GATROENTERITIS
Oleh:
Eny Dwi Oktaviani
NIM. 150070300011020
Kelompok 4
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
GASTROENTERITIS
1. Definisi Gastroenteritis
Gastroenteritis
adalah
kehilangan
cairan
dan
elektrolit
secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar
dengan bentuk tinja encer atau cair (Suardi, 2005)
Gastroenteritis adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume,
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat, 2006).
Gastroenteritis adalah keracunan makanan disertai inflamasi membran
mukosa lambung dan usus halus, biasanya disebabkan oleh mikroorganisme,
tetapi bisa juga disebabkan oleh zat kimia, jamur beracun, dll. Pada kondisi
ini, terjadi diare dan muntah baik akibat multiplikasi mikroorganisme
(gastroenteritis usus invasif, seperti Campylobacter jejuni, Salmonella
typhimurium, S. enteriditis, Listeria monocytogenes, Bacillus cereus) dan virus
(seperti virus Norwalk, rotavirus yang tercerna dalam makanan), maupun dari
makanan yang terkontaminasi dengan toksin bakteri (intoksikasi), seperti
akibat Eschericihia coli 0157, Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum,
dan C. perfringens (Brooker, 2008).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa gastroenteritis adalah keracunan
makanan disertai inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus,
biasanya disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi bisa juga disebabkan oleh
zat kimia, jamur beracun, dll yang mengakibatkan buang air besar tidak
normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume,
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir dan darah serta muntah.
2. Klasifikasi Gastroenteritis
a) Gastroenteritis akut
Gastroenteritis akut adalah penyakit utama kedua yang paling
sering menyerang anak-anak setelah melesma (flu). Angka penyakit
tertinggi terjadi pada anak usia 3 bulan 2 tahun.
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa
kasus, muntah-muntah, yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus (rotavirus, adenovirus
enteric,
, dan
lain-lain),
bakteri atau
toksinnya
(Campylobacter,
(Giardia
lamblia,
Cryptosporidium).
Patogen-patogen
ini
menimbulkan
penyakit
dengan
menginfeksi
sel-sel,
menghasilkan
enterotoksin atau sitotoksin yang merusak sel, atau melekat pada dinding
usus. Pada gastroenteritis akut, usus halus adalah alat pencernaan yang
paling sering terkena.
Patogen
Muntah
Rotavirus
Sangat
sering
Adenovirus enteric
Kadangkadang
virus Norwalk
Sangat
sering
Salmonella
Kadangkadang
Diare
Demam
Karakteristik feses
Nyeri
abdomen
Sedikit,
dengan
tenesmus
5-7 hari;
Sering
organisme
dikeluarkan
dalam feses
dengan gejala
ringan atau tidak
bergejala
Sekitar 14 hari
Kadangkadang
derajat
rendah
Kurang sering,
Sering
dalam waktu 1-3
hari
Cair
Nyeri kram
sedang
sampai berat
Sering
dengan
tenesmus
Sangat
sering
Cair
Gambaran
epidemiologis
Periode
inkubasi 1-3 hari
Periode
inkubasi 3-10 hari
Periode
inkubasi 12-48 jam;
sering berjangkit pada
anak usia sekolah
Periode
inkubasi 6-72%; karier
kronis
Shigella
Jarang
Campylobacter
jejuni
Mual
tetapi
jarang
muntah
Tidak
ada
E. coli enterotoksigenik
selama 12
minggu
1 minggu;
Sering
organisme
dikeluarkan
selama 7-30
hari, jarang lebih
dari itu; jika
antibiotik
diberikan
pengeluaran
berkurang
3 hari 1
Sering
minggu
Jarang
Nyeri tekan
sangat
sering,
kadang
terjadi kram
Nyeri kram
sangat
sering, nyeri
tekan sering
Kram sangat
sering
dapat
menderita
infeksi
yang
lebih
berat
dan
lebih
hormon intestinal
Diare osmotik
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi sehingga
osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari plasma ke lumen
pencernaan
makanan
yang
disakarida
(intoleransi
laktosa,
karena
lambung
turut
meradang
atau
akibat
gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu
berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi
cekung (pada bayi). Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
(Nelson,2000)
-
diet tinggi buah merah dan sayur hijau tua seperti bayam.
Feses berwarna pucat disebabkan karena malabsorpsi lemak, diet
adalah bakteri.
Feses seperti tepung berwarna putih disebabkan karena diare yang
adalah parasit.
Feses yang di dalamnya terdapat unsur pus atau mucus disebabkan
karena bakteri, darah jika terjadi peradangan pada usus, terdapat
lemak dalam feses jika disebabkan karena malabsorpsi lemak dalam
dari 10 ml/kg/jam
Masukan dan haluaran
Terapi antibiotik
Salep topikal untuk ekskoriai bokong
Tes feses untuk mengetahui darah samar, pH, dan substansi yang ikut
terbuang
j) Tanda vital tiap 1-2 jam
k) Mulai pemberian makan cair sedikit tapi sering, secara berangsur diet
l)
(set
infus
ml
15
tetes)
atau
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg.
1 jam pertama yaitu 30 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (1
ml = 15 tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes). 7 jam
berikutnya yaitu 10 ml/ kgBB/ jam atau 3 tetes/kg BB/menit (1 ml
= 15 tetes) atau 4 tetes/kg BB/menit (1 ml = 20 tetes). 16 jam
berikutnya yaitu 125 ml/kgBB oralit peroral atau intragastrik. Bila
anak tidak mauminum dapat diteruskan dengan DG aa intravena
2 tetes/kgBB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/ menit (1
ml = 20 tetes).
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25
kg.
1 jam pertama yaitu 20 ml/kgBB/ jam atau 5 tetes/kgBB/menit (1
ml = 15 tetes) atau 7 tetes/ kg BB/menit (1 ml = 20 tetes). 7 jam
berikutnya yaitu 10 ml/kgBB/jam atau 21/2 tetes/kg BB/menit (1 ml
= 15 tetes) atau 3 tetes/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes). 16 jam
berikutnya yaitu 105 ml/kgBB oralit peroral atau bila anak tidak
mau minum dapat diberikan DG aa intravena 1 tetes/kgBB/menit
sering (5 sampai 15 ml). Bagi yang mendapat ASI dapat terus disusui selama
periode diare. Dalam hal dehidrasi berat, anak dirawat dirumah sakit untuk
mendapatkan terapi intravena (IV) demi mengatasi dehidrasinya. Jumlah
dehidrasi dihitung dan cairan diganti dalam 24 jam, bersamaan dengan
pemberian cairan rumatan.
Jika ada syok, segera dilakukan resusitasi cairan (20 ml/kg larutan
normal salin atau larutan Ringer laktat, ulangi bila perlu). Pada kasus-kasus
ini, bila pemasangan jalur IV tidak berhasil, rute intraoseus dapat dipakai
untuk memberikan cairan dalam keadaan darurat pada anak yang berusia
kurang dari 6 tahun. Bila perfusi sistemik telah membaik, berarti koreksi
dehidrasi telah dimulai.
Setelah rehidrasi selesai, diet dapat dilanjutkan dengan diet biasa
mudah dicerna. Makanan yang paling ditoleransi adalah karbohidrat kompleks
(nasi, gandum, sereal, kentang, dan roti), yogurt, daging tidak berlemak, buahbuahan,
dan
sayuran.
Diet
klasik
adalah
BRAT
(banana/pisang,
Dehidrasi
Renyatan Hiporomelik
Kejang
Bakterikimia
Malnutrisi
Hipoglikimia
DAFTAR PUSTAKA
Betz & Sowden. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Ed. 5. Jakarta: EGC.
Brooker, Chris. (2008). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hidayat, Alimul, Aziz, A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Mansjoer, Arief, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta: Media
Aesculapius.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Ed. 2. Jakarta: EGC.
Pathway gastroenteritis
Infeksi (bakteri,
virus, parasit)
Masuk ke
lambung
Mengiritasi
mukosa usus
Gatroenteritis
Reaksi
inflamasi