Anda di halaman 1dari 17

Nama : Nita Merdianita Safitri.

NPM : 213108048

Low Back Pain (Nyeri Punggung Bawah)


1.Pengertian Low Back Pain(Nyeri Punggung Bawah).

Nyeri Punggung bawah merupakan masalah utama yang sangat sering dijumpai pada populasi orang
dewasa.

Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal

maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong

bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

tungkai dan kaki. LBP yang lebih dari 6 bulan disebut kronik.

(Sumber: Patofisiologi konsep klinis proses penyakit volume 2, Sylvia A.Price,Lorraine M


Wilson 2006)

2.Etiologi

Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai tanda Muskuloskeletal

misalnya:

 Regangan lumbosakral akut

 Ketidakstabilan ligament lumbosakral dan kelemahan otot.

 Osteoarthritis tulang belakang ,stenosis tulang belakang.

 Masalah diskus intervertebralis.

 Ketidaksamaan panjang tungkai.

Pasien Lansia bisa menderita nyeri punggung bawah yang berhubungan dengan fraktur tulang belakang

osteoporosis atau mestatasis tulang.

Penyebab lain meliputi :

 Gangguan ginjal.
 Masalah pelvis.

 Tumor retroperitoneal.

 Aneurisma abdominal.

 Masalah Psikomatik.

 Obesitas.

 Stress dan depresi.

(sumber : Keperawatan Medikal Bedah volume 3,Brunner&suddarth ,2002)

Kondisi penting yang menimbulkan rasa nyeri dengan disabilitas pada punggung bagian bawah.

 Anomali congenital vertebra lumbal yaitu salah satu kelainan yang paling sering ditemukan

adalah kegagalan fusi lamina arkus neural (spina bifida)pada salah satu atau beberapa vertebra

lumbal atau sacrum.

 Kelainan traumatic yang mengenai punggung bagian bawah yaitu trauma merupakan penyebab

nyeri punggung bawah yang paling sering ditemukan dan pasien yang mengalami cedera seperti

itu harus menjalani evaluasi yang sangat cermat.

 Sprain.strain dan dislokasi.

Istilah sprain dan strain lumbosakral sering dipakai secara longgar oleh pasien serta dokternya

dan tidak memperlihatkan dengan jelas hubungannya dengan satu lesi anatomik yang diketahui.

 Fraktur vertebra yaitu Sebagian besar fraktur pada korpus vertebra lumbal terjadi akibat cedera

fleksi dan terdiri dari fraktur kompresi atau wedging anterior.

 Portrusio diskus intervertebralis lumbal.

(Sumber :Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam volume 1 Harrison,1999).

3. Klasifikasi.

Klasifikasi low back pain(nyeri punggung bawah) dapat dibedakan menjadi 5 tipe rasa nyeri:
 .Nyeri Lokal dibedakan oleh sembarangan proses patologis yang menekan atau merangsang
ujung-ujung saraf

Sensorik .keterlibatan strukutur-struktur yang tidak mengandung ujung-ujung saraf sensoris

adalah tidak nyeri.

Nyeri local sering dikemukakan sebagai rasa nyeri yang stabil tapi bisa intermiten dengan variasi

yang cukup besar menurut posisi atau aktivitas pasien.

 Nyeri alih terdiri dari dua tipe: yang diproyeksikan berasal dari tulang belakang ke regio yang
terletak didalam daerah dermatom lumbal serta sacral bagian atas.

 Nyeri radikuler atau nyeri akar memiliki beberapa cirri khas nyeri alih tetapi berbeda dalam hal
intensitasnya yang lebih besar,radiasi distal,kktor yang menceteterbatasan pada daerah radiks
(akar)saraf,dan factor-faktor yang mencetuskannya .mekanisme terjadinya terutama berupa
distorsi,regangan,iritasi dan kompresi radiks spinal yang sering terjadi dibagian sentral terhadap
foramen intervertebralis.

 Nyeri akibat spasme otot biasanya dikemukakan dalam hubungannya dengan nyeri local.namun
dasar anatomic atau fisiologiknya lebih tidak jelas. Spasme otot yang berkaitan dengan berbagai
kelainan tulang belakang dapat menimbulkan distorsi yang berarti pada sikap tubuh yang normal.

 nyeri lainnya yang sering tidak dapat di tentukan asalnya kadang di gambarkan oleh pasien
sebagai penyakit kronik punggung bagian bawah.keluhan-keluhan umilateral perasaan
tertarik,keram nyeri robek rasa baal .

