O DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJAGANG
Disusun Oleh :
Deni, S.Kep
2017/2018
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada
usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari
normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.
B. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi
a. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
b. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
Kegemukan atau makan berlebihan
Stress
Merokok
Minum alkohol
Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
(Smeltzer,2001)
C. Klasifikasi
Hipertensi dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI,
1997) sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120
D. Manisfestasi Klinik
Manifestasi klinik pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan
gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis yang
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Bebagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dangan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
(Smeltzer,2001)
F. Komplikasi
Komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah :
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan saraf
3. Gagal jantung
4. Gangguan fungsi ginjal
5. Gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan
pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan
6. Gangguan kesadaran hingga koma
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan (
viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b. Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
c. Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab
) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
d. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
e. Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya
pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
f. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
g. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
h. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.
i. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
j. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
k. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
l. CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
m. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi
H. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Menghentikan merokok
2. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan.
berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam
Lamanya latihan
zona latihan
sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
Frekuensi latihan
perminggu
3. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks
4. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
b. Terapi dengan Obat
Pengobatannya meliputi :
Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
- Dosis obat pertama dinaikkan
- Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
- Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilator
Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh
- Obat ke-2 diganti
- Ditambah obat ke-3 jenis lain
Step 4: Alternatif pemberian obatnya
- Ditambah obat ke-3 dan ke-4
- Re-evaluasi dan konsultasi
c. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat,
dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Perubahan yang terjadi pada lansia penderita hipertensi, yaitu :
1. Perubahan Anatomis
Penebalan dinding vertikel kiri jantung kerap terjadi, meski tekanan darah
relatif normal. Pengurangan jumlah sel pada nodus sinoatrial (SA Node) yang
menyebabkan hantaran listrik jantung mengalami gangguan. Hanya sekitar
10% sel yang tersisa ketika manusia berusia 75 tahun dari pada jumlahnya pada
usia 20 tahun. Pembuluh darah terjadi kekakuan arteri sentral dan perifer akibat
proliferasi kolagen, hipertrofi otot polos, kalsifikasi, serta kehilangan jaringan
elastis.
2. Perubahan Fisiologis
Perubahan fisiologis yang paling umum terjadi seiring bertambahnya usia
adalah perubahan pada fungsi sistol ventrikel. Sebagai pemompa aliran darah
sistemik manusia, perubahan sistol ventrikel akan sangat mempengaruhi
keadaan umum pasien. Parameter utama yang terlihat adalah detak jantung,
preload dan afterload, performa otot jantung, serta regulasi neurohormonal
kardiovaskuler.
3. Perubahan Patologi Anatomis
Perubahan patologi anatomis pada jantung umumnya berupa degeneratif dan
antrofi. Perubahan ini dapat mengenai semua lapisan jantung terutama
endokard, miokard, dan pembuluh darah. Organ-organ akan terjadi akumulasi
pigmen lipofuksi didalam sel-sel otot jantung sehingga otot berwarna coklat
dan disebut brown atropy.
A. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
Kelemahan
Letih
Napas pendek
Gaya hidup monoton
Tanda :
Frekuensi jantung meningkat
Perubahan irama jantung
Takipnea
b. Sirkulasi
A. Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner / katup, penyakit serebrovaskuler
Tanda :
Kenaikan TD
Nadi : denyutan jelas
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung : murmur
Distensi vena jugularis
Ekstermitas
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi,
riwayat penyakit ginjal )
e. Makanan / Cairan
Gejala :
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Mual
Muntah
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
BB normal atau obesitas
Edema
Kongesti vena
Peningkatan JVP
glikosuria
f. Neurosensori
Gejala :
Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Episode kebas
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Episode epistaksis
Tanda :
nafas, isi bicara, afek, proses pikir
Perubahan orientasi, pola
atau memori ( ingatan )
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optik
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri hilang timbul pada tungkai
sakit kepala oksipital berat
nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala :
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Takipnea
Ortopnea
Dispnea nocturnal proksimal
Batuk dengan atau tanpa sputum
Riwayat merokok
Tanda :
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
Sianosis
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
penyakit
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis,
jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
Penggunaan obat / alkohol
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan
tekanan pembuluh darah otak.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
vasokontriksi.
3. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
C. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Rasa nyeri a. Teliti keluhan Mengidentifikasi
rasa berkurang setelah nyeri, catat karakteristik
nyaman : dilakukan intensitasnya, nyeri merupakan
nyeri tindakan lokasinya dan faktor yang
kepala keperawatan lamanya. penting untuk
berhubung selama 2 X 8 jam menentukan
an dengan dengan KH : terapi yang cocok
peningkata - Pasien serta
n tekanan mengatakan mengevaluasi
pembuluh nyeri berkurang. kefektifan dari
darah otak. - Ekspresi wajah terapi.
klien rileks. b. Pertahankan Meminimalkan
tirah baring stimulasi/
selama fase meningkatkan
akut. relaksasi.
c. Minimalkan Aktivitas yang
aktivitas meningkatkan
vasokontriksi vasokontriksi
yang dapat menyebabkan
meningkatkan sakit kepala pada
sakit kepala. adanya
peningkatan
tekanan vaskuler
serebral.
d. Kolaborasi Menurunkan/
pemberian mengontrol nyeri.
analgetik.
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. Oyom Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 Tahun Suku : Sunda
Alamat sebelum di panti : Ds. Cijagang Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMP Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Wirausaha
Sumber Informasi : Pasien
Obat-obatan
Nama Dosis
Captropil 3x1
Bagaimana/kapan menggunakannya :
Dokter yang menginstruksikan Bila terjadi Nyeri kepala, bila tensi naik.
Nutrisi
Diet, Pembatasan makanan.minuman tidak ada
Riwayat Peningkatan/Penurunan Berat badan setelah tua
Pola konsumsi makanan (misal : frekuensi, sendiri atau dengan orang lain)
Klien mengatakan makan seadanya, kadang 1 porsi sehari, bila dapat rizki lebih 2-3x/ hari
Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan (misal : pendapatan tidak adekuat,
kurang transportasi, masalah menelan/mengenyah, stres emosional)
Klien mengatakan termasuk golongan garis kemiskinan
Kebiasaan
Klien mengatakan sehari-hari ke sawah untuk bekerja, kadang- membantu tetangga yang
membutuhkan klien
V. Pengkajian keseimbangan
Hasil pengkajian keseimbangan, klien termasuk kategori resiko jatuh sedang
Analisa data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DS : klien mengeluh nyeri kepala hipertensi, penyakit Nyeri b.d
DO : arteri koroner, aritmia peningkatan
Kepala pusing akut, infeksi emboli pembuluh darah otak
Nyeri kepala paru,dll
Skala nyeri 6(0-10)
kontraksi miokard
peningkatan tekanan
pembuluh darah otak
nyeri
2 DS : klien memiliki darah tinggi Hipertensi Penurunan curah
jantung b.d
DO : peningkatan afterload
curah jantung
TTV : TD :180/90 mmHg, N : 90 vasokontriksi
x/m, RR : 19 x/m, S : 36 C
peningkatan afterload
curah jantung
penurunan curah
jantung
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri b.d peningkatan pembuluh darah otak
2. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload curah jantung
Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri b.d Setelah dilakukan 1. Kaji skala 1. Mengkaji
peningkatan tindakan keperawatan nyeri sekala nyeri
pembuluh 3x 24 jam masalah 2. Ajarkan 2. Mengajarkan
darah otak teratasi, dengan kriteria tehnik tehnik relaksasi
hasil : relaksasi distraksi
1. Nyeri tidak ada distraksi 3. Menganjurkan
releks berlebih