Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

LBP ( LOW BACK PAIN )

Oleh:

Nama : Putri L.M Tangpen

Nim : 85502823

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG
2023
A. Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang
bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai

sampai kaki (Harsono, 2020)

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah
nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada
laporan pasien.

Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada
trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi
(Barbara).

Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral
otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus

pulposus, osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,2019).

Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada muskuloskeletal seperti
ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta
masalh pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang. Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan
trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan
otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

B. Etiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
 Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
 Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal,
spondilitis,osteoartritis.
- Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
- Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
- Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
- Kegemukan.
- Mengangkat beban dengan cara yang salah.
- Keseleo.
- Terlalu lama pada getaran.
- Gaya berjalan.
- Merokok.
- Duduk terlalu lama.
- Kurang latihan (oleh raga).
- Depresi /stress.
- Olahraga (golp,tennis,sepak bola)

C. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

Faktor resiko secara fisiologi.

1. Umur ( 20 – 50 tahun ).

2. Kurangnya latihan fisik.

3. Postur yang kurang anatomis.

4. Kegemukan.

5. Scoliosis parah.

6. HNP.

7. Spondilitis.

8. Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).

9. Osteoporosis.

10. Merokok.

Faktor resiko dari lingkungan.


1. Duduk terlalu lama.

2. Terlalu lama pada getaran.

3. Keseleo atau terpelintir.

4. Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).

5. Vibrasi yang lama.

Faktor resiko dari psikososial.


1. Ketidak nyamanan kerja.

2. Depresi.

3. Stress.
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Guna kerangka.

1. Menahan seluruh bagian-bagian badan (Menopang tubuh).

2. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak,jantung dan paru-paru.

3. Tempat melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh dengan perantaraan otot.

4. tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah.

5. Memberi bentuk pada bangunan tubuh.

Ruas-ruas tulang belakang.

Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama,hanya ada

bedanya sedikit tergantung pada kerja yang ditanganinya. Ruas-ruas ini terdiri atas beberapa bagian :

1. badan ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan kuat,terletak disebelah depan.

2. Lengkung luas.

Bagian yang melingkari dan melindungi lubang luas tulang belakang terletak di sebelah belang dan pada bagian
ini terdapat tonjolan yaitu :

1. Prosesus spinosus / taju duri.

Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang.


2. Prosesus tranversum / taju sayap.

Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas.


3. Prosesus artikulasi / taju penyendi.

Membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis).

Fungsi ruas tulang belakang

1. Menahan kepela dan alat-alat tubuh yang lain..

2. Melindungi alat halus yang ada didalamnya (sum-sum belakang).

3. Tempat melekatnya tulang iga dan tulang pinggul.

4. Menentukan sikap tubuh.


Ruas-ruas tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-masing ruas dihubungkan
oleh tulang rawan yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang belakang bias tegak dan membungkuk.
Disamping itu disebelah depan dan belakangnya terdapat kumpulan serabut-serabut kenyal yang memperkuat
kedudukan ruas tulang belakang.
Ditengah-tengah bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut saluran sum-sum
belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat sum-sum tulang belakang.
Bagian-bagian dari ruas tulang belakang.
1. Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada tagu
sayapnya terdapat lubang tempat lalunya syarap yang disebut F or Amentuam Versalis (Foramentuan
Versorium). Ruas pertama vertebra servikalis disebut Atlas yang memungkinkan kepala berputar kekiri dan
kekanan. Ruas kedua disebut prosesus ke 7 mempunyai taju yang disebut Prosesus Prominan,taju ruiasnya agak
panjang.
2. Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas,badan ruasnya besar dan kuat. Taju durinya panjang
dan melengkung,pada daerah bagian dataran sendi sebelah atas,bawah,kiri dan kanan ini membentuk
persendian dengan tulang iga.
3. vertebra lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan ruasnya besar,tebal dan kuat. Taju durinya agak picak
bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut Promontorium.
4. vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrum atau tulang kelangkang.
5. vertebra Koksi gius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang disebut
Os Koksigialis dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan sacrum.

Anatomi Lumbal

E. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain Nyeri yang ada pada low Back Pain

2 macam:
a. Nyeri Nosiseptif

b. Nyeri Neuropatik
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3 bangunan luar annulus
fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua
banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal, kimiawi).
Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator
inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun
alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan.
Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi
pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger
points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang
merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi,
terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi
nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan
oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP

Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada
system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks
syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio
atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan
sebagainya.

Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan:


a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor dari nervi nervorum, yang
menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat
peperangan serabut syarap, misalnya karena pergerakan.
b. Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi gangguan keseimbangan
neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi
abnormal, timbul aktifitas ektopik (aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na
dan saluran ion baru di daerah lesi). Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi
menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun
termal(hiperagesia mekanikal dan termal). Ditemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan
stress psikologi yang mampu memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri
neuropatik baik yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya, yang
membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia. Terjadinya
hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP
dan perubahan fenotip AB. Pada
nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik penurunan reseptor opioid di neuron
kornu dorsalis dan peningkatan cholesystokinin (CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid.
Masalah musculaskeletal, gangguan
ginjal. Masalah pelvis, tumor.

Kontraksi punggung

Tulang belakang menyerap


goncangan vertikal
Pathway LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN

/ LBP)

F. Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

Perubahan dalam gaya berjalan.

1. Berjalan terasa kaku.

2. Tidak bias memutar punggung.

3. Pincang.
Persyarafan

1. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua anggota
badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.

2. Tidak terkontrol Bab dan Bak.

Nyeri.
1) Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.

2) Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.

3) Nyeri otot dalam.

4) Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.

5) Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.

6) Nyeri pada pertengahan bokong.

7) Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

G. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Penata Laksanaan Keperawatan.

- Informasi dan edukasi.

- Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan, posisi tubuh
dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase, traksi (untuk distraksi tulang
belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain
korset, tongkat)

- NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan kondisi
otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan aktivitas.

2. Medis

a. Formakoterapi.

- NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi epidural
(steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler

- NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin, karbamesepin,


okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan).

b. Invasif non bedah

- Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)

- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang intractable)
c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :

- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri berat/intractable / menetap /
progresif.

- Defisit neurologik memburuk.

- Sindroma kauda

Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil

- Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan radiologik.

H. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Neurofisiologik
- Electromyography (EMG)

- Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4 minggu

- Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan elektrofisiologik
tidak dianjurkan.
- Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan mielopati spinal.

2. Radiologik

- Foto polos.

- Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.

- Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.

- Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)

- Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan

- Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive

3. Laboratorium
- Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid, fosfatase
alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
- Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri

- Likuor serebrospinal (atas indikasi)


I. Asuhan Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
1. Pengkajian Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Data fokus yang perlu dikaji:
a. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
b) Riwayat penyakit sekarang
□ Diskripsi gejala dan lamanya
□ Dampak gejala terhadap aktifitas harian
□ Respon terhadap pengobatan sebelumnya
□ Riwayat trauma
c) Riwayat Penyakit Sebelumnya
□ Immunosupression (supresis imun)
□ Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)
□ Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau infeksi.
□ Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau
pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP)
□ Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif: ankylosing spondyli-
tis,artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif, sindroma fibromialgia)

□ Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan otot
paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis, NPB-
spesifik)

□ Adanya demam (infeksi)


□ Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)
□ Keluhan visceral (referred pain)
□ Gangguan miksi
□ Saddle anesthesia
□ Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kaudaekwina)
□ Lokasi dan penjalaran nyeri.
b. Pemeriksaan fisik

1)Keadaan Umum

2)Pemeriksaan persistem

3)Sistem persepsi dan sensori

(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap,


perasa)

4) Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)

□ Pemeriksaan motorik

□ Pemeriksaan sens sensorik.

□ Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross
laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)

□ Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)

□ Pemeriksaan system otonom Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)

□ Tes Naffziger

□ Tes valsava.

5) Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6) Sistem kardiovaskuler

(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)

1) Sistem Gastrointestinal

(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi)


2) Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )

3) Sistem Reproduksi

( Untuk pasien wanita )

4) Sistem Perkemihan

(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )

b. Pola fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

2) Pola aktifitas dan latihan


(Cara berjalan : pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan neurologis))

3) Pola nutrisi dan metabolisme

4) Pola tidur dan istirahat

(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan menahan nyeri yang hebat)

5) Pola kognitif dan perceptual


(Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan kelainan psikiatrik))

6) Persepsi diri/konsep diri

7) Pola toleransi dan koping stress

((Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga penderita berjalan sangat hati-
hati untuk mengurangi rasa sakit tersebut (kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur))

8) Pola seksual reproduksi

9) Pola hubungan dan peran

10) Pola nilai dan keyakinan


2. Diagnosa Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Low Back Pain adalah

a. Nyeri akut b.d agen injuri (fisik muskuloskeletal) dan system syaraf vascular)

b. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskula skeletal, kekakuan sendi,

kontraktur)

c. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman

d. Defisit self care b.d nyeri

AHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)


Hadis Rasulullah SAW, yang berbunyi:

(. 
)

Artinya
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak diperhatikan),

yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 1, EGC, Jakarta, 2002

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 3, EGC, Jakarta, 2002

Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000

Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 04


Desember 2019. http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 04 Desember 2019.
http://sedetik.multiply.com/journa

Anda mungkin juga menyukai