PEMBAHASAN
2.1 Probabilitas
A. Pengertian Probabilitas
Probabilitas merupakan bilangan yang mewakili nilai kemungkinan sebuah event terjadi
bila suatu eksperimen acak dilakukan. Teori probabilitas dapat dibedakan dalam dua
pendekatan, yaitu frekuensi relative dan aksioma probabilitas. Pendefenisian probabilitas
melalui frekuensi relative memberikan pemahaman mendalam berkenaan dengan hokum
alam yang banyak diaplikasikan dalam persoalan praktis. Pendekatan melalui defenisi
terkait dengan aksioma probabiltas lebih banyak digunakan sebagai dasar pemahaman
untuk mempelajari teori probabilitas yang lebih modern dan lebih lanjut
B. Jenis-jenis Probabilitas
1. Frekuensi Relatif
Suatu eksperimen acak memiliki prosedur “pilih bola dalam kotak yang berisi bola
identic yang diberi nomor 1,2,3” dengan observasi yang harus dilakukan adalah “catat
nomor bola”. Dalam eksperimen ini dapat 3 outcome yang mungkin (k) dengan ruang
sampel adalah S = {1,2,3}. Anggap eksperimen diulang sebanyak n kali (trial) dalam
kondisi yang sama.
a. Contoh outcome eksperimen dalam 100 trial yang dilakukan secara simulasi
menggunakan computer. Jelas bahwa outcome eksperimen secara konsisten tidak
dapat diprediksi dengan benar. Misalkan N1(n), N2(n), dan N3(n) merupakan
jumlah dari tiap outcome k yang terjadi, maka frekuensi relative dari outcome
tersebut didefenisikan dengan
Karena jumlah terjadinya tiap outcome (Nk) dalam pemilihan bola yang diulang
sebanyak n kali (n trial) adalah bilangan antara 0 dan n, maka (0 < Nk < n untuk k
=1,2,3
Dan bila persamaan tersebut dibagi dengan n (banyak trial), diperboleh frkuensi
relative yang merupakan bilangan antara nol dan satu : 0 < fk < 1 untuk k = 1,2,3
Jumlah dari terjadinya seluruh outcome yang mungkin adala sama dengan n, ditulis
Jika ke-2 sisi dari persamaan tersebut dibagi menjadi dengan n, maka jumlah seluruh
frekuensi relative adalah sama dengan 1, yaitu:
C. Hukum-hukum Probabilitas
Aturan Penjumlahan :
Untuk menerapkan aturan penjumlahan ini, harus dilihat jenis kejadiannya apakah
bersifat saling meniadakan atau tidak saling meniadakan.
1. Kejadian Saling Meniadakan :
Dua peristiwa atau lebih disebut saling meniadakan jika kedua atau lebih peristiwa itu
tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B saling
meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah P(A atau B) = P(A) +
P(B) atau P(A B) = P(A) + P(B)
Contoh : Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adalah
A = peristiwa mata dadu 4 muncul.
B = peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut !
Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!
Penyelesaian : P(A) = 1/6, P(B) = 2/6, P(A atau B) = P(A) + P(B)
= 1/6 + 2/6
= 0,5
2. Kejadian Tidak Saling Meniadakan :
Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa tidak saling meniadakan apabila kedua
peristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika dua
peristiwa A dan B tidak saling meniadakan, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut
adalah P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B), P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B)
Jika 3 peristiwa A, B, dan C tidak saling meniadakan, probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah P(A B C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A B) – P(A
C) – P(B C) + P(A B C)
Aturan Perkalian :
Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda menurut jenis
kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal ini, yaitu kejadian tak bebas dan kejadian
bebas.