Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ANSIETAS (KECEMASAN)

“ Keperawatan Jiwa ’’

Resti Julita
( 18301064)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ANSIETAS (KECEMASAN)

A. Masalah Keperawatan Utama


Ansietas (Kecemasan)
B. Definisi Kecemasan
Ansietas (kecemasan) adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau
tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam (NANDA, 2018).
Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek
yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk mengahadapi ancaman (SDKI).
Ansietas adalah dasar kondisi manusia dan memberikan peringatan berharga. Bahkan,
kapasitas untuk menjadi ansietas diperlukan untuk bertahan hidup. Selain itu, seseorang
dapat tumbuh dari ansietas jika seseorang berhasil berhadapan, berkaitan dengan, dan
belajar dari menciptakan pengalaman ansietas (Stuart, 2016).
Ansietas adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai
oleh rasa takut serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan. Gejala
tersebut merupakan respons terhadap stres yang normal dan sesuai, tetapi menjadi
patologis bila tidak sesuai dengan tingkat keparahan stres, berlanjut setelah streso
menghilang, atau terjadi tanpa adanya stressor eksternal (Craig, 2009).
Sedangkan menurut Wilkinson (2007), ansietas dapat diartikan sebagai suatu
keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah disertai respon otonomis
individu, perasaan khawatir yang disebabkan oleh perasaan antisipasi terhadap bahaya
C. Proses Terjadinya Masalah
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan struktur anatomi
di dalam otak. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya
menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Psikologis
Aspek psikologis memandang ansietas adalah konflik emosional antara 2
elemen yaitu: id (dorongan insting atau impuls primitif) dan superego (hati nurani).
Ego berfungsi menengahi tuntutan dari 2 elemen yang bertentangan dan fungsi
ansietas mengingatkan ego bahwa ada bahaya yang mengancam.
Ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya
adalah peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan maupun situasional
seperti peristiwa bencana, konflik emosional individu yang tidak terselesaikan
dengan baik, konsep diri terganggu.
c. Sosial Budaya
Sosial budaya, potensi stres serta lingkungan merupakan faktor yang
mempengaruhi terjadinya ansietas. Hal tersebut biasa ditemui dalam keluarga.
Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya
ansietas.
2. Faktor Presipitasi
a. Biologi (fisik).
Gangguan fisik adalah suatu keadaan yang terganggu secara fisik oleh
penyakit maupun secara fungsional berupa penurunan aktivitas sehari-hari. Stuart
& Laraia (2005) mengatakan bahwa kesehatan umum individu memiliki efek nyata
sebagai presipitasi terjadinya ansietas. Apabila kesehatan individu terganggu, maka
kemampuan individu untuk mengatasi ancaman berupa penyakit (gangguan fisik)
akan menurun.
b. Psikologi
Ancaman terhadap integritas fisik dapat mengakibatkan ketidakmampuan
psikologis atau penurunan aktivitas sehari-hari seseorang.
Ancaman eksternal yang terkait dengan kondisi psikologis dan dapat
mencetuskan terjadinya ansietas diantaranya adalah peristiwa kematian, perceraian,
dilema etik, pindah kerja, perubahan dalam status kerja. Sedangkan yang termasuk
ancaman internal yaitu gangguan hubungan interpersonal dirumah, ditempat kerja
atau ketika menerima peran baru (istri, suami, murid dan sebagainya).
c. Sosial Budaya
Status ekonomi dan pekerjaan akan mempengaruhi timbulnya stres dan lebih lanjut
dapat mencetuskan terjadinya ansietas. Orang dengan status ekonomi yang kuat
akan jauh lebih sukar mengalami stres dibanding yang status ekonominya lemah.
Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi seseorang mengalami ansietas,
demikian pula fungsi integrasi sosialnya menjadi terganggu yang pada akhirnya
mencetuskan terjadinya ansietas.
D. Tanda dan Gejala
a. Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia,
diare/konstipasi, gelisah, berkeringat, tremor, sakit kepala, dan sulit tidur
b. Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar, dan berfokus
pada apa yang menjadi perhatiannya
c. Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, dan perasaan tidak aman
d. Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed,
khawatir,dan prihatin.
E. Tingkat Kecemasan
1. Kecemasan ringan (Mild Anxiety)
a. Berhubungan dengn ketegangan dalam kehidupan sehari-hari
b. Menyebabkan seseorang menjadi waspada, lapang persepsinya meluas,
menajamkan indera
c. Dapat memotivasi individu untuk belajar & mampu memecahkan masalah secara
efektif & menghasilkan pertumbuhan & kreativitas
2. Kecemasan sedang (Moderate Anxiety)
a. Memusatkan perhatian pada hal-hal yg penting & mengenyampingkan yang lain
b. Perhatian seseorang menjadi selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah (dgn arahan orang lain)
3. Kecemasan berat (Severe Anxiety)
a. Lapangan persepsi individu sangaat sempit
b. Perhatian terpusat pada hal yg spesifik & tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain
c. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan
d. Diperlukan banyak arahan/perintah untuk dapat terfokus pada area lain
4. Panik
a. Individu kehilangan kendali diri & detil perhatian kurang
b. Tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah
c. Peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan
orang lain, penyimpangan persepsi & hilangnya pikiran rasional
d. Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian
F. Pohon Masalah

Harga Diri Rendah Gangguan Citra Tubuh


Effect

Ansietas Care Problem

Koping Individu tidak Efektif

Causa

Kurang Pengetahuan Perubahan Fisik/stressor fisik

G. Masalah Keperawatan Data yang Perlu dikaji


1. Subjektif
a. Mengatakan sulit berkonsentrasi
b. Menagatakan merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
c. Mengatakan merasa bingung
d. Mengatakan sering pusing
e. Mengatakan merasa palpitasi (berdebar dan jantung berdenyut kencang)
f. Mengatakan merasa tidak berdaya
2. Objektif
a. Tampak gelisah
b. Tampak tegang
c. Sulit tidur
d. Muka tampak pucat
e. Suara bergetar
f. Kontak mata buruk
g. Frekuensi nafas dan nadi meningkat
h. Tekanan darah meningkat
i. Tremor dan diaforesis

H. Diagnosa Keperawatan
Ansietas (Kecemasan)
I. Tindakan Keperawatan
Klien dengan kecemasan (ansietas) dilakukan tindakan sesuai asuhan keperawatan
sesuai dengan standar asuhan keperawatan psikososial yang dikembangkan generalis
keperawatan jiwa.
Sesuai dengan standar asuhan keperawatan intervensi pertana pada kecemasan adalah
melakukan pendekatan untuk mengkaji masalah kecemasan. Tindakan keperawatan yaitu
sebagai berikut:
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan:
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
3. Yakinkan pasien kembali dengan menyentuh, saling memberi empatik secara verbal
dan nonverbal, dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan serta izinkan pasien
untuk menangis.
4. Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
5. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
6. Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
7. Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
8. Ajarkan klien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam
9. Motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas muncul
10. Sediakan penguatan yang positif ketika pasien mampu untuk meneruskan aktivitas
sehari-hari dan lainnya meskipun ansietas

Strategi Pelaksanaan:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Membantu pasien mengenal ansietas
c. Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri
d. Memotivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali ansietas muncul

Evaluasi yang diharapkan keperawatan:


a. Pasien mampu mengungkapkan perasaan ansietas (verbal dan norverbal)
b. Tidak mengalami kecemasan, mengerti tentang ansietas
c. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
d. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk mengatasi
ansietas. Tidak terlihat gelisah, dan wajah rileks
DAFTAR PUSTAKA

NANDA Internasional. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.


Edisi 11. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC
SDKI. (2017). Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1, Cetakan III. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
SIKI. (2018). Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1, cetakan II. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Stuart, GW & Sunden, SJ. (2006). Buku Saku Keperwatan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai