Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN KECEMASAN

Pembimbing :

Dwi Agustanti, M.Kep., Sp.Kom.

DISUSUN OLEH :

FANNY AMALIA SAFITRI

1814401103

TINGKAT 2 REGULER 3

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


A. Konsep dasar kecemasan / ansietas
1. Pengertian
Ansietas merupakan perasaan tidak tenan yang samar samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahuinoleh individu). Stuart 2012 menyatakan bahwa
ansietas adalah perasaan tidak tenang yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai dengan ketidakpastian,
ketidakberdayaan, isolasi, dan ketidakamanan. Perasaan takut dan tidak
menentu dapat mendatangkan sinyal peringatan tentang bahaya yang akan
datang dan membuat individu untuk siap mengambil tindakan untuk
menghadapi ancaman.
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
adanya ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon. Sumber
perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu.
Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan
terjadinya sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan
sinyal yang membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan untuk
menghadapi acaman. Adanya tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi
dalam kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
psikologi. Salah satu dampak psikolgis yaitu ansietas atau kecemasan.

2. Tingkat ansietas
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam hidup
sehari-hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas menumbuhkan motivasi belajar
serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Ansietas seang
Ansietas sedang dapat membuat seseorang untuk memusatkan
perhatian pada hal penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga
seseorang mengalami perhatianyang selektif, tetapi dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.

c. Ansietas berat
Ansietas ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya
kecendrungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
serta tidak dapat berfikir tentanhhal lain. Semuaprilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu hal lain.

d. Tingkat panic
Ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta
tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panic
meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan kemampuan berhubungan
dengan orang lain,persepsi menyimpang, serta kehilangan pemikiran
rasional.

3. Rentang respon tingkat ansietas

Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Panik Berat

(sumber : stuart, 2013)

B. Pengkajian
1. Batasan karakteristik
a. Perilaku (behavior)
1. Menurunnya produktivitas
2. Gerak gerik yang asing
3. Gelsah
4. Pandangan sekilas
5. Hipervigilensi
6. Imsomnia
7. Rendahnya kontak mata
8. Kersahan
9. Perilaku mengamati
10. Cemas pada perubahan peristiwa hidup
b. Afektif (affective)
1. Persaan menderita
2. Aprehensif
3. Persaan kesusahan
4. Ketakutan
5. Merasa tidak cukup
6. Tidak beraya
7. Meningkatnya
8. Iritabilitas
9. Kegugupan
10. Terlalu gembira
11. Bingung
12. Perasaan meyesal
13. Ketidakpastian
14. Ansietas
c. Psikologis (physiological)
1. Tekanan wajah (facial tension)
2. Tremor tangan
3. Meningkatnya produksi keringat
4. Meningkatnya tekanan
5. Gemetar (trembling)
6. Kegoyahan (shakiness)
7. Suara gemetar
d. Simpatik (sympathetic)
1. Alterasi pada pola respiratori
2. Anoreksia
3. Reflex cepat
4. Eksitasi kardiovaskuler
5. Diare
6. Mulut kering
7. Muka menjadi merah (facial flushing)
8. Palpitasi jantung
9. Meningkatnya tekanan darah
10. Meningkatnya kecepatan detak jantung
11. Meningkanya kecepatan respiratori
12. Pelebaran pupil
13. Vasokontriksi superficial
14. Kegugupan
15. Merasa lemah
e. Parasimpatik
1. Sakit abdominal
2. Alterasi pada pola tidur
3. Menurunnya kecepatan jantung
4. Menurunnya tekanan darah
5. Diare
6. Pusing
7. Kelelahan
8. Mual
9. Sensasi geli yang ekstrim
10. Sering berkemih
f. Kognitif
1. Alterasi perhatian
2. Alterasi konsentrasi
3. Kesadaran akan gejala psikologis
4. Bingung
5. Memblokir pikiran
6. Menurunnya kemampuan perceptual
7. Hilangnya kemampuan untuk belajar
8. Hilangnya kemampuan untuk memecahkan masalah
9. Perasaan takut
10. Pelupa
11. Preokupasi
12. Ruminasi
13. Kecendrungan untuk menyalahkan orang lain

2. Factor predisposisi
Stuart dan laraia (2005) menyatakan fator penyebab terjadinya ansietas.
Adapun teori yang dapat menjelaskan ansietas, antara lain :
a. Fakor biologis
Teori biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor
khusus yang dapat meningkatkan neuro regulator inhibisi (GABA) yang
berperan penting dalam mekanisme biologis yang berkaitan dengan
ansietas (stuart, 2013). Reseptr benzodiazepine yang terdapat diotak, dapat
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan penting
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
halnya dengan endorphin. Ansietas mungkin disertaidengan gangguan fisik
dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor psikologis
Factor psikologis dapat dilihat dari pandangan psikoanalitik, pandangan
interpersonal, dan pandangan prilaku
1. Pandangan psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribaian ( id seserang dan superego). Id mewakili dorongan insting
dan implus primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego
berfungsi menengahi tuntunan dari dua elemen yang bertentangan dan
fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Pandangan interpersonal
Ansietas timbul akibat persaan takut tidak adanya penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan
kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama
mudah mudah mengalami perkembanga ansietas berat.
3. Pandangan prilaku
Ansietas menjadi produk frustasi, yaitu segala Sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar prilaku menganggap sebagai dorongan belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk meghindari kepedihan .
individu ang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada
ketakutan berlebihan, sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya.
c. Social budaya
Ansietas dapat ditemukan dengan mudah dalam kelurga.ada
ketumpang tindihan antara gangguan ansietas dengan depresi.faktor
ekonomi dan latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya
ansietas.

3. faktor presipitasi
factor presipitasi dibedakan menjadi berikut.
a. Ancaman integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang
akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari
b. Ancaman terhadap sitem diri seseorang dapat membahayan indentitas,
harga diri, dan fungsi social yang terintegrasi seseorang.

4. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala pasien dengan ansietas adalah :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikiranya sendiri serta mudah
tersinggung
b. Pasin merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut
c. Pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak
orang
d. Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
f. Adanya keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang belakang,
pendengaran yang berdenging atau berdebar debar, sesak napas,
mengalami gangguan pencernaan, berkemih atau sakit kepala.

5. Sumber koping
Koping dapat dilakukan dengan menggerakkan sumber koping dilingkungan.
Hal tersebut dapat dilakukan oleh individu untuk mengatasi ansietas.

6. Mekanisme kopi
Tingkat ansietas seda danberat menimbulkan dua jenis mekanisme koping,
yaitu:
a. Reaksi yan berorientasi pada tugas yaitu upaya disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan situasi stress,
misalnya prilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebuuhan menarikdiri untuk memindahkan dari sumber stress.
Kompromi untuk mengganti tujuan atau mngrbankan kebutuhan personal
b. Mekansme pertahanan ego dapat membantu mengatai ansietas ringan dan
sedang, serta melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan bersifat
maladaftif. Menurut Nurhaliah (2016), meanism pertahanan ego yang
digunakan adalah:
1. Kompensasi
Proses dmana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan
secara tegas menonjolkan kelebihan yang dimilikinya
2. Penyangkalan
Klien menyatakan ketidaksetujuan terhadap ralitas dengan mengingkari
realitas tersebut. Mekasme pertahanan ini paling sederhana dan primiif
3. Pemindahan
Pmindahan merupakan pengalihan emosi yang semula ditujukan pada
seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kuang mengancam
terhadap dirinya.
4. Disosiasi
Pemisahan dari setiap proses mental atau prilau dari kesadaran atau
identitasnya.
5. Identifikasi
Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi
dengan mengambl/menirukan pikiran-pikiran, prilaku, dan selera orang
tersebut.
6. Intelektualisasi
Klien menggunakan logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
7. Introjeksi
Klien mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidaklagi terganggu
oleh ancaman dari luar (pembentuakan superego)
8. Fiksasi
Klien berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu
(emosi atau tingkah laku atau pikiran), sehingga perkembangan
selanjutnya terhalang.
9. Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada oang lain
terutama keinginan, terutama keinginan. Perasaan emosional dan
motivasi tidak dapat ditolerasi.
10. Rasionalisasi
Klien member keterangan bahwa sikap atau tingkah lakunya
berdasarkan pada alasan yang seolah olahrasional, sehingga tidak
menjatuhkan harga diri.
11. Reaksi formal
Klien bertingkah lakuyang berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan atau perasaan yang sebenarnya.
12. Regresi
Klien kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang
primitive)
13. Represi
Klien secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan
yang menyakitkan atau bertentangan. Hal ini merupakan pertahanan
ego yang primer dan cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang
lainnya.
14. Acting out
Klien langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
15. Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia
16. Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan, tetapi
sebetulnya merupakan represi yang disadari.
17. Undoing
Tindakan atau prilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
dari tindakan, prilaku atau komunikasi sebelumnya yang merupakan
mekanisme pertahanan primitive.

C. Diagnosis keperawatan
Melalui data yang dapat dilihat dari gejala dan tanda yang muncul, maka
diagnosis berupa : ansietas. Berikut ini merupakan pohon masalah diagnosis
ansietas :

Gambar. Pohon masalah ansietas

Gangguan sensori Menarik diri Gangguan proses pikir :


persepsi : halusinasi waham

ansietas

Koping individu Harga diri


tidak efektif rendah

DIAGNOSA Tujuan kriteria evaluasi intervensi Rasional


KEPERAWATAN (tuk/tum)
Ansietas TUM : Pasien Bina hubungan Kepercayaan dari
Klien akan menunjukan saling percaya pasien merupakan hal
mengurangi tanda tanda dengan prinsip yang akan memudah
ansietasnya dapat membina komunikasi perawat dalam
dari ringan hubungan saling teraupetik, yaitu : melakukan pendekatan
hingga panic percaya dengan a. Sapa klien keperawatan atau
perawat, yaitu : dengan ramah intervensi selanjutnya
TUK 1 : a. Ekspresi baik verbal terhadap pasien.
Pasien dapat wajah ataupun non
membina bersahabat verbal
hubungan b. Pasien b. Perkenalkan diri
saling percaya menunjukkan dengan opan
rasa senang c. Tanyakan nama
c. Pasien lengkap klien
bersedia dan nama
berjabat panggilan yang
tangan disukai klien
d. Pasien d. Jelaskan tujuan
bersedia pertemuan
menyebutka e. Beri perhatian
n nama kepada klien
e. Ada kontak dan perhatian
mata kebutuhan
f. Pasien dasar klien
bersedia
duduk
berdampinga
n dengan
perawat.
g. Pasien
bersedia
mengutaraka
n masalah
yang
dihadapinya.
TUK 2 : Kriteria evaluasi : Dalam rangka Pasien dapat
Pasien dapat pasien mampu mengurangi ansietas menguangkapkan
mengenali mengidentifikasi (anxiety reduction), penyebab ansietasnya
ansietasnya dan maka perlu sehinga perawat dapat
mengungkapkan dilakukan intervensi menentukan tingkat
gejala ansietas berupa ansietas pasien dan
2.1 bantu pasien menentukan intervensi
untuk selanjutnya
mengidentifikasi Mengobservasi
dan menguraikan tandaverbal dan non
perasaan. verbal dari ansietas
2.2 hbungan prilaku pasien dapat
dan perasaan. mengetahui tingkat
2.3 validasi ansietas yang pasien
kesimpulan dan alami.
asumsi terhadap
pasien.
2.4 gunakan
pertannyaan
terbuka untuk
mengalihkan dari
topic yang
mengancam ke hal
yang berkaitan
dengan konflik.
2.5 gunakan
konsulasi
untukmembantu
pesien
mengungkapkan
perasaannya.
2.6 mendengarkan
penyebab ansietas
pasien dengan
penuh perhatian.
2.7 observasi tanda
verbal dan non
verbal dari ansietas
pasien
TUK 3: Kriteria evaluasi: Dalam rangka Dukungan keluarga
Pasien dapat Tingkat ansietas mengurangi level dapat memperkuat
mengurangi pasien ansietas,berikut ini mekanisme koping
tingkat berkurang. merupakan pasien sehingga tingkat
ansietasnya. intervensi yang apat ansietasnya berkurang.
dilakukan dalam Pengurangan atau
kaitannya dengan enghilangan
teknik rangsangan penyebab
menenangkan ansietas dapat
(calming technique) meningkatkan
3.1 menganjurkan ketenangan pada
keluarga pasien dan mengurangi
untuk tetap tingkat ansietasnta.
mendampingi
pasien
3.2 mengurangi
atau
menghilangka
n rangsangan
yang
menyebabkan
ansietas pada
pasien
TUK 4: Kreteria evaluasi: 4.1 gali cara pasien Peningkatan
Pasien dapat Tingkat ansietas mengurangi ansietas pengetahuan tentang
menggunakan pasien berkurang dimasa lalu penyakit yang dialami
mekanisme 4.2 tunjukkan akibat pasien dapat
koping yang maladaftif dan membangun
adaptif destruktif dari mekanisme koping
respons koping yang pasien terhadap
digunakan ansietas yang
4.3 dorong pasien dialaminnya.
untuk menggunakan
respons koping
adaktif yang dimiliki
4.4 bantu pasien
untuk menyusun
kembali tujuan
hidup, memodifikasi
tujuan,
menggunakan
sumber, dan
menggunakan
ansietas sedang
4.5 latih pasien
dengan
menggunakan
ansietas sedang
4.6 beri aktifitas fisik
untuk menyalurkan
energinya
4.7 libatkan pihak
yang
berkepentingan,
seperti keluarga,
sebagai keluarga,
sebagai sumber dan
dukungan social
dalam membantu
pasien
menggunakan
koping adaftik yang
baru
TUK 5: Kriteria Ajarkan pasien Teknik relaksasi yang
Pasien mempu evaluasi:tingkat teknik relaksasi diberikan pada pasien
memperagakan ansietas pasien untuk meningkatkan dapat mengurangi
dan berkurang dan kendali dan rasa ansietas
menggunakan pasien dapat percaya diri:
teknik relaksasi mengendalikan 5.1
untuk gangguan pengalihansituasi
mengatasi ansietas atau 5.2 latihan relaksasi
ansietas ansietasnya. a. tarik napas dalam
b. mengurutkan dan
mengendurkan
otot-otot
c. hipnotis diri
sendiri( latihan 5
jari)
TUK 6: Kriteria 6.1 diskusikan Keluarga sebagai
Meningkatkan evaluasi masalah yang support sistem (sistem
pengetahuan :keluarga dirasakan pendukung) akan
dan kesiapan mengetahui keluarga dalam sangat berpengaruh
keluarga dalam masalah ansietas merawat pasien dalam mempercepat
merawat anggota 6.2 diskusikan proses penyembuhan
pasien dengan keluarganya tentang pasien
gangguan serta mengetahui ansietas, proses
ansietas cara perawatan terjadianya
dan penanganan ansietas, serta
anggota keluarga tanda dan
dengan gejala
gangguan 6.3 diskusikan
ansietas tentang
penyebab dan
akibat dari
ansietas
6.4 diskusikan cara
merawat pasien
dengan ansietas
dengan cara
mengajarkan
teknik relaksasi
berupa:
a. mengalihka
n situasi
b. latihan
relaksasi
dengan
napas
dalam,
mengeruta
n, dan
mengendur
kan otot
c. menghipno
tis diri
sendiri(lati
an lima
jari)
6.5 diskusikan
dengan keluarga
tentang perilaku
pasien yang perlu
dirujuk dan
begaimana cara
merujuk pasien

Anda mungkin juga menyukai