Anda di halaman 1dari 28

MK.

PENGANTAR STATISTIK SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA

TEORI
PROBABILITAS
MATERI :
1. Konsep-Konsep Dasar
2. Aturan Dasar
3. Menentukan Nilai Kemungkinan
PENDAHULUAN
Salah satu konsep dasar yang penting untuk
dipahami sebelum melangkah pada pemahaman
lebih lanjut metode statistik inferensial 
PROBABILITY (Peluang/Kemungkinan)
Konsep-konsep dasar (1)
1. Kejadian (Event): Hasil dari sebuah eksperimen/survey

Elementary Event: memenuhi 1 kriteria


Contoh: kartu berwarna emas dari sekumpulan kartu

Kejadian
(Event)
Joint Event:
Memenuhi 2/lebih kriteria
Contoh: kartu berwarna emas dan bergambar hati dari
sekumpulan kartu
Konsep-konsep dasar (2)
2. Random Variable: Sebuah Variabel Yang Nilai Numeriknya Mewakili Kejadian-
kejadian Dalam Suatu Eksperimen
Ct: Jumlah pengunjung pameran kebudayaan pada pukul 19.00 – 20.00 WIB

3. Probability: Sebuah Bilangan Yang Menunjukkan Kemungkinan Sebuah Kejadian


Tertentu Akan Terjadi Untuk Random Variable.
Ct: Kemungkinan Mendapatkan Angka 7 Jika Melempar Dua Buah Dadu;
kemungkinan seorang incumbent memenangkan pemilihan

4. Collectively Exhaustive Event: Rangkaian Kejadian Yang Memasukkan Semua


Kejadian Yang Mungkin.
Ct: Gambar Atau Angka Jika Melempar Koin
ATURAN-ATURAN DASAR (1)
Probabilitas atau kemungkinan suatu kejadian harus berada diantara 0 dan 1.

0 (Nol) adalah kemungkinan terkecil


P (A) = 0, maka Event tersebut tidak terjadi

1 (Satu ) adalah nilai terbesar.


P(A) = 1,maka Event tersebut pasti terjadi

Tidak ada kemungkinan yang bernilai negatif ataupun lebih besar dari 1,0
...ATURAN-ATURAN DASAR (1)
Contoh:
Pada kasus pelemparan dadu:
Kemungkinan akan didapatkan sisi bernilai 7 adalah 0 karena
kejadian (event) tersebut tidak mungkin terjadi.

Sedangkan kemungkinan mendapatkan sisi dengan nilai kurang


dari 7 adalah 1, karena salah satu dari
elementary event (sisi 1, 2, 3, 4, 5 atau 6) pasti terjadi.
ATURAN-ATURAN DASAR (2)
Kejadian (event) bahwa A tidak terjadi disebut
“A complement” atau “bukan A”.

Jika P (A) mewakili kemungkinan kejadian A terjadi,


sedangkan P (Ā ) = 1-P (A) mewakili kemungkinan
kejadian A tidak terjadi.
.. ATURAN-ATURAN DASAR (2)
Contoh:
Pada kasus pelemparan dadu,
Complement untuk mendapatkan sisi 3 berarti tidak
mendapatkan sisi 3. Karena kemungkinan untuk
mendapatkan sisi 3 adalah 1/6, maka kemungkinan
mendapatkan bukan sisi 3 adalah
(1-1/6) = 5/6 atau 0,833
ATURAN-ATURAN DASAR (3)
Jika kejadian A dan B bersifat mutually exclusive,
maka kemungkinan terjadinya kejadian A dan B
secara bersama P(A п B) bernilai 0.

Artinya, dua kejadian tidak mungkin terjadi secara


bersamaan.
..ATURAN-ATURAN DASAR (3)
Contoh:
Pada satu pelemparan dadu, tidak mungkin
didapatkan sisi 3 dan sisi 4 secara bersamaan karena
elementary events tersebut bersifat mutually exclusive

Sisi 3 bisa saja muncul dan sisi 4 juga bisa muncul,


tapi tidak keduanya.
ATURAN-ATURAN DASAR (4)
Jika kejadian A dan B bersifat mutually exclusive, kemukinan
terjadinya kejadian A atau kejadian B merupakan nilai dari
kemungkinan masing-masing.

Contoh:
Kemungkinan mendapatkan sisi 3 atau sisi 4 pada sebuah pelemparan dadu
adalah 1/3 atau 0,333.

Nilai tersebut adalah penjumlahan dari kemungkinan mendapatkan sisi 3 (1/6)


dan kemungkinan mendapatkan sisi 4 (1/6).
ATURAN-ATURAN DASAR (5)
Jika kejadian dalam satu rangkaian bersifat
mutually exclusive dan collectively exhaustive
maka total penjumlahan probabilitasnya harus
berjumlah 1,0
ATURAN-ATURAN DASAR (5)
Contoh:
Kejadian mendapakan sisi bernilai genap dan mendapatkan sisi bernilai ganjil
adalah bersifat mutually exclusive dan collectively exhaustive.
Bersifat bersifat mutually exclusive karena sisi genap dan sisi ganjil tidak
mungkin terjadi bersamaan pada satu pelemparan dadu.
Bersifat collectively exhaustive karena salah satu (sisi genap atau sisi ganjil)
pasti akan muncul pada satu pelemparan dadu

P (genap atau ganjil) = P (sisi genap) + P (sisi ganjil) = 3/6 + 3/6 = 6/6 = 1
ATURAN-ATURAN DASAR (6)
Jika kejadian A dan B tidak bersifat mutually exclusive, kemungkinan
kejadian A atau kejadian B terjadi adalah jumlah dari kemungkinan
masing-masing, dikurangi kemungkinan terjadinya kejadian
simultan

P (AUB) = P (A) + P(B) – P (A п B)


ATURAN-ATURAN DASAR (6)
• Pada sebuah pelemparan dadu, mendapatkan sisi genap dan muka bernilai kurang dari 6
tidak bersifat mutually exclusive, karena kedua kejadian mungkin terjadi pada satu
lemparan. Ct: munculnya angka 2 dan 4

• Untuk mencari probabilitas sisi genap atau sisi kurang dari 5,maka:

P (sisi genap atau sisi kurang dari 5) = P (sisi genap) + (P (sisi kurang dari 5) – P (sisi genap DAN kurang dari 5)

= 3/6 + 4/6 – 2/6

= 5/6 = 0,833
ATURAN-ATURAN DASAR (7)
Jika kejadian A dan B bersifat independen, kemungkinan
kedua kejadian, A dan B, terjadi sama dengan hasil kali dari
kemungkinan masing-masing.

Dua kejadian bersifat independen apabila keberlangsungan


sebuah kejadian pertama tidak akan mungkin
mempengaruhi kemungkinan kejadian kedua
P(A п B) = P(A) x P(B)
ATURAN-ATURAN DASAR (7)
Ketika melempar dadu, tiap lemparan merupakan kejadian independen, karena tidak

ada lemparan yang mempengaruhi lemparan lainnya. Karenanya, nilai kemungkinan

untuk mendapatkan sisi 5 berturut-turut pada dua kali lemparan dadu adalah nilai

kemungkinannya pada lemparan pertama (1/6) dikalikan dengan nilai

kemungkinannya pada lemparan kedua (1/6).

P (sisi 5 pada lemparan pertama dan sisi 5 pada lemparan kedua) =


P (sisi 5 pada lemparan pertama ) X P (sisi 5 pada lemparan kedua)
= 1/6 x 1/6
= 1/36 = 0,028
ATURAN-ATURAN DASAR (8)
Jika kejadian A dan B bersifat tidak independen (dependen),
kemungkinan kedua kejadian, A dan B, terjadi adalah hasil
kemungkinan kejadian A dikalikan dengan kemungkinan kejadian B,
jika kejadian A telah terjadi.

• P (A п B) = P(A) x P(B|A) atau


• P (A п B) = P(B) x P(A|B)
ATURAN-ATURAN DASAR (8)
• Pada sebuah kuis, peserta dipilih secara random dari mereka yang menonton acara secara langsung.
Setelah seseorang dipilih, maka dia laki-laki atau dia perempuan tidak boleh kembali menjadi
penonton dan tidak boleh dipilih kembali. Hal ini menyebabkan dua kejadian bersifat tidak
independen (dependen).

• Jika penonton terdiri dari 30 perempuan dan 20 laki-laki, berapa nilai kemungkinan dua peserta
pertama adalah laki-laki?

P (pertama laki-laki) = P (A) = 20/50

P (kedua laki-laki) = P (B) = 19/49

P (pertama dan kedua laki-laki) = 20/50 x 19/49 = 0,155


MENENTUKAN NILAI KEMUNGKINAN

▶ Pendekatan Klasik
▶ Pendekatan Empirik
▶ Pendekatan Subjektif
o Probabilitas ditentukan berdasarkan pengetahuan
sebelumnya (yang telah dimiliki) tentang proses
yang terjadi.
o Semua kejadian dalam suatu percobaan mempunyai
kesempatan yang sama untuk muncul
Pendekatan
𝑚
Klasik Rumus: P(X) =
𝑛
P(X) = Peluang kejadian X
m = banyaknya kejadian X
n = banyaknya semua kejadian yang
mungkin
Probabilitas ditentukan berdasarkan frekuensi
yang didapatkan dari data yang diobservasi
secara empris.

Pendekatan
Empirik 𝑓(𝑋)
P(X) =
𝑁

F (X) = Frekuensi X
N = Nilai keseluruhan
Probalitas ditentukan berdasakan pendapat ahli atau metode
subjektif lainnya seperti “perasaan” atau “petunjuk” subjektif.

Contoh 1:
Berdasarkan pengalaman, harga sebuah rumah di sebuah
kawasan setiap tahunnya naik sekitar 50%.
3 tahun kemudian, seseorang yang memiliki rumah di kawasan
Pendekatan tersebut ingin menjual rumahnya.

Subjektif Harga saat beli Rp.100juta, maka berdasarkan pengalaman tsb ia


menawarkan harga rumahnya sebesar Rp.250juta
Contoh 2:
Dalam kampanye pilkada, pengamat politik (tanpa berlandaskan
survey) dapat memberikan penilainnya melalui derajat
keyakinannya terhadap kemungkinan elektabilitas calon kepala
daerah. Misal menghitung probabilitas terpilihnya calon A
sebesar 0,4 sedangkan calon B sebesar 0,6, dst..
REFERENSI
David M. Leine& David F. Stephan (2010), Even You Can Learn
Statitiscs: A Guide for Everyone Who Has Ever Been
Afraid of Statistics(2nd Ed.): . Pearson Education, Inc.
LATIHAN
SOAL
1. Jelaskan dan berikan contoh dari kejadian (event) yang ada dalam kehidupan sehari-hari:
(a) kejadian bersifat mutually exclusive
(b) kejadian bersifat non mutually exclusive
(c) independen
(d) dependen
Skor: 20
 
2. Sebuah seminar umum dalam auditorium dihadiri oleh 320 orang dari mahasiswa Universitas
Merdeka, dan 280 orang dari mahasiswa Universitas Kesatuan. Dalam satu kali pengambilan
voucher undian untuk diberikan kepada peserta yang hadir, berapa besar peluang (kejadian tidak
saling mempengaruhi):
(a) Terpilihnya voucher untuk mahasiswa Universitas Merdeka?
(b) Terambilnya voucher untuk mahasiswa Universitas Kesatuan?
Skor : 25
3. Diambil secara acak kartu berturut-turut dari satu set kartu berjumlah 100
dengan komposisi:
50 kartu berwarna emas
20 kartu berwarna hitam
30 kartu berwarna silver

(a) Berapa probabilitasnya pengambilan pertama berupa kartu berwarna emas,


dan pengambilan kedua juga kartu berwarna emas. Hasil pengambilan
pertama tidak dikembalikan lagi
(b) Berapa probabilitasnya pengambilan kartu berwarna silver pada saat
pengambilan ketiga (kartu sebelumnya tidak dikembalikan lagi)
 Skor: 25
4. Data persepsi mahasiswa terhadap Kebijakan Larangan Merokok di Kampus Bibit Unggul (Skor 30)

Direktorat Kemahasiswaan ingin melakukan survey dengan memilih mahasiswa secara acak.
Hitung probabilitas terpilihnya:
(a) Mahasiswa perempuan?
(b) Mahasiswa yang setuju tentang kebijakan larangan merokok?
(c) Mahasiswa perempuan atau yang setuju terhadap kebijakan larangan merokok?
(d) Jika pada pengambilan random pertama diperoleh respondennya seorang mahasiwa paralel perempuan yang setuju pada
kebijakan larangan merokok, maka berapa probabilitas dipilihnya responden kedua yang merupakan mahasiswa reguler laki-
laki yang tidak setuju (dengan mengikutsertakan responden yang telah terpilih sebelumnya)?
Hitung probabilitas tidak terpilihnya:
(d) Mahasiswa paralel laki-laki?
(e) Mahasiswa reguler perempuan?
Skor: 30

Anda mungkin juga menyukai