Dosen Pengampu:
Ns.aty nurilawati,M.Kep,Sp.Kep j
Disusun oleh:
1. Demiya Pratami (0432950320003)
2. Erlia Ferani (0432950320005)
3. Giska Dhea Maharani (0432950320020)
4. Syarifah Meutia Goce (0432950320024)
5. Sirty Patti (0432950320022)
6. Putri Andini (0432950320023)
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, atas berkat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tugas keperawatan jiwa 1 yang berjudul pasien dengan ansietas ”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan jiwa 1. Dalam
penyusunan makalah ini tentu penulis, mengalami berbagai hambatan. Namun, berkat
petunjuk, bimbingan, dan dorongan dari semua pihak, maka tugas ini dapat diselesaikan
tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, karena
kekurangan dan keterbatasan yang ada pada diri penulis. Demi sempurnanya penulisan
ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
penulisan selanjutnya yang lebih baik.
Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ns.aty nurilawati,M.Kep,Sp.Kep j selaku Dosen Bidang Studi Keperawatan
jiwa 1
2. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan pembuatan makalah.
Dengan rasa kerendahan hati Penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
- Untuk memberitahukan asuhan keperawatan Ny. S dengan masalah ansietas
- Untuk mengetahui strategi pelaksanaan tindakan keperawatan klien dengan ansietas
BAB II
PEMBAHASAN
STRESSOR
STRESS
KECEMASAN
syaraf
Rentang respon tingkat kecemasan menurut Yusuf, PK, & Nihayati (2015)
yaitu :
1. Ansietas ringan
3. Ansietas berat
4. Tingkat panik
Ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta tidak mampu
melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik dapat meningkatkan
aktivitas motorik, menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain,
persepsi menyimpang, dan kehilangan pemikiran rasional.
Beck, Amey & Greenberg (Freeman & Di Tomasso dalam Wolman &
Stricker, 1994) dalam (Canisti, 2013) mengemukakan bahwa dari sudut pandang
kognitif (cognitive model), terdapat lima kemungkinan faktor predisposisi atau faktor
yang secara potensial dapat menyebabkan individu mengalami kecemasan, diantaranya :
Individu akan lebih mudah cemas ketika ia dihadapkan pada situasi yang serupa
dengan pengalaman terdahulu yang menimbulkan trauma, dimana situasi
tersebut seperti skema yang telah dipelajari.
2. Stressor eksternal yang berat, seperti kematian orang yang dicintai atau kehilangan
pekerjaan.
3. Stressor eksternal yang berkepanjangan dan berlangsung dalam jangka waktu lama,
sehingga membuat usaha coping individu menjadi lemah.
1. Perilaku
a. Penurunan produktivitas
b. Gerakan ekstra
c. Melihat sepintas
d. Tampak waspada
e. Agitasi
f. Insomnia
h. Gelisah
i. Perilaku mengintai
2. Afektif
b. Gelisah
c. Distress
d. Ketakutan
f. Putus asa
g. Sangat khawatir
h. Peka
i. Gugup
j. Senang berlebihan
k. Menggemerutukkan gigi
l. Menyesal
n. Ragu
3. Fisiologis
a. Wajah tegang
b. Tremor tangan
c. Peningkatan keringat
d. Peningkatan ketegangan
e. Gemetar
f. Tremor
g. Suara bergetar
4. Simpatis
b. Anoreksia
c. Peningkatan refleks
d. Eksitasi kardiovaskular
e. Diare
f. Mulut kering
g. Wajah memerah
h. Palpitasi jantung
i. Peningkatan tekanan darah
l. Dilatasi pupil
m. Vasokonstriksi superfisial
n. Kedutan otot
o. Lemah
5. Parasimpatis
a. Nyeri abdomen
e. Diare
f. Pusing
g. Keletihan
h. Mual
j. Sering berkemih
k. Anyang-anyangan
6. Kognitif
a. Gangguan perhatian
b. Gangguan konsentrasi
c. Menyadari gejala fisiologis
d. Bloking pikiran
e. Konfusi
i. Lupa
j. Preokupasi
k. Melamun
2. Hubungan interpersonal
3. Penularan interpersonal
4. Stressor
5. Penyalahgunaan zat
6. Pembedahan
7. Ancaman kematian
a. Usia : 35-45 tahun mempunyai resiko untuk terjadi mioma uteri dan jarang
terjadi setelah menopause.
b. Ras : wanita dengan kulit hitam lebih banyak beresiko terjadi mioma uteri
daripada kulit putih
2. Keluhan utama
Gejala awal yang dirasakan oleh penderita mioma uteri diantaranya yaitu :
b. Rasa nyeri, muncul karena adanya gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma
yang disertai nekrosis setempat dan peradangan
c. Gangguan BAK (poliuri, retensi urin, dysuria), terjadi karena adanya tekanan
pada kandung kemih
e. Edema tungkai dan nyeri panggul akibat adanya penekanan pada pembuluh
darah dan limfe
Tanyakan pasa klien mengenai riwayat penyakit, apakah salah satu anggota keluarga
pernah atau sedang mengalami suatu penyakit, tanyakan juga pola hidupnya.
6. Riwayat psikososial
Biasanya klien bisa mengalami cemas dan takut terhadap penyakit yang dialaminya.
Kecemasan itu dapat dilihat dari perubahan pada suasana hati klie, motivasi diri klien,
perilaku klien, cara berpikir klien, dan gejala-gejala biologis yang muncul (gemetar,
pusing, perasaan tegang, tremor, dan khawatir yang berlebihan).
a. Kepala
Inspeksi : Mengkaji keadaan kepala, warna rambut, kondisi rambut, dan penyebaran
rambut, dan kebersihan rambut
Palpasi : Mengkaji apakah ada benjolan serta ada tidaknya nyeri tekan pada kepala
b. Muka
Inspeksi : Pada klien mioma uteri muka akan terlihat tegang, wajah memerah atau bisa
pucat dan tampak gelisah
c. Mata
Inspeksi : Pada klien dengan mioma uteri biasanya ditemukan kontak mata yang buruk,
mata bisa juga anemis, dapat dikaji juga keadaan pupil, sclera, dan konjungtiva
d. Telinga
e. Hidung
Inspeksi : Mengkaji kondisi hidung, ada tidaknya lesi, ada tidak nya polip, dan
kebersihan hidung
Inspeksi : Mengkaji keadaan bibir tampak kering dan pucat atau tidak, ada tidaknya
stomatitis, dan kebersihan mulut
g. Leher
Inspeksi : Mengkaji bentuk leher simetris atau tidak dan ada tidaknya lesi
Palpasi : Mengkaji ada tidaknya pembesaran vena jugularis, kelenjar getah bening dan
kelenjar tiroid
Inspeksi : Mengkaji bentuk payudara simetris atau tidak, ada tidaknya lesi, tampak
adanya benjolan atau tidak, dan keadaan penyebaran rambut ketiak
i. Thorak
1) Jantung
2) Paru-paru
Inspeksi : Mengkaji bentuk dada simetris atau tidak, bentuk dada normal atau tidak,
ekspansi paru simetris atau tidak
Palpasi : Mengkaji ada tidaknya nyeri tekan, vocal fremitus sama kanan dan kiri atau
tidak
j. Abdomen
Inspeksi : Pada mioma uteri akan tampak adanya pembesaran pada bagian uterus
Palpasi : Pada mioma uteri biasanya teraba tumor pada perut bagian bawah, teraba lunak
atau keras, berbatas tegas, kenyal dan berbeda dengan jaringan disekitarnya serta
adanya nyeri tekan pada lokasi tumor
k. Sistem integument
Palpasi : Mengkaji kadaan turgor kulit normal atau tidak, Capillary Refill Time (CRT)
normal atau tidak, akral teraba hangat atau dingin
l. Ekstremitas
Inspeksi : Mengkaji kekuatan otot normal atau tidak, ada edema atau tidak, dan ada
fraktur atau tidak
Pada tanggal 22 Mei 2014 Ny. S datang ke RS dengan keluhan pusing yang terus
menerus serta merasa haus dan lapar berlebih, klien mengatakan mempunyai riwayat
kesehatan Dm sejak 2 tahun yang lalu, klien mengatakan cemas akan penyakit DM-nya.
Klien mengatakan cemas akan hasil pemeriksaan gula darahnya tinggi. Hasil
pemeriksaan TD: 140/90 mmHg, nadi: 96x /menit, RR: 18x /menit, suhu: 36,5°c, GDS:
286.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 67 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pengkajian : 22 Mei 2014
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan cemas karena gula darahnya naik dan merasa pusing.
4. Fisik
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Respiratory Rate : 18 x/mnt
Heart Rate : 96 x/mnt
Berat Badan : 63 kg
Gula Darah Sewaktu : 286
Keluhan fisik : Pusing, lemes.
Riwayat penyakit : Diabetes Mellitus kurang lebih selama 2 tahun
5. Psikososial
a. Genogram
Tn.
Ny. Tn.N
S
S
: Laki-laki : Perempuan
: Cerai
b. Konsep Diri
1. Body Image
Klien mengatakan suka dengan semua anggota tubuhnya, yang paling
disukai adalah bagian mata.
2. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak tunggal dan bersyukur
Tn.N
dilahirkan sebagai perempuan karena bisa melahirkan anak.
3. Peran
Klien mengatakan tidak bekerja, ketika dirumah aktivitasnya adalah
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
4. Ideal diri
Klien mengatakan walaupun punya penyakit gula tetapi beliau ingin agar
tetap sehat supaya dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus
rumah dengan baik sehingga tidak merepotkan anak-anaknya yang sudah
berkeluarga. Klien mengungkapkan bahwa semenjak usia bertambah ia
merasa mudah tersinggung, oleh karena itu ia memilih untuk tinggal
sendiri sehingga tidak ada perselisihan dengan anaknya maupun
menantunya. Adapun mengenai kematian, beliau berharap bisa
meninggal dengan tenang tanpa ada kekambuhan penyakit.
5. Harga diri
Klien mengatakan ia memahami bahwa ia sudah lanjut usia sehingga ia
tidak bisa se-produktif dulu saat masih muda.
6. Status Mental
• Penampilan
Klien Nampak rapi, baju bersih rambut diikat dengan rapi
• Pembicaraan
Pembicaraan jelas dan mudah dimengerti.
• Aktifitas motorik
Klien nampak cukup aktif beraktivitas ditandai dengan kondisi rumah
yang tertata rapi, klien tampak lemes.
• Alam perasaan
Klien mengungkapkan rasa cemasnya karena gula darahnya yang naik
disertai dengan kepala pusing, klien merasa sedih.
• Afek
Sesuai.
• Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, terlihat sedikit cemas dan gelisah ditandai dengan
ekspresi wajah yang sedih.
• Persepsi
Tidak ada gangguan persepsi.
• Proses fikir
Tidak ada gangguan proses fikir.
• Tingkat kesadaran
Composmentis.
• Memori
Memori masih baik, mampu menceritakan pengalaman masa lalu.
• Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi dan berhitung masih baik.
• Kemampuan penilaian
Klien dapat memilih pilihan yang diinginkan seperti misalnya ketika
sakit ia memilih periksa ke tenaga kesehatan dan beristirahat terlebih
dahulu daripada mengerjakan pekerjaan rumah yang memberatkan.
• Daya tilik diri
Klien tahu bahwa ia mengalami kecemasan terhadap kondisi
kesehatannya dan terkait komunikasi dengan anak-anaknya.
B. Analisa Data
No Data Masalah
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan.
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
1 Ansietas pada lansia Health education (5510)
1. Kaji pengetahuan lansia mengenai
kecemasan.
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai
a. Tanda dan gejala psikis yang muncul
pada kecemasan
b. Tanda dan gejala fisik yang muncul pada
kecemasan
c. Cara menangani kecemasan dengan
- Nafas dalam
- Terapi SEFT
- Terapi Spiritual
Activity therapy: Senam Lansia
E. Implementasi Keperawatan
No Hari/Tanggal No Implementasi Respon
Dx
1 Senin, 19 Mei 1 1. Membina S:
2014 hubungan saling - Klien mengatakan bersedia
Pukul 13.00 percaya. untuk diberikan asuhan
2. Melakukan keperawatan kesehatan
WIB
pengkajian mental.
mengenai tingkat - Klien mengatakan belum
kecemasan klien. tahu pasti cara untuk
mengontrol kecemasan
O:
- Klien kooperatif
- Skala hars menunjukkan
pada kecemasan tingkat
sedang.
2 Selasa, 20 Mei 1 -Membina S:
2014 hubungan saling - Klien menanyakan apakah
Pukul 14.30 percaya. tekanan darahnya normal atau
WIB -Melakukan tidak.
pengkajian - Klien mengungkapkan
mengenai tingkat terimakasih
kecemasan klien. O:
- Tanda – tanda vital: TD:
140/90 mmHg, HR: 96x /menit,
RR: 18x /menit
- Pengkajian SPSMQ
menunjukan bahwa status mental
klien masih dalam kondisi baik
3 Minggu, 25 Mei 1 - Terapi aktivitas S:
2014 kelompok lansia: - Klien mengatakanlebih segar
Pukul 08.10 Senam Lansia setelah melakukan senam
WIB O:
Klien mengikuti senamdan
pendidikan kesehatan sampai
selesai.
4 Rabu, 28 Mei 1 Memberikan S:
2014 Pukul pendidikan Klien mengatakan akan
16.00 WIB kesehatan tentang melakukan terapi SEFT setelah
kecemasan dan sembahyang di pagi hari disertai
terapi SEFT dan
spiritual untuk dengan doa.
mengurangi O:
kecemasan klien Klieen kooperatif.
Klien tampak bisa melakukan
terapi SEFT dengan baik.
Intervensi dilanjutkan
F. Evaluasi
NO DIAGNOSA EVALUASI SUMATIF
.
1. Ansietas berhubungan S:
dengan ancaman pada -Klien mengatakan bahwa sekarang kecemasannya
status kesehatan. sudah mulai terkontrol cukup baik dan merasa lebih
rileks.
-Klien mengatakan mencapatkan manfaat dari
terapi tersebut.
-Klien mengatakan senang karena kadar gula darah
sudah berangsur turun.
-Klien mengatakan dengan melakukan sembahyang
dan SEFT ia merasakan lebih tenang, nyaman dan
ikhlas.
-Klien mengatakan akan melakukan terapi spiritual
dan SEFT secara rutin.
-Klien mengatakan sangat senang dengan adanya
keberadaan mahasiswa
O:
-Berdasarkan pengkajian kecemasan dengan HARS
mendapatkan hasil tidak ada kecemasan.
-TTV: TD: 130/80 mmHg, HR: 88 x/mnt, RR:
18x /mnt, GDS: 142
-Klien kooperatif, klien tampak lebih rileks.
A:
Masalah ansietas teratasi.
P:
Lanjutkan penggunaan terapi spiritual, nafas dalam
dan SEFT untuk mengurangi kecemasan.
Kontrol diit diabetes mellitus
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
- Klien mengatakan takut jika pasien berada dirumah.
- Klien mengatakan dulu klien pernah dijahati oleh tetanganya.
- Klien mengatakan sulit tidur
- Klien mengatakan tidak nafsu makan.
Data Objektif
- Klien terlihat seperti orang bingung
2. Diagnosa Keperawatan: Ansietas
3. Tujuan Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Umum: Mengatasi gangguan ansietas klien.
b. Tujuan Khusus:
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu! Saya perawat yang
bertugas pada pagi i ni, nama saya YUSUF. Saya adalah mahasiswa
dari POLTEKKES JAKARTA III. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya
dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”
c. Kontrak
• Topik
“Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang
kecemasan dan latihan cara mengontrol cemas dengan
latihan relaksasi”
• Waktu
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang- bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja”
• Tempat
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah,
Bagaimana jikadiruangan ini saja kita berbincang-bincang”
• Tujuan
“Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang ibu rasakan serta cara
mengatasinya”
2. Fase Kerja
“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini” “Coba Ibu
ceritakan pada saya”
Ouw jadi ibu merasa takut jika tetangga ibu melakukan tindakan kejahatan
kepada ibu. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara Ibu mengatasinya”
“Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Seti ap orang akan memiliki perasaan
yang sama jika diposisi Ibu. Tapi saya sangat kagum sama Ibu Karena Ibu
mampu menahan semua cobaan ini. Ibu adalah orang yang luar biasa. . Yang
perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat kecemasan yang
sedang. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu merasakan perasaan cemas
yang berat. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan Ibu.
Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan latihan
relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan yang ibu rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu perhatikan
saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu
silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam
perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu
hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang
coba ibu praktikkan”
“Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini
selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai. Selain cara
tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu bisa melakukan dengan metode
pengalihan yaitu dengan ibu melepas kecemasan dengan tertawa, berolahraga,
menulis kecemasan ibu disebuah kertas,bersantai seperti jalan-jalan atau ibu
juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
• Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang
ibu rasakan dan latihan relaksasi?
• Obyektif
Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu
merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini”
c. Kontrak yang akan datang
• Topik
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan
yang ibu rasakan, bagamana jika kita
latihan kembali besok bu? Jangan lupa ibu mencoba teknik yang lain
untuk mengurangi kecemasan ibu ya”
• Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam
yang sama seperti hari ini. Berapa lama ibu punya waktu untuk
berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit
saja”
• Tempat
“Dimana ibu akan latihan dengan saya besok? Ya sudah,
bagaimana kalau besok kita melakukannya disini saja”
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu),
ansietas merupakan perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. (Herdman &
Kamitsuru, 2018). Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.