Disusun Oleh :
Nama : Endah Sundari
NIM : 21210109114
Kelas : Ners A
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KONSEP KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN
Budaya berasal dari kata “Buddayah” (bahasa sansekerta) yang berarti
budi dan akal. Koentjaraningrat dalam Ratna (2010) mengartikan budaya
sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
Tindakan kebudayaan adalah tindakan yang harus dibiasakan oleh
manusia dengan belajar, seperti budaya cuci tangan yang diterapkan pada anak-
anak, akan membawa ingatan menetap untuk berperilaku cuci tangan.
B. WUJUD KEBUDAYAAN
Koentjaraningrat dalam Ratna (2010) menyatakan bahwa terdapat 3
wujud kebudayaan yaitu:
1. Ideas
Ideas merupakan wujud ideal dari kebudayaan, dimana sifatnya abstrak, dan
merupakan suatu keyakinan bagi masyarakat.
2. Activities
Tindakan masyarakat berupa sistem sosial, atau aktivitas masyarakat berupa
informasi, bergaul, berhubungan, selama bertahun-tahun menurut tata
hubungan, adat istiadat, serta norma-norma.
3. Artifacts
Karya manusia yang dapat dilihat, diraba, difoto, karena konkret dan
bersifat fisik.
A. PENGERTIAN
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang dihasilkan dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah, masalah buatan manusia,
social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat
kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well
being , dihasilkan oleh 4 faktor yaitu:
1. Environment atau lingkungan.
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dankeduadihubungkan
dengan ecological balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi
penduduk, dan sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan
faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya
derajat kesehatan masyarakat.
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari
segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan
atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.
Pernyataan tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasik Yunani, India, Cina,
menunjukkan model keseimbangan (equilibrium model) seseorang dianggap
sehat apabila unsur-unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada
dalam keadaan yang seimbang. Unsur-unsur utama ini tercakup dalam konsep
tentang humors, ayurveda dosha, yin dan yang.
Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kebijakan tentang
paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan
melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak
faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang
berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap
penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang
sakit
Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap
kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan
dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat
namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya
kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan
kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit.
Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai
konotasi biomedik dan sosio kultural. Dalam bahasa Inggris
penyakit dikenal dengan kata disease dan illness sedangkan dalam
bahasa Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan penyakit. Dilihat dari segi
sosio kultural terdapat perbedaan besar antara kedua pengertian tersebut. Kata
disease dimaksudkan untuk gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-proses
biologik dan psikofisiologik pada seorang individu, sedangkan illness adalah
reaksi personal, interpersonal, dan kultural terhadap penyakit atau perasaan
kurang nyaman.
Para dokter mendiagnosis dan mengobati disease, sedangkan
pasien mengalami illness yang dapat disebabkan oleh disease illness tidak
selalu disertai kelainan organik maupun fungsional tubuh. Dalam konteks
kultural, apa yang disebut sehat dalam suatu kebudayaan belum tentu disebut
sehat pula dalam kebudayaan lain. Di sini tidak dapat diabaikan adanya faktor
penilaian atau faktor yang erat hubungannya dengan sistem nilai.
A. PENGERTIAN PERILAKU
Perilaku manusia merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, baik dilihat secara tidak langsung maupun langsung oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2010).
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
Menurut Sunaryo (2013), faktor yang mempengaruhi perilaku diantaranya:
1. Kebutuhan
Maslow (dalam Sunaryo, 2013), mengatakan manusia mempunyai
lima kebutuhan dasar seperti kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan akan
harga diri, kebutuhan rasa aman, kebutuhan fisiologis/biologis, kebutuhan
mencintai dan dicintai. Tingkat dan jenis kebutuhan tersebut tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain karena merupakan satu-kesatuan
atau rangkaian.
2. Motivasi
Motivasi adalah dorongan penggerak untuk mencapai tujuan
tertentu, baik yang disadari maupun tidak disadari. Motivasi timbul dari
dalam diri individu (intrinsik) atau lingkungan (ekstrinsik).
3. Faktor perangsang dan penguat
Perilaku individu didukung dengan adanya faktor perangsang dan
penguat, yaitu 1) kompetisi atau persaingan yang sehat, 2) tujuan atau
sasaran, 3) dengan cara memberi hadiah, 4) menginformasikan
keberhasilan kegiatan agar bisa lebih termotivasi.
4. Sikap dan kepercayaan
Perilaku dipengaruhi dengan sikap dan kepercayaan, jika
kepercayaan negatif, perilaku negatif akan muncul, dan sebaliknya. Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia merupakan
aktivitas yang ditimbulkan karena adanya kebutuhan, motivasi,
rangsangan, sikap dan keprcayaan sehingga akan menimbulkan
keberhasilan dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan.
KONSEP NYERI
A. PENGERTIAN NYERI
Nyeri merupakan sensasi sensori dari pengalaman subyektif yang dialami
setiap individu dan berbeda persepsi antara satu orang dengan yang lain yang
menyebabkan perasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan berkaitan dengan
adanya atau potensial kerusakan jaringan (Loue & Sajatovic, 2008).
B. FISIOLOGIS NYERI
Proses fisiologis yang berhubungan dengan persepsi nyeri diartikan sebagai
nosisepsi. Menurut Taylor (2011) terdapat empat proses yang terlibat dalam
mekanisme nyeri: transduksi, transmisi, persepsi dan modulasi.
1. Transduksi
Aktivasi dari reseptor nyeri terjadi selama proses transduksi. Transduksi
merupakan proses dari stimulus nyeri yang diubah ke bentuk yang dapat
diakses oleh otak (Taylor, 2011). Selama fase transduksi, stimulus
berbahaya (cedera jari tangan) memicu pelepasan mediator biokimia (missal
prostaglandin, bradikinin, serotonin, histamin, zat P) (Kozier, 2010).
Proses transduksi dimulai ketika nociceptor yaitu reseptor yang berfungsi
untuk menerima rangsang nyeri teraktivasi. Aktivasi reseptor ini
(nociceptor) merupakan sebagai bentuk respon terhadap stimulus yang
datang seperti kerusakan jaringan (Ardinata, 2007).
2. Transmisi
Impuls nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medulla spinalis.
Prostaglandin bertindak sebagai neurotrasmiter, yang meningkatkan
pergerakan impuls menyeberangi setiap sinaps saraf dari neuron aferen
primer ke neuron ordo kedua di kornu dorsalis medulla spinalis. Transmisi
dari medulla spinalis dan asendens, melalui traktus spinotalamikus, ke
batang otak dan talamus. Lalu melibatkan transmisi sinyal antara talamus ke
korteks sensorik somatik tempat terjadinya persepsi nyeri (Kozier, 2010).
3. Persepsi
Persepsi dari nyeri melibatkan proses sensori bahwa akan datang persepsi
nyeri (Taylor, 2011). Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap
nyeri. Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke medulla spinalis ke talamus
dan otak tengah. Dari talamus, serabut menstransmisikan pesan nyeri ke
berbagai area otak, termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi (dikedua
lobus parietalis), lobus frontalis, dan sistem limbik. Ada sel-sel di dalam
limbik yang diyakini mengontrol emosi, khususnya ansietas (Potter & Perry,
2006).
4. Modulasi
Proses dimana sensasi dari nyeri dihambat atau dimodifikasi disebut
modulasi. Sensasi nyeri diantaranya dapat diatur atau dimodifikasi oleh
substansi yang dinamakan neuromodulator. Neuromodulator merupakan
campuran dari opioid endogen, yang keluar secara alami, seperti morphin
pengatur kimia di ganglia spinal dan otak.
D. KLASIFIKASI NYERI
Klasifikasi nyeri secara umum terbagi menjadi 2 yaitu nyeri akut (timbul
mendadak, dengan skala nyeri sedang-berat dan cepat menghilang tidak lebih
dari 6 bulan) dan nyeri kronis (timbul berlahan-lahan, dan berlangsung lama >
6 bulan.
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis