Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERWATAN

ANSIETAS

OLEH:
NURUL ARIZNA S.KEP
NPM :

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

JAKARTA

2019
1. Ansietas
1.1 Pengertian
Ansietas merupakan perasaan tidak tenang yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau
rasa takut yang disertai suatu respon (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu) Suart (2012) menyatakan bahwa ansietas adalah perasaan tidak tenang yanga
samar-samar atau ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai dengan ketidakpastian,
ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan.

Ansietas adalah suatau persaan yang tidak santai yang samar-samar karena adanya
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon.sumber perasaan tidak santai
tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu. Amnsietas dapat pula diterjemahna
sebagai suatu ersaan takut akan terjadinya sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya
dan merupakan sinyal yang membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan untuk
menghadapa ancaman.

1.2 tingkat ansietas


a. ansietas ringan
ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam hidup sehari-hari, sehingga
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
Ansietas menumbuhkan motivasi belajar serta mengahsilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
b. ansietas sedang
ansietas sedang dapat membuat seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal penting
dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
, tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah
c. ansietas berat
ansietas ini sangat menurangi lahan persepsi seseorang, adanya kecenderungan untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal
lain. semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu hal.
d. tingkat panik
ansietas berhubungan dengan ketakutan dan mersa diteror, serta tidak mampu melakukan
apapun walaupun dengan pengarahan. Panik meningkatkan aktivitas motorik,
menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang serta
kehilangan pemikiran rasional.
1.3 rentang respon ansietas

Adaftif Maladaftif
antisipasi Ringan sedang panik berat

(Sumber: Stuart,2013)

2. pengkajian
2.1 batasan karasteristik
a. perilaku (Behavioral)
a) menurunya produktivitas
b) gerak-gerik yang asing
c) gelisah
d) pandangan sekilas
e) hipervigilensi
f) insomnia
g) rendahnya kontak mata
h) keresahan
i) perilakuk mengamati
j) cemas terhadap perubahan peristiwa hidup
b. afektif
a) perasaan menderita
b) aprehensif
c) perasaan kesusahan
d) ketakutan
e) mersa tidak cukup
f) tidak berdaya
g) iritabilitas
h) kegugupan
i) terlalu gembira
j) bingung
k) persaan menyesal
l) ketidakpastian
m) ansietas
c. psikologis
a) tekanan wajah
b) treor tangan
c) meningkatnya produksi keringat
d) meningkatnya tekanan
e) gemetar
f) kegoyahan
g) suara gemetar
d. simpatetik
a) alterasi pada pola respiratory
b) anoreksia
c) refleks berat
d) eksitasi kardiovaskular
e) diare
f) mulut kering
g) muka menjadi merah
h) palpitasi ajntung
i) meningkatnya tekanan darah
j) pelebaran pupil mersa lelah
e. parasimpatetik
a) sakit abdominal
b) alterasi pada pola tidur
c) menurunya kecepatan jantung
d) menurunya tekanan darah
e) diare
f) pusing
g) kelelaha
h) mual
i) sering berkemih
f. kogitif
a) alterasi perhatian
b) altersi konsentrasi
c) kesadran akan gejala psikologis
d) bingung
e) memblokir pikiran
f) menurunya kemampuan perseptual
g) hilangnya kemampuan untuk belajar
h) hilangnya kemampuan untuk memecahkan masalah
i) persaan takut
j) pelupa
k) preokupasi
l) ruminasi
m) kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
2.2 faktor predisposisi
Stuart dan Laraia (2005) menyatakan faktor penyebab ansietas.adapun teori yang dapat
menjelaskan ansietas,antara lain:
a. faktor biolois
teori bilogis mengatakan bahwa otak mengandung reseptor khusus yang dapat
meningkatkan neuroregulator inhibisi (GABA) yang berperan penting dalam mekanisme
biologis yang berkaitan dengan ansietas.(Stuart,2013) reseptor benzodiazepine yang
terdapat diotak dapat membantu mengantar ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan
gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stressor.
b. faktor psikologis
faktor psikologis dapat dilihat dari pandangan psikoanalitik , pandangan interpersonal
dan pandangan perilaku.
1. Pandangan psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian (Id
seseorang dan superego) id mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangakan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatakan ego bahwa ada bahaya.
2. Pandangan interpersonal
Ansietas timbul akibat perasaan takut tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal.ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan, kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang
mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas
yang berat.
3. Pandangan perilaku
Ansietas menjadi produk frustasi, yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan
seseorag untuk mencapai tujuan yang didinginkan .individu yang terbiasa dengan
kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan, sering menunjukkan ansietas
dalam kehidupan selanjutnya.
c. sosial budaya
ansietas dapat ditemukan dengan mudah dalam keluarga, faktor ekonomi dan latar
belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
2.3 faktor presipitasi
faktor presipitasi dibedakan sebagai berikut:
a. ancaman integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau
menurunya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
b. ancaman terhadap sistim didri seseorang dapat membahayakan identitas , harga diri, dan
fungsi sosial, yang terintegrasi seseorang.
2.4 tanda dan gejala
tanda dan gejala pasien dengan ansietas adalah:
a. cemas,khawatir,firasat buruk,takut akan pikiranya sendiri serta mudah tersinggung
b. pasien merasa tegang,tidak tenang,gelisah dan mudah terkejut
c. pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang
d. mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan
e. gangguan konsentrasi dan daya ingat
f. adanya keluahn somatik, misalnya rasa sakit pada otot tulang belkang, pendengran yang
berdenging, sesak nafas, mengalami gangguan pencernaan, berkemih atau sakit kepala
2.5 sumber koping
koping dapat dilakukan dengan menggerkakna sumber koping di lingkongan. Hal tersebut
dapat dilakukan oleh individu untuk mengatasi ansietas.
2.6 mekanisme koping
tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan du ajenis mekanisme koping, yaitu:
a. reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada
tindakan untuk memenuhi secra realistis tuntuta situasi untuk mengubah atau mengatasi
hambatan pemenuhan kebutuhan.
b. Mekanisme pertahana ego dapat membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang.tetepi
berlangsung secara tidak sadar , serta melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan
bersifat maladafti. Menurut Nurhaimah (2016) mekanisme pertahana ego yang
digunakan adalah: kompensasi, penyangkalan, pemindahan, disosiasi, identifikasi,
intelektualisasi, introjeksi, fiksasi, proyeksi, rasionalisasi, reaksi formasi, regresi,
represi,acting out, sublimasi,supresi, undoing

3. diagnosis keperawatan
melalui data yang didapat dari gejala dan tanda yang muncul, maka diagnosis berupa , ansietas
berikut ini pohon masalah ansietas:
gambar. Pohon masalah ansietas

Gangguan sensori Menarik diri Gangguan proses pikir: waham


persepsi: halusinasi

ansietas

Koping individu tidak Harga diri rendah


efektif
Diagnosa Keperawatan :
1. Ansietas
2. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
3. Harga diri rendah
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Dx Perencanaan
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

1. Ansietas Setelah dilakukan Tehnik Menenangkan :


tindakan keperawatan 1. Identifikasi masalah yang dialami
selama 3 x 24 jam 2. Buat kontrak dengan pasien
masalah dapat teratasi 3. Ciptakan ruangan yang tenang dan
dengan kriteria hasil : nyaman
Tingkat Ansietas: 4. Anjurkan mendengarkan musik
1. Verbalisasi khawatir yang lembut/musik yang disukai
akibat kondisi yang 5. Anjurkan melakukan tehnik
dihadapi : 3 mennangkan hingga perasaan
2. Perilaku gelisah : 3 menjadi tenang
3. Keluhan pusing :2
4. Frekuensi pernapsan :
2
5. Frekuensi nadi : 3
6. Tekanan darah : 3
7. Pucat : 2
2. Gangguan Setelah dilakukan Copas aja di Intervensi halusinasi
sensori tindakan keperawatan
persepsi: selama 3 x 24 jam
halusinasi masalah dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
1.
3 Harga diri Setelah dilakukan Promosi Harga Diri :
rendah tindakan keperawatan 1. Identifikasi budaya, agama, ras,
selama 3 x 24 jam jenis kelamin, dan usia terhadap
masalah dapat teratasi harga diri
dengan kriteria hasil : 2. Monitor verbalisasi yang
Adaptasi Disabilitas : merendahkan diri sendiri
1. Verbalisasi kepuasan 3. Monitor tingkat harga diri setiap
terhadap harga diri : 4 waktu, sesuai kebutuhan
2. Verbalisasi kepuasan 4. Motivasi terlibat dalam verbalisasi
terhadap penampilan positif untuk diri sendiri
peran : 4 5. Diskusikan pernyataan tentang
3. Verbalisasi kepuasan harga diri
terhadap indentitas diri 6. Diskusikan kepercayaan terhadap
:4 penilaian diri
7. Anjurkan membuka diri terhadap
kritik negatif
8. Latih cara berfikir dan berperilaku
positif
STRATEGI PELAKSANAAN
ANSIETAS

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan takut jika pasien berada dirumah.
b. Klien mengatakan dulu klien pernah dijahati oleh tetanganya.
c. Klien mengatakan sulit tidur
d. Klien mengatakan tidak nafsu makan.
Data Objektif:
Klien terlihat seperti orang bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan tindakan keperawatan
a. Tujuan umum
mengatasi gangguan ansietas klien.
b. Tujuan khusus
 Pasien mampu membina hubungan saling percaya
 Pasien mampu mengenal ansietas
 Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
 Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas
4. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu pasien
b. Membantu pasien mengenal ansietas :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri : pengalihan situasi

B. Strategi Komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam therapeutik
“Selamat pagi Bu! Saya perawat yang bertugas pada pagi ini, nama saya
Berlian, Saya adalah mahasiswa dari Universitas Respati Indonesia (URINDO).
Nama Ibu siapa?”“Ibu senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Apakah semalam tidurnya nyenyak?”
c. Kontrak
a) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan dan
latihan cara mengontrol rasa cemasyang ibu alami dengan latihan relaksasi?”
b) Tempat
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, Bagaimana
jika diruangan ini saja kita berbincang-bincang.
c) Waktu
“Maunya berapa lama kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 15
menit saja”
2. fase kerja
“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini”“Coba Ibu ceritakan
pada saya”o… jadi ibu merasa takut jika tetangga ibu melakukan tindakan kejahatan
kepada ibu. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara Ibu mengatasinya”
“Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan memiliki perasaan yang
sama jika diposisi Ibu. Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat
kecemasan yang sedang. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu merasakan
perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat
kecemasan Ibu. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu
dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu
cara untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan”Bagaimana kalau kita latihan
sekarang, Saya akan lakukan, ibu perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang
sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya.
Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam
hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara
perlahan-lahan. Sekarang coba ibu praktikkan”Bagus sekali, ibu sudah mampu
melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu
merasa relaks atau santai. Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu
bisa melakukan dengan metode pengalihan yaitu dengan ibu melepas kecemasan
dengan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan ibu disebuah kertas,bersantai
seperti jalan-jalan atau ibu juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.
3. fase terminasi
a. evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu rasakan
dan latihan relaksasi?
b. evaluasi objektif
“coba ibu ulangi lagi tentang cara yang sudah kita latih tadi, iya..bagus sekali ibu
sudah bisa mengulang kembali.
c. rencana tindak lanjut
“Jam berapa ibu akan berlatih cara ini lagi?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas,
ibu bisa langsung praktikkan cara ini”
d. kontrak yang akan datang
a) topik
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang ibu
rasakan, bagamana jika kita latihan kembali besok bu? Jangan lupa ibu
mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan ibu ya”
b) tempat
“Dimana kita akan latihan lagi besok? Ya sudah, bagaimana kalau besok kita
melakukannya disini saja”
c) waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang
sama seperti hari ini. Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit saja”

Anda mungkin juga menyukai