NPM : 213108064
Kelas : 3B
Pengertian
Etiologi
1
Patofisiologi
2
tetap dan patulous, memungkinkan refluks vesico-ureter. Ginjal selalu terlibat
ketika tuberkulosis ureter hadir.
Ginjal mengandung masa putih tidak teratur yang berisi kaseosa. Masa ini
terdapat pada parenkin ginjal yang kadang-kadang mengalami ruptur dan akan
masuk kedalam sistem kuliks. Proses ini akan meninggalkan rongga yang tidak
teratur dengan sobekan yang tetap terbuka, yang memungkinkan basil TB
terlepas dan menyebar sepanjang ureter untuk sampai ke vesika urinaria.
3
gangguan pengeluaran air seni baik dari ginjal maupun dari kandung
kemih. Diagnosa pasti berupa pemeriksaan dari bagian yang diperkirakan
merupakan benjolan akibat TB dengan cara biopsi terbuka, atau biopsi
jarum.
Pemeriksaan dengan kontras dapat menunjukkan adanya gangguan dari
saluran kemih. Angka insidensi lebih sering pada wanita dibandingkan
dengan pria. Apabila mengenai indung telur, rahim pada wanita atau
saluran sperma pada pria dapat menimbulkan kemandulan.
Pemeriksaan diagnostik
4
h) Diagnosis dapat ditegakkan dengan di temukannya basilus tuberkel
pada biakan urin. Seiring dengan berkembangnya penyakit. Terjadi
kavitasi prenkim ginjal. Dahulu nefrektomi sering dilakukan pada TBC
ginjal. Namun dengan kemoterapi yang adekuat, pengangkatan ginjal
secara bedah hampir tidak diperlukann. Ureter & kandung kemih dapat
terinfeksi akibat penyebaran organisme lewat tubulus & dapat terjadi
stiktur ureter.
Komplikasi
1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Aktivitas / istirahat.
Gejala :
5
Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau
berkeringat
Penatalaksanaan
a) Terapi kemoterapi antituberkolosis
b) Pengkajian secara saksama anatomi saluran ginjal untuk menemukan
sumbatan.
c) Lanjutkan dengan IVU selama satu tahun pertama untuk mengidentifikasi
stiktur.
d) Bedah : reimplantasi ureter, kontraksi kandung kemih berat (
caecocystoplasty) atau diversin perkemihan untuk mencegah kerusakan
ginjal, partial nefroctomy, atau urectrestomy jaringan kutan.
(Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan.
DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep., Ns)
6
f) Perbaiki nutrisi
((Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
perkemihan. DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd.,
S.Kep.,Ns)
Evaluasi
1. Laporan bahwa tidak terjadi penularan penyakit
2. Tidak terjadi kerusakan jaringan saluran kemih
(Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan.
DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep., Ns)
7
DAFTAR PUSTAKA
a) Dr. Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep.,Ns. 1996, Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan,
Salemba Medika : Jakarta.
b) Underwood JEC. 1999, Patologi Umum & Sistemik, EGC : Jakarta.
c) Dongoes, Marylin E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC :
Jakarta.
d) Prof. Dr. Asdie Ahmad H, Sp.PD-KE. 1999, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 13, Volume 2, EGC : Jakarta.
e) Mary baradero, SPC, MN, Mary Wilfrid Davrit, SPC, MAN, Yakobus
Siswadi, SMN, 2008, Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal,
EGC : Jakarta.