Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA

ANSIETAS

OLEH :

LUTFIA META DELLA

NIM: 202120461011184

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
BAB I

PEMBAHASAN

A. DEFINISI ANSIETAS
Ansietas merupakan perasaan tidak tenang yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebabnya tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu dapat
mendatangkan sinyal peringatan tentang bahaya yang akan dating dan membuat
individu untuk siap mengambil tindakan menghadapi ancaman. Ansietas adalah suatu
perasaan yang tidak santai yang samar-samar karena adanya ketidaknyaman atau rasa
takut yang disertai suatu respons. Sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu (Sutejo, 2019).

B. KLASIFIKASI ANSIETAS
Ansietas dikategorikan menjadi 3, yaitu:
a) Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam hidup sehari-hari
sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Ansietas menumbuhkan pertumbuhan dan kreativitas.
b) Ansietas Sedang
Ansietas sedang dapat membuat seseorang untuk memusatkan perhatian pada
hal penting dan mengenyampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami
perhatian yang selektif, tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c) Ansietas Berat
Ansietas ini mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya kecenderungan
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat
berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu hal lain.
d) Tingkat panik
Ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta tidak
mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik meningkat
aktivitas motoric, menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain,
persepsi menyimpang, serta kehilangan pemikiran rasional.
ADAPT MALADAP
IF TIF
Antisipasi Ringan Sedang Panik Berat

C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala individu dengan ansietas adalah:
a) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah
tersinggung.
b) Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah, dan mudah terkejut.
c) Pasien mengatakn takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang.
d) Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan.
e) Gangguan konsesntrasi dan daya ingat.
f) Adnaya keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang belakang,
pendengaran yang berdengung atau berdebar-debar, sesak napas, mengalami
gangguan pencernaan, berkemih atau sakit kepala.

D. FAKTOR PREDISPOSISI
Factor penyebab terjadinya ansietas terdiri dari:
a) Faktor Biologis
Dalam factor ini teori biogolis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus yang dapat meningkatkan neuroregulatory inhibis (GABA) yang
berperan penting dalam mekanisme biologis yang berkaitan dengan ansietas.
Reseptor benzodiazepine yang terdapat diotak, dapat membantu mengatur
ansietas. Penghambat GABA juga berperan penting dalam mekanisme
biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorphin.
Ansietas kemungkinan disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorangn untuk mengatasi stressor.
b) Factor Psikologis
Dalam factor psikologis, dapat dilihat dari pandangan psikoanalitik,
pandangan interpersonal, dan pandangan perilaku. Berikut penjelasannya:
1. Pandangan psikoanalitik
Ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, id seseorang dan superego. Id mewakili dorongan insting
dan impuls primitive, sedangkan supergo mencerminkan hati Nurani
sesorang dan dikendalikan oleh norma-norma buday seseorang.
2. Pandangan interpersonal
Ansietas timbul akibat perasaan takut tidak adanya penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilanagn, yang menimbulkan
kelemahan spesifik.
3. Pandangan perilaku
Ansietas menjadi penyebab adanya frustasi, yaitu segala yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
c) Sosial Budaya
Ansietas dapat mudah ditemukan dalam keluarga. Terdapat tumpeng tindih
antara gangguan ansietas dengan depresi. Contohnya factor ekonomi dan
latarbelakang pendidikan berpengaruh terjadap terjadinya ansietas.

E. BATASAN KARAKTERISTIK
a) Perilaku (behavioral)
Menurunnya produktivitas, gerak gerik yang asing, gelisah, pandangan sekilas,
hipervigilensi, insomnia, rendahnya kontak mata, keresahan, perilaku
mengamati, dan cemas pada perubahan peristiwa hidup.
b) Afektif (affective)
Perasaan menderita, aprehensif, perasaan kesusahan, katkutan, merasa tidak
cukup, tidak berdaya, iritabilitas, kegugupan, terlalu gembira, bingung,
perasaan menyesal. Ketidakpastian, dan ansietas.
c) Psikologis (physiological)
Tekanan wajah, tremor tangan, meningkatnya produksi keringat,
meningkatnya tekanan, gemetar, kegoyahan, dan suara gemetar.
d) Simpatetik (sympathetic)
Alterasi pada pola respiratori, anoreksia, refleks cepat, eksitasi kardiovaskular,
diare, mulut keirng, muka menjadi merah, palpitasi jantung, peningkatnya
tekanan darah, meningkatnya detak jantung, meningkatnya respiratorik,
pelebrana pupil, vasokonstriksi superfisi, kegugupan, dan merasa lemah.
e) Parasimpatetik (parasympathetic)
Sakit abdominal, alterasi pada pola tidur, menurunnya tekanan darah, diare,
pusing, kelelahan, mual, sensasi geli yang ekstrim, sering berkemih.
f) Kognitif (cognitive)
Alterasi perhatian, alterasi konsentrasi, kesadaran akan gejalan psikologis,
bingung, memblokir pikiran, menurunnya kemampuan perseptual, hilangnya
kemampuan untuk belajar, hilangnya kemampuan untuk memecahkan
masalah, perasaan takut, pelupa, preokupasi, ruminasi, dan kecenderungan
untuk menyalahkan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai