Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

(LOW BACK PAIN / LBP)

A. Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki.
(Harsono,

2000)

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat
pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya
tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada
laporan pasien.
Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis
walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada
masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya

para

vertebral

otot,

herniasi

dan

regenerasi

dari

nucleus

pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).


Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal

seperti ketegangan

lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen

lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter


vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain
adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau
terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.
B. Etiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.

o Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.

o Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis


spinal, spondilitis,osteoartritis.

Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.

Prosedur degenerasi pada pasien lansia.

Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.

Kegemukan.

Mengangkat beban dengan cara yang salah.

Keseleo.

Terlalu lama pada getaran.

Gaya berjalan.

Merokok.

Duduk terlalu lama.

Kurang latihan (oleh raga).

Depresi /stress.

Olahraga (golp,tennis,sepak bola).


PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

C. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Faktor resiko secara fisiologi.
1. Umur ( 20 50 tahun ).
2. Kurangnya latihan fisik.
3. Postur yang kurang anatomis.
4. Kegemukan.
5. Scoliosis parah.
6. HNP.
7. Spondilitis.
8. Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
9. Osteoporosis.
10. Merokok.

Faktor resiko dari lingkungan.


1. Duduk terlalu lama.
2. Terlalu lama pada getaran.
3. Keseleo atau terpelintir.
4. Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).
5. Vibrasi yang lama.
Faktor resiko dari psikososial.
1. Ketidak nyamanan kerja.
2. Depresi.
3. Stress.
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Guna kerangka.

1. Menahan seluruh bagian-bagian badan (Menopang tubuh).


2. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak,jantung dan paru-paru.
3. Tempat melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh dengan perantaraan otot.
4. tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah.
5. Memberi bentuk pada bangunan tubuh.

Ruas-ruas tulang belakang.


Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama,hanya ada bedanya
sedikit tergantung pada kerja yang ditanganinya.
Ruas-ruas ini terdiri atas beberapa bagian :

1.

badan ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan kuat,terletak


disebelah depan.

2. Lengkung luas.
Bagian yang melingkari dan melindungi lubang luas tulang belakang terletak di sebelah
belang dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu :
1. Prosesus spinosus / taju duri.
Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang.
2. Prosesus tranversum / taju sayap.
Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas.

3. Prosesus artikulasi / taju penyendi.


Membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis).

Fungsi ruas tulang belakang.

1. Menahan kepela dan alat-alat tubuh yang lain..


2. Melindungi alat halus yang ada didalamnya (sum-sum belakang).
3. Tempat melekatnya tulang iga dan tulang pinggul.
4. Menentukan sikap tubuh.
Ruas-ruas tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-masing
ruas dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang
belakang bias tegak dan membungkuk. Disamping itu disebelah depan dan
belakangnya terdapat kumpulan serabut-serabut kenyal yang memperkuat kedudukan
ruas tulang belakang.
Ditengah-tengah bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang
disebut saluran sum-sum belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat
sum-sum tulang belakang.

1.

Bagian-bagian dari ruas tulang belakang.


Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang
ruasnya besar. Pada tagu sayapnya terdapat lubang tempat lalunya syarap yang
disebut For Amentuam Versalis (Foramentuan Versorium). Ruas pertama vertebra
servikalis disebut Atlas yang memungkinkan kepala berputar kekiri dan kekanan. Ruas
kedua disebut prosesus ke 7 mempunyai taju yang disebut Prosesus Prominan,taju
ruiasnya agak panjang.

2.

Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas,badan ruasnya besar dan
kuat. Taju durinya panjang dan melengkung,pada daerah bagian dataran sendi sebelah
atas,bawah,kiri dan kanan ini membentuk persendian dengan tulang iga.

3.

vertebra lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan ruasnya besar,tebal dan
kuat. Taju durinya agak picak bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut
Promontorium.

4. vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrum atau
tulang kelangkang.

5. vertebra Koksigius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi
sebuah tulang yang disebut Os Koksigialis dapat bergerak sedikit karena membentuk
persendian dengan sacrum.

E. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain
Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam
1 Nyeri Nosiseptif
2 Nyeri Neuropatik
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3
bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis)
ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut mengandung
nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila
reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran
sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya
persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan
untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk
mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi
pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan
munculnya titik picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri.
Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi
nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri
yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi
nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia.
Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau
disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP
berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus

(HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya,


fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.
Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan:
a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor dari
nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut syaraf
tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya karena
pergerakan.
b.

Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi


gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan
molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul aktifitas ektopik
(aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion baru
di daerah lesi).

Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi

menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan


mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan termal). Ditemukan juga
pembentukan

reseptor

adrener

menyebabkan

stress

psikologi

yang

mampu

memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik


yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya,
yang membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal
dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga
disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada nyeri
nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama disebabkan
penurunan reseptor opioid di neuron kornu dorsalis dan peningkatan cholesystokinin
(CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid.

F. Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

Perubahan dalam gaya berjalan.

1. Berjalan terasa kaku.


2. Tidak bias memutar punggung.
3. Pincang.

Persyarafan

1. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi
pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah
yang tidak dirangsang.
2. Tidak terkontrol Bab dan Bak.

Nyeri.
1.

Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.

2.

Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.

3.

Nyeri otot dalam.

4.

Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.

5.

Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.

6.

Nyeri pada pertengahan bokong.

7.

Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

G. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Penata Laksanaan Keperawatan.
-

Informasi dan edukasi.

Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan,
posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase, traksi
(untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung
kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)

NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan
kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan aktivitas.

2.

Medis

a. Formakoterapi.
-

NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler

NPB

kronik

antidepresan

trisiklik

(amitriptilin)

antikonvulsan

(gabapentin,

karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau


sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
-

Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)

Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang


intractable)

c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
-

Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.

Defisit neurologik memburuk.

Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil

Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan


radiologik.

H. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1

Neurofisiologik

Electromyography (EMG)

Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4 minggu

Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan


elektrofisiologik tidak dianjurkan.

Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan mielopati
spinal.

Radiologik

Foto polos.

Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.

Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.

Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)

Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan

Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive

3
-

Laboratorium
Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid,
fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)

Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri

I.

Likuor serebrospinal (atas indikasi)

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)


Asuhan Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

1. Pengkajian Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Data fokus yang perlu dikaji:
a. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
b) Riwayat penyakit sekarang

Diskripsi gejala dan lamanya

Dampak gejala terhadap aktifitas harian

Respon terhadap pengobatan sebelumnya

Riwayat trauma

c) Riwayat Penyakit Sebelumnya

Immunosupression (supresis imun)

Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)

Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau infeksi.

Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau pengurangan
nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP)

Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif: ankylosing spondylitis, artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif, sindroma fibromialgia)

Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan otot
paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis, NPBspesifik)

Adanya demam (infeksi)

Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)

Keluhan visceral (referred pain)

Gangguan miksi

Saddle anesthesia

Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina)

Lokasi dan penjalaran nyeri.

b. Pemeriksaan fisik
1)

Keadaan Umum

2) Pemeriksaan persistem
3) Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa)
4) Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)

Pemeriksaan motorik

Pemeriksaan sens sensorik.

Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross laseque(HNP
median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)

Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)

Pemeriksaan system otonom

Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)

Tes Naffziger

Tes valsava.

5) Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6) Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7) Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi)
8) Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9) Sistem Reproduksi
( Untuk pasien wanita )
10) Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )
c. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola aktifitas dan latihan
(Cara berjalan : pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan
neurologis))
3) Pola nutrisi dan metabolisme
4) Pola tidur dan istirahat
(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan menahan nyeri yang
hebat)
5) Pola kognitif dan perceptual
(Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan kelainan
psikiatrik))
6) Persepsi diri/konsep diri
7) Pola toleransi dan koping stress
((Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga penderita
berjalan sangat hati-hati untuk mengurangi rasa sakit tersebut (kemungkinan infeksi.
Inflamasi, tumor atau fraktur))
8) Pola seksual reproduksi

9) Pola hubungan dan peran


10) Pola nilai dan keyakinan
2. Diagnosa Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Low Back Pain adalah
a. Nyeri akut b.d agen injuri (fisik muskuloskeletal) dan system syaraf
b.

vascular)

Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskula skeletal, kekakuan sendi,
kontraktur)

c. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman


d. Defisit self care b.d nyeri

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

3. Rencana Keperawatan
No

Diagnosa
Keperawatan

Tujuan

Intervensi

1.

Nyeri akut b/d agen Setelah


injuri (fisik, kelainan tindakan

dilakukan Manajemen nyeri (1400)


keperawatan
1. Lakukan pengkajian nyeri secara kom-

muskulo skeletal dan selama x 24 jam nyeri prehensif (lokasi, karateristik, durasi,
system

syaraf berkurang

vaskuler

hilang frekuensi,

dengan kriteria :

karakteristik :

Verbal
Menarik nafas pan-

Tingkat nyeri (2102)


Melaporkan nyeri ber3.
kurang / hilang

Observasi

respon nyeri.

5.
oral

Ekspresi

Evaluasi

bersama

nyeri

klien

dan

masa
tim

kontrol nyeri masa lampau.

Skala nyeri berkurang 7.


/ Bantu klien dan keluarga untuk mencari
dan menemukan dukungan.

menurun

8. Kontrol lingkungan yang dapat mempe-

Gerakan yang amat

Perubahan vital sign

pengalaman

kesehatan lain tentang ketidak efektifan

Langkah yang ter- rang / hilang


Dapat istirahat
seok-seok

Respon autonom

dari

Gunakan teknik komunikasi terapetik

lampau.
Menyeringaikan berkurang / hilang
6. Evaluasi
Ketegangan otot berkuwajah.

verbal

4. Kaji kultur / budaya yang mempengaruhi

Lama nyeri berkurang

lambat atau terpaksa

non

Frekuensi nyeri berku- klien.

Mengeluh nyeri

tidak stabil

reaksi

untuk mengetahui pengalaman nyeri

rang / hilang

Postur yang kaku /

faktor

ketidaknyamanan.

jang, merintih
Motorik

dan

presipitasi).
2.

Batasan

kualitas,

Kontrol Nyeri (1605)

ngaruhi

nyeri

(suhu

ruangan,

Mengenal faktor-faktor pencahayaan, dan kebisingan)


penyebab

9. Kurangi faktor presipitasi nyeri.

Mengenal onset nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri


Jarang / tidak pernah (farmokologi, non farmakologi dan intermelakukan

tindakan personal)

pertolongan dengan non11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk meanalgetik

nentukan intervensi.

12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi.


Jarang / tidak pernah
menggunakan analgetik 13. Berikan analgetik untuk mengurangi
Jarang / tidak pernah nyeri.

melaporkan nyeri kepa14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri


da tim kesehatan.

15. Tingkatkan istirahat

Nyeri terkontrol

16. Kolaborasi dengan dokter jika ada


keluhan

dan

tindakan

nyeri

tidak

kenyamanan berhasil.

Tingkat

17. Monitor penerimaan klien tentang mana-

(2100)

Klien melaporkan kebu- jemen nyeri.


tuhan

istirahat

tidur
Andministrasi Analgetik (2210)

tercukupi

1. Tentukan lokasi, karateristik kualitas, dan


Melaporkan kondisi fisik
derajat nyeri sebagai pemberian obat.

baik
Melaporkan

2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,


kondisi
dosis dan fekkuensi.

psikis baik

3. Cek riwayat alergi


4.

Pilih analgenik yang diperlukan atau


kombinasi

dari

analgetik

ketika

pemberian lebih dari satu.


5. Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri.
6.

Tentukan

analgetik

pilihan

rute

pemberian dan dosis optimal.


7. Pilih rute pemberian secara iv-im untuk
pengobatan nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat.
10. Evaluasi efektifitas analgesik tanda dan
2

Kerusakan mobilitas
fi-sik

b.d

Setelah

nyeri, tindakan

gejala (efek sampingan)


dilakukan
1. Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi
keperawatan de-ngan sekala 0-4 :

kerusakan

selama X 24 jam klien


0 : Klien tidak tergantung pada orang lain

muskuloskeletal,

mampu

mencapai
1 : Klien butuh sedikit bantuan

keka-kuan sendi atau mobilitas fisik dengan kri 2 : Klien butuh bantuan sederhana
kon-traktur

teria :

3 : Klien butuh bantuan banyak


4 : Klien sangat tergantung pada

Batasan

Mobility Level (0208) :

karakteristik :

pemberian pelayanan

Klien dapat melakukan


2. Atur posisi klien

Postur tubuh kaku mobilitas

secara
3. Bantu klien melakukan perubahan gerak.

tidak stabil.

bertahap dengan tanpa


4. Observasi / kaji terus kemampuan gerak

Jalan terseok-seok

merasakan nyeri.

motorik, keseimbangan

- Penampilan seimbang 5.

Gerak lambat

Membatasi-

Menggerakkan otot dan sesudah melakukan latihan.

ge-rak sendi

perubahan

yang mendadak ataucepat

6. Anjurkan keluarga klien untuk melatih

Mampu pindah tempat dan memberi motivasi.


tanpa bantuan

Sakit berbalik

Ukur tanda-tanda vital sebelum dan

7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

- Berjalan tanpa bantuan

(fisioterapi untuk pemasangan korset)


8. Buat posisi seluruh persendian dalam
letak anatomis dan nyaman dengan
memberikan penyangga pada lekukan
lekukan sendi serta pastikan posisi

3.

punggung lurus.
dilakukan Peningkatan

Gangguan pola tidur Setelah


b.d

nyeri,

tidak tindakan

nyaman

Sleep

selama X 24 jam klien


1. Kaji pola tidur / pola aktivitas
terpenuhi
2. Anjurkan klien tidur secara teratur

Batasan

kebutuhan

karakteristik :

dengan criteria :

Pasien menahan sa(merintih,

nyeringai)

keperawatan Enhancement (1850)

dapat

kit

Tidur

tidurnya
3. Jelaskan tentang pentingnya tidur yang
cukup selama sakit dan terapi.
4. Monitor pola tidur dan catat keadaan

me- Tidur (0004)


Jumlah jam tidur cukup 5.

Pasien Pola tidur normal

fisik, psykososial yang mengganggu tidur


Diskusikan pada klien dan keluarga
tentang tehnik peningkatan pola tidur

mengungkapkan
tidak

bisa

karena nyeri

Kualitas tidur cukup


tidur Tidur secara teratur

Manajemen lingkungan (6480)

Tidak sering terbangun 1 Batasi pengunjung


2 Jaga lingkungan dari bising
Tanda vital dalam batas
3 Tidak melakukan tindakan keperawatan

normal

pada saat klien tidur


Rest (0003)
Anxiety Reduction (5820)

Istirahat Cukup

Kualitas istirahat baik 1 Jelaskan semua prosedur termasuk peraIstirahat fisik cukup

saan yang mungkin dialami selama men-

Istirahat psikis cukup

jalani prosedur
2

Berikan objek yang dapat memberikan


rasa aman

Anxiety control (1402)

3 Berbicara dengan pelan dan tenang

Tidur adekuat

4 Membina hubungan saling percaya


Tidak ada manifestasi
5

fisik

Dengarkan

klien

dengan

penuh

Tidak ada manifestasi perhatian


6 Ciptakan suasana saling percaya

perilaku

7 Dorong orang tua mengungkapkan peraMencari informasi untuk


mengurangi cemas

saan, persepsi dan cemas secara verbal

8 Berikan peralatan / aktivitas yang mengMenggunakan teknik relaksasi

untuk

mengu- hibur untuk mengurangi ketegangan

rangi cemas
Berinteraksi sosial

9 Anjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi


10 Berikan lingkungan yang tenang
11 Batasi pengunjung

4.

Defisit srlf care b.d Seteleh dilakukan


nyeri

Self care assistance ;

tindakan keperawatan
pada pasien selama 3 x
24 jam diharapkan
kebutuhan perawatan diri
pasien dapat terpenuhi,
dengan kriteria hasil :
1. klien terbebas dari bau
badan
2. Menyatakan

1. Monitor kemampuan klien untuk


perawatan diri yang mandiri
2. Monitor kebutuhan klien untuk
alat-alat bantu
3. Sediakan bantuan sampai klien
mampu secara utuh untuk
memenuhi perawatan dirinya

kenyamanan terhadap
pemenuhan kebutuhan
perawatan diri

4. Dorong klien untuk melakukan


aktivitas yang mandiri sesuai
kemampuan

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000
__________. Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei 2012.
http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
__________.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal
12 Februari 201. http://sedetik.multiply.com/journal

Anda mungkin juga menyukai