pemakaian glukosa sel System saraf Sistem kardiovaskuler

Pemecahan lemak dan 1. Nerfus 1. Takikardi dan aritmia


protein
2. Kelelahan 2. TD, nadi

3. Mudah terangsang 3. Angina

4. Gagal jantung

Otot dan tulang


MK: Penurunan curah jantung

6
Kelelahan otot
Kulit

MK: Resiko
Peningkatan
kerusakan intergitas Peningkatan kebutuhan kalori
suhu tubuh
jaringan

MK: Hipertermi MK: Ketidakefektifan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

A. Analisis Data
NO Symtom Problem Etiologi
1. Do : Gangguan Mekanisme
Pasien tampak: integritas jaringan perlindungan
a. sering berkeringat mata:
b. Tampak adanya ada
eksoftalmus.
Ekshothalamus
DS :
Pasien mengeluh :
a. gatal

2. Do : Penurunan curah Perubahan


a. TD : 140/70 mmHg jantung denyut/irama
Ds: jantung
a. Klien mengatakan
jantungnya berdebar –
debar
b. Klien mengatakan lelah
3. Do : Hypertermi Peningkatan
a. Suhu : 37.5ºC metabolik

7
b. Klien teraba sedikit
panas
Ds :
a. Klien mengatakan
badannya terasa panas
4. Do : Ketidakseimbangan Tidak dapat
a. Berat badan klien turun nutrisi kurang dari mengabsorbsi
meskipun nafsu makan kebutuhan tubuh makanan
bertambah
Ds :
a. Klien mengatakan cepat
mersa lapar
D. DIAGNOSA
1. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme
perlindungan mata: eksoftalmus
2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
3. Hypertermi
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)

E. Intervensi dan Rasional


NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria hasil
1 Gangguan Setelah dilakukan Observasi : Obsevasi:
integritas tindakan 1. Observasi periorbital, 1. Manifestasi umum dari
jaringan keperawatan selama gangguan penutup stimulasi adrenergik
berhubungan 1x8 jam, diharapkan mata, lapang pandang, yang berlebihan
dengan gangguan integritas penglihatan yang berhubungan dengan
mekanisme jaringan dapat sempit, air mata yang tirotoksikosis yang
perlindungan hilang. berlebihan. Catat memerlukan intervensi
mata: Kriteria Hasil: adanya fotophobia, rasa pendukung sampai
eksoftalmus 1. Flushing (-) adanya benda di luar revolusi krisis dapat
2. Tidak tampak menghilangkan

8
adanya pruritus mata dan nyeri pada simpomatologis
lagi mata. 2. Otfalmatopi infiltrat
3. Ekshothalamus(-) 2. Evaluasi ketajaman adalah akibat dari
mata, laporkan adanya peningkatan jaringan
pandangan yang kabur retro-orbita, yang
atau pandangan ganda ( menciptakan eksoftalmus
diplopia ) dan infiltrasi limfosit
3. dari otot ekstarokuler
yang menyebabkan
kelelahan.
Mandiri :
Mandiri : 1. Melindungi kerusakan
1. Anjurkan pasien kornea jika pasien tidak
menggunakan kaca dapat mentup mata
mata gelap ketika dengan sempurna karena
terbangun dan tutup edema atau karena
dengan penutup mata fibrosis bantalan lemak.
selama tidur sesuai
kebutuhan Kolaborasi:
Kolaborasi : 1. Sebagai lubrikasi mata ,
1. Berikan obat sesuai diberikan untuk
indikasi : menurunkan radang yang
Obat tetes mata berkembang dengan
metilselulosa, ACTH, capat.
prednison. 2. Dapat menurunkan
2. Berikan obat sesuai tanda/gejala atau
indikasi obat antitiroid mencegah keadaan yang
semakin memburuk.
2. Risiko tinggi Klien akan Observasi: Observasi :
terhadap mempertahankan 1. Pantau tekanan darah 1. Hipotensi umum atau
penurunan curah jantung yang pada posisi baring, ortostatik dapat terjadi
curah jantung adekuat sesuai duduk dan berdiri jika sebagai akibat dari
berhubungan dengan memungkinkan. vasodilatasi perifer yang
dengan kebutuhan tubuh. Perhatikan besarnya berlebihan dan
hipertiroid Kriteria Hasil: tekanan nadi. penurunan volume
tidak 1. Nadi perifer 2. Periksa kemungkinan sirkulasi.
terkontrol, dapat teraba adanya nyeri dada atau 2. Merupakan tanda adanya
keadaan normal. angina yang dikeluhkan peningkatan kebutuhan
hipermetaboli 2. Vital sign dalam pasien. oksigen oleh otot jantung
sme, batas normal. 3. Auskultasi suara nafas. atau iskemia.
peningkatan 3. Pengisian kapiler Perhatikan adanya 3. S1 dan murmur yang
beban kerja normal. suara yang tidak menonjol berhubungan
jantung 4. Status mental normal (seperti krekels) dengan curah jantung

9
baik. 4. Observasi tanda dan meningkat pada keadaan
5. Tidak ada gejala haus yang hebat, hipermetabolik.
disritmia mukosa membran 4. Dehidrasi yang cepat
kering, nadi lemah, dapat terjadi yang akan
penurunan produksi menurunkan volume
urine dan hipotensi. sirkulasi dan
5. Catat masukan dan menurunkan curah
haluaran jantung.
5. Rasi Kehilangan cairan
yang terlalu banyak
dapat menimbulkan
dehidrasi berat

3 Hipertermia Tujuan : Setelah Mandiri: Mandiri :


berhubungan dilakukan tindakan 1. Anjurkan klien untuk 1. Untuk mempercepat
dengan suhu menggunakan pakaian penurunan suhu tubuh
keperawatan selama
tubuh yang tidak terlalu melalui proses konduksi
meningkat 1x8 jam suhu tubuh tebal.
stabil Observasi: Observasi
1. Pantau TTV (TD, HR, 1. Untuk mengetahui data
Kriteria hasil : RR). dasar parameter
hemodinamik
1. Suhu tubuh 2. Pantau suhu tubuh 2. Untuk mengetahui
minimal setiap 2 jam, perkembangan suhu tubuh
dalam batas
sesuai dengan
normal sekitar kebutuhan dan pantau
36,5oC -37,5oC adanya diaporesis yang
2. Pasien berlebihan.
mengatakan tidak HE: HE :
1. Motivasi asupan minum 1. Untuk menjaga
merasa panas
peroral dan pastikan keseimbangan cairan tubuh
lagi. tetes infus sesuai saat penguapan karena
dengan yang dianjurkan peningkatan suhu tubuh
2. Lakukan dan ajarkan 2. Untuk mempercepat
keluarga untuk penurunan suhu tubuh
melakukan TWS (tepid melalui proses evaporasi
water sponge). dan konduksi
Kolaborasi:
1. Pemberian anti piretik:
a. Berikan kompres
hangat pada lipat
paha dan tangan

10
b. Selimuti pasien
tingkatkan intake
cairan dan nutrisi.
c. Anjurkan klien
untuk
mengkonsumsi air
minum.
4 Risiko tinggi Tujuan : Klien akan Observasi: Observasi :
terhadap menunjukkan - 1. Pantau masukan 1. Pantau masukan
perubahan Tidak ada tanda- makanan setiap hari, makanan setiap hari,
nutrisi kurang tanda malnutrisi timbang berat badan timbang berat badan
dari - setiap hari setiap hari.
kebutuhan 2. Catat adanya anoreksia, 2. Peningkatan aktivitas
berhubungan mual dan muntah adrenergic dapat
dengan menyebabkan gangguan
peningkatan sekresi insulin/terjadi
metabolisme resisten yang
(peningkatan mengakibatkan
nafsu hiperglikemia
makan/pemas Kolaborasi: Kolaborasi:
ukan dengan 1. Pemberian diet tinggi 1. Mungkin memerlukan
penurunan kalori, protein, bantuan untuk menjamin
berat badan) karbohidrat dan pemasukan zat-zat
vitamin makanan yang adekuat
dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang
sesuai.

11
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media
Action.
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: EGC
Bare & Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi
8). Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan,
(Edisi III). Jakarta: EGC
Guyton&Hall.2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
Judith M. Wilkinson. 2006. Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
criteria hasil NOC. Jakarta: EGC

Nanda. 2011. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:


EGC

Potter and Perry. 2006. Foundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Rock CL. 2004. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume Editor. Jakarta:
EGC
Rumahorbo,Hotma. 2003. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin.Jakarta:EGC

12
13

Anda mungkin juga menyukai