A. DEFINISI
DHF ) suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak
dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina).
haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau
tanpa ruam.
B. ETIOLOGI
1953 – 1954.
inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 700 C. Dengue
C. PATOFISIOLOGI
ke ruang ekstra seluler. Hal pertama yang terjadi stelah virus masuk ke dalam
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik
merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
intravena.
peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang
edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang
seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran pencernaan dan jaringan adrenal.
D. MANIFESTASI KLINIS
3. Suara serak
4. Batuk
5. Epistaksis
6. Disuria
8. Muntah
9. Ptekie
14. Melena
E. DIAGNOSIS
Patokan WHO (1986) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut :
1. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun secara lisis
2. Manifestasi perdarahan :
4. Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan biasanya terjadi pada saat demam turun
(hari ke-3 dan hari ke-7 sakit ). Renjatan yang terjadi pada saat demam
biasanya mempunyai prognosis buruk.
F. KOMPLIKASI
1. Perdarahan luas.
3. Effuse pleura
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Trombositopeni ( ? 100.000/mm3)
4. Isolasi virus
H. PENATALAKSANAAN
3. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup
dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
10. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-
Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera
dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak
– 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi nadi sudah
yang hebat. Indikasi pemberian transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada
perdarahan yang jelas secara klinis dan abdomen yang makin tegang dengan
Cara pemberian sedikit demi sedikit dengan melibatkan orang tua. Infus
BAB II
A. PENGKAJIAN
hal penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan perawat
terkumpul dalam bentuk data. Adapun metode atau cara pengumpulan data yang
a. Lemah.
c. Sakit kepala.
2. Data obyektif :
pasien. Data obyektif yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain :
c. Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis,
g. Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas
b. Trombositopenia.
hiponatremia, hipokloremia.
d. Asidosis metabolik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi
2. Defisit Nutrisi
3. Hipovolemia
Definisi : keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri.
5. Resiko perdarahan
6. Resiko infeksi
7. Ansietas
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons otonom.
b. Nutritional Status : food and fluid intake R/ pengkajian penting dilakukan untuk
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan makanan yang tidak terkontrol ataupun
Tidak terjadi penurunan berat badan yang dikonsultasikan dengan ahli gizi) : diet
jaringan, konjungtiva
pasien
tinggi serat
Jumlah leukosit dalam batas normal R/ untuk mengetahui pada daerah mana
kekebalan tubuh
infeksi
Brucker, Mary C. 2009. Pharmacology for Women's Health. Canada: Jones &
Bartlett Learning.
Bulechek, Gloria M, et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC), Sith
Edition. USA: Elsevier
Nurarif & Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta. Mediaction Publishing