PSIKOLOGIS : ANSIETAS
Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Kesehatan Jiwa
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Oleh
Erwindyah Nur Widiyanti, S.Kep.
NIM 212311101039
B. Penyebab Ansietas
Menurut Stuart (2013) terdapat tiga faktor penyebab terjadinya ansietas, yaitu
:
a) Faktor biologis/ fisiologis, berupa ancaman yang mengancam akan
kebutuhan sehari-hari seperti kekurangan makanan, minuman,
perlindungan dan keamanan. Otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi
asam gamaaminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam
mekanisme terjadinya ansietas. Selain itu riwayat keluarga mengalami
ansietas memiliki efek sebagai faktor predisposisi ansietas.
b) Faktor psikososial, yaitu ancaman terhadap konsep diri, kehilangan
benda/ orang berharga, dan perubahan status sosial/ ekonomi.
c) Faktor perkembangan, ancaman yang menghadapi sesuai usia
perkembangan, yaitu masa bayi, masa remaja dan masa dewasa.
C. Klasifikasi Ansietas
Berdasarkan teori ansietas dikalasifikasikan menjadi 4 tingkatan (Stuart
dan Sundeen, 2013) yaitu :
1. Subjektif
a) Merasa bingung
b) Merasa khawatir
c) Sulit berkonsentrasi
2. Objektif
a) Tampak gelisah
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur (SDKI, 2016)
E. Etiologi
1. Faktor Presdisposisi
a. Faktor biologis.
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan
fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stresor.
b. Faktor Psikologis
1) Pandangan psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian--id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Pandangan interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang
mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.
3) Pandangan perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai dorongan
belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.
Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada
ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam
kehidupan selanjutnya.
c. Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas
dengan depresi. Faktor ekonomi dan latar belakang pendidikan
berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
2. Faktor Presipitasi
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
SDKI, PPNI, dan DPP. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
tim pokja SDKI DPP PPNI.
Suhron, M. 2017. Terapi Dan Asuhan Keperawatan Konsep Diri. Jakarta: Mitra
Wacana Media.