Seringkali petunjuk terpenting berasal dari diketahuinya cara berawalnya nyeri tidak diketahui berlebihan
jika dikatakan bahwa suatu anamnesis yang seksama dapat menjadi landasan suatu diagnosis yang akurat.

Jenis nyeri punggung bagian bawah yang tidak jelas dan kemungkinan penyakit psikiatrik.

 Nyeri punggung postural


 Penyakit psikiatrik.

(Sumber :Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam volume 1 Harrison,1999).

4. Patofisiologi.

Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastik yang tersusun atas banyak unit

rigid (vertebrae) dan unit fleksibel (diskus intevertebralis)yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi
faset,berbagai ligamen dan otot paravertebralis.

Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat

memberikan perlindungan yang maksimal terhadap sumsum tulang belakang. Lengkungan tulang

belakang akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu

menstabilkan tulang belakang .otot-otot abdominal dan toraks sangat penting pada aktivitas mengangkat

beban.bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini.obesitas,maslah postur, maslah

struktur,dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat berakibat nyeri punggung.

Diskus Intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang

muda,diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus.pada lansia akan menjadi

fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus merupakan nyeri pungung yang biasa,diskus

lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1,menderita stress mekanis paling berat dan perubahan degenerasi

terberat.penonjolan diskus herniasi nucleus pulposus atau kerusakan sendi faset dapat mengakibatkan

penekanan pada akar saraf tersebut.sekitar 12% orang dengan nyeri punggung bawah menderita hernia

nukleus pulposus.

(sumber : Keperawatan Medikal Bedah volume 3,Brunner&suddarth ,2002)

5.Tanda dan Gejala

 Pasien biasanya mengeluh nyeri punggung akut maupun kronis berlangsung lebih dari dua bulan

tanpa perbaikan dan kelemahan. Selama wawancara awal,dikaji lokasi nyeri,sifatnya dan

penjalarannya sepanjang serabut saraf(sciatica).nyeri yang berasal dari masalah ,musculoskeletal

biasanya akan semakin jelas pada gerakan.

 Juga dievaluasi cara berjalan pasien,mobilitas tulang belakang,refleks,panjang tungkai, kekuatan

motoris dan persepsi sensoris,bersama dengan derajat ketidaknyamanan yang dialami.peninggian

tungkai dalam keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri menunnukkan iritasi serabut saraf.

 Pemeriksaan fisik dapat menemukan adnya spasme otot paravertebralis(peningkatan tonus otot
tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang

normal dan mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa dalam keadaan

telungkup,otot paraspinal akan relaksasi dan deformitas yang diakibatkan oleh spasmus akan

menghilang.

 Bila pasien menderita radikulopati(gangguan serabut saraf) atau nyeri punggung

kronik,diperlukan pemeriksaan diagnostic multiple.

 Kadang-kadang dasar organic nyeri punggung tak dapat ditemukan.kecemasan dan strees dapat

membangkitkan spasme otot dan nyeri.Nyeri punggung bawah bisa merupakan manifestasi

depresibatau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan kehidupan.

 Bila kita memeriksa penderita nyeri punggung bawah,perawat perlu meninjau kembali hubungan

keluarga,variable lingkungan,dan situasi kerja.selain itu dikaji juga dampak nyeri kronik tersebut

terhadap kesehatan emosional pasien.

(sumber : Keperawatan Medikal Bedah volume 3,Brunner&suddarth ,2002)

Tanda Bahaya pada nyeri punggung

1Kanker sebagai penyebab nyeri punggung bawah .

 Riwayat Kanker.

 Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

 Usia >50 tahun atau <20 tahun.

 Tidak mengalami perbaikan dengan terapi

 Nyeri menetap selama lebih dari 4 bulan.

 Nyeri dimalam hari atau saat istirahat.

2. Infeksi sebagai penyebab nyeri punggung.

 Demam.
 Riwayat penyalahgunaan obat intravena.

 Infeksi berat yang baru terjadi.

 Riwayat TB.

 Imunocompromised.

3. Sindrom kauda ekuina sebagai penyebab nyeri punggung.

Akibat protrusi diskus sentral yang besar atau penyebab lain yaitu stenosis kanalis lumbalis.

 Inkotinensia atau retensi urin.

 Anestesia saddle.

 Tonus sfingter ani menurun atau inkontinensia feses.

 Kelemahan atau baal tungkai bilateral.

 Defisit neurologis progresif.

4. Herniasi diskus yang signifikan sebagai penyebab nyeri punggung.

 Kelemahan otot besar(kekuatan tiga perlima atau kurang).

 Foot drop.

5. Aneurisma aorta abdominalis sebagai penyebab nyeri punggung.

 Massa berdenyut dalam perut.

 Penyakit vascular aterosklerotik.

 Nyeri saat istirahat atau nyeri nocturnal.

 Usia >55 tahun.

(Sumber : Anamnesis dan pemeriksaan fisik, Jonathan Gleadle ).

6. Komplikasi.

 Hernia nukleus pulposus.

 Trauma kolumna spinalis

(sumber : rencana asuhan keperawatan doengoes Marilyn E. 2000).

 Kanker.
 Infeksi.

 Herniasi diskus.

Komplikasi

 Artritis.

 Osteoratritis

 Atritis rematoid dan ankilosing.

 Nyeri alih dari penyakit visceral.

 Nyeri torakal bagian bawah dan lumbal bagian atas pada penyakit abdominal.

 Nyeri lumbal dengan penyakit abdominal bagian bawah.

 Nyeri sacral pada penyakit pelvis(urologik dan ginekologik).

(Sumber :Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam volume 1 Harrison,1999).

7. Prosedur Diagnostik.

 Foto ronsen spinal : memperlihatkan adanya perubahan degeneratif pada tulang

belakang/ruang intervertebralis atau mengesampingkan kecurigaan patologis lain,seperti

tumor,osteomielitis.

 Elektromiograf i: Dapat melokalisasi lesi pada tingkat akar saraf spinal utama yang terkena.

 Venogram epidural : Dapat dilakukan pada kasus dimana keakuratan dari miogram terbatas.

 Pungsi lumbal : Mengesampingkan kondisi yang berhubungan infeksi adanya darah.

 Tanda leSeque (tes dengan mengangkat kaki lurus keatas) mendukung diagnosa awal dari

herniasi diskus intervertebralis ketika muncul nyeri pada kaki posterior.

 Skan CT : Dapat menunjukkan kanal spinal yang mengecil adanya protrusi diskus

intervertebralis.

 MRI : Pemeriksaan noninvasif yang dapat menunjukkan adanya perubahan tulang dan jaringan

lunak dan dapat memperkuat bukti adanya herniasi diskus.


 Mielogram : Mungkin normal atau memperlihatkan “penyempitan” dari ruang

diskus,menentukan lokasi dan ukuran herniasi secara spesifik.

(sumber :. rencana asuhan keperawatan, doengoes Marilyn E 2000).

8. Terapi dan Penatalaksanaan keperawatan.

 Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 minggu. Dengan tirah

baring pengurangan stress,dan relaksasi. Pasien harus tetap ditempat tidur dengan matras yang

padat dan tidak membal selama 2-3 har.( dapat digunakan kayu penyangga tempat tidur). Pergi

kamar mandi boleh dilakukan. Namun kegiatan lain diluar tempat tidur (menjawab telepon

mengasuh anak,aktivitas umum akibat kegelisahan) sebaiknya dihindari.posisi pasien dibuat

sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada serabut

saraf lumbal. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk

lututnya atau berbaring miring dengan lutut dan panggul ditekuk(posisi melingkar) dengan

diletakkan bantal diantara lutut dan tungkai dan sebuah bantal dibawah kepala.posisi tengkurap

dihindari karena akan memperberat lordosis.

 Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan ”konservatif aktif” dan fisioterapi.Traksi

pelvik intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi memungkinkam penambahan fleksi

lumbal dan relaksasi otot tersebut.

 Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot.

 Terapi bisa meliputi terapi pendinginan (mis: dengan es),pemanasan sinar

inframerah,kompres,lembab panas,gelomnang ultra,diatermi,kolam bergolak,dan traksi.

Modalitas penanganan yang sesuai ditentukan oleh kondisi pasien. Gangguan sirkulasi,gangguan

perabaan dan trauma merupakan kontraindikasi untuk kompres panas.

 Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien dengan masalah kardiovaskuler karena

mereka tak akan mampu menoleransi vasodilatasi perifer massif yangb timbul.gelombang ultra

akan menimbulkan panas,yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada


stadium akut.dikontraindikasikan pada pasien penderita kanker atau penderita kelainan

perdarahan.

 Modalitas terapi dilanjutkan selama masih dapat mengurangi nyeri sampai tahap yang diinginkan.

 Obat-obatan mungkin perlu diberikan untuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik digunakan

untuk memutus lingkaran nyeri: relaksan otot dan penenang digunakan untuk membuat relaksan

otot dan penenang digunakan untuk membuat relaks pasien dan otot yang mengalami spasme.

Sehingga dapat mengurangi nyeri.obat anti inflamasi seperti aspirin dan obat antiinflamasi

nonsteroid (NSAID) ,berguna untuk mengurangi nyeri kortikosteroid jangka pendek dapat

mengurangi respons inflamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis,yang terjadi akibat

gangguan iskemia.

 Dokter dapat memberikan injeksi kortikosteroid epidural ,suntikan infiltrasi otot paraspinalis

dengan anesthesia lokal,atau menyuntik sendi faset dengan steroid untuk menghilangkan nyeri.

 Stimulasi saraf elektris transkutan ( TENS,transcuta neous electrical nerve stimulation ) adalah

modalitas peredaan nyeri noninvasive yang dapat dibawa kwmana-mana yang memungkinkan

pasien berpartisipasi dalam aktivitas dengan nyaman tanpa obat.TENS diperkiraan nyeri dengan

melampaui input nyeri (teori gerbang nyeri)dan perangsangan endorphin .

 Begitu pasien mencapai kenyamanan saat istirahat ,aktivitas dapat secara bertahap dikembalikan

ke keadaan semula dan bila perlu program latihan dapat dimulai .latihan dimulai secara bertahap

dan ditingkatkan begitu pasien sembuh . sasarannya adalah peningkatan mobilitas ,kekuatan otot

dan kelenturan .latihan hiperekstensi akan memperkuat otot paravertebralis ; latihan fleksi

meningkatkan kekuatan dan gerakan punggung ;dan latihan fleksi isometrik memperkuat otot

batang tubuh.

 Program latihan dijalankan dibawah pengawasan seorang fisioterapis dan disesuaikan bagi tiap-

tiap individu pasien .tiap periode latihan selalu dimulai dengan relaksasi .
 Penyongkong punggung bawah dan brace dapat dipakai untuk membatasi gerakan tulang

belakang , untuk mengoreksi postur ,dan mengurangi srtes pada tulang lubal bawah .( penggunaan

jangka panjang alat ini dapat mengakibatkan atrofi otot disuse dan kelemahan serta berkurang nya

kelenturan otot).

(sumber : Keperawatan Medikal Bedah volume 3,Brunner&suddarth ,2002.)

9. Asuhan Keperawatan

 Pengkajian

Pasien nyeri punggung bawah dibimbing untuk menjelaskan ketidaknyamanan(misalny.

Lokasi.beratnya,durasi,sifat,penjalaran,dan kelemahan tungkai yang berhubungan).penjelasan

mengenai bagaimana nyeri timbul dengan tindakan tertentu ( misalnya membuka pintu garasi).

Atau dengan atktivitas dimana otot yang lemah digunakan secara berlebihan (mis: bertaman pada

akhir minggu). Dan bagaimana pasien mengatasinya selama ini sering mengarahkan kemana kita

akan melakukan intervensi dan pendidikan pasien. Bila nyeri punggung merupakan masalah

kambuhan,informasi mengenai keberhasilan kontrol terhadap nyeri sebelumnya dapat membantu

dalam perencanaan penanganan sekarang. Selain itu perawat harus menanyakan mengenai bukti

bahwa nyeri punggung tersebut mempengaruhi gaya hidup pasien.informasi mengenai pekerjaan

dan aktivitas rekreasi dapat membantu mengidentifikasi area untuk pendidikan kesehatan.

Selama wawancara ini perawat dapat melakukan observasi terhadap postur pasien,kelainan

posisi,dan cara jalan. Secara umum,gerakan pasien selalu tetap hati-hati,punggung selalu dijaga

tetap tidak bergerak,dan kursi yang dipilih untuk menyokong sebaiknya memiliki lengan dan

tempat duduk standar.pasien mungkin duduk atau berdiri dengan posisi yang tidak
biasa,melenggok menjauhi sisi yang paling nyeri,dan mungkin meminta bantuan untuk melepas

pakaian karena gerakan punggung akan mengakibatkan rasa tidak nyaman.

Pada pemeriksaan fisik dikaji lengkungan tulang belakang,Krista iliaka dan simetrisitas bahu.

Otot paraspinal dipalpasi,dan dicatat adanya spasme dan nyeri tekan. Pasien diminta

membungkuk kedepan dan kesamping,dicatat adanya ketidaknyamanan dan keterbatasan geraka.

Efek keterbatasan gerak ini terhadap aktivitas hidup sehari-hari ditentukan.pasien kemudian

dievaluasi mengenai adanya keterlibatan saraf dengan mengkaji ras yang normal (mis parestesia)

Kelemahan otot atau paralisis,dan nyeri punggung dan tungkai dengan pengangkatan tungkai

lurus (mis: penderita telentang,tungkai pasien diangkat keatas dengan lutut diluruskan).

Pasien dikaji adanya obesitas karena dapat menimbulkan nyeri punggung bawah.pengkajian

nutrisi harus lengkap.

 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri yang berhubungan dengan masalah muskulokeletal.

2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri,spasme otot,dan berkurangnya

kelenturan.

3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan teknik mekanika tubuh melkindungi

pungung.

4. Perubahan kinerja peran yang berhubungan dengan gangguan mobilitas dan nyeri kronik.

5. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan obesitas.

 Perencanaan dan implementasi.

Sasaran,sasaran utama pasien meliputi hilangnya nyeri,perbaikan mobilitas fisik,penggunaan

teknik mekanika tubuh melindungi punggung perbaikan kinerja peran dan penurunan berat badan.

Intervensi/rencana tindakan

Meredakan nyeri. Untuk mengurangi nyeri perawat harus mendorong pasien untuk mematuhi
tirah baring dan pengubahan posisi yang ditentukan untuk memperbaiki fleksi lumbal.pasien

diajari untuk mengontrol dan menyesuaikan nyeri yang dirasakan melalui terapi tingkah laku

yang dpat mengurangi ketegangan otot dan psikologis.pernapasan diafragma dan relaksasi dapat

membantu mengurangi tegangan otot yang berperan pada nyeri punggung bawah,mengalihkan

pada pasien dari nyeri ke aktivitas lain(mis: membaca,bercakap-cakap,menonton tv) dapat

membantu pada beberapa kasus,imajinasi terbimbing,dimana pasien yang telah relaks belajar

Memusatkan diri pada kejadian yang menyenangkan,dapat digunakan bersama dengan strategi

peredaran nyeri lainnya.

Masase jaringan lunak dengan lembut sangat berguna untuk mengurangi spasme otot

memperbaiki peredaran darah,megurangi pembendungan,dan mengurangi nyeri.

Bila diberikan obat,perawat harus mengkaji respons pasien terhadap setiap obat. Begitu nyeri akut

sudah hilang,obat harus dikurangi sesuai ketentuan.

Bila diberikan terapi TENS,perawat harus memahami terlebih dahulu alatnya dan potensial

peredaran nyerinya.perawat harus membantu pasien memasang elektroda dipermukaan tubuh

dimana pasien dapat mencapai peredaan nyeri yang maksimal. Pasien kemudian mengatur

panjang gelombang dan intensitas simulator untuk mencapai rasa nyaman.pasien yang

menggunakan alat pacu jantung tidak boleh menggunakan TENS karena risiko terjadinya

disritmia. Bagi yang menjalankan mesin harus waspada terhadap potensial terjadinya syok secara

umum,pasien menggunakan alat ini selama 1-2 bulan secara bertahap mengurangi

penggunaannya sesuai dengan hilangnya nyeri dan peningkatan kekuatan otot punggung melalui

latihan bertahap.

Respon pasien terhadap berbagai modal litas piñata laksanaan nyeri harus di evaluasi dan di catat

Memperbaiki mobilitas fisik

Meningkatlan mekanika tubuh yang tepat

Pendidikian pasien dan pertimbangan perawatan di rumah

Memperbaiki kinerja pasien


sumber : Keperawatan Medikal Bedah volume 3,Brunner&suddarth ,2002.

PENGKAJIAN

Hernia pulposus yaitu merupakan penyebab nyeri punggung bawah yang berat data pengkajian

yaitu dilihat dari :

 Aktivitas atau istirihat

 Eliminasi

 Integritas ego

 Neurosensori

 Nyeri kenyamanan

 Keamanan

Diagnosa keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan agen penyederasisi: kompresi saraf spasme otot

kemungkinan dibuktikan oleh keluhan punggung bawah kekakuan leher berjalan dengan

timpang, wajah menahan nyeri perubahan pola tidur menarik diri secara fisik

Perencanaan

1. Tujuan

Hasil yang diharapkan yaitu melaporkan nyeri hilang terkontrol mengungkapan metode

yang memeberikan penghilangan mendemontrasikan pengguna interfeksi

2. Tindakan

Kaji adanya keluhan nyeri catat lokasi lamnya serangan, paktor pencetus yang

memperberat. mintan pasien untuk menetapkan pada skala 0 - 10 rasionalnya

membamtu menentukan pilihan interfensi dan memberikan dasar untuk perbandingan

dan evaluasi terhadap terapi.

Pertahankan tirah baling selama pase akut . letakan pasein pada oposisi semi fowler

dengan tulan spinal pinggang dan lutut dalam keeadaan fleksi posisi terlentang
dengan atau tanpa meninggikan kepala 10 – 30 rasionalnya tirah baring dengan

posisi yang nyaman memungkinkan pasien untuk menurunkan spasme otot,

menurunkan penekanan pada bagian tubuh tertentu dan pasilitasi terjadinya redoksi

dari tonjolan diskus

Instruksikan pasien untuk melakukan teknik relaksasi rasionalnya mempokuskan

perhatian pasien membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses

penyembuhan.

Instruksikan atau anjurkan untuk melakukan gerakan yang tepat rasionalnya

menghilangkan setres pada otot atau mencegah tarwma lebih lanjut

DIAGNOSA 2

Mobilitas fisik kerusakan berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan spasme

otot terapi restriktif, kerusakan neuromuscular.

Kemungkinan dibuktikan oleh keluhan nyeri pada gerakan enggan berusaha dalam

gerakan yang diinginkan kerusakan koordinasi keterbatan rentang gelap penurunan

kekuatan otot hasil yang di harapkan mengungkapan pemahan tentang situasi atau

faktor resiko dan aturan pengobatan indifidual, mendemontrasikan teknik atau

prilaku yang mungkin, mempetahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi

bagian tubuh yang sakit konpensasi

TINDAKAN

berikan tindakan pengamanan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang

sfesifik rasionalnya tegantung pada bagian tubuh yang terkena aktivitas yang kurang

berhati – hati akana meningkatkan kerusakan spinal.

Catat respons – respons emosi pada imobilisasi berikan aktivitas yang di sesuiakan

dengan pasien rasionalnya imobilitas yang dipaksakan dapat memperbesar

kegelisahaan pekarangsang

Berikan pasien untuk melakukan latihan rentang gerak fasiv dan aktif rasionalnya
mamperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang memperbaiki mekanika

tubuh.

(sumber :. rencana asuhan keperawatan, doengoes Marilyn E 2000).

10. EVALUASI

 Mengalami peredaan nyeri :

a. isirahat dengan nyaman

b. mengubah posisi dengan nyaman

c.mengalami peredaan nyeri melalui penggunaan modalitas fisik teknik sikologis dan

meditasi

d. menghindari ketergantungan obat

 Menunjukan kembalinya mobilitas fisik

a. kembali keaktifitas secara bertahap

b. menghikndari posisi yang menyebabkan ketidaknyamanan dan spasme otot

c.merencanakan istirahat baring sepanjang hari

 Menunjukan mekanika tubuh yang memelihara punggung

a. perbaikan postur

b. menggati posisi sendiri untuk meminimalkan setres pada punggung

c. memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik

d. berpartisipasi dalam program latihan

 kembali ketanggungjawab yang berhubungan dengan peran

a. menggunakan teknik menghadapi masalah untuk menyesuaikan diri dan setres

b. memperlihatkan berkurangnya ketergantungan kepada orang lain untuk perawatan

diri

c. kembali kepekerjaan bila nyeri punggung bawah telah sembuh


d. kembali gaya hidup produktip penuh

 mencapai berat badan yang diinginkan.

a.mengidentifikasi perlunya penurunan badan

b. mengatur sasaran yang masuk akal

c.berpartisipasi dalam pengembangan rencana penurunan berat badan

d. setia dengan penerunan berat badan

( sumber : Keperawatan Medikal Bedah volume 3,Brunner&suddarth ,2002)


Daftar Pustaka

 Bruner and suddarth,KMB vol.3.2002,Jakarta EGC

 Marilynn E,doengoes.Rencana askep,2000,Jakarta,EGC

 Gleadle Jonathan.Anamnesis dan Pemeriksaan fisik,2005,Erlangga

 Harrison.Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam,1999,EGC

 A.Price Sylvia,M,Wilson Lorraine.Patofisiologi Konsep Klinis proses-proses penyakit,2006,EGC

Anda mungkin juga menyukai