ASKEP HEPATITIS
A. DEFINISI
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obatobatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999)
Hepatitis merupakan inflamasi hepar yang terjadi karena invasi
bakteri , cidera dan agen fisik/kimia (non virus) atau oleh infeksi virus .
(Marilynn E. D, 2000)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001)
Hepatitis merupakan proses penyakit hepar yang
parenkim, sel-sel kuffer, duktus empedu dan pembuluh darah.
mengenai
B. ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya, hepatitis dapat diklasifikasikan ke
dalam dua kelompok besar, yakni hepatitis virus dan hepatitis non
virus.
a) Hepatitis virus
Hepatitis virus merupakan infeksi hati yang sering terjadi dan
mengakibatkan destruktif, nekrosis, serta autolisis sel hati. Pada
kebanyakan pasien, sel-sel hati akhirnya mengadakan regenerasi
dengan sedikit kerusakan sama sekali. Namun, usia lanjut dan
gangguan serius yang ada di balik infeksi ini akan memperbesar
kemungkinan komplikasi. Hepatitis virus memiliki prognosis yang
buruk jika terjadi edema dan ensefalopati hepatik. Sejauh ini telah
diidentifikasi beberapa tipe virus penyebab hepatitis. Yang umum
adalah tipe A, B, C, D dan E. Tipe yang lain terus teridentifikasi
seiring peningkatan populasi pasien dan semakin canggihnya teknik
pemeriksaan laboratorium.
Metode
transmis
i
Type A
Fekal-oral
melalui
orang lain
Type B
Parentera
l seksual,
perinatal
Type C
Parentera
l
jarang
seksual,
Type D
Type E
Parenteral Fekalperinatal, oral
memerluk
Keparah
an
Tak
Parah
ikterik
dan
asimtoma
tik
Sumber
virus
Darah
feces,
saliva
Darah,
saliva,
semen,
sekresi
vagina
orang ke an
orang,
koinfeksi
perinatal
dengan
type B
Meyebar
Peningkat
luas,
an
dapat
insiden
berkemba kronis
ng
dan gagal
sampai
hepar
kronis
akut
Terutama Melalui
melalui
darah
darah
Sama
dengan
D
Darah,
feces,
saliva
b) Hepatitis non-virus
Hepatitis non-virus adalah merupakan keadaan inflamasi pada
hati yang biasanya terjadi karena pajanan zat kimia atau obat
tertentu. Sebagian besar pasien akan sembuh dari keadaan sakit ini
meskipun sebagian kecil dapat mengalami hepatitis fulminan atau
sirosis hepatis.
Hepatitis non-virus di antaranya disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
Reaksi toksik terhadap obat-obatan : menyebabkan toksik untuk
hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
Seperti semua jenis hepatitis, hepatitis toksik adalah juga
peradangan di liver. Pada hepatitis toksik kerusakan sel-sel liver
disebabkan bahan kimia yang beracun, obat-obat keras yang
efeknya mencederai hati, atau mengonsumsi makanan/tanaman
tertentu yang mengandung racun misalnya jamur beracun. Pada
beberapa kasus, hepatitis toksik terjadi dalam tempo hanya
beberapa jam atau beberapa hari setelah tubuh terekspos bahan
beracun. Ini terlihat dari gejal yang muncul. Namun ada kasuskasus yang memerlukan waktu beberapa bulan setelah makan
bahan-bahan beracun tersebut untuk menampakkan gejalanya.
Stadium ikterik
Berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat
pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan
menjadi berkurang tetapi penderita masih lemah, dan muntah.
Hepar mengalami pembesaran dan terdapat nyeri tekan. Feces
akan berwarna kelabu atau kuning muda. SGOT dan SGPT
meningkat, HbSAg ditemukan pada hepatitis B. tanda fan gejala
stadium klnis meliputi :
Semua gejala pada fase prodromal yang semakin parah
Keluhan gatal-gatal akibat peningkatan kadar bilirubin dalam
darah
Nyeri abdomen atau nyeri tekan pada abdomen akibat inflamasi
hati yang berlanjut
Gejala ikterus akibat kenaikan kadar bilirubin dalam darah.
Stadium post ikterik (penyembuhan)
Ikterus mereda, warna urine dan BAB menjadi normal kembali.
Pada kasus tanpa komplikasi, penyembuhan mulai 1 atau 2 minggu
dari timbulnya ikterus dan berlangsung 2-6 minggu. Bila terjadi
splenomegali dengan cepat akan menghilang, tetapi hepatomegali
hanya dapat kembali normal beberapa minggu kemudian. Pada
pemeriksaan laboratorium fungsi hati dapat menetap 3-6 bulan.
b) Hepatitis non-virus
Tanda dan gejala meliputi:
Anoreksia, mual dan muntah akibat efek sistemik inflamasi
hati
Ikterus akibat oenurunan metabolisme bilirubin yang
menimbulkan hiperbilirubinemia
D.PATOFISIOLOGI
E. KOMPLIKASI
a) Hepatitis virus
Komplikasi dapat meliputi:
Hepatitis persisten kronis yang memperpanjang masa pemulihan
sampai 8 bulan
Hepatitis aktif yang kronis
Sirosis hepatis
Gagal hati dan kematian
Karsinoma dan hepatoseluler primer
Tidak setiap pasien dengan hepatitis virus akan mengalami
perjalanan penyakit yang lengkap. Sejumlah kecil pasien (kurang dari 1%)
memperlihatkan kemunduran klinis yang cepat setelah awitan ikterus
akibat hepatitis fulminan dan nekrosis hati massif. Hepatitis fulminan
dicirikan oleh tanda dan gejala gagal hati akut penciutan hati, kadar
bilirubin serum meningkat cepat, pemanjangan waktu protrombin yang
sangat nyata, dan koma hepatik. Kematian dapat timbul pada 80% kasus,
dan dalam beberapa hari pada sebagian kasus. Yang lain dapat bertahan
hidup selama beberapa minggu bila kerusakan tidak terlalu luas. HBV
bertanggungjawab atas 50% kasus hepatitis fulminan, dan sering kali
disertai hepatitis HDV. Hepatitis fulminan tidak sering menjadi komplikasi
HCV dan amat jarang menyertai HAV.
Kompilkasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah
perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaan ini
dikenal sebagai hepatitis kronik persisten, dan terjadi pada 5%-10%
pasien. Akan tetapi meskipun terlambat, pasien-pasien hepatitis kronik
persisten akan selalu sembuh kembali.
Sekitar 5% dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan
setelah serangan awal. Kekambuhan biasanya dihubungkan dengan
minum alkohol atau aktivitas fisik yang berlebihan. Ikterus biasanya tidak
terlalu nyata, dan tes fungsi hati tidak memperlihatkan kelainan dalam
derajat yang sama. Tirah baring biasanya akan segera diikuti
kesembuhan. Setelah hepatitis virus akut, sejumlah kecil pasien akan
mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif, di mana terjadi kerusakan
hati seperti digerogoti (piece meat) dan perkembangan sirosis. Kondisi ini
dibedakan dari hepatitis kronik persisten dengan biopsy hati. Tetapi
kortikosteroid dapat memperlambat perluasan cidera hati, namun
prognosis tetap buruk. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun akibat
gagal hati atau komplikasi sirosis. Hepatitis kronik aktif dapat berkembang
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes fungsi hati (abnormal 4-10 kali dari normal)
AST (SGOT), ALT (SGPT) ; awalnya meningkat, dapat meningkat 12 minggu sebelum ikterik kemudian menurun
Darah lengkap ; SDM menurun karena penurunan terhadap SDM
(gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
Leukopenia : trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
Diferensia darah lengkap : leukositosis, monositosis, limfosit
atipikal dan sel plasma
Alkali fosfatase : meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
Feses : warna tanah liat, penurunan fungsi hati
Albumin serum : menurun
Gula darah : hiperglikemia/hipoglikemia
Anti HAV IG.M : positif pada tipe A
HBs Ag : positif pada tipe B/negatif pada tipe A
Masa protrombin : memanjang
Bilirubin serum : di atas 2,5 mg/100 ml
Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekkrosis
Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim hati
Urinalisis : peningkatan bilirubin, protein/hematuria.
G.PENATALAKSANAAN MEDIS
Manifestasi akut dari hepatitis secara umum berkurang lebih dari 2
3 minggu. Pemulihan dan laboratorium komplek terjadi pada hepatitis A
selama 9 minggu dan hepatitis B dan hepatitis C 16 minggu .
Klien yang mengalami mual dan muntah hebat serta mengalami
kesulitan mempertahankan keseimbangan cairan akan memerlukan
perawatan di rumah sakit bila ada penyimpanan berlanjut. Tindakan
umum dari pengobatan mencakup (1) farmakoterapi, (2) penatalaksanaan
diet, (3) penatalaksanaa aktivitas, (4) pengurangan pruritus, dan (5)
profilaksi pasca-pemajanan.
Klien dianjurkan untuk memantau tingkat aktivitas mereka dan
menghindari aktivitas berat. Jika manifestasi berat, tirah baring dapat
diindikasikan dengan kembalinya secara bertahap ke aktivitas normal
sesuai dengan berkurangnya manifestasi . Penatalaksanaan pruritus
memerlukan emolienI Dn krim lipid yang diresepkan. Kortikosteroid tidak
menunjukan keuntugan dalam penelitian klien dengan hepatitis.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
Beberapa obat-obatan tersedia untuk mengatasi hepatitis virus.
Antibiotic tidak diresepkan.
Antimetik mengontrol mual dan
muntah,tetapi fenotiazid tidak digunakan karena agens ini dibiotransformasikaan dihepar dan karenanya berpotensi toksik.Vitamin K
parenteral dapat diberikan pada klien dengan
masa protorombin
memanjang. Antihistamin dapat diberikan untuk menghilangkan pruritus
tetapi dapat menyebabkan sedasi berat. Agen- agen farkologis yang
digunakan adalah steroid,estrogen,antilipemik,globulin imun, dan vaksin.
Dokter hanyan memberikan obat yang sangat pada klien dengan
hepatitis. Obat-obatan seperti klorpromazin,aspirin,asetaminofen,dan
berbagai sedative diberikan jarang sekali karena mempunyai sifat
hepatotoksis.
PENATALAKSANAAN DIET
Secara umum, dianjurkan diet seimbang tinggi karbohidrat dan
rendah lemak. Makanan harus di berikan dalam porsi kecil dan diberikan
empat sampai enam kali sehari.Makanan kesukaan klien harus
dipertimbangkan. Semua minuman alkoholik sangat dilarang.
H.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Kelelahan yang berhubugan dengan penurunan produksi energy
metabolic sekunder akibat disfugsi hepar, yang menyebabkan kesalahan
absorpsi, metabolisme, dan penyimpangan nutrien.
HASIL YANG DIHARAPKAN
Pada minimum 24 jam sebelum pulang dari rumah sakit, kelelahan
pasien telah hilang, dan terjadi peningkatan energi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Dapatkan riwayat diet untuk menentukan makanan kesukaan. Anjurkan
orang terdekat untuk membawa makanan yang diinginkan,bila
diizinkan.
2. Pantau dan catatan masukan.
3. Ajurkan makan sering dan sedikit, dan berikan dukungan emosi selama
makan.
4. Dapatkan program suplemen vitamin dan mineral, bila tepat.
5. Berikan priode istirahat pada sedikitkan 90 menit sebelum dan setelah
aktivitas dan tindakan.
6. Pertahankan objek yang sering digunakan dalam jangkauan yang
mudah.
7. Tingkatkan istirahat dan tidur dengan memotong kembali rangsang
lingkugan, memberikan mesase punggung, dan relaksasi dan berbicara
dengan pasien dengan istilah singkat dan sederhana.
8. Berikan antasida, antiemetic, obat antidiare, dan katartik sesuai
program untuk meminimalkn distress gastric dan meningkatkan
absorpsi nutrient.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji pengetahuan pasien tentang proses penyakit ,dan ajarkan pasien
sesuai kebutuhan. Yakinkan pasien mengetahui anda tidak membuat
keputusan moral tentang penggunaan alcohol atau obat atau perilaku
seksual.
2. Ajarkan pasien dan orang terdekat pentingnya mencuci tangan yang
baik dan menggunakan sarung tangan bila kontak dengan feses
mungkin terjadi.
3. Bila tepat anjurkan pasien denga HAV bahwa kondisi hidup yang padat
dengan sanitasi buruk harus dihindari untuk mencegah kekambuhan.
4. Ingatkan pasien dengan HBV dan HCV bahwa mereka harus mengubah
perilaku seksual. Jelaskan bahwa donor darah tidak lagi mungkin
dilakukan.
5. Anjurkan pasien dengan HBV bahwa pasangan seksual mereka harus
menerima vaksin HB.
6. Rujuk pasien pada program tindakan pengobatan bila perlu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan
dengan pruritrus sekunder akibat disfungsi hepatik.
HASIL YANG DIHARAPKAN
Kulit pasien tetap utuh.
