Anda di halaman 1dari 8

Nama : Intan Puspha Dewi

NPM : 213108064
Kelas : 3B

TUBERKOLOSIS PADA SALURAN KEMIH

Pengertian

Tuberkolosis pada saluran kemih adalah tuberkolosis akibat penyebaran


hematogen dari sistem pulmonal dan mengenai salah satu atau kedua ginjal.
Tuberkolosis pada ginjaldisebabkan oleh penyebaran mikrobakterium
tuberkolosis dari bagian tubuh lain, Biasanya dari paru melalui aliran darah.
Kemudian, salah satu organisme ini menetap di ginjal hingga beberapa wktu dan
menjadi aktif sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi
(Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan.
DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep., Ns)

Etiologi

Penyebabnya adalah kuman mycobacterium tuberculosa. Sejenis kuman yang


berbentuk batang denagn ukuran panjang 1-4 /mm dan tebal 0,3-0,6 /mm.
sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid ini adalah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
bertahan-tahan dalam lemari es).
(Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan.
DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep.,Ns)

1
Patofisiologi

TBC ginjal biasanya menyebar dengan rute hematogen dari paru


penyakit, walaupun terkadang menjadi sekunder untuk TB pada saluran
pencernaan atau tulang. Pada saat diagnosis tuberkulosis ginjal, sumber utama
infeksi paru mungkin akan tidak aktif atau kalsifikasi.. Benar prevalensi
tuberkulosis ginjal diremehkan, karena tanda-tanda radiologis mungkin tidak ada.
Selain itu, basil tuberkel ditemukan dalam 7-29% dari sampel urin pada pasien
dengan tuberkulosis extrarenal.

Dengan berlalunya waktu, kemajuan ini untuk membentuk necrotizing lesi


lesi. Penyakit ini menyebar ke tubulus ginjal dan medula ginjal, di mana tuberkel
mengembangkan lebih lanjut, biasanya pada pergantian lengkung Henle,
penggabungan menjadi lebih besar, nekrotik, rongga tidak teratur. Rongga
biasanya berkomunikasi dengan sistem pengumpulan ginjal, umumnya kelopak
bunga, dengan pembentukan fistula dan stricturing. Akhirnya, ginjal dapat
menjadi fibrotik dan berbakat.

Kursus tuberkulosis ginjal mungkin malas, dengan munculnya sedikit, jika


ada, gejala. Presentasi biasanya terlambat, dan gejala biasanya terjadi sebagai
akibat infeksi saluran kemih spesifik. TB ginjal bilateral, meskipun temuan
radiologis yang asimetris dan sepihak pada 25% pasien. Pada akhirnya, ginjal
menjadi atrofi, berbakat, padat kalsifikasi, dan nonfunctioning (autonephrectomy)
jika tidak tepat diobati.

Tuberkel mungkin melibatkan epitel transisi, menyebabkan granuloma


mukosa bahwa proyek ke dalam lumen ureter. Akhirnya, fibrosis terjadi di
saluran kencing., Proses-proses patologis dapat didemonstrasikan radiologis
oleh penampilan pembuka botol, manik-manik melihat-bergigi,, atau ureter
tangkai pipa, tergantung pada stadium penyakit. Biasanya, atas dan / atau lebih
rendah sepertiga dari ureter yang terlibat. Sambungan vesico-ureter bisa menjadi

2
tetap dan patulous, memungkinkan refluks vesico-ureter. Ginjal selalu terlibat
ketika tuberkulosis ureter hadir.

Ginjal mengandung masa putih tidak teratur yang berisi kaseosa. Masa ini
terdapat pada parenkin ginjal yang kadang-kadang mengalami ruptur dan akan
masuk kedalam sistem kuliks. Proses ini akan meninggalkan rongga yang tidak
teratur dengan sobekan yang tetap terbuka, yang memungkinkan basil TB
terlepas dan menyebar sepanjang ureter untuk sampai ke vesika urinaria.

(Patologi Umum & sistemik. J.C.E. Underwood. 1999. EGC : Jakarta)

Tanda dan gejala

1. Beberapa pasien menunjukan CRF


2. Tuberkolosis primer bisanya tanpa gejala
3. Tidak nyeri
4. Hematuria
5. Demam
6. Lesu
7. Penurunan berat badan
8. Urine : Apyuria

((Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem


perkemihan. DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep., Ns)

Angka kejadian kurang dari 15%, penyebarannya dari paru-paru


melalui darah dan berada di sistem urinaria. Keluhan yang timbul dapat
berupa nyeri, sering bak, bak berdarah, dan nyeri peinggang, tetapi dapat
juga tidak menimbulkan keluhan sama sekali. Gangguan yang dapat
ditimbulkan berupa infeksi saluran kemih akibat adanya infeksi bakteri
lain, kerusakan, penyempitan dari saluran kemih, sehingga terjadi

3
gangguan pengeluaran air seni baik dari ginjal maupun dari kandung
kemih. Diagnosa pasti berupa pemeriksaan dari bagian yang diperkirakan
merupakan benjolan akibat TB dengan cara biopsi terbuka, atau biopsi
jarum.
Pemeriksaan dengan kontras dapat menunjukkan adanya gangguan dari
saluran kemih. Angka insidensi lebih sering pada wanita dibandingkan
dengan pria. Apabila mengenai indung telur, rahim pada wanita atau
saluran sperma pada pria dapat menimbulkan kemandulan.

Pemeriksaan diagnostik

a) Ziehl-Neelsen (Pemakaian asem cepat pada gelas kaca untuk usapan


cairan darah) : Positif untuk basil asam cepat
b) Tes kulit (PPD, Mantoux, potongan vollmer) : Reaksi positif (area
indurasi 10 mm atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi
intradermal antigen) menunjukan infeksi masa lalu dan adanya
antibodi tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi
bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif
tidak dapat di turunkan atau infelsi disebabkan oleh mikrobakterium
yang berbeda.
c) Elisa / western blot : Dapat menyatakan adanya HIV
d) Histologi atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster : urine dan
cairan serebrospinal. Biopsi kulit) : Positif untuk mikrobakterium
tuberkolosis.
e) MRI : Tampak klasifikasi pada epidimisis dan renal
f) Kadar sumabtan
g) Diagnosis ditegaskan dengan ditemukannya basilus tuberkolosis di
dalam urine (urine pagi hari) melalui mikroskopik dan kultur bakteri
(selama 6 hari) sebelum infeksi tampak.

4
h) Diagnosis dapat ditegakkan dengan di temukannya basilus tuberkel
pada biakan urin. Seiring dengan berkembangnya penyakit. Terjadi
kavitasi prenkim ginjal. Dahulu nefrektomi sering dilakukan pada TBC
ginjal. Namun dengan kemoterapi yang adekuat, pengangkatan ginjal
secara bedah hampir tidak diperlukann. Ureter & kandung kemih dapat
terinfeksi akibat penyebaran organisme lewat tubulus & dapat terjadi
stiktur ureter.

(Rencana asuhan keperawatan. Marillyn E. Dongoes, Mary France Moorhouse,


Alice C. Geissier & Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
perkemihan. DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep.,Ns & Prof.
Dr. Ahmad H. Asdie, Sp.PD-KE )

Komplikasi
1. Pembesaran kelenjar sevikalis yang superfisial
2. Pleuritis tuberkulosa
3. Efusi pleura
4. Tuberkulosa milier
5. Meningitis tuberkulosa

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Aktivitas / istirahat.

Gejala :

1. Kelelahan umum dan kelemahan.

2. Nafas pendek karena bekerja.

5
Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau
berkeringat

Penatalaksanaan
a) Terapi kemoterapi antituberkolosis
b) Pengkajian secara saksama anatomi saluran ginjal untuk menemukan
sumbatan.
c) Lanjutkan dengan IVU selama satu tahun pertama untuk mengidentifikasi
stiktur.
d) Bedah : reimplantasi ureter, kontraksi kandung kemih berat (
caecocystoplasty) atau diversin perkemihan untuk mencegah kerusakan
ginjal, partial nefroctomy, atau urectrestomy jaringan kutan.
(Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan.
DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep., Ns)

Tujuan Rencana Tindakan


1. Tujuan mencegah penyebaran infeksi
a) Terapi pasien dengan anti tuberkolosis
b) Hindari melakukan kontak seksual selama pengobatan
c) Anjurkan pasangan seksual pasien untuk melakukan pemeriksaan dan
melaksanakan pengobatan jika positif TBC)
d) Berikan jadwal pengobatan dan kontrol kesehatan
e) Beri tahu pasien dan keluarganya untuk menjlani pengobatan dengan
teratur dan sebaik baiknya.

2. Tujuan memperbaiki perfusi jaringan saluran kemih


a) Lakukan terapi antituberkolosis sesuia program
b) Lakukan pembedahan jika di indikasikan
c) Monitor urine terhadap hematuria dan basilus
d) Urinalisis : ureum kreatinin dan BUN
e) Monitor keseimbangan cairan

6
f) Perbaiki nutrisi
((Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
perkemihan. DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd.,
S.Kep.,Ns)

Evaluasi
1. Laporan bahwa tidak terjadi penularan penyakit
2. Tidak terjadi kerusakan jaringan saluran kemih
(Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan.
DR.Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep., Ns)

7
DAFTAR PUSTAKA

a) Dr. Nursalam, M.Nurs. & Francisca B.B, S.Pd., S.Kep.,Ns. 1996, Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan,
Salemba Medika : Jakarta.
b) Underwood JEC. 1999, Patologi Umum & Sistemik, EGC : Jakarta.
c) Dongoes, Marylin E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC :
Jakarta.
d) Prof. Dr. Asdie Ahmad H, Sp.PD-KE. 1999, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 13, Volume 2, EGC : Jakarta.
e) Mary baradero, SPC, MN, Mary Wilfrid Davrit, SPC, MAN, Yakobus
Siswadi, SMN, 2008, Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal,
EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai