Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

MASALAH PSIKOSOSIAL ( ANSIETAS )

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Dosen Pengampu :Ns. Khusnul Aini M.Kep.Sp.KEP.J

Di susun oleh :

Nama : Erma Nurmawati

NIM : CKR0200087

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

TAHUN 2022
A. Masalah Utama
Ansietas
B. Proses terjadinya Masalah
1. Definisi
Istilah kecemasan dalam bahasa inggris yaitu Anxiety yang berasal dari Bahasa latin
angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik (Annisa & Ifdil.
2016). Kecemasan adalah perasaan tidak santai atau samar-samar yang terjadi karena
ketidaknyamanan dan rasa takut disertai suatu respon. Perasaan takut dan tidak menentu
sebagai siinya yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang dan
memperkuat individu mengambil suatu tindakan dalam menghadapi ancaman (Yusuf,
Fitryasari. & Nihayati, 2015)
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berbahaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik, dialami secara subjektif serta dikomunikasikan secara intrapersonal (Stuart, 1995).
Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan
yang disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur
penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut
(David A. Tomb,1993).
Anxiety Disorder merupakan kecemasan yang berlebihan seperti kecemasan akan harga
diri, kecemasan akan masa depan, dan sebagainya. Dengan demikian, pengertian Anxiety
Disorder adalah suatu ketegangan yang memuncak sehingga menimbulkan kegelisahan dan
kehilangan kendali akibat adanya penilaian yang subyektif dari proses komunikasi
interpersonal. Hal ini dapat diartikan sebagai sebuah perasaan kekhawatiran yang tidak jelas
dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Gail W Stuart,
2009).
2. Penyebab Ansietas
Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan keseimbangan
neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan ansietas pada diri seseorang. Faktor
genetik juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan gangguan ini.
Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah dan
tujuan hidup (Videbeck, 2001). Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang
berbeda-beda, seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres
berat pada orang lain.
3. Faktor yang mempengaruhi ansietas
a. Faktor predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181), terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, diantaranya:
- Pandangan Psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara 2 elemen kepribadian
"id dan superego". "Id" mewakili dorongan insting dan impuls primitif,
sedangkan "superego" mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan
oleh norma-norma budaya seseorang. "Ego" atau "Aku" berfungsi menengahi
tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
- Pandangan Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan
spesifik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.
- Pandangan Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku
menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam
untuk menghindari kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini
dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas
dalam kehidupan selanjutnya.
- Kajian Keluarga
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dan depresi.
- Kajian Biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya
dengan endorphin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan
selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Presipitasi
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari
2) Ancaman terhadap system diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri, dan fungsi social yang terintegrasi seseorang.
4. Manifestasi Klinis
Anxiety Disorder adalah keseluruhan yang terkait kondisi kegelisahan, yang terlihat
sangat berbeda pada tiap orang. Setiap individu berbeda dalam menghadapi suatu
stimulus. Satu individu mungkin menderita kegelisahan secara intensif, serangan yang
menyerang tanpa peringatan, sementara yang lain mendapat gugup dan tidak berdaya.
Terkadang seseorang mencoba untuk menghilangkan perasaan takut atau perasaan takut
tersebut justru menyelimuti hingga membuat pikiran membosankan. Keadaan tersebut
semua akan menjadi lebih parah ketika seseorang merasa terancam. Namun, walaupun
berbeda bentuk, semua Anxiety Disorder memiliki satu gejala utama, yaitu tetap takut
atau timbul perasaan khawatir dalam situasi dimana kebanyakan orang tidak akan
merasa terancam.
Selain gejala umum yang berlebihan yang ditandai dengan perasaan takut dan khawatir,
tanda umum lainnya dari gejala perasaan gelisah adalah sebagai berikut:
1) Perasaan takut.
2) Terganggu berkonsentrasi.
3) Merasa tegang dan gelisah.
4) Antisipasi yang terburuk.
5) Cepat marah dan resah.
6) Merasakan adanya tanda-tanda bahaya.
7) Merasa seperti hilang dari pikiran kosong.
Kegelisahan yang terdapat pada Anxiety Disorder tidak hanya sekedar menyerang
perasaan, namun juga berdampak pada kondisi fisik. Sebagai (homeostasis),
kegelisahan melibatkan berbagai gejala fisik. Oleh karena terdapat berbagai gejala fisik,
maka mereka sering mengeluh mengenai adanya penyakit medis. Gejala kegelisahan
fisik secara umum pada Anxiety manifestasi dari tubuh memerangi atau menjaga
keseimbangan Disorder adalah sebagai berikut:
- Jantung berdebar.
- Berkeringat (sweating)
- Mual-mual dan pusing.
- Peningkatan frekuensi BAB atau diare.
- Sesak nafas, tremor, dan kejang.
- Ketegangan otot.
- Sakit kepala (headaches).
- Kelelahan, insomnia.
5. Tingkatan ansietas
a) Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Idividu sadar.
Lahan persepsi meningkat (mendengar, melihat, meraba lebih dari
sebelumnya). Perlu untuk memotivasi belajar, pertumbuhan dan kreativitas.
b) Ansietas sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami tidak perhatian
yang selektif namun dapat melakukan sesuatu lebih banyak jika diberi arahan.
Lahan persepsi menyempit (melihat, mendengar, meraba menurun dari pada
sebelumnya). Fokus pada perhatian segera.
c) Ansietas berat
Lahan persepsi sangat sempit, seseorang hanya bisa memusatkan perhatian
pada yang detail, tidak yang lain. Semua perilaku ditunjukan untuk
menurunkan ansietas
d) Panik
Kehilangan kontrol, seseorang yang mengalami panic tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
6. Rentang respon ansietas

Respon Adaptif Respon maladaktif


Antisipasi Ringan Sedang Berat panik

7. Pohon Masalah
Kerusakan interaksi sosial

Gangguan suasana perasaan : cemas

Koping individu tidak efektif

8. Data yang perlu dikaji


1) Perilaku
2) Afektif
3) Fisiologis
4) Kognitif
9. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1) Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan cemas
2) Gangguan alam perasaan : cemas berhubungan dengan koping individu tidak
efektif
C. Rencana tindakan keperwatan
No Tujuan Intervensi
1 Tujuan umum : cemas - Jadilah pendengar yang hangat dan
berkurang atau hilang responsive
Tujuan Khusus : - Beri waktu yang cukup pada pasien berespon
TUK 1 : - Beri dukungan pada pasien untuk
Pasien dapat menjalin dan mengekspresikan perasaanya
membina hubungan saling - Bersama pasien mengenali perilaku dan
percaya respon sehingga cepat belajar dan
berekembang
2 TUK 2 : - Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan
Pasien dapat mengenali mengurangi perasaanya
ansietasnya - Hubungan perilaku dan perasaannya
- Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap
pasien
- Guanakan pertanyaan terbuka untuk
mengalihkan dari topik yang mengancam ke
hal yang berkaitan dengan konflik
- Gunakan konsultasi untuk membantu pasien
menggunakan perasaanya
3 TUK 3 - Bantu pasien menjelaskan situasi dan
Pasien dapat memperluas interaksi yang dapat segara menimbulkan
kesadarannya terhadap ansietas
perkembangan ansietas - Bersama pasien meninjau kembali penilaian
pasien terhadap stressor yang berdasarkan
mengancam dan menimbulkan
- Kaitan pengalaman yang baru terjadi dengan
pengalaman masa lalu yang relevam
TUK 4 : - Gali cara pasien mengurangi ansietas di masa
Pasien dapat menggunakan lalu
mekanisme koping yang - Tunjukan akibat maladatif dan respon koping
adaptif yang digunakan
- Dorong pasien untuk menggunakan respon
koping adaptif yang dimilikinya
- Bantu pasien untuk menyusun kembali tujuan
hidup, memodifikasi tujuan menggunakan
sumber dan koping yang baru
- Latih pasien dengan menggunakan ansietas
sedang
- Beri aktivitas fisik untuk menyalurkan
energinya
- Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai
sumber dan dukungan sosial dalam
membantu pasien menggunakan koping
adaptif yang baru
TUK 5 : - Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk
Pasien dapat menggunakan meningkatkan kontrol dan rasa percaya difri
teknik relaksasi
- Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi
dalam menurunkan tingkat ansietas

D. Strategi Pelaksanaan
SP 1 SP 2 SP 3 SP 4
- Membantu - Evaluasi - Evaluasi - Evaluasi
pasien kemampuan kemampuan kemampuan
mengenal pasien pasien mengenal
ansietas (tanda, mengenal mengenal ansietas
gejala, tanda dan masalah - Evaluasi
penyebab, dan gejala - Evaluasi kemampuan
akibat) - Evaluasi kemampuan distraksi,
- Mengajarkan kemampuan distraksi relaksasi
teknik distraksi dan nafas dalam
pengadilan - Mengajarkan relaksasi dan
situasi/distraksi relaksasi napas dalam relaksasi
nafas dalam - Melatih otot
pasien - Melatih
untuk hipnotik
relaksasi lima jari
otot - Latihan
- Latihan sampai
relaksasi membudaya
otot - Nilai
- Atur posisi kemampuan
senyaman mengatasi
mungkin, anxietas
santai - Nilai
- Konsentrasi apakah
terhadap ansietas
gerakan otot teratasi
seluruh
tubuh
- Latihan otot
wajah
- Latihan otot
leher
- Latihan otot
punggung
- Latihan otot
perut
- Latihan otot
panggul
- Latihan otot
tangan dan
kaki
E. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi
respon klien selama dan sesudah pelaksanaan keperawatan antara lain :
- Kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal
- Kemampuan menilai data baru
- Kreativitas dan inovasi dalam membuat modifikasi rencana tindakan
- Penyesuaian selama berinteraksi dengan klien
- Kemampuan mengambil keputusan dalam modifikasi pelaksanaan
- Kemampuan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan serta efektivitas tindakan
F. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna
apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan
lain. Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan
keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan klien. penilaian adalah tahap yang
menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan yaitu pada
komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik (Olfah
dan Ghofur,2016).
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D. F., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lnjut Usia (Lansia). Jurnal
Ilmu Konselor Vol. 5 no. 2, 93-99.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2016). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai