Disusun oleh :
KELOMPOK 3
NAMA :
1. Yenie Faridawati
2. Rico Rahman
3. Ariel
4. Pungkas Husada M
5. Yosepa Fitriani
6. Nor Cholik
7. Yohana Linda
8. Yayuk kriswati
9. Michael Dominggus Tato
10. Bahtiar Jaya
A. Pendahuluan
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang actual maupun potensial. Seiring dengan bertambahnya usia, biasanya diawali pada usia 35
tahun tulang belakang akan mengalami proses degenerasi yang mana menimbulkan nyeri punggung bawah.
Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada
diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1
LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Diperkirakan 70-
85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunannya
bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalence rata-rata 30%. Di AS nyeri ini merupakan penyebab yang
urutan paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia 45 tahun. Insiden berdasarkan
kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%.
Sekitar 80% dari populasi, seseorang dalam kehidupannya akan mengalami nyeri punggung bawah.
Menurut Jones B yang dikutip oleh Yuliano A, sebanyak 80% populasi orang dewasa dalam rentang
hidupnya akan mengalami cedera punggung bawah. Keterbatasan yang diakibatkan oleh nyeri punggung
bawah pada seseorang sangat berat. Menurut Idyan, Low Back Pain atau LBP atau nyeri punggung bawah
merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
Masalah nyeri punggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi.
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri didaerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri
pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2010)
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya disebabkan oleh terdesaknya para
vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus, osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang
belakang (Brunner, 2012).
Herniasi diskus (carram) intervertebralis (HNP) merupakan penyebab utama nyeri punggung
bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh), mungkin sebagai dampak trauma atau perubahan
degeneratif yang berhubungan dengan proses penuaan. (Doenges, Marylinn, 1999:320).
Low back pain dapat terjadi pada siapa saja yang mempunyai masalah pada muskuloskeletal
seperti ketegangan lumbosacral akut, ketidakmampuan ligamen lumbosacral, kelemahan otot,
osteoartritis, spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik
atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau
tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus, kelemahan otot, osteoartritis dilumbal sacral
pada tulang belakang.
C. Anatomi Fisiologi
Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang
mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung membentuk
bagian sacral dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx). Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24
tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau dada) dan 5 tulang
lumbal. Struktur umum Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang
terdiri dari badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae.
Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh
penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus.
Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun,
foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di
antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.
D. Klasifikasi LBP
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari
sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat
disebabkan karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang
sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen
dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat
masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang acute terfokus pada
istirahat dan pemakaian analgesik.
2. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh
kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.
Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi
discus intervertebralis dan tumor.
Pembagian LBP menurut Macnab :
a. LBP Viserogenik (organ abdomen)
Kelainan berasal dari ginjal, viscera pelvis, omentum minor, tumor retroperitoneal, fibroid retrouteri
b. LBP Verkulogenik (pembuluh darah)
Aneurisme diabdomen, penyakit vaskuler perifes, insufiensi dari arteri glutea superior
c. LBP Neurogenik
Tumor-tumor letaknya ekstradural maupun intradural ekstra medullar sering menyebabkan LBP oleh
karena juga menekan radik.
d. LBP Spondilogenik
Berasal dari :
Tulang koluma spinalis (trauma, radang, tumor, metabolic dan spondilolistesis)
Sendi-sendir sakroiliakan
Jaringan lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, penjepitan akar saraf akibat stenosis spinalis.
e. LBP Psikogenik
Dapat disebabkan oleh keadaan depresi, kecemasan maupun neurosis
E. Etiologi LBP
G. Patofisiologi
Pada kasus LPB mekanik, aktivasi nosireseptor disebabkan oleh rangsang mekanik, yaitu
penggunaan otot yang berlebihan (overuse). Pengunaan otot yang berlebihan dapat terjadi pada
saat tubuh dipertahankan dalam posisi statik atau postur yang salah dalam jangka waktu yang
cukup lama di mana otot-otot di daerah punggung akan berkontraksi untuk mempertahankan
postur tubuh yang normal, atau pada saat aktivitas yang menimbulkan beban mekanik yang
berlebihan pada otot-otot punggung bawah, misalnya mengangkat beban-beban yang berat dengan
posisi yang salah (tubuh membungkuk dengan lutut lurus dan jarak beban ke tubuh cukup jauh).
Penggunaan otot yang berlebihan menyebabkan iskemia dan inflamasi. Setiap gerakan otot akan
menimbulkan nyeri sekaligus akan menambah spasme otot. Karena terdapat spasme otot, sehingga
lingkup gerak punggung bawah menjadi sedikit dan terbatas. Mobilitas lumbal menjadi terbatas,
terutama untuk gerakan membungkuk (fleksi) dan memutar (rotasi).
Nyeri dan spasme otot seringkali membuat individu takut menggunakan otot-otot
punggungnya untuk melakukan gerakan pada lumbal. Selanjutnya akan menyebabkan
perubahan fisiologis pada otot-otot tersebut, yaitu berkurangnya massa otot dan penurunan
kekuatan otot. Akhirnya individu akan mengalami penurunan tingkat aktivitas
fungsionalnya. Kontruksi punggung yang unik memungkinkan terjadinya fleksibilitas dan
memberi perlindungan terhadap sumsum tulang belakang. Otot-otot abdominal berperan
pada aktivitas mengangkat beban dan sarana pendukung tulang belakang. Obesitas,masalah
struktur, peregangan berlebihan pada sarana pendukung ini menyebabkan nyeri punggung.
Perubahan degenerasi diskus intervetebra akibat usia menjadi fibrokartilago yang padat
dan tidak teratur merupakan penyebab nyeri punggung biasa, L4-L5 dan L5-S1 mengalami
stress mekanis dan menekan sepanjang radiks saraf tersebut. Keluhan nyeri punggung
bawah dan keterbatasan aktivitas menimbulkan keluhan dan masalah pada klien yang
mengalami nyeri punggung bawah (Muttaqin,2012)
Pathway
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Neurofisiologik
b. Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih
2. Radiologik
a. Foto polos.
perlengketan
3. Laboratorium
a . Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor
1. Penatalaksanaan Keperawatan.
2. Medis
a. Formakoterapi
b. Invasif nonbedah
yang intractable)
c. Bedah
- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
- Sindroma kauda
KONSEP MANAGEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Anamnesa
a) Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, bangsa, alamat.
b) Keluhan utama
Biasanya pasien mengatakan nyeri punggung akut maupun kronis
lebih dari 2 bulan, nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit,
nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
c) Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan pada klien sejak kapan keluhan dirasakan, kapan
timbulnya keluhan(apakah menetap atau hilang timbul), hal apa yang
mengakibatkan terjadinya keluhan, apa saja yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan yang dirasakan, tanyakan pada klien apakah klien
sering mengkonsumsi obat tertentu atau tidak.
d) Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan pada klien apakah klien dulu pernah menderita penyakit
yang sama sebelumnya, apakah klien pernah mengalami kecelakaan
atau trauma, apakah klien pernah menderita penyakit gangguan tulang
atau otot sebelumnya
e) Riwayat pekerjaan
Faktor resiko ditempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan
otot rangka terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara
pengangkatan barang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja, dan kerja
statis.
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
2. Pemeriksaan persistem
3. Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan panca indera: penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap, perasa)
4. Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
a) Pemeriksaan motorik
b) Pemeriksaan sensorik
c) Straight Leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S
1) cross laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik
lumbal atas)
d) Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)
e) Pemeriksaan system otonom
f) Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)
g) Tes Naffziger
h) Tes valsava.
5. Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6. Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7. Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan
eliminasi)
8. Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9. Sistem Reproduksi
(Untuk pasien wanita)
10. Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )
Pola fungsi kesehatan
Analisa Data
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Bantu pasien untuk memahami Hal ini untuk meningkatkan
penyakitnya pengetahuan tenang penyakit
Monitor tanda ansietas Hal ini untuk menilai tingkat
kecemasan
Latih tehnik relaksasi Hal ini untuk membantu
mengurangi kecemasan
D.Implementasi Keperawatan
Implementasi (pelaksanaan) keperawatan disesuaikan dengan rencana
keperawatan (intervensi), menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
dengan pedoman atau prosedur teknis yang telah ditentukan
E.Evaluasi Keperawatan
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei 2012.
http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 12
Februari 201. http://sedetik.multiply.com/journa