KONSEP MEDIS
A. Definisi
akibat dari kerusakan jaringan yang actual maupun potensial. Definisi keperawatan
oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang. Low Back Pain (LBP)
atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus
2002)
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain
adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau
terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
B. Etiologi
Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai
nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas (Wim de Jong.2000) .
C. Manifestasi Klinik
kronis dan kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan
penjalarannya sepanjang serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien,
mobilitas tulang belakang, refleks, panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi
tungkai dalam keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri menunjukkan iritasi serabut
saraf.
(peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya
lengkungan lordotik lumbal yang normal dan mungkin ada deformitas tulang
belakang. Bila pasien diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan
Kecemasan dan stress dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri punggung
bawah bisa merupakan manifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap
stressor lingkungan dan kehidupan. Bila kita memeriksa pasien dengan nyeri
D. Patofisiologi
menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut
yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama.
Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana
stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras
multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya
pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel
rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin
dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih
kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis
paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar. Sejumlah
substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi histamin,
bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat
meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam
tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan
dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus
diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak
dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara
stimulus nyeri dan sensasi nyeri ( Brunner & Suddarth. 2002).
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas
banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh
punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap
Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari
abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak
pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat
tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks
gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur.
penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan
1 Nyeri Nosiseptif
2 Nyeri Neuropatik
periosteum, 1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus
termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan,
penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat
adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan
iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang
merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan
nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan
sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi
atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering
ditemukan pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena
Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan
saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion baru di daerah lesi).
hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga disebabkan oleh adanya
fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada nyeri nosiseptif,
untuk mengetahui penyakit yang mendasari, seperti adanya lesi jaringan lunak
visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang belakang (Brunner & Suddarth. 2002).
F. Penatalaksanaan
Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6
minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap
ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari.
Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat
mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal. Bagian kepala tempat tidur
dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah bantal diletakkan dibawah
pasien perlu dirawat untuk penanganan konservatif aktif dan fisioterapi. Traksi
Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi
bisa meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres
lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan
perabaan dan trauma merupakan kontra indikasi kompres panas. Terapi kolam
narkotik digunakan untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan penenang
digunakan untuk membuat relaks pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga
dapat mengurangi nyeri. Obat antiinflamasi, seperti aspirin dan obat antiinflamasi
nyeri punggung bawah karena Spondilosis. Hal ini terjadi karena pasien selalu
memposisikan tubuhnya kearah yang lebih nyaman tanpa mempedulikan sikap tubuh
normal. Hal ini didukung oleh ketegangan otot pada sisi vertebra yang sakit.
H. Prognosis
setelah lebih dari 6 bulan . Kesembuhan mutlak pada penderita nyeri punggung
bawah karena spondilosis lumbal tidak bisa diharapkan karena spondilosis adalah
degeneratif sekitar annulus fibosus, lamina dan artikularis yang mengeras karena
terjadinya kalsifikasi.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Riwayat kesehatan
b) Riwayat Penyakit
- Riwayat trauma
infeksi
sindroma fibromialgia)
- Gangguan miksi
- Saddle anesthesia
ekwina)
2. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum
b) Pemeriksaan persistem
- Tes valsava.
frekuensi)
d) Pola tidur dan istirahat(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur
g) Pola toleransi dan koping stress(Nyeri yang timbul hampir pada semua
fraktur)
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Low Back Pain
adalah:
1. Nyeri Akut
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan, sedang, hingga erat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas
Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
Definisi : Rentan mengalami kerusakan epidermis dan atau dermis yang dapat
mengganggu kesehatan.
6. Ansietas
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
NOC NIC
Nyeri akut
a. Pain Level,
1 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
b. pain control,
1 komprehensif termasuk lokasi,
c. comfort level
karakteristik, durasi, frekuensi dan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kualitas nyeri.
selama . Pasien tidak mengalami nyeri,
R : mengetahui tingkat neyri yang
dengan kriteria hasil:
dirasakan pasien
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu
2. Observasi reaksi nonverbal dari
penyebab nyeri, mampu
ketidaknyamanan
menggunakan tehnik
R : reaksi nonverval dapat menunjukkan
nonfarmakologi untuk mengurangi
tingkat nyeri yang dirasakan pasien
nyeri, mencari bantuan)
3. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
2. Melaporkan bahwa nyeri
napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres
berkurang dengan menggunakan
hangat/ dingin
manajemen nyeri
R : teknik non-farmakologi dapat
3. Mampu mengenali nyeri (skala,
membantu pasien untuk mengurangi nyeri
intensitas, frekuensi dan tanda
yang dirasakan
3 NOC : NIC :
2 Hambatan mobilitas fisik
a. Joint Movement : Active 1. Kaji kemampuan klien dalam
b. Mobility Level mobilisasi
c. Self care : ADLs R : mengetahui tingkat kemampuan
d. Transfer performance klien
2. Latih pasien dalam pemenuhan
Setelah dilakukan tindakan kebutuhan ADLs secara mandiri
keperawatan selama.gangguan sesuai kemampuan
mobilitas fisik teratasi dengan kriteria R : melatih kemampuan klien dalam
hasil: melakukan aktivitas
1. Klien meningkat dalam aktivitas 3. Miringkan dan atur posisi pasien
5 NOC : NIC :
5 Risiko kerusakan
- Tissue Integrity : Skin and Mucous Pressure Management
integritas kulit
Membranes 1. Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Status Nutrisi R : menunjukkan tanda adanya
- Tissue Perfusion:perifer kerusakan integritas kulit
- Dialiysis Access Integrity 2. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
setiap dua jam sekali
Setelah dilakukan tindakan R : mencegah terjadinya luka tekan atau
keperawatan selama. Gangguan rusaknya integritas kulit
integritas kulit tidak terjadi dengan 3. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
kriteria hasil: pada derah yang tertekan
6 NIC
Ansietas
a. Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
b. Coping kecemasan)
c. Impulse control 1. Gunakan pendekatan yang
Adhyati, Sri. 2011. Pengaruh stimulus kutaneus slow stroke back massage
terhadap intensitas nyeri pada penderita low back pain di kelurahan Aek
gerger sidodadi; Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Johnson, Meridian Maas, & Sue Moorhead. 2013. Nursing Outcame Clasification.
Mosby. Philadelphia
Lukman dan Nurma Ningsih. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Musculoskeletal; Jakarta: Salemba Medika,
Nurarif & Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta. Mediaction Publishing
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Tim Pokja SDKI PPNI.
Jakarta
Taylor, Cynthia dan Ralph, Sheila. 2013. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana
Asuhan Edisi 10. EGC: Jakarta.