Anda di halaman 1dari 29

AIRWAY &

BREATHING
MANAGEMEN
Oleh:

KELOMPOK I
AIRWAY
Airway management merupakan hal terpenting dalam
resusitasi dan membutuhkan keterampilan yang khusus
dalam penatalaksanaan keadaan gawat darurat
Gangguan oksigenasi pada otak dan jaringan sangat
membahayakan korban, serta dapat menyebabkan kematian.
Proses kematian dapat dimulai dari hipoksia
Hipoksia dapat dicegah dg mempertahankan airway dan
oksigenasi yang cepat dan tepat
OTAK
& Tidak ada
Hipoksia Mati
O2
JANTUNG

0-4 Menit Mati Klinis Kerusakan Sel-sel otak tidak diharapkan


4 6 menit Mungkin sudah terjadi kerusakan sel otak
6 10 menit Mati biologis Sudah mulai terjadi kerusakan otak
> 10 menit Hampir dipastikan terjadi kerusakan sel-sel
otak
AIRWAY
Hilangnya pergerakan usaha bernafas
Gangguan
Adanya obstruksi jalan nafas

Penurunan paru untuk mengembang

Hipoventilasi Penurunan absorbsi O2 melalui membran alveolar-kapiler


l j
Penurunan aliran darah ke alveoli

Akibat ketidak mempuan udara masuk ke alveoli ada


cairan

l Akibat penurunan darah ke jaringan


J
PENGKAJIAN
Sesak, a/ mengeluh sesak jk sadar
Gangguan Jalan Nafas
Takhipnea
Tanda2 Obstruksi

Retraksi otot bantu nafas

Gurgling cairan

Snoring lidah

Stridor obstruksi anatomis


Masalah dalam penanganan
kasus yg mengancam jiwa
Kegagalan mengenali adanya sumbatan
jalan napas
Kegagalan mengenali gangguan ventilasi
Kegagalan mengenali gangguan sirkulasi
(syok, henti jantung)
Mengenal gangguan jalan napas

Lihat :
Apakah leher pasien tertekuk
Apakah ada benda asing dalam mulut (sisa
makanan,lendir,darah)
Adakah ada cedera di leher, wajah
Apakah pasien nampak kesulitan menarik
napas, gelisah, retraksi dinding dada.
Penilaian Jalan Napas
Penurunan kesadaran,
disorientasi?
Gelisah?
Kaji Tanda2 Look
Obstruksi HIPOKSIA
Pasien trauma kaptis, gelisah?

Listen Rasakan aliran udara pada


saat ekspirasi

Feel Bunyi napas ?


Penyebab sumbatan jalan napas :
Lidah yang jatuh ke belakang
Benda asing dalam mulut (sisa makanan, muntahan, darah, lendir, gigi
palsu)
Leher tertekuk, misalnya pasien tidur terlentang dengan memakai
bantal di bawah kepala.
Darah yang terus mengalir ke jalan napas seperti maksillofasial atau
taruma leher.
Edema laring
Penekanan trakea oleh udara atau hematom di leher.
Kerusakan langsung di trakea.
Teknik-teknik mempertahankan airway

Tanpa alat : Jaw thrust, Chin Lift, Head Tilt.


Dengan alat : Pipa orofaring.
Cara melakukan Head Tilt

Letakkan satu tangan di dahi, tangan


lainnya di tengkuk atau di dagu pasien
Lakukan ekstensi kepala
Dengarkan suara napas apakah pasien
masih mendengkur atau tidak.
Cara melakukan chin lift :

Gunakan jari tengah dan jari telunjuk untuk


memegang tulang dagu pasien, kemudian
angkat dan dorong tulangnya ke depan atau
gunakan ibu jari ke dalam mulut dan
bersama dengan jari-jari lain tarik dagu ke
depan.
Dengarkan suara napas apakah pasien
masih mendengkur atau tidak.
Cara melakukan Head tilt chin lift :

Open the airway :


Head tilt chin lift
Cara melakukan jaw thrust :

Dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah


depan sehingga barisan gigi bawah berada
di depan barisan gigi atas.
Dengarkan suara napas apakah pasien
masih mendengkur atau tidak.
Cara melakukan jaw thrust :
Cara memasang pipa orofaring :

Pakai sarung tangan


Buka mulut pasien dengan cara chin lift atau gunakan ibu jari dan
telunjuk
Siapkan pipa orofaring yang tepat ukurannya, bersihkan dan basahi
pipa orofaring agar licin dan mudah dimasukkan
Arahkan lengkungan menghadap ke langit-langit (ke palatal),
masukkan separuh, putar lengkungan mengarah ke bawah lidah
Dorong pelan-pelan sampai posisi tepat, yakinkan lidah sudah
tertopang dengan pipa orofaring dengan melihat pola napas
Rasakan dan dengarkan suara napas pasca pemasangan.
Cara memasang pipa orofaring :
BREATHING
Mendapatkan
Ventilasi yg Baik Oksigen Sel Cukup
Oksigenasi

Apakah pasien bernafas/ tdk ?


Kaji
Segera Lakukan !

Frekuensi pernafasan Look, Listen, Feel

Dispnea-sianosis
Penurunan kesadaran
Bunyi nafas abnormal
Note: Rentang Pernafasan Normal
Apnea
Bayi 25 50 x/ menit
Saturasi O2 (jika ada)
Anak 15 30 x/ menit
Dewasa 12 20 x/ menit
Hasil kajian

Jika pasien tidak bernapas segera

Lakukan manajemen airway dengan benar

Ventilasi & oksigenasi konsentrasi tinggi


Breathing
Ventilasi Tambahan :

Mulut Ke Mulut Bag Valve & Mask

Mulut Ke Mask Ventilator


Breathing
Mouth to Mouth Ventilation
Resiko terinfeksi
Gunakan alat pelindung
Teknik ventilasi tepat
Lihat adanya sekresi
selama ventilasi
cairan, darah, muntah
Lihat pengenbangan
dada
Breathing Mouth to Mask Ventilation
Pooket face mask one way
valve
Teknik dan ukuran benar
Posisi tepat
Sambungkan ke oksigen jika
ada

Teknik Mouth to Mask


Posisi pasien
Buka mulut dengan telunjuk/jari tengah
Posisi masker tepat
Letakan mulut pd valve
Beri 2x nafas lambat dg vol. 500-1000 ml
(dewasa selama 1,5 2 detik)
Nilai pengembangan dinding dada
Lanjutkan ventilasi jika belum berhasil
Breathing Bag-Valve-Mask Ventilation

Buka jalan nafas


Pilih masker yg tepat
Letakan masker yg tepat
Sambungkan dengan
bag-valve
Beri oksigen tinggi 1
detik ditutup, 4 detik buka
Sebaiknya dilakukan oleh 2
org tdk bocor
Breathing
Ventilator
Bisa secara non-invasive
(tanpa intubasi)
Bisa secara ninvasive
(terintubasi)
Breathing PEMBERIAN OKSIGEN
Konsentrasi
Rendah
Nasal Kanul (1-5 Lt/mnt)

Sistem
Aliran
Rendah
Simpel Mask (6 8 Lt/Mnt)
Konsentrasi Reabring Mask ( 9 12 Lt/ Mnt)
Tinggi
Non Rebriting Mask (9 12 Lt/ Mnt)
O2

Konsentrasi
Rendah Venturi Mask (24 % - 50%)

Sistem Aliran
Tinggi
Konsentrasi Ambu Bag (12 15 Lt/Mnt)
Tinggi Ventilator (24 100 % O2)
Sedangkan apabila pernafasan tidak
membaik dengan terbukanya airway,
penyebab lain harus dicari. Penilaian harus
dilakukan dengan melakukan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi pada toraks.
KESIMPULAN

Pembebasan jalan napas atas dengan cara


memanipulasi airway dengan cepat dan
tepat.
Bisa terhindar dari obstruksi.
Tercapainya ventilasi dan oksigenasi yang
optimal.
Perlu ketrampilan khusus.

Anda mungkin juga menyukai