Disusun oleh:
Rahul Nurcholik (P17210223144) 38/2C
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Kecemasan
Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,
tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih
baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of
personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Ansietas
adalah suatu keadaan emosioanal yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh rasa
ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan (Dwi, 2015).
Pengertian lain dari cemas adalah suatu keadaan yang membuat sesorang tidak
nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas berkaitan dengan perasaan yang
tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan, ketakutan, ketegangan dari kegelisahan dari
antisipasi bahaya, sumber yang sebagian besar tidak diketahui atau tidak dikenal.
Kecemasan dapat dianggap sebagai patologis ketika mengganggu fungsi sosial dan
pekerjaan, pencapaian tujuan yang diinginkan, atau kenyamanan emosional (Rudiyanti &
Raidartiwi, 2018).
Adaptif Maladaptif
2) Ansietas Ringan
Kecemasan berkurang, penginderaan menjadi lebih tajam dan menyiapkan diri untuk
bertindak
3) Ansietas Sedang
Keadaan menjadi lebih waspada dan ketegangan meningkat. Lapangan persepsi
menyempit dan tidak mampu menjadikan faktor atau peristiwa yang penting sebagai
fokus perhatiannya
4) Ansietas Berat
Lapangan persepsi menjadi sangat sempit, menjadikan hal yang kecil menjadi pusat
perhatian mereka sehingga membuat mereka tidak dapat berpikir luas, tidak mampu
membuat kaitan juga tidak mampu menyelesaikan masalah
5) Panik
Pada rentang respon panik, persepsi sudah menyimpang, sangat kacau dan tidak
terkendali, pikiran tidak teratur, dan perilaku menjadi tidak tepat dan agitasi.
D. Tingkatan Kecemasan
Tingkatan kecemasan menurut (Ibnu Chaldum Damanik, 2020) ada empat, yaitu:
1) Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan kehidupan sehari-hari.
Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari akan menyebabkan seseorang menjadi
waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
2) Kecemasan Sedang
Kecemasan pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebih memfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting saat itu dan
mengesampingkan hal-hal lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3) Kecemasan Berat
Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir
tentang hal lain.
2. Faktor Presifitasi
1) Ancaman Terhadap Integritas Seseorang
Terjadi penurunan atau ketidakmampuan fungsi fisiologis yang mengganggu dan
menghambat aktifitas sehari-hari.
a) Sumber internal, seperti kegagalan mekanisme sistem imun, regulasi suhu
tubuh, dan perubahan biologis normal misalnya kehamilan.
b) Sumber ekternal, seperti terpapar infeksi bakteri dan virus dari lingkungan
sekitar, kecelakaan dan kekurangan nutrisi.
2) Ancaman Terhadap Harga Diri Seseorang
Menimbulkan gangguan identitas diri seseorang dan fungsi sosial individu.
a) Sumber internal, seperti kesulitan dalam hubungan interpersonal dan
penyesuaian terhadap peran baru.
b) Sumber ekternal, seperti kehilangan orang yang dicintai, perubahan status
pekerjaan, perceraian dan sosial budaya (Rahayuningtyas, 2018).
F. Sumber Koping
Koping adalah sebuah proses pengaturan yang tetap untuk mengatur permintaan
pada pikiran seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggerakan
sumber koping di penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan dapat membantu
seseorng mengintegritaskan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi koping
yang berhasil (Pratiwi, 2019).
Dalam menghadapi kecemasan, individu akan menggunakan berbagai sumber
koping yang ada di lingkungannya. Sumber yang dapat membantu individu untuk
mengurangi atau bisa juga mengatasi masalah yang dapat menimbulkan stress, sumber
koping dapat berupa kemampuan menyelesaikan masalah, keyakinan atau budaya, keadaan
ekonomi keluarga, dan dukungan keluarga atau sosial (Randhika Alfhan Al Fattaah, 2022).
G. Mekanisme Koping
Ketika seseorang mengalami ansietas, orang tersebut menggunakan
bermacammacam mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya. Dalam bentuk
ansietas ringan dapat diatasi dengan menangis, tertawa, tidur, dan olahraga. Bila terjadi
ansietas berat sampai panik akan terjadi ketidak mampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif merupakan penyebab utama perilaku yang patologis, seseorang akan
menggunakan energi yang lebih besar untuk dapat mengatasi ancaman tersebut.
Mekanisme koping untuk mengatasi ansietas yaitu sebagai berikut:
1) Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu
reaksi yang berorientasi pada tugas merupakan upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku
menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Menarik
diri untuk memindahkan dari sumber stres. Kompromi untuk mengganti tujuan atau
mengorbankan kebutuhan personal.
2) Sedangkan pertahana ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi
berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan bersifat
maladaptive (Mustaziroh et al., 2022).
e) Identifikasi
Proses seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi dengan menirukan
pikiran, selera, dan perilaku orang yang dikaguminya.
f) Intelektualisasi
Intelektualisasi yaitu menggunakan logika atau alasan untuk menghindari
pengalaman yang mengganggu perasaannya.
g) Introjeksi
Introjeksi yaitu klien mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman dari luar.
h) Fiksasi
Klien berhenti pada tingkat perkembangan di bagian emosi atau tingkah laku
atau pikiran, sehingga menyebabkan perkembangan selanjutnya terhalang.
i) Proyeksi
Pengalihan pikiran atau rangsangan pada diri sendiri kepada orang lain terutama
keinginan.
j) Rasionalisasi
Rasionalisasi yaitu klien memberikan keterangan bahwa sikapnya berdasarkan
alasan yang rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga diri.
k) Reaksi formasi
Reaksi formasi yaitu klien bertingkah laku berlebihan yang bertentangan dengan
keinginan yang sebenarnya.
l) Regresi
Regresi yaitu klien kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku
primitif), contoh: bila keinginan klien terlambat menjadi marah, merusak, dan
melempar barang.
m) Represi
Klien secara tidak sadar mengesampingkan pikiran yang menyakitkan. Hal
tersebut cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
n) Acting Out
Klien langsung mengemukakan perasaan bila keinginanya terhalang.
o) Sublimasi
Sublimasi merupakan penerimaan suatu sasaran pengganti suatu hal yang lama
yang menjadikan dirinya cemas.
p) Supresi
Supresi yaitu suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan,
tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari.
q) Undoing
Undoing merupakan tindakan, perilaku, atau komunikasi yang menghapuskan
sebagian dari tindakan, perilaku, atau komunikasi sebelumnya yang merupakan
mekanisme pertahanan primitive (Randhika Alfhan Al Fattaah, 2022).
J. Pathway Kecemasan
II. Konsep Asuhan Keperawatan A. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses awal sebagai dasar utama dari proses pengkajian awal
dari pengumpulan data dan merumuskan masalah. Pengkajian ansietas dilihat dari keadaan
umum klien meliputi faktor predisposisi, faktor presipitasi, mekanisme koping, respons
ansietas, dan tingkat ansietas. Berikut ini penjelasannya:
1) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor yang sudah ada sebelum perkembangan
ansietas. Faktor ini melibatkan mulai dari sejarah keluarga dengan masaalah
kecemasan, faktor genetik, faktor perilaku, dan karakteristik keperibadian individu
yang menyebabkan meraka lebih rentan terhadap gangguan ansietas
2) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Faktor ini meliputi dari stress, peristiwa
traumatik, gangguan somatic (fisik), dan peristiwa lain yang menyebabkan individu
menjadi ansietas.
3) Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai mekanisme koping
untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Misalnya saja
melakukan penghindaran, teknik relaksasi, atau bisa saja dukungan sosial.
4) Respons Ansietas
Respons ansietas merupakan respon fisik, kognitif, dan emosional yang terjadi
Ketika individu sedang menghadapi situasi yang menyebabkan terjadinya ansietas.
Contohnya saja pada perilaku (tremor, menghindar, gelisah, bicara cepat), perasaan
( tidak sabar, gelisah, tegang), dan pemikiran (perasaan cemas, khawatir, bingung)
5) Tingkat Ansietas
Pada tingkat ansietas menjadi tingkat keparahan yang dialami oleh individu.
Ansietas dikelompokkan menjadi ansietas ringan, sendang, dan berat berdasarkan
dari gejalanya, dampaknya dalam kehidupan individu tersebut.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
a) Luaran Keperawatan (PPNI, 2019)
Tingkat Ansietas Menurun (L.09093) kriteria hasil :
5. Konsentrasi membaik
6. Pola tidur membaik
Edukasi
11. Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis.
musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
12. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
13. Anjurkan mengambil posisi nyaman
14. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
15. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih
16. Demonstrasikan dan latih Teknik relaksasi (mis: napas dalam peregangan,
atau imajinasi terbimbing)
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan, pada tahap ini akan
dilakukan evaluasi apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan sudah efektif atau
belum untuk mengatasi masalah keperawatan klien atau dengan kata lain tujuan asuhan
keperawatan tercapai atau tidak tercapai. Evaluasi menyediakan nilai informasi
mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan
dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan.
Hal-hal yang perlu dievalusi dalam masalah kecemasan meliputi dari:
1) Klien mampu mengidentifikasi pemicu ansietas.
2) Klien mampu mendeskripsikan perilaku yang terkait dengan ansietas.
3) Keluarga klien dan klien mampu memberikan pelatihan melakukan praktik teknik
pengalihan situasi, pernapasan dalam, relaksasi otot, dan teknik lima jari.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, R. (2015). Teknik Relaksasi Otot Progressif Untuk Menurunkan Kecemasan. Skripsi.
Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.
Ibnu Chaldum Damanik. (2020). LITERATUR REVIEW : Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu
Pada Balita Yang Menderita Penyakit Diare (Vol. 2507, Issue February).
Kusniawati, N., & Ari Wibowo, T. (2019). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Intervensi Inovasi
Pemberian Chamomile Essential Oil Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Asma Di Ruang IGD RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA. Duke
Law Journal, 1(1).
Maros, H., & Juniar, S. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan Masalah Ansietas
Di Desa Batu Rt 03 Rw 01 Karang Tengah Demak’, Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.N
Dengan Masalah Ansietas Di Desa Batu Rt 03 Rw 01 Karang Tengah Demak. Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan Masalah Ansietas Di Desa Batu Rt 03 Rw 01 Karang
Tengah Demak, 1–23.
Mustaziroh, F. M., Zainuri, I., & Kotijah, S. (2022). Asuhan Keperawatan Dengan Masalah
Keperawatan Ansietas Terhadap Klien Pre Vaksinasi Booster Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanggulangin. (Doctoral Dissertation, Perpustakaan Universitas Bina Sehat)., July, 1–23.
Pardede, J. A. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Kecemasan : Studi Kasus.
November. https://doi.org/10.31219/osf.io/whjpv
Phika Lepith, P., & Saudah, N. (2023). Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Masalah
Ansietas Menggunakan Penerapan Terapi Hipnotis 5 Jari Di Rsud Ra Basoeni. (Doctoral
Dissertation, Perpustakaan Universita Bina Sehat PPNI Mojokerto)., 1(1).
PPNI, T. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Rudiyanti, N., & Raidartiwi, E. (2018). Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil dengan Kejadian
Preeklampsia di Sebuah RS Provinsi Lampung. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 13(2),
173. https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.926