INTERVENSI KEPERAWAtan
1. Pertahankan kulit pasien lembab dengan menggunakan air hangat atau
mandi dengan embolin, hindari sabun alkali, dan berikan losion emolin
pada interval sering.
2. Anjurkan pasien tidak menggaruk kulit dan mempertahankan kuku
pendek dan halus. Anjurkan pasien menggunakan buku jari untuk
menggaruk. Tutup atau pakaik an sarung tangan pada pada tangan
pasien (khususnya pasien koma ).
3. Atasi adanya lesi kulit dengan segera untuk mencegah infeksi.
4. Berikan antihistamin sesuai program; observanen lin asi dengan ketat
terhadap sedasi berlebihan.
5. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian halus dan longgar;
berikan linen halus (katun yang baik )
6. Pertahankan lingkungan dingin.
7. Ganti linen yang basah sesegera mungkin.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan adanya ikterik.
HASIL YANG DIHARAPKAN
Dalam 24 jam sebelum pulang dari rumah sakit, pasien
mengungkapkan pengetahuan tentang tindakan untuk meningkatkan
penampilan dan mendemonstrasikan minat terhadap berdandan setiap
hari.
INTERVENSI KEPEWATAN
1. Anjurkan pasien dan orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan
dan masalah mereka.
2. Anjurkan pasien untuk mempertahankan berdandan setiap hari.
3. Jelaskan bahwa menggunakan warna kuning dan hijau menegaskan
warna kulit yang kuning. Anjurkan menggunakan merah terang dan biru
atau hitam.
4. Berikan privasi bila perlu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan perlindungan yang berhubugan dengan
perdarahan sekunder akibat penurunan absopsi vitamin K .
risiko
Tes antigen
dan
antibody
(HGsAG,
Hb-Cag,
HBs
dan
anti HBs)
Masa
inkubasi
Golongan
usia
Musim
Hepatitis A
Hepatitis
infurksiosa
Hepatitis
inkubasi
pendek
Negatif
Hepatitis B
Hepatitis
serum
Hepatitis
inkubasi
lama
Positif
Negatif
Positif
Positif
15-45 hari
30-180 hari
15-160 hari
14-64 hari
14-60 hari
Anak-anak
(sering) dan
perkumpulan
(asrama),
dewasa
muda
Semua umur
adiksi obat,
klien
hemodiastoli
k
kronis,
petugas
kesehatan.
Sepanjang
tahun
Segala
usia,
penderita
yang
terkena hepatitis B.
Usia
hingga
tahun
Sepanjang tahun
Sepanjang tahun
Sepanjang
tahun
Gugur
dan
permulaan
musim
dingin.
Hepatitis C
-
Hepatitis D
-
Hepatitis E
-
20
40
Transmisi
Fekal,
oral,
air
terkontamina
si,
kerangkerangan,
parenteral.
Transfusi
darah, fekal,
pemakaian
obat melalui
parenteral,
fekal-oral,
kontak
seksual
Darah
tubuh
dan
cairan
Pengguna obat IV
resipran
transfusi
darah/fekal, oral
Terutama
fekal-oral.
a) Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh suatu virus DNA dari family
enterovirus. Cara penularan dari penyakit ini adalah rute fekal-oral,
terutama melalui makan makanan atau cairan yang terinfeksi oleh
virus. Virus ditemukan dalam feses dari pasien terinfeksi sebelum
awitan gejala dan selama beberapa hari terserang penyakit. Periode
inkubasi penyakit ini diperkirakan adalah dari 1 sampai 7 minggu,
dengan rata-rata 30 hari. Perjalanan penyakit dapat berlangsung
dari 4 minggu sampai 8 minggu. Virus hanya ada dalam serum
dalam waktu singkat; dengan timbulnya ikterik pasien hampir pasti
tidak lagi infeksius.
Manifestasi klinis
1. Banyak pasien tidak menunjukkan ikterik (tanpa jaundis) dan
tidak menunjukkan gejala yang berarti.
2. Ketika timbul gejala, terdapat infeksi saluran pernapasan atas
ringan, seperti gejala flu, degnan demam ringan.
3. Anoreksia merupakan gejala dini dan sering sekali memburuk.
4. Nantinya, memungkinkan akan terlihat ikterik dan urine
berwarna gelap.
5. Terjadi tidak dapat makan dalam tingkatan yang beragam.
6. Hepar dan limpa mungkin mengalami pembesaran sedang
selama beberapa hari setelah awitan.
7. Orang dewasa lebih sering untuk mengalami simtomatik
dibandingkan dengan anak-anak.
Penatalaksanaan
1. Tirah baring selama fase akut; berikan dorongan diet yang
bergizi.
2. Berikan makanan yang telah diperkaya dalam porsi kecil
namun sering dengan glukosa IV bila perlu selama periode
anoreksia.
3. Secara bertahap namun progresif tingkatkan ambulasi untuk
mempercepat penyembuhan.
b) Hepatitis B
Hepatitis B adalah virus DNA. Hepatitis ini ditularkan terutama
melalui darah. Virus telah ditemukan pada saliva, semen, sekresi
vaginal, dan dapat ditularkan melalui membrane mukosa dan lecet
pada kulit. Virus ini memperbanyak diri dalam hepar dan tetap
Manifestasi klinis
1. Gejala-gejala mungkin hebat dan beragam; jarang terjadi
gejala pernapasan dan demam; beberapa mengalami
artralgias dan ruam.
2. Kehilangan nafsu makan, dyspepsia, nyeri abdomen, sakit
tubuh secra keseluruhan, malaise dan kelemahan.
3. Ikterik bisa terlihat dan bisa juga tidak tampak. Dengan
ikterik, terdapat feses berwarna terang dan urine berwarna
gelap.
4. Hepar dapat membesar dan keras; limpa membesar dan
dapat teraba pada pasien tertentu. Nodus limfe vertikal
posterior juga dapat membesar.
Penatalaksanaan
1. Percobaan klinis dengan interferon telah menunjukkan hasil
yang menjanjikan.
2. Tirah baring dan pembatasan aktifitas sampai pembesaran
hepar dan peningkatan bilirubin serum serta enzim-enzim
hepar telah menghilang.
3. Pertahankan nutrisi yang adekuat; batasi protein ketika
kemampuan hepar memetabolisme protein mengalami
kerrusakan.
4. Berikan antasida, beladona dan antiemetic untuk dyspepsia
serta malaise umum; hindari semua pemberian obat bila
terjadi muntah.
5. Masa
penyembuhan
dapat
lama
dan
pemulihan
membutuhkan waktu 3-4 bulan.
6. Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas secara bertahap
setelah ikterik hilang dengan sempurna.
7. Pikirkan dampak psikologis dari perjalanan penyakit yang
panjang.
8. Libatkan keluarga dalam perencanaan aktifitas pasien.
c) Hepatitis C
Porsi signifikan dari kasus hepatitis virus yang tidak termasuk
hepatitis A, B dan D; hepatitis virus ini dikelompokkan sebagai
hepatitis C. Hepatitis ini bentuk utama hepatitis yang berkaitan
dengan transfusi. Masa inkubasinya beragam dan dapat berkisar
dari 15-160 hari. Perjalanan klinis hepatitis C serupa degnan yang
terdapat dalam hepatitis B; gejala-gejala biasanya ringan. Keadaan
karier sering terjadi, dan penyakit hepar kronis yang signifikan
sering terjadi dengan hepatitis C. terdapat peningkatan resiko
sirosis dan kanker hepar setelah terserang hepatitis C. terapi
interferon jangka panjang dengan dosis rendah telah menunjukkan
kesakitan dalam percobaan klinis pada beberapa pasien dengan
hepatitis C.
d) Hepatitis D
Hepatitis D (agen delta) terjadi pada beberapa kasus hepatitis
B. Hanya individual dengan hepatitis B beresiko untuk mengalami
hepatitis D. virus hepatitis ini membutuhkan antigen permukaan
hepatitis B untuk memperbanyak dirinya. Hepatitis ini umum terjadi
pada individu pengguna obat-obat terlarang IV, pasien hemodialisis,
dan resipien transfusi darah multipel. Hubungan seksual dengan
mereka yang terinfeksi hepatitis B merupakan transmisi hepatitis B
dan D. masa inkubasi beragam antara 21-140 hari. Gejala serupa
dengan gejala pada hepatitis B kecuali bahwa pasien hampir pasti
mengalami hepatitis hebat dan berkembang menjadi hepatitis
kronis aktif dan sirosis. Pengobatan serupa dengan hepatitis bentuk
lainnya.
e) Hepatitis E
Hepatitis virus E (hepatitis terbaru) ditularkan melalui rute oralfekal. Masa inkubasinya bervariasi dan diperkirakan berkisar antara
15-65 hari. Awitan dan gejalanya serupa dengan gejala dari bentuk
hepatitis viral lainnya. Metode pencegahan utama adalah
menghindari kontak dengan virus melalui hygiene (mencuci tangan
dengan baik). Keberhasilan imun globulin dalam melindungi
terhadap virus hepatitis E tidak pasti.
Biodata klien
Riwayat kesehatan
Data demografi
Apakah klien tinggal/bekerja di lingkungan yang terpapar
infeksi virus dan bahan-bahan kimia.
Riwayat kesehatan sekarang
Klien biasa datang dengan keluhan : demam, sakit kepala,
nyeri pada kuadran kanan atas, mual, muntah, ikterik, lemah,
letih, lesu dan anoreksia.
Riwayat kesehatan dulu
Penyakit apa yang pernah diderita klien
Kebiasaan minum alkohol
Pernah menjalani operasi batu empedu
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit hepatitis
dan penyakit infeksi lain
Aktifitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise umum.
Sirkulasi
Tanda :
bradiakrdi (hiperbilirubinemia berat)
ikteris pada skelra, kulit, membran mukosa.
Eliminasi
Gejala : urine gelap, diare/konstipasi (feses warna tanah liat),
adanya/berutang hemodialisa
Makanan/cairan : hilangnya nafsu makan (anoreksia),
penurunan BB/meningkat (edema), mual, muntah.
Tanda : asites
Neurosensori
Tanda : peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriksis.
Nyeri/kenyamanan
Gejala :
NO.
DX
I
o
o
o
o
o
o
o
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan b.d kehilangan
berlebihan melalui
muntah dan diare,
asites dan gangguan
proses pembekuan.
DO :
Mukosa kering
Kulit kering
BAK pekat
Penurunan
pengeluaran urine
Perubahan tekanan
darah
Ketidakmampuan
berkonsentrasi
Turgor jelek
INTERVENSI
1. Monitor intake dan output dan
bandingkan dengan berat badan
harian. Catat kehilangan melalui
usus, contoh; muntah dan diare.
2. Kaji TTV, nadi perifer, pengisian
kapiler, turgor kulit, dan membran
mukosa.
3. Periksa adanya asites/edema. Ukur
lingkar perut sesuai indikasi.
4. Biarkan klien menggunakan spon
dan pembersih mulut untuk sikat
gigi.
5. Anjurkan klien untuk banyak minum
+ 8 gelas sehari.
6. Observasi tanda perdarahan seperti
hematuria/melena, ekomosis,
perdarahan terus menerus dari
gusi/bekas injeksi.
Kolaborasi
7. Monitor nilai laboratorium seperti
Hb, Ht, Na+, albumin dan waktu
pembekuan.
RASIONAL
1. Memberikan informasi
tentang kebutuhan
penggantian/efek terapi.
2. Indikator volume
sirkulasi/perfusi.
3. Mengetahui kemungkinan
perdarahan jaringan.
4. Menghindari trauma dan
perdarahan gusi.
5. Untuk menghindari
kekurangan cairan.
6. Kadar protrombin menurun
pada waktu koagulasi
memanjang bila absorbsi
vitamin K terganggu pada
traktus GI dan sintesis
protrombin menurun
karena mempengaruhi hati.
7. Menunjukkan hidrasi dan
mengidentifikasi retensi
natrium/kadar protein yang
dapat menimbulkan
edema. Defisit pada
pembekuan potensial
beresiko perdarahan.
b) Antasida
c) Anti diare
d) Plasma beku segar
II
Resiko tinggi
terhadap infeksi b.d
penekanan respon
inflamasi, depresi
umum.
III
Intoleransi aktifitas
Tujuan :
1. Ubah posisi dengan sering. Berikan
b.d kelemahan
Klien dapat
perawatan kulit yang baik.
umum; penurunan
beraktifitas sesuai
kekuatan
toleransi.
(ketahanan); nyeri;
Kriteria hasil :
mengalami
o Menunjukkan
2. Tingkatkan tirah baring/duduk.
keterbatasan
teknik/perilaku
Berikan lingkungan tenang; batasi
aktivitas; depresi.
yang
pengunjung sesuai keperluan.
DS:
memampukan
o Klien mengatakan
kembali melakukan
merasa lemah.
aktivitas.
o
Melaporkan
DO:
kemampuan
o Penurunan kekuatan
melakukan
otot.
o Klien
peningkatan
toleransi aktivitas. 3. Lakukan tugas dengan cepat dan
menolak/membatasi
sesuai toleransi.
gerakan.
inkubasi
6.
Rasionalisasi pemberian
obat :
a) Berguna untuk
pengobatan hepatitis
aktif kronis.
b) efektif untuk penyakit
hati sehubungan
dengan HCV.
c) untuk mencegah infeksi
sekunder.
1. Meningkatkan fungsi
pernapasan dan
meminimalkan tekanan
pada area tertentu untuk
menurunkan resiko
kerusakan jaringan.
2. Meningkatkan istirahat dan
ketenangan. Meneydiakan
energy yang digunakan
untuk penyembuhan.
Aktivitas dan posisi duduk
tegak diyakini menurunkan
aliran darah ke kaki, yang
mencegah sirkulasi optimal
ke sel hati.
3. Memungkinkan periode
tambahan istirahat tanpa
gangguan.
Kolaborasi
7. Awasi kadar enzim hati.
IV
o
o
o
o
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
anoreksia, mual,
muntah; penurunan
peristaltik (refleks
viseral); emperdu
tertahan;
peningkatan
kebutuhan
kalori/status
hipermetabolik.
DS:
Klien mengatakan
tidak nafsu makan.
Klien mengatakan
makan terasa
hambar.
Klien mengatakan
nyeri/kram perut.
DO:
Penurunan berat
badan.
Tonus otot buruk.
Tujuan :
Nutrisi klien terpenuhi
secara adekuat.
Kriteria hasil :
o Menunjukkan
perilaku perubahan
pola hidup untuk
meningkatkan/me
mpertahankan BB
sesuai.
o Menunjukkan
peningkatan BB
mencapai tujuan
dengan nilai
laboratorium
normal dan bebas
tanda malnutrisi.
Kolaborasi
5. Konsul pada ahli diet, dukungan tim 5. Berguna dalam membuat
nutrisi untuk memberikan diet
program diet untuk
sesuai kebutuhan pasien, dengan
memenuhi kebutuhan
lemak dan protein sesuai toleransi.
individu. Metabolism lemak
bervariasi tergantung pada
produksi dan pengeluaran
empedu dan perlunya
masukan normal atau lebih
protein akan membantu
regenerasi hati. Pembatasan
protein diindikasikan pada
penyakit berat (contoh:
hepatitis kronis) karena
akumulasi produksi akhir
metabolisme protein dapat
mencetuskan hepatik
ensefalopati.
6. Hiperglikemia/hipoglikemia
dapat terjadi, memerlukan
perubahan diet/pemberian
insulin.
7. Berikan obat sesuai indikasi:
7. Rasional pemberian obat:
a) Antiemetik, contoh:
a) Diberikan jam sebelum
metalopramide (reglan);
makan, dapat
trimetobenzamid (tegan).
menurunkan mual dan
meningkatkan toleransi
pada makanan. Catatan:
compasine
dikontraindikasikan pada
b) Antasida, contoh : Mylanta,
penyakit hati.
b)
Kerja pada asam gaster,
Titralac.
dapat menurunkan
iritasi/risiko perdarahan.
c)
Memperbaiki kekurangan
c) vitamin, contoh: B komplek, C,
dan membantu proses
tambahan diet lain sesuai
penyembuhan.
indikasi.
d) Steroid
dikontraindikasikan
d) terapi steroid contoh : prednizon
karena meningkatkan
(deltazone) tunggal atau
risiko berulang/terjadinya
kombinasi dengan asatioprin
hepatitis kronis pada
(imuran).
pasien degnna hepatitis
virus. Namun, efek
antiinflamasi mungkin
berguna pada hepatitis
aktif kronis (khususnya
indiopatik) untuk
menurunkan mual/muntah
dan memampukan pasien
untuk mengkonsumsi
makanan dan cairan.
Steroid dapat
8.
V.
Resiko kerusakan
integritas
kulit/jaringan b.d
akumulasi garam
empedu dalam
jaringan.
Tujuan :
Tidak terjadi
kerusakan integritas
kulit.
Kriteria hasil :
o Menunjukkan
jaringan/kulit utuh
bebas ekskoriasi.
o Melaporkan tak
ada/penurunan
pruritus/lecet.
1.
2.
3.
menurunkan
aminotransferase serum
dan kadar bilirubin, tetapi
tidak mempengaruhi
nekrosis hati atau
regenerasi. Kombinasi
terapi mempunyai efek
samping lebih sedikit.
Berikan tambahan makanan/nutrisi 8. Mungkin perlu untuk
dukungan total bila dibutuhkan.
memenuhi kebutuhan kalori
bila tanda kekurangan
terjadi/gejala memanjang.
Gunakan air mandi dingin dan soda
1. Mencegah kulit kering
kue atau mandi kanji. Hindari sabun
berlebihan. Memberikan
alkali. Berikan minyak kalamin
penghilangan gatal.
sesuai indikasi.
Anjurkan menggunakan buku-buku
2. Menurunkan potensial
jari untuk menggaruk bila tidak
cedera kulit.
terkontrol. Pertahankan kuku jari
pendek pada pasien koma. Anjurkan
melepaskan pakaian ketat berikan
sprei katun lembut.
Berikan masase pada waktu tidur.
3. Bermanfaat dalam
meningkatkan tidur dengan
menurunkan iritasi kulit.
4. Meminimalkan stress
psikologis sehubungan
dengan perubahan kulit.
5. Rasional pemberian obat:
a) Menghilangkan gatal .
Catatan : gunakan terus
menerus pada penyakit
hepatik berat.
b) Mungkin digunakan
(Questran).
VI
Kurang pengetahuan
Tujuan :
1. Kaji tingkat pemahaman proses
tentang kondisi,
Pengetahuan
penyakit, harapan/prognosis,
prognosis dan
bertambah.
kemungkinan pilihan pengobatan.
kebutuhan
Kriteria hasil :
pengobatan b.d
o Menyatakan
kurang
pemahaman
terpajan/mengingat;
proses penyakit
salah interpretasi
dan pengobatan.
o Mengidentifikasi
informasi; tidak
hubungan
mengenal sumber
tanda/gejala
informasi.
2. Berikan informasi khusus tentang
penyakit dan
DS :
pencegahan/penularan penyakit,
hubungan gejala
o Klien bertanya
contoh: kontak yang memerlukan
dengan faktor
tentang kondisinya
gama globulin; masalah pribadi tak
o Klien menyatakan
penyebab.
o Melakukan
perlu dibagi; tekanan cuci tangan
pendapat yang
perubahan
perilaku
dan sanitasi pakaian, cuci piring
salah tentang
dan berpartisipasi
dan fasilitas kamar mandi bila
penyakitnya
o Klien meminta
dalam pengobatan.
enzim hati masih tinggi. Hindari
informasi
kontak intim, seperti ciuman,
o Klien tidak akurat
kontak seksual, dan terpajan pada
mengikuti instruksi
infeksi khususnya infeksi saluran
kemih (ISK).
VII
o Pernyataan
terhadap persepsi
diri negatif.
perubahan pola
o
Menyatakan
hidup
o Takut
menerima diri dan
lamanya
penolakan/reaksi
penyembuhan/kebut
orang lain
o Perasaan negatif
uhan isolasi.
o Mengakui diri sebagai
terhadap tubuh
o Perasaan tak berdaya
orang yang berguna;
o Depresi
bertanggungjawab
o Kurang kemajuan
pada diri sendiri.
o Perilaku merusak diri
mengontrol situasi.
Pengungkapan menurunkan
cemas dan depresi
memudahkan perilaku
koping positif. Pasien
mungkin perlu
mengekspresikan perasaan
tentang menjadi sakit;
lamanya perawatan dan
biaya; kemungkinan infeksi
pada orang lain; dan
beratnya penyakit, takut
mati. Dapat menjadi
masalah tentang stigma
penyakit.
2. Pasien merasa marah/kesal
dan menyalahkan diri;
penilaian dari orang lain
akan merusak harga diri
lebih lanjut.
3. Periode penyembuhan
mungkin lama (lebih dari 6
bulan, potensial stress
keluarga/situasi dan
memerlukan perencanaan,
dukungan dan evaluasi.)
4. Masalah finansial dapat
terjadi karena kehilangan
peran fungsi pasien pada
keluarga/penyembuhan
lama.
Kolaborasi
7. Buat rujukan yang tepat untuk
membantu, sesuai kebutuhan,
contoh perencanaan pulang,
pelayanan masyarakat, dan/atau
lembaga komunitas lain.
DAFTAR PUSTAKA
Medikal
Bedah:
Pendekatan
Sistem
Wijaya, Andra S., dan Yessie M. Putri. 2013. KMB 1: Keperawatan Dewasa,
Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ester, Monica., dkk. 2012. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Baughman, Diane C., dan Joal C. Hackley. 2000. Buku Saku KMB. Jakarta:
EGC.
Price, Sylvia. A., dan Lorraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit Edisi 4. Jakarta: EGC.