Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN


KECEMASAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Jiwa
Program Profesi Ners Angkatan XI

Disusun oleh :
ASEP DINAR RUSTANDI
KHGD21086

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XI


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT
TAHUN AJARAN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN

KECEMASAN

1. Pengertian
Ansietas merupakan keadaan ketika individu atau kelompok mengalami
perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam
berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik (Carpenito, 2007).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak percaya diri. Keadaan emosi ini
tidak memiliki obyek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang
merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah
respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas
diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak sejalan
dengan kehidupan. (Stuart, 2007).
Rentan Respon Kecemasan
1. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-
hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan
lahan persepsinya. Ansietas menumbuhkan motivasi belajar serta
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian
pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya
kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa
diteror, serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan
pengarahan. Panik meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, serta
kehilangan pemikiran rasional.

Rentang Respon Ansietas (Stuart, 2007)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Ringan Sedang Berat Panik

2. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
1. Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma –
norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi
hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti
perpisahan dan kehilangan, sehingga menimbulkan kelemahan spesifik.
Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan
ansietas yang berat.
3. Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala produk yang nebgganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa
individu yang terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada
ketakutan yang berlebihann lebih sering menunjukkan ansietas pada
kehidupan selanjutnya.
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam
gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
5. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu
telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata
sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai
dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang
untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari - hari. Ancaman terhadap sistem diri
seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial
yang terintegrasi seseorang.
Pohon Masalah Ansietas
Core Problem
angguan perilaku : kecemasan
isiko mencederai diri sendiri,

Koping individu tak efektif


orang lain dan lingkungan

Stressor
3. Data Yang Perlu Dikaji
a. Faktor Predisposisi
Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian : id dan superego. Menurut pandangan
interpersonal, ansietas timbul dari perasan takut terhadap ketidaksetujuan dan
penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan
trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan
tertentu. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas
biasanya terjadi dalam kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara
gangguan ansietas dengan depresi
Psikososial:
Konsep diri:
1) Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor,
gelisah, keringat berlebihan.
2) Identitas : gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta
terjadi pada seseorang yang bekerja dengan sressor yang berat.
3) Peran : menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok /
masyarakat.
4) Ideal diri : berkurangnya toleransi terhadap stress, dan
kecenderungan ke arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.
5) Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan
yang tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.

4. Diagnosa Keperawatan
Kecemasan
5. Intervensi
Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1. Tujuan
a. Pasien mampu mengenal ansietas.
b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi.
c. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas.
2. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan
dalam membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut.
 Mengucapkan salam terapeutik.
 Berjabat tangan.
 Menjelaskan tujuan interaksi.
 Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b. Bantu pasien mengenal ansietas.
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
 Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas.
 Bantu pasien mengenal penyebab ansietas.
 Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas.
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri.
 Pengalihan situasi.
 Latihan relaksasi dengan tarik napas dalam, mengerutkan, dan
mengendurkan
 otot-otot.
 Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas
muncul.
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Psikososial:
Kecemasan Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
1. Tujuan:
a. Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota
keluarganya.
b. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas.
e. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan
ansietas.
f. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas.
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala.
c. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas.
d. Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara
mengajarkan teknik relaksasi.
 Mengalihkan situasi.
 Latihan relaksasi dengan napas dalam, mengerutkan, dan
mengendurkan otot.
 Menghipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
e. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A., Helena, N.C.D., dan Farida, P. 2007. Manajemen Keperawatan


Psikosisial dan Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediate
Courese).Jakarta: EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric Nursing, 8thEdition.
St. Louis: Mosby.
Stuart, G. W, dan Sundeen, S. J. 2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Varcarolis. 2006. Fundamentalis of Psychiatric Nursing Edisi 5. St.Louis; Elsevier

Anda mungkin juga menyukai