STATISTIKA
PELUANG
OLEH
NIM : 20111501007
KELAS : AKUNTANSI B
(0 ≤ P (A) ≤ 1)
m = banyaknya kejadian A
n = banyaknya percobaan
❑
tedapat 50 unti barang yang cacat. Bila m=barang yang cacat dan m adalah
barang yang baik, dan A=kejadian terambilnya barang yang cacat maka,
❑
N=5000, m=50, m =5.000-50= 4.950
m 50
Sehingga, P(A) = = =0,01
n 5000
ḿ 4950
Dan P( Á ) = = = 0,9
n 5000
3) Pendekatan subyektif
Adalah pendekatan yang menggunakan intuisi, keyakinan diri dan informs
tidak langsung lainnya. Bersifat pribadi, cara mengartikan informasi berbeda
sehingga pelaung dari suatu kejadian yang disimpulkan juga berbeda-beda.
III. Percobaan dan Ruang Sampel
Percobaan adalah suatu proses dengan hasil dari suatu kejadian bergantung pada
kesempatan.
Ruang sampel adalah adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu
percobaan.
Ruang sampel dinotasikan dengan S. Banyaknya anggota ruang sampel dinyatakan
dengan n(S).
Kejadian adalah bagian dari hasil percobaan yang dipilih atau yang menajdi
perhatian kita; atau himpunan bagian dari ruang sampel yang ada.
Titik sampel adalah unsur-unsur yang membentuk ruang sampel.
Contoh:
Pada percobaan melempar sebuah dadu bersisi enam sebanyak satu kali.
Tentukan ruang sampel, titik sampel, dan banyak anggota ruang sampel.
Penyelesaian:
Pada pelemparan sebuah dadu bersisi enam satu kali, maka hasil yang
mungkin muncul adalah salah satu dari enam sisi mata dadu itu, yaitu 1, 2, 3,
4, 5, atau 6, maka:
Ruang sampel (S) = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Titik sampel adalah 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
Banyak anggota ruang sampel, n(S)= 6
IV. Menghitung Peluang Suatu Kejadian
Berdasarkan pendekatan frekuensi relative/emoiris yaitu:
m
P (A) =
n
n( A)
P (A) =
n (S)
n(A)= banyak anggota kejadian A
n(S)= banyak anggota ruang sampel/populasi
P(A)= peluang kejadian A
Kaitan antara peluang kejadianA dengan kejadian bukan A,
ditunjukan oleh aturan komplemen sebagai beriku:
P(A) + P( Á ¿ ¿= 1
P( Á ) =peluang kejadian bukan A
m= banyak nya kejadian A
n= banyaknya hasil percobaan yang mungkin
1. Peluang kejadian sederhana
Dapat dihitung menggunakan rumus peluang empiris dengan
notasi himpunan.
Contoh Soal : Bila dua buah koin dilantunkan sekaligus,
hitunglah peluang munculnya kedua sisi angka (AA).
Ada 4 kejadian yang mungkin terjadi yaitu:
n( A) 1
P (A) = =
n (S) 4
2) Aturan Penjumlahan
Aturan umum penjumlahan
Jika A dan B merupakan dua kejadian sembarang maka peluang terjadinya
kejadian A atau kejadian B, adalah:
P( A∪B ) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
Dimana, P( A∪ B ) = Peluang terjadinya kejadian A atau kejadian B. P(A
∩ B)= Peluang terjadinya kejadian A dan B. P(A)= peluang terjadinya
kejadian A. P(B)= Peluang terjadinya kejadian B.
Contoh soal : Survei yang dilakukan terhadap mahasiswa jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana mengenai refrensi yang
digunakan dalam membuat tugas yaitu internet dan buku, ternyata hasilnya
50% menggunakan internet sebagai sumber refrensi,40% menggunakan
buku, dan 30% dari mereka menggunakan keduanya. Jika seorang dari
mahasiswa tersebut dipilih secara acak. (a)berapa peluang mahasiswa
menggunakan paling sedikit satu dari sumber refrensi tersebut. (b)berapa
peluang mahasiswa tersebut tidak menggunakan internet atau buku sebagai
sumber refrensi.
Penyelesaian:
A= Kejadian mahasiswa menggunakan internet. B= Kejadian mahasiswa
menggunakan buku
Maka, P(A) = 50% = 0,5
P(B) = 40%= 0,4
P(A ∩ B)= 30%=0,3
(a) P( A ∪ B ) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) = 0,5 + 0,4 – 0,3 = 0,6
jadi, peluang bahwa seorang mahasiswa menggunakan paling sedikit satu
dari kedua sumber refrensi tersebut adalah 0,6
(b) P (A ∪´B ) = …?
P ( A ∪´B ) = 1- P( A ∪ B )= 1 - 0,6 = 0,4
Jadi peluang bahwa mahasiswa tersebut tidak menggunakan sumber
refrensi dari internet atau buku adalah 0,4.
Aturan penjumalahan khusus
Bila A dan B dua kejadian yang saling lepas maka peluang terjadinya
kejadian A atau B adalah P(A ∪ B) = P(A) + P(B).
Contoh soal :
Didalam sebuah karung terdapat sejumlah kelereng yang berwarna merah,
berwarna kuning dan berwarna hijau. Dengan peluang masing-masing
kelereng berurutan sebesar 70%, 20% dan 10%. Bila sebuah kelereng diambil
maka tentukanlah (a) Peluang bahwa kelereng yang diambil berwarna merah
atau kuning (b) Peluang bahwa kelereng yang diambil berwarna merah atau
berwarna kuning atau berwarna hijau.
Penyelesaian :
Misalkan P(A) = Peluang kelereng yang diambil berwarna merah. P(B) =
Peluang kelereng yang diambil berwarna kuning. P(C) =Peluang kelereng
yang diambil berwarna hijau. Diketahui: P(A) = 70% P(B)= 20%
P(C)=10%
(a) P( A ∪ B )= P(A) + P(B) = 0,7 + 0,2 = 0,9
Jadi peluang terambilnya kelereng berwarna merah atau kuning adalah 0,9
(b) P( A ∪ B ∪ C)= P(A) + P(B)+ P(C) = 0,7 + 0,2 + 0,1 = 1
Jadi peluang terambilnya kelereng warna merah atau kuning atau hijau yaitu
1=100%
3) Aturan perkalian
Digunakan untuk mengentukan peluang kejadian gabungan.
Aturan umum perkalian, jika dalam percobaan kejadian A dan B dapat
terjadi sekaligus, maka : P(A ∩ B) = P(A) x P(B|A) atau
P(A ∩ B) = P(B) x P(A|B)
Dimana, P(B|A)= Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A telah terjadi.
P(A|B)= peluang kejadian A dengan syarat kejadian B telah terjadi. P(A ∩
B)= peluang kejadian A dan B secara bersamaan.
Contoh soal:
Sebuah kotak berisi 20 pulpen, lima diantaranya tintanya habis. Bila 2
pulpen diambil secara acak (satu persatu tanpa pemulihan), tentukan peluang
pulpen yang terambil itu keduanya tintanya habis.
Penyelesaian:
misalkan A = kejadian pertama terambilnya pulpen yang tintanya habis.
B|A = kejadian terambilnya pulpen yang kedua tintanya habis, setelah
terambil
pulpen pertama tintanya habis.
5 1
Maka: P(A) = = (karena 5 pulpen tintanya habis dari 20 pulpen)
20 4
4
P(B|A) = (setelah yang pertama tintanya habis, yang masih tinggal
19
19 buah, 4 buah diantaranya tintanya habis)
1 4
P(A ∩ B) = P(A) x P(B|A) = × = (5,26%)
4 19
Aturan perkalian khusus. Rumusnya P(A ∩ B) = P(A) x P(B)
Aturan kejadian bersyarat. Rumusnya P(A ∩ B) = P(A) x P(B|A)
atau P(A∩B) = P(B) x P(A|B)
Contoh soal: Seorang mahasiswa memiliki peluang bahwa ia lulus tes
masuk perguruan tingg adalah 0,8. Jika ia lulus tes masuk perguruan
tinggi, peluang bahwa ia menjadi sarjana adalah 0,7. Berapapeluang
calon mahasiswa tersebut lulus tes masuk perguruan tinggi dan
menjadi sarjana?
Penyelesaian: A = kejadian lulus tes masuk perguruan tinggi. B|A =
kejadian menjadi sarjana setelah lulus tes perguruan tinggi. P(A) =
0,8 P(B|A)= 0,7 Maka: P(A ∩ B) = P(A) x P(B|A) = 0,8 x 0,7 =
0,56
VI. Kaedah Bayes
Kaedah Bayes dapat dikembangkan dari peluang bersyarat serta memerankan
peranan penting untuk menentukan peluang akhir (peluang yang relevan untuk
mengambil putusan) setelah adanya peluang awal ditambah informasi tertentu
seperti hasil uji atau sampel.
a. Aturan Peluang Total. Bila Bi (i=1, 2, 3, . . .k) merupakan sekatan-sekatan
dari ruang sampel S dan setiap peristiwa B i bersifat mutually exclusive
dengan P(B i) ≠ 0.
Contoh soal : suatu pabrik Garmen menggunakan tiga jenis kain untuk
menghasilkan sejenis baju. Baju yang dapat dihasilkan dalam satu hari dari
kain pertama, kedua dan ketiga masing-masing sebanyak 500, 300 dan 200
unit. Informasi lainnya bahwa persentase cacat kain pertama, kedua dan
ketiga masing-masing adalah dua persen (2%), tiga persen (3%) dan satu
persen (1%). Pertanyaannya (a) Jika sebuah baju dari pabrik tersebut
diambil secara acak, berapa peluang produk tersebut cacat? (b) Jika sebuah
baju diambil dan setelah diperiksa ternyata cacat, berapa peluang
bahwa produk tersebut berasal dari : (i) kain pertama? (ii) kain kedua?
Penyelesaian
(a) Misalkan, A = kejadian terambilnya produk baju cacat. Maka P(A) = ...?
n(S) = n(K1) + n(K2) + n(K3) = 500 +300 + 200 = 1000
n ( K 1) = 500 =0,5
P(K1) P (A│K1) = 2 % = 0,02
= n (S) 1000
n ( K 2) = 300 =0,3
P(K2) = P (A│K2) = 3 % = 0,03
n (S ) 1000
n ( K 3) 200
P(K3) = = =0,2 P (A│K3) = 1 % = 0,01
n(S ) 1000
Maka , P (A) = P(K1) x P(A│K1) + P(K2) x P(A│K2) + P(K3) x P(A│K3)
= 0,5 x 0,02 + 0,3 x 0,03 + 0,2 x 0,01
= 0,01 + 0,009 + 0,002
= 0,021 = 2,1%
P ( K 1) XP ( A │
(b) (i) P(K1│A) K 1)
=
P(
A)
n!
nPr = r= banyaknya objek yang
( n−r ) !
dipermutasikan