GANGGUAN ANSIETAS
NIM : 201920461011077
2020
Page1|
31
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Definisi
b. Teori interpersonal
Page2|
31
Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga
dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti
kehilangan dan perpisahan dengan orang yang dicintai. Penolakan
terhadap eksistensi diri oleh orang lain ataupun masyarakat akan
menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi cemas. Namun bila
keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia akan merasa tenang
dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan dengan
hubungan antara manusia.
c. Teori perilaku
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi.
Ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu tujuan yang
diinginkan akan menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan yang
menyebabkan seseorang menjadi ansietas.
3. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
1) Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan
superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif
seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma — norma budaya
b. Faktor Presipitasi
Page4|
31
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari - hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
4. Pohon Masalah
Stressor
5. Klasifikasi
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang
dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan
yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
Page5|
31
melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari
ansietas ringan adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kognitif
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal
3) Respons emosional
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas menyendiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada
sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau
agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah
sebagai berikut :
1) Respon fisik :
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
Page6|
31
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri
punggung
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mengertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
Page7|
31
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memerhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respons emosional
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin bebas
d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun
dengan perintah. Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah
sebagai berikut :
1) Respons fisik
a) Flight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
Page8|
31
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut
h) Lelah
6. Gejala Klinis
Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami
ansietas), antara lain sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang .
d. Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak napas,
gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan
sebagainya.
Page9|
31
7. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang ansietas yaitu:
a. Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi
paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.
b. Uji psikologis
8. Penatalaksanaan Medis
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap
pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat
holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik,
psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
1) Makan makan yang bergizi dan seimbang.
2) Tidur yang cukup.
3) Cukup olahraga.
4) Tidak merokok.
5) Tidak meminum minuman keras.
b. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak
(limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat
anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
c. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
P a g e 10 |
1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri.
2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi
bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya
ingat.
5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang
tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem
kehidupan yang merupakan stressor psikososial.
9. Komplikasi
a. Depresi
b. Somatoform
c. Skizofrenia Hibefrenik
d. Skizofrenia Simplek
P a g e 11 |
ANALlSA DATA
DO:
P a g e 12 |
2. Diagnosa keperawatan
Do : tampak gelisah, 2. Prilaku akibat 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif yang
3. Kondisi yang digunakan
tampak tegang, sulit
tidur dihadapi 3. Periksa ketegangan otot, frekunsi nadi, tekanan darah,
4. Perilaku tegang dan suhu sebelum dan sesudah latihan
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
2. Gunakanan pakean longgar
3. Gunakan suara nada lembut dengan irama lambat
dan berirama
P a g e 13 | 31
2. Harga diri
Kalien dapat Menajemen perilaku :
rendah
situasional mengurangi tingkat Observasi
harga diri : Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Ds : klien
khawatir tidak 1. Positif terhadap Terapeutik
adanya
pemasukan dampak diri sendri 1. Diskusikan tanggujawab terhadap perilaku
dari covid 19
Do : 2. Pola tidur 2. Jadwalkan kegiatan terstruktur
3. Perasaan tidak 3. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan
mampu perawatan konsisten setiaop dinas
melakukan 4. Bicara deangan nada rendah dan tenang
apapun
P a g e 14 |
4. Perasaan 5. Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi
bersalah 6. Cegah perilagu pasif dan agresif
7. beri penguatan posistif terhadap keberhasilan mengendalikan
perilaku
tidur psikologis)
2. keluhan tidak 3. identifikasi makanan dan minuman yang menggnggu tidur
puas tidur (mis. Kopi, teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur,
3. keluhan pola minum banyak air sebelum tidur)
tidur berubah Terapeutik
4. keluhan istrahat 1. modifikasi linkungan, (mis. Pencahayaan, kebisingan, suhu,
tidak cukup mantras, dan teampat tidur) batasi waktu tidur siang, jika
perlu
2. fasilitasi menghilangkan streas
3. tetapkan jadwal tidur rutin
4. lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pijat,
P a g e 15 | 31
P a g e 16 |
Diagnosa Tgl/Jam Implementasi Evaluasi
a. Identifikasi riwayat
masalah yang dialami O:
hypnosis berinteraksi
Klien tampak mendengarkan
Terapeutik dan memperhatikan
penjelasan dari perawat dan
a. ciptakan hubungan saling
dapat mengulangi yang sudah
percaya
dijelaskan
b. Berikan lingkungan yang
nyaman, tenang dan
A:
bebas gangguan
Kognitif
c. Duduk dengan nyaman,
• Klien mampu
setengah menghadap
mengulangi tentang
pasien
apa yang
d. Gunakan Bahasa yang
diajarkan
mudah dipahami
Afek
e. Berikan umpan balik
• Klien tampak santai
positif setelah setiap sesi
dan mendengarkan
Edukasi perawat
• Kontak mata klien baik
a. Anjurkan menarik nafas • Klien kooperatif
dalam untuk Psikomotor
mengintensifkan relaksasi • Klien dapat menerima
masukan yang
diberikan
• мenganjurkan klien
untuk melakukan
kegiatan yang
dan selalu positif
menjaga
kesehatan.
P a g e 17 | 31
D. IDENTITAS KLIEN
BAB II. PENGKAJIAN KEPERAwATAN KESEHATAN JIwA
I. Identitas Klien
Nama : Ny. м Tanggal Dirawat: 25-08-2020
Umur : 25 tahun Tanggal Pengkajian: 25-08-2020
Pendidikan: S1 Ruang Rawat :
Agama : Islam Sumber Informasi : pasien
Status : мenikah
Jumlah anak: 2
Alamat : Bangkalan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kel. : Perempuan
No. Rм :
❑ Ya
❑ √ Tidak
Jika Ya, Jelaskan: Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalunya
Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan: ansietas
2. Pengobatan sebelumnya
❑ Berhasil
❑ Kurangberhasil
❑ Tidak berhasil Jelaskan:
❑ √ Tidak ada
3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
❑ √ Ya
❑ Tidak
Bila Ya, jelaskan : pasien pernah mengalami sakit TBc dan typus ketika masih kecil, tidak
pernah mengalami kekambuhan.
P a g e 18 | 31
b. Riwayat Trauma
3260˚xc/m
a. Tidak
b. √ Ya
Pasien mengeluh pusing jika cemas dan tidak bias tidur
Diagnosa Keperawatan :gangguan pola tidur
\BAE EVY@;(MIJBH_EVD)
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : tidak suka dengan perut, karena ada strethcmark. Pasien
paling suka dengan matanya
b. Identitas : saat SD sampai SмP klien mengaku berpenampilan seperti
laki-laki. Namun sejak kuliah pasien mulai feminim. Jika
dikehidupan berikutnya ia ingin berada dikeluarga yang tidak
terlalu mengekang.
c. Peran : merasa kuliahnya tidak ada gunanya karena fokus menjadi
ibu rumah tangga dan penghasilan kurang banyak
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Klien hanya curhat kepada suaminya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien mengikuti mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat tapi tidak lagi sejak covid-
19
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien merasa takut berinteraksi karna akan terjangkit covid 19
Diagnosa Keperawatan : gangguan interaksi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien selalu meyakini bahwa tuhan akan selalu menajganya
b. Kegiatan ibadah
Klien merasa takut beribadah di mesjid, klien lebih memilih beribadah dirumahnya
P a g e 21 | 31
Diagnosa Keperawatan:RRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
DD. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi