Anda di halaman 1dari 29

PROBABILITAS DAN HUBUNGAN DENGAN STATISTIKA

OLEH :
AQILLA FADIA HAYYA
32318403
D3 FARMASI SORE

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Agenda Style
01 Definisi statistika
02 Definisi probabilitas

03 Pendekatan Perhitungan Probabilitas

04 Beberapa Aturan Dasar Probabilitas

05 Permutasian dan kombinasi

06 percobaan, ruang sampel dan titik sampel


LET’S GO
Insert the title of your subtitle Here
1. STATISTIKA
Statistik merupakan suatu ilmu
tentang pengumpulan,
penyusunan, penganalisaan dan
penafsiran data dalam bentuk
angka untuk tujuan pembuatan
suatu keputusan yang lebih baik
di dalam menghadapi
ketidakpastian.
2. PROBABILITAS “Probabilitas” ialah suatu nilai

2
yang digunakan untuk

1
mengukur tingkat terjadinya
Secara umum probabilitas suatu kejadian acak.”
merupakan peluang suatu
kejadian.

3
tiga kata kunci yang harus
diketahui:
1. Eksperimen,
2. Hasil (outcome)
4
3. Kejadian atau peristiwa (event)
Manfaat probabilitas adalah
membantu pengambilan keputusan
yang tepat, karena kehidupan
didunia tidak ada kepastian dan
informasi yang tidak sempurna

5 Contoh : pembelian harga sahaam


berdasarkan analisis harga saham
3. Pendekatan Perhitungan Probabilitas

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


klasik frekuensi subjektif
relatif
Pendekatan Klasik

Setiap peristiwa mempunyai kesempatan yang sama untuk terjadi

Rumus : Contoh : percobaan


melempar uang
logam
hasilnya : 1. muncul
gambar
2. Muncul angka
Konsep Frekuensi Relatif
Probabilitas suatu kejadian tidak dianggap sama,
tergantung dari brapa benyak suatu kejadian terjadi
Rumus :
Probabilitas suatu kejadian = jumlah peristiwa yang
terjadi

jumlah total percobaan

Contoh :
Dalam 12 bulan, 10 bulan terjadi inflansi dan 2
bulan deflasi. Maka probabilitas inflansi =
10/12= 0,83 sedangkan probabilitas deflasi =
2/12=0,17
Probabilitas suatu kejadian
Probabilitas didasarkan pada penelitian pribadi
Subjektif
Your Picture Here
yang dinyatakan dalam suatu derajat
kepercayaan
4. Beberapa Aturan Dasar Probabilitas
Penjumlahan :
Untuk menerapkan aturan penjumlahan ini, harus dilihat
jenis kejadiannya apakah bersifat saling meniadakan
atau tidak saling meniadakan.

CONTOH :
A. Aturan Peristiwa Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adlh
Penjumlahan: kejadian A = peristiwa mata dadu 4 muncul.
brsama B = peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.
Tentukan probabilitas dari kejadian berikut !
Rumus : - Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!
P(A atau B) Penyelesaian :
= P(A) + P(A) = 1/6 P(B) = 2/6
(B) P(A atau B) = P(A) + P(B) = 1/6 + 2/6 = 0,5
P(B) = 14/36 P(A B) = 0
P(A atau B) = P(A) + P(B) = 1/36 + 14/36 – 0
= 0,42
4. Beberapa Aturan Dasar Probabilitas
Perkalian :
Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan
secara berbeda menurut jenis kejadiannya

Ada dua macam kejadian yaitu kejadian tak bebas


A. Aturan 1). dan kejadian bebas
Perkalian : Kejadian
1). Kejadian tak bebas :
tak bebas
Dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a) Probabilitas bersyarat
2). b) Probabilitas gabungan
c) Probabilitas marjinal
Kejadian
bebas 2). Kejadian bebas :
1). Kejadian tak bebas

Pengertian : Dua peristiwa atau lebih


disebut kejadian tidak bebas apabila
peristiwa yang satu dipengaruhi atau
tergantung pada peritiwa lainnya.
a)Probabilitas bersyarat : probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan
syarat peristiwa lain harus terjadi dan peristiwa-peristiwa tersebut saling
mempengaruhi. Jika peristiwa B bersyarat terhadap A, probabilitas
terjadinya periwtiwa tersebut adalah P(B/A) dibaca probabilitas
terjadinya B dengan syarat peristiwa A terjadi.
Contoh :
contoh Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
2 buah bola kuning bertanda –
Seseorang mengambil sebuah bola kuning dari kotak, Berapa probabilitas
bola itu bertanda +?
Misalkan : A = bola kuning, B+ = bola bertanda positif, B- = bola bertanda
negatif.
P(A) = 5/11 P(B+A) = 3/1
b) Probabilitas gabungan : adalah probabilitas terjadinya dua atau lebih
peristiwa secara berurutan (bersamaan) dan peristiwa-peristiwa itu
saling mempengaruhi. Jika dua peristiwa A dan B gubungan,
probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah P(A dan B) = P(A ˙ B)
= P(A) x P(B/A). Jika tiga buah peristiwa A, B, dan C gabungan,
probabilitas terjadinya adalah P(A ˙ B ˙ C) = P(A) x P(B/A) x P(C/A ˙ B)

Dari satu set kartu bridge berturut-turut diambil kartu itu sebanyak 2 kali secara
acak. Hitunglah probabilitasnya kartu king (A) pada pengambilan pertama dan
contoh as(B) pada pengambilan kedua, jika kartu pada pengambilan pertama tidak
dikembalikan !
Penyelesaian :
(A) = pengambilan pertama keluar kartu king.
P(A) = 4/52
(B/A) = pengambilan kedua keluar kartu as
P(B/A) = 4/51
P(A ˙ B) = P(A) x P(B/A) = 4/52 x 4/51 = 0,006
c) Probabilitas marjinal : Probabilitas marjinal peristiwa tidak saling
bebas adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang tidak
memiliki hubungan dengan terjadinya peristiwa lain dan peristiwa
tersebut saling mempengaruhi. Jika dua peristiwa A adalah marjinal,
probabilitas terjadinya peristiwa A tersebut adalah P(A) = SP(B ˙ A) =
SP(Ai) x P(B/Ai), i = 1, 2, 3, …..
Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :
5 buah bola putih bertanda +
1 buah bola putih bertanda –
3 buah bola kuning bertanda +
contoh 2 buah bola kuning bertanda –
Tentukan probabilitas memperoleh sebuah bola putih !
Penyelesaiannya :
Misalkan : A = bola putih
B+ = bola bertanda positif
B- = bola bertanda negatif
P(B+A) = 5/11 P(B-A) = 1/11
P(A) = P(B+A) + P(B-A) = 5/11 + 1/11 = 6/11
2). Kejadian bebas
Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian
bebas apabila terjadinya kejadian tersebut tidak saling
mempengaruhi. Dua kejadian A dan B dikatakan bebas,
kalau kejadian A tidak mempengaruhi B atau sebaliknya
Jika A dan B merupakan kejadian bebas, maka P(A/B) =
P(A) dan P(B/A) = P(B)
P(A ˙ B) = P(A) P(B) = P(B) P(A
Contoh :
Satu mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas
sebanyak dua kali. Jika A155%
adalah lemparan pertama yang
mendapat gambar burung(B), dan A2 adalah lemparan
kedua yang mendapatkan gambar60% burung(B), berapakah
P(A1+A2)!
45%
Penyelesaian :
Karena pada pelemparan pertama 65%
hasilnya tidak
mempengaruhi pelemparan kedua dan P(A1) = P(B) = 0,5
dan P(A2) = P(B)35%= 0,5, maka P(A1+A2) =P(A1) P(A2) =
P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 = 0,25.
Rumus bayes
Merupakan probabilitas bersyarat-suatu kejadian setelah kejadian lain ada.
Dalam penafsiran bayes, rumus ini menyatakan seberapa jauh derajat
kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional ketika ada petunjuk
baru. Dalam penafsiran frekuensi rumus ini menjelaskan representasi
invers probabilitas dua kejadian. Rumus ini merupakan dasara dari
statistika bayes dan memiliki penerapan dalam sains, rekayasa, ilmu
ekonomi, teori permainana,kedokteran dan hukum.

P(B | A) P(A) P(B | A) P(A)


P(A | B) =
atau P(A | B) =
P(B) P(B | A)P(A) + P(B | A)P(A)
5. Permutasian dan kombinasi

A. B. Prinsip
C.
FAKTORIA dasar
Kombinasi
L membilang
A. FAKTORIAL
faktorial dari bilangan asli n merupakan hasil
Pengertian
perkalian antara bilangan bulat positif yang kurang
dari atau sama dengan n hingga terurut 1. Simbol
penulisan Faktorial ditulis sebagai n! dan disebut n
faktorial

Rumus n! = n . (n – 1) ! . (n – 2) ! . (n – 3)! . … . 1
= n . (n – 1)!
3! =3.2.1 = 6
Misalnya
6! = 6.5.4.3.2.1 = 720
B. Permutasian
Pengertian Permutasi mengacu pada berbagai cara dalam
mengatur sekumpulan objek secara berurutan.

Rumus

Contoh untuk menghitung banyaknya cara menyusun


urutan dua huruf dari huruf-huruf a, b, c adalah sebagai
Misalnya berikut.

Jadi, keenam cara tersebut adalah ab, ac, ba, bc, ca, cb.
Macam macam permutasian
Permutasian siklik
contoh : 5 orang direktur duduk disebuah meja berbentuk
Yaitu cara
lingkaran untuk rapat. Ada berapa cara untuk menyusun
menyusun n unsur kursi para direktur tersebut?
yang susunannya
membentuk
lingkaran
Macam macam permutasian
Contoh untuk menghitung banyaknya cara menyusun
Permutasian
dengan unsur yang urutan huruf-huruf dari kata “KATAKKU” adalah
sama sebagai berikut.
Huruf K ada 3 maka n1 = 3
Yaitu banyaknya
Huruf A ada 2 maka n2 = 2
cara untuk
Huruf T ada 1 maka n3 = 1
menyusun unsur a
dan b dari n yang Huruf U ada 1 maka n4 = 1
tersedia
C. Kombinasi
Kombinasi mengacu pada beberapa cara untuk memilih
Pengertian
pilihan dari sekumpulan besar benda, sehingga
urutannya tidak penting.

Rumus

Contoh untuk menghitung


Misalnya banyaknya cara memilih
dua huruf dari huruf-huruf
a, b, c adalah sebagai
berikut.
6. percobaan, ruang sampel dan titik
sampel
Percobaan atau eksperimen, yaitu Contoh: Melemparkan
suatu kegiatan yang dapat dadu, melemparkan
memberikan beberapa koin, dll.
kemungkinan
Contoh: Pada
Ruang sampel adalah himpunan
pelemparan sebuah
dari semua hasil yang mungkin
dadu, maka ruang
pada suatu percobaan/kejadian.
sampelnya adlh S =
{1,2,3,4,5,6}
Titik sampel adalah anggota-
Contoh: Pada pelemparan
anggota dari ruang sampel atau
sebuah dadu, maka titik
kemungkinan-kemungkinan yang
sampelnya : (1), (2), (3),
muncul.
(4), (5), dan (6)
Menyusun anggota ruang sampel
01 Menyusun anggota ruang sampel dengan mendaftar
Melempar uang koin dengan satu muka dan satu ekor.
Misalkan koin pertama muncul angka (A) dan koin kedua
muncul gambar (G), maka kejadian dari pelemparan
tersebut adalah (A, G). Semua hasil yang mungkin terjadi
dari percobaan tersebut adalah (A, G), (G, A), (A, A), dan
(G, G). Dengan demikian, diperoleh:
Ruang sampel : {(A, G), (G, A), (A, A), (G, G)}
Titik sampel : (A, G), (G, A), (A, A), dan (G, G)
Kejadian : {(A, G)}, {(G, A)}, {(A, A)}, atau {(G, G)}
Menyusun anggota ruang sampel
02 Menyusun anggota ruang sampel dengan diagram pohon
Melempar uang koin dengan satu muka dan satu ekor, dan
melempar sebuah dadu.
Jika kita melemparkan sebuah koin dan sebuah dadu
bersisi 6, maka kemungkinan kejadiannya adalah
munculnya angka (A) atau gambar (G) pada koin dan salah
satu mata dadu pada dadu. Misalkan sebuah koin
dianggap bagian pertama dan sebuah dadu bersisi 6
bagian kedua, maka diperoleh:
Menyusun anggota ruang sampel
03 Menyusun anggota ruang sampel dan tabel

Jika kita melemparkan dua


dadu sekaligus, maka pada
masing-masing dadu akan ada
6 kemungkinan kejadian yang
muncul, yaitu mata dadu 1, 2, 3,
4, 5, dan 6. Jika kita susun
dalam sebuah tabel, maka
didapatkan hasil berikut:
 Jadi, S = {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4),(1,5) (1,6), (2,1) (2,2) (2,3) (2,4)
(2,5) (2,6), (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6), (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5)
(4,6), (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6) (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)}
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai