Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SP

“KECEMASAN ( ANCIETAS)”

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Keperawatan Anak


Program Profesi Ners Keperawatan

Disusun Oleh :
DANTI ETRIA MAHARANI, S.Kep.
NPM : 22.14901.14.23

Dosen Pembimbing : Ns. Mareta Akhriansyah, S.Kep, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Masalah Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : ANCIETAS
II. Proses terjadinya masalahan
a. Pengertian
Kecemasan adalah perasaan tidak santai atau samar-samar yang terjadi karena
ketidaknyamanan dan rasa takut disertai suatu respon. Perasaan takut dan tidak
menentu sebagai siinya yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan
datang dan memperkuat individu mengambil suatu tindakan dalam menghadapi
ancaman (Yusuf, Fitryasari, & Nihayati, 2015).

Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu


terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (PPNI,
2016).

b. Faktor predisposisi

1. Faktor psikoanalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua unsur kepribadian dari
seseorang yaitu pikiran ,ego dan super ego. Konsep melambangkan dorongan
insting atau perasaan naluriah primitif, sedangkan super ego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma norma budaya seseorang. Ego
atau fungsi diri berfungsi memediasi kebutuhan dari dua unsur yang bertentangan
tersebut.
2. Faktor interpersonal
Ansietas terjadi karena adanya perasaan takut dari individu tersebut akibat
ditolak oleh hubungan interpersonal. Ini juga dengan trauma masa perkembangan
seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan harga diri rendah lebih mudah
mengalami kecemasan yang parah.
3. Faktor Perilaku
Ansietas merupakan produk depresi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Kajian Biologis
Penelitian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor spesifik
untuk obat yang memiliki efek penenang , obat ini dapat meningkatkan efek
penghambatan terhadap neuroregulatory inhibisi asam gama-aminobutirat
( GABA ), yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan
dengan ansietas. Ansietas dapat menyertai ketidaknyamanan fisik dan dapat
mengurangi kemampuan individu untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi.

c. Faktor presipitas
Stessor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor
pemicu dapat dibagi menjadi dua kategori :
1. Ancaman terhadap integritas fisik termasuk cacat fisik atau menurunnya
kemampuan menjalankan fungsi kehidupan sehari hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan
integritas fungsi sosial.

d. Tanda dan gejala ( sdki ,2016)

Data objek Data subjek


(Mayor ) Pasien mengatakan
1. Tampak gelisah. ( mayor )
2. Tampak tegang. 1. Merasa bingung.
3. Sulit tidur 2. Merasa khawatir dengan akibat.
(Minor ) 3. Sulit berkonsenstrasi.
1. Frekuensi napas (Minor)
meningkat. 1. Mengeluh pusing.
2. Frekuensi nadi 2. Anoreksia.
meningkat. 3. Palpitasi.
3. Tekanan darah 4. Merasa tidak berdaya
meningkat.
4. Diaforesis.
5. Tremos.
6. Muka tampak
pucat.
7. Suara bergetar.
8. Kontak mata
buruk.
9. Sering
berkemih.
10. Berorientasi
pada masa lalu.

e. Batasan karakteristik
Beberapa teori membagi ansietas menjadi 4 tingkat ( Donsu,2017):

a. Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari
dan menyebabkan seorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
Batasan karakteristik kecemasan ringan adalah :
1. Agak tidak nyaman
2. Gelisah
3. Insomnia ringan
4. Perubahan nafsu makan
5. Peka
6. Pengulangan pertanyaan
7. Perilaku mencari perhatian
8. Peningkatan kewaspadaan
9. Peningkatan persepsi dan pemecahan masalah
10. Mudah marah
11. Fokus pada masa datang
12. Gerakan tidak tenang.

b. Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
Batasan karakteristik dari kecemasan sedang :
1. Perkembangan dari kecemasan ringan
2. Perhatian terpilih pada lingkungan
3. Konsentrasi hanya pda tugas-tugas individu
4. Ketidaknyamanan subjek sedang
5. Suara bergetar
6. Perubahan dalam nada suara
7. Takipnea
8. Takikardi
9. Peningkatan ketegangan otot.

c. Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang
tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu
area lain.
Batasan karakteristik dari kecemasan berat adalah :
1. Perasan terancam
2. Ketegangan otot berlebihan (kepala, spasme otot)

d. Tingkat Panik dari Ansietas.


Tingkat dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan
teror. Rincian terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali,
orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan, jika
berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat
bahkan kematian
Batasan karakteristik dari panik adalah :
1. Hiperaktivitas atau imobilisasi berat.
2. Rasa terisolasi yang ekstrim
3. Kehilangan identitas, disintegrasi kepribadian.
4. Sangat goncang dan otot tegang
5. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi
6. Perilaku kacau dalam usaha melarikan diri
7. Menyerang.

8. Akibat
Ansietas dalam jangka pendek dapat meningkatkan respon sistem
kekebalan
tubuh, namun kecemasan dalam jangka panjang dapat memiliki efek
sebaliknya yaitu seperti depresi, gangguan pola tidur, nyeri kronis, kehilangan
minat dalam seksual, pikiran untuk bunuh diri.

9. Rentang respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik


Sumber: (Stuart, Buku Saku Keperawatan Jiwa , 2015)

1 Sumber koping
Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggerakan
sumber koping di lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal
ekonomik, kemampuan penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan
budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stres dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.

2 Mekanisme koping
Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan berbagai
kemampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab
utama terjadinya perilaku patologis. Pola yang cenderung digunakan
seseorang untuk mengatasi ansietas ringan cenderung tetap dominan ketika
ansietas menghebat. Ansietas ringkat ringan sering ditanggulangi tanpa
pemikiran yang serius.Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua
jenis mekanisme koping :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan
situasi stres.
2. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi
hambatan pemenuhan kebutuhan.
3. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stres.
4. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek
kebutuhan personal seseorang.
5. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan
penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat
merupakan respon maladaptif terhadap stres.

III. Pohon masalah


Kerusakan interaksi sosial Effect
Gangguan suasana Cor oroblem
perasaan cemas

Koping individu in efektif Causa

IV. Masalah keperawatan dan data yang perlu di kaji


a.Masalah keperawatan ( diagnosa)
1. Gangguan sensori persepsi : ansietas

b. Analisa data

NO DATA MASALAH
DS: Ansietas
Pasien mengatakan
( mayor )
4. Merasa bingung.
5. Merasa khawatir dengan
akibat.
6. Sulit berkonsenstrasi.
(Minor)
5. Mengeluh pusing.
6. Anoreksia.
7. Palpitasi.
8. Merasa tidak berdaya

DO:
(Mayor )
4. Tampak gelisah.
5. Tampak tegang.
6. Sulit tidur
(Minor )
11. Frekuensi napas meningkat.
12. Frekuensi nadi meningkat.
13. Tekanan darah meningkat.
14. Diaforesis.
15. Tremos.
16. Muka tampak pucat.
17. Suara bergetar.
18. Kontak mata buruk.
19. Sering berkemih.
Berorientasi pada masa lalu.
a. Rencana tindakan keperawatan

Dx Kriteria hasil Intervensi Rasional


keperawatan
Ansietas TUM: Setelah SP1:asesmen SP1:asesmen ansietas dan
dilakukan tindakan ansietas dan latihan latihan relaksasi:
keperawatan selama 3 relaksasi:  Untuk membina
hari klien mampu  Bina hubungan hubungan yang
 Mengenali saling percaya. baik
ansietas  Membuat  Untuk menentukan
 Mampu kontrak (inform waktu kapan akan
mengatasi consent) dua melakukan latihan
ansietas kali pertemuan pengendalian tarik
latihan nafas dalam
pengendalian  Agar pasien
TUK ansietas mengenal tentang
 Pasien mampu  Bantu pasien ansietas yang
mengenal mengenal dialami,
ansietas ansietas. penyebaab, gejala
 pasien mampu  Latih teknik  Agar pasien bisa
mengatasi relaksasi mengatasi
ansietas melalui kecemasannya dengan
tehnik relaksasi teknik tarik nafas dalam
 Pasien mampu
memperegakan
teknik relaksasi
tarik nafas
dalam
 Keluarga
mampu
memberikan
dukungan
kepada anggota
keluarganya
yang mengalami
ansietas

SP2: evaluasi SP2: evaluasi asesmen


asesmen ansietas, ansietas, manfaat teknik
manfaat teknik relaksasi dan latihan
relaksasi dan latihan hipnotis diri sendiri
hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari) dan
(latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual.
kegiatan spiritual.  Agar pasien tetap
Pertahankan rasa percaya dengan
percaya pasien dirinya
 Membuat  Untuk menentukan
kontrak waktu kapan akan
ulang: melakukan latihan
latihan pengendalian tarik
pengendalian nafas dalam.
ansietas  Mengajarkan
 Latihan pasien latihan
hipnotis diri hipnotis diri
sendiri (lima sendiri
jari) dan
kegiatan
spiritual

STRATEGI PELAKSANAAN
ANSIETAS

SP1: - Bantu pasien mengenal ansietas


- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
- Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
- Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
- Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
- Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri
(tarik napas dalam)
Orientasi
Salam Terapeutik: Assalamualaikum.. selamat pagi Ibu
Evaluasi/validasi: ”Bagaimana perasaan ibu pagi ini? O, jadi ibu semalam gelisah,  tidak bisa
tidur?”
Kontrak: ”Baiklah, bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan
yang ibu rasakan? Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?” ”Kita
berbincang-bincang dimana bu? Baiklah kita akan berbincang-bincang di ruang ini”
Kerja
”Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan lebih lanjut
tentang perasaan ibu? apa yang ibu sedang pikirkan? Apa yang ibu lakukan terkait
dengan perasaan tersebut? Apa yang terjadi sehingga ibu merasa gelisah?”
”Bagaimana kalau saya ukur dulu ya tekanan darah, ibu”
”Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami kondisi seperti sekarang ini?” 
Selama ini, bila ibu punya masalah yang mengganggu, apa yang ibu lakukan?” “Dalam
keluarga ibu, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah?” “Baiklah bu, bagaimana
kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan latihan relaksasi dengan cara tarik
nafas dalam, ini merupakan salah satu cara  untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan.
Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu perhatikan saya, lalu ibu bisa
mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi
seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas
dalam hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara
perlahan-lahan. Nah, sekarang coba ibu praktikkan. Wah bagus sekali, ibu sudah mampu
melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa
relaks atau santai”
Terminasi
Evaluasi subjektif: ”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu
rasakan dan latihan relaksasi?
Evaluasi objektif: Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari, wah bagus sekali,
Rencana tindak lanjut: jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini? Mari, kita
masukkan dalam jadual harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung
praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang telah kita buat.
Kontrak yang akan datang: Latihan relaksasi ini hanya salah satu cara yang bisa digunakan
untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan, masih ada cara lain dengan latihan teknik
hipnosis lima jari. bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok pagi, jam berapa
bu? Seperti biasa jam 10 pagi di rumah ibu? Masih ada yang mau ditanyakan bu? Baiklah
kalau tidak ada saya pamit duu

SP 2 Mengajarkan klien melakukan hipnosis lima jari untuk mengatasi kecemasan


Orientasi
Salam terapeutik: Assalamualaikum..
Evaluasi/validasi: ”Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Masih ingat nggak Bu cara mengatasi
kecemasan yang kita diskusikan kemarin? Iya, kemarin kita sudah belajar tarik napas dalam.
Ibu masih ingat caranya? Coba dipraktikkan bu. Iyaa bagus sekali Bu.
Kontrak: ”Baiklah, Bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang cara lain
untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan cara hipnosis lima jari. Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang selama 30 menit?” ”Kita berbincang-bincang dimana bu? Baiklah kita
akan berbincang-bincang di ruang ini”

Kerja
Ibu sudah pernah mendengar teknik relaksasi hipnosis lima jari? Ibu belum tahu ya? Baiklah
kalau begitu kita belajar hipnosis lima jari ya Bu. Tujuannya untuk menghilangkan rasa
cemas dan membuat pikiran rileks dengan membayangkan hal-hal positif. Nah, sekarang saya
beritahu caranya ya Bu. Pertama, atur posisi senyaman mungkin, boleh sambil rebahan juga
Bu. Kemudian Ibu pejamkan mata, lakukan tarik napas dalam sebanyak 5 sampai 10 kali
sampai benar-benar rileks dan fokus. Nah, sekarang sentuh jari telunjuk Ibu dengan jempol
Ibu, bayangkan pada saat ibu sehat. Kemudian sentuh jari tengah Ibu, bayangkan ketika Ibu
di puji oleh seseorang. Sekarang sentuh jari manis Ibu, bayangkan saat Ibu bersama orang
yang Ibu sayangi /cintai, dan sekarang sentuh jari kelingking Ibu, bayangkan tempat yang
paling indah yang pernah dikunjungi. Seperti itu ya Bu. Ibu sudah melakukannya dengan
sangat baik. Nah, jika Ibu merasa khawatir atau cemas Ibu bisa praktikkan cara hipnosis lima
jari ini.

Terminasi
Evaluasi Subjektif: Bagaimana perasaan Ibu setelah belajar hipnosis lima jari?
Evaluasi Objektif: Ibu bisa mengulang apa yang sudah dipraktikkan tadi? Iya, bagus sekali
Ibu.
Rencana tindak lanjut: Mari, kita masukkan dalam jadual harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa
cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi sesuai jadwal yang
telah kita buat.
Kontrak yang akan datang: Bagaimana jika besok kita mendiskusikan cara lain untuk
mengatasi rasa cemas dengan cara spiritual? Seperti biasa jam 10 pagi di rumah Ibu? Masih
ada yang mau ditanyakan Bu? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu.
SP 3: Mengajarkan klien melakukan kegiatan dan pendekatan spiritual untuk
mengatasi kecemasan
Orientasi
Salam terapeutik: Assalamualaikum..
Evaluasi/validasi: ”Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Masih ingat nggak Bu cara mengatasi
kecemasan yang kita diskusikan kemarin? Iya, kemarin kita sudah belajar hipnosis lima jari.
Ibu masih ingat caranya? Coba dipraktikkan Bu. Iyaa bagus sekali Bu.
Kontrak: ”Baiklah, Bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang cara lain
untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan cara melakukan kegiatan dan pendekatan spiritual.
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?” ”Kita berbincang-bincang
dimana Bu? Baiklah kita akan berbincang-bincang di ruang ini”

Kerja
Baiklah Bu. Jadi, selain cara napas dalam dan teknik hipnosis lima jari ada cara lain untuk
mengatasi kecemasan, yaitu dengan melakukan kegiatan. Kegiatan apa yang Ibu senangi?
Jadi Ibu senang memasak, membersihkan rumah, dan menonton TV ya Bu? Nah, Ibu bisa
melakukan kegiatan yang Ibu senangi tersebut untuk mengatasi rasa cemas agar pikiran Ibu
teralihkan dari hal-hal yang membuat Ibu cemas. Selain itu, ibu juga bisa berzikir,
berwudhu’, shalat, dan berdo’a jika merasa cemas atau khawatir karena sesuatu hal karena
dengan mendekatkan diri kepada Tuhan hati kita akan merasa tenang Bu. Nah, jika Ibu
merasa khawatir atau cemas Ibu bisa melakukan kegiatan dan beribadah ya Bu.

Terminasi
Evaluasi Subjektif: Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?
Evaluasi Objektif: Ibu bisa mengulang apa saja yang sudah kita diskusikan? Iya, bagus sekali
Ibu.
Rencana tindak lanjut: Jadi, setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung melakukan kegiatan
ataupun beribadah ya Bu. Ibu juga bisa melakukan cara-cara lain mengatasi kecemasan yang
sudah kita pelajari.
Kontrak yang akan datang: Baiklah, Bagaimana jika besok kita mengulang kembali cara-cara
mengatasi kecemasan yang sudah kita diskusikan? Hal ini supaya Ibu ingat dan dapat
melakukannya jika merasa cemas. Seperti biasa jam 10 pagi di rumah Ibu, bagaimana Bu?
Setuju? Baiklah, adakah yang ingin Ibu ditanyakan Bu? Baiklah kalau tidak ada saya pamit
dulu.

DAFTAR PUSTAKA

Donsu, Jenita DT.(2017). Psikologi Keperawatan . Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Tim Pokja PPNI SDKI.(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


Stuart, G. W. (2015). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Prabowo,Eko.2014.buku ajar keperawatan jiwa.Yogyakarta:Nuha Medika
Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta:
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai