Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI PELUANG

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Statistika Dasar

Dosen Pengampu :

Adhe Irham Thoriq, S.Pd.

DisusunOleh:

Oktafira Johardian Fadjrina


(1702040475)

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER” DARUL MUTA’ALLIMIN”

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SUGIHWARAS PATIANROWO

NGANJUK

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam tepat
pada waktunya.
Makalah ini kami beri judul “Teori Peluang”, sebagai salah satu tugas
mata kuliah Statistika Dasar. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
bersangkutan dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha yang kita lakukan. Amin.

Nganjuk, 16 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan 5
1.4 Manfaat Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

2.1 Pengertian Peluang 6


2.2 Pengertian Ruang Sampel 6
2.3 Kejadian 8
2.4 Hubungan Antara Kejadian Satu Dengan Yang Lain 9
2.5 Operasi Kejadian 10
2.6 Permutasi 11
2.7 Kombinasi 13

BAB III PENUTUP 16

3.1 Keseimpulan
16
3.2 Saran 17

DAFTAR PUSTAKA 18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, terutama hal yang berkaitan dengan
masa mendatang sering kali ditemukan kejadian-kejadian yang tidak dapat
ditebak secara pasti. Dimana pada setiap kesempatannya memiliki nilai
kesempatan untuk sukses maupun gagal. Kejadian-kejadian tersebut bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor kemungkinan
atau faktor probabilitas. Misalnya dalam pemilihan umum terdapat 5 orang
calon presiden, yaitu A, B, C, D dan E. Berapa peluang A untuk menang?
Kita dapat menentukan peluang A untuk menang dengan menggunakan
teori probabilitas (peluang).
Teori peluang pertama kali diuraikan oleh ahli matematika
Prancis, yaitu Blaise Pascal dan Pierre de Fermat, dan kemudian
dikembangkan oleh ahli
matematika Italia, Gerolarmo Cordano. Teori peluang dikembangkan pada
abad ke-17 ketika para ahli matematika mencoba mengetahui kemungkinan
gagal atau berhasil dalam permainan kartu dan dadu. Wibisono (2009)
menyatakan bahwa probabilitas adalah peluang atau kebolehjadian, yaitu
peristiwa yang didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu
peristiwa (event)
Selain digunakan dalam analisis matematika, teori probabilitas
(peluang) juga banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti genetika,
mekanika kuantum dan asuransi. Dalam statistika probabilitas juga berperan
penting. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai peluang dan teori-teori pendukungnyaa untuk menambah
pengetahuan mengenai statistika dasar khususnya peluang serta memenuhi
salah satu tugas statistika dasar.

4
5

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari peluang dan ruang sampel?
1.2.2 Apa saja macam-macam peluang kejadian?
1.2.3 Apa yang dimaksud permutasi dan kombinasi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Memenuhi salah satu tugas mata Statistika Dasar
1.3.2 Mengetahui pengertian dan teori-teori dalam peluang

1.4  Manfaat
a. Sebagai sumber referensi untuk memahami teori peluang
b. Menambah pengetahuan tentang Statistika Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peluang
Teori probabilitas merupakan cabang ilmu matematika yang
dipergunakan dan yang mempelajari tentang tingkah laku dari faktor-faktor
untung-untungan. Faktor untung-untungan biasanya dihubungkan dengan
pengertian tentang kemungkinan atau peluang (probability). Hal itu
disebabkan hasilnya tidak mutlak sehingga kita hanya dapat menyatakan
kemungkinan atau tingkat kepastian timbulnya suatu kejadian. Kemungkinan
atau tingkat kepastian tersebut tidak dapat diduga dengan pasti akan tetapi
dapat dianalisis atas dasar logika ilmiah.
Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan
banyaknya titik sampel kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya
anggota ruang sampel kejadian tersebut. Peluang disebut juga dengan nilai
kemungkinan.

2.2 Ruang Sampel


Dalam setiap pertandingan Badminton, sebelum pertandingan
dimulai, wasit biasanya mengundi dahulu dengan menggunakan misalkan saja
mata uang (koin) untuk menentukan tim mana yang akan memainkan
bola (Shutlecock) terlebih dahulu. Nah, dari pelemparan koin tersebut
Anda apakah bisa menentukan secara pasti yang keluar pertama kali adalah
Gambar? Atau pasti Angka? Tentu saja jawabannya adalah tidak. Kita
tidak bisa memastikannya (secara pasti) menjawab Angka yang muncul
dahulu atau Gambar yang muncul terlebih dahulu.
Demikian halnya apabila kita mengambil sebuah kartu remi dari
kumpulan satu kartu remi. Maka kita tidak dapat memastikan secara pasti
yang akan kita ambil adalah AS Merah. Melempar koin, mengambil kartu
dari seperangkat kartu remi, melempar dadu, mengambil kelereng dalam
kotak adalah contoh dari kegiatan yang dinamakan PERCOBAAN atau
EKSPERIMEN.

6
7

Sekarang kembali ke pelemparan koin, ketika anda melempar sebuah


koin, kira-kira apa saja yang mungkin terjadi? Kemungkinan muncul
Gambar atau Angka saja bukan? Apabila sekarang kita kumpulkan hasil
yang mungkin terjadi tersebut misalkan pada contoh pelemparan satu
koin adalah {𝐴 𝑛 𝑔𝑘𝑎 , 𝐺 𝑎 𝑚𝑏𝑎𝑟 } dan ini disebut dengan ruang sampel.
Nah, sekarang kalau anda melempar satu buah dadu, apa saja yang
mungkin terjadi? Kemungkinan adalah muncul angka 1 ATAU 2 ATAU 3
ATAU 4 ATAU 5 ATAU 6 saja kan? Berarti ruang sampelnya adalah 𝑆 = {1,
2, 3, 4, 5, 6}
Kesimpulannya himpunan dari semua hasil yang mungkin terjadi
pada suatu percobaan disebut dengan Ruang Sampel, sedangkan anggota
pada ruang sampel disebut dengan titik sampel.
Contoh 1.1.

Pada pelemparan 1 buah koin, didapati


Ruang sampel 𝑆 = {𝐴 𝑛 𝑔𝑘𝑎 , 𝐺 𝑎 𝑚𝑏𝑎𝑟 }
Titik sampel = 𝐴 𝑛 𝑔𝑘𝑎 dan 𝐺 𝑎 𝑚𝑏𝑎𝑟 .
Jadi banyaknya titik sampel ada 2.

Contoh 1.2.

Pada pelemparan dua buah koin yang setimbang


sebanyak sekali,

Ruang sampel (𝑆) = {𝐴𝐴 , 𝐴𝐺 , 𝐺𝐴 , 𝐺𝐺 }

Titik sampel = 𝐴𝐴 , 𝐴𝐺 , 𝐺𝐴 , 𝐺𝐺

Banyaknya titik sampel ada 4


8

2.3 Kejadian
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.

Pertanyaannya adalah, Jika 𝑆 ruang sampel, apakah 𝑆 dan ∅ merupakan


suatu kejadian? Kenapa?
Apakah ada hubungan antara himpunan dengan kejadian dapat disajikan
dalam tabel 1.1 berikut:
9

2.4 Hubungan Antara Kejadian Satu dengan yang Lain.


Hubungan antara kejadian satu dengan yang lain, di dalam statistika
biasanya bersifat:
a. Mutually Exclusive (Saling Asing).
Hubungan yang saling asing atau saling meniadakan, artinya apabila ada
suatu peristiwa yang sedang terjadi, tidak mungkin kejadian lain juga
terjadi. Contoh:
Melempar sebuah uang logam yang simetris selama sekali, apakah
mungkin muncul Angka dan Gambar secara bersama-sama? Tentu tidak.
b. Independent (Saling Bebas)
Kejadian-kejadian dikatakan berhubungan secara independent apabila
terjadinya suatu peristiwa tidak dipengaruhi oleh peristiwa lainnya.
Dengan kata lain, tidak saling mempengaruhi. Contoh:
Melemparkan dua buah uang logam yang simetris kedua permukaannya,
munculnya permukaan Angka pada uang logam yang pertama tidak
dipengaruhi oleh uang logam kedua.
c. Conditional (Bersyarat)
Hubungan kejadian dikatakan bersyarat atau conditional apabila
Suatu peristiwa akan terjadi apabila didahului oleh peristiwa
Sebelumnya. Apabila peristiwa pertama tidak terjadi maka peristiwa
kedua tidak mungkin terjadi. Contoh :
Seandainya lampu rumah kita rusak, maka apakah lampu akan menyala?
Meski diberi aliran listrik sekalipun tidak akan menyala jika lampunya
rusak.
d. Exhaustive (Terbatas)
Hubungan kejadian dikatakan terbatas (exhaustive) apabila banyaknya
peristiwa yang bisa terjadi terbatas jumlahnya. Contoh :
Melemparkan sebuah uang logam yang simetris permukaannya, maka
peristiwa yang bisa terjadi hanya muncul permukaan Angka atau
gambar. Misalkan melempar sebuah dadu, yang bisa kelihatan hanya
permukaan yang mempunyai tanda 1 sampai dengan 6 saja.
10

2.5 Operasi Kejadian


Telah diketahui bahwa kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang
dapat dibentuk dengan cara menggabungkan dua atau lebih kejadian
sederhana. Dengan memanfaatkan operasi antar himpunan, suatu kejadian
majemuk dapat pula dapat dibentuk dari dua kejadian majemuk yang lain.
Operasi antara himpunan yang dimaksud adalah operasi gabungan (union),
irisan (intersection) dan komplemen (complement).
Misalkan percobaan melemparkan dadu sekali. Ruang sampelnya
adalah 𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6} .Misalkan 𝐴 adalah kejadian munculnya mata
dadu genap, maka 𝐴 = {2, 4, 6} dan 𝐵 munculnya mata dadu prima, maka
𝐵 = {2, 3, 5} . Dua kejadian tersebut, dapat dibentuk ke dalam dua kejadian
majemuk sebagai berikut,
a. Operasi Gabungan dari Dua Kejadian
Gabungan dua kejadian 𝐴 dan 𝐵 , misalkan kita beri nama 𝑃. Kejadian
𝑃 adalah kejadian munculnya mata dadu genap atau prima. Jadi
gabungan kejadian 𝐴 dan 𝐵 ditulis 𝐴 ⋃ 𝐵 yaitu himpunan titik
sampel yang terdapat pada kejadian 𝐴 atau kejadian 𝐵 atau kedua-
duanya. Maka 𝑃 = 𝐴 ⋃ 𝐵 = {2, 3, 4, 5, 6} .

b. Operasi Irisan dari Dua Kejadian


Irisan dua kejadian 𝐴 dan 𝐵 , misalkan kita beri nama 𝑄. kejadian 𝑄
adalah kejadian munculnya mata dadu genap dan prima. Jadi irisan
kejadian 𝐴 dan 𝐵 ditulis 𝐴 ⋂ 𝐵 yaitu himpunan titik sampel yang
terdapat pada kejadian 𝐴 dan 𝐵 secara bersama-sama pada
kejadian 𝐴 maupun kejadian 𝐵 . Maka 𝑄 =𝐴 ⋂ 𝐵 = {2} .

c. Operasi Komplemen.
Komplemen kejadian 𝐴 dalam ruang sampel 𝑆 adalah kejadian semua
unsur di 𝑆 yang bukan 𝐴 . Misalkan 𝐴 komplemen, maka 𝐴𝑐 = {1, 3,
5} .
11

d. Operasi Selisih
Selisih kejadian 𝐴 dan 𝐵 ditulis 𝐴 − 𝐵 adalah kejadian semua unsur
kejadian di 𝐴 yang bukan unsur di 𝐵 , dapat ditulis 𝐴 − 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴, 𝑥
∉ 𝐵}
e. Perkalian dari dua buah kejadian.
Misalkan kejadian 𝐴 dan 𝐵 . Perkalian silang dari 𝐴 ke 𝐵 ditulis 𝐴
× 𝐵 adalah himpunan semua pasangan terurut (𝑎, 𝑏) dengan 𝑎 ∈ 𝐴
dan 𝑏 ∈𝐵 dapat ditulis 𝐴 × 𝐵 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 ∈ 𝐴, 𝑏 ∈ 𝐵}

2.6 Permutasi
Misalkan saja Jemmy ingin membagikan uang kepada 3 temannya yaitu
Mince (M), Yamowi (Y) dan Delphi (D). Agar tidak berebut maka
ketiga temannya harus antri satu per satu, berapa banyak antrian yang dapat
terjadi?
Banyaknya antrian adalah
1) MYD (Mince Yamowi Delphi)
2) MDY (Mince Delphi Yamowi)
3) YMD (Yamowi Mince Delphi)
4) YDM (Yamowi Delphi Mince)
5) DMY (Delphi Mince Yamowi)
6) DYM (Delphi Yamowi Mince)
Ternyata ada 6 susunan antrian yang mungkin terjadi. Perhatikan bahwa
setiap susunan urutannya diperhatikan semisal urutan pada MYD tidak sama
dengan MDY. Nah, susunan seperti ini disebut Permutasi. Secara umum,
Permutasi adalah susunan yang berurutan dari semua elemen suatu
himpunan. Bagaimana jika banyaknya elemen pada himpunan adalah 𝑟
elemen yang diambil dari 𝑛 elemen?
Penulisan permutasi dari 𝑟 elemen yang diambil dari 𝑛 elemen adalah
𝑃(𝑛, 𝑟) atau 𝑛 𝑃𝑟 atau 𝑃𝑟𝑛 atau 𝑃𝑛,𝑟 dengan 𝑟 ≤ 𝑛 .
12

Banyaknya permutasi 𝑟 elemen yang diambil dari 𝑛 elemen adalah


𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3) … (𝑛 − 𝑟 + 1), 𝑟 ≤ 𝑛
Dengan notasi faktorial banyaknya permutasi dari 𝑟 elemen yang diambil
dari 𝑛 elemen dapat ditulis 𝑛! / (𝑛 − 1)!. Berikut contoh soal permutasi:

a. Tentukan permutasi semua huruf pada SAPI


Penyelesaian:
SAPI ASPI PSAI ISAP
SAIP ASIP PSIA ISPA
SPAI APSI PASI IASP
SPIA APIS PAIS IAPS
SIAP AISP PISA IPSA
SIPA AIPS PIAS IPAS

Jadi banyaknya permutasi ada 24 buah. Atau dengan rumus :

b. Dalam suatu ruangan disediakan 5 buah kursi yang masih kosong yang
boleh diduduki para peserta pemilihan kepala desa, jika ada 3 calon kepala
desa yang akan menduduki kursi tersebut, ada berapa cara calon kepala
desa tersebut menduduki kursi-kursi tersebut?
Penyelesaian:
Kursi kosong ada 5
Banyak calon ada 3

c. Tentukan banyaknya cara kata yang dapat disusun dari kata “PINTAR”
(tidak harus punya arti).
Penyelesaian:

Jadi banyaknya cara kata yang dapat disusun dari kata “PINTAR”
ada 720 buah.
13

d. Ada berapa cara untuk menyusun kata (tidak harus punya arti) dari
kata “MATEMATIKA”?
Penyelesaian:
M=2, A=3,T=2,E=1,I=1,K=1
MATEMATIKA = 7

e. Permutasi melingkar
Misalkan dalam suatu rapat yang dihadiri oleh 4 orang yang duduknya
melingkar sepanjang meja bundar. Maka, banyaknya susunan cara duduk
peserta rapat berbeda adalah 6 cara, perhatikan
Penyelesaian:
Banyaknya permutasi melingkar 𝒏 unsur berlainan adalah (𝒏 − 𝟏)!
Pada contoh 3.7. diperoleh banyaknya susunan duduk berbeda dari 4 orang
yang mengelilingi meja bundar adalah (4 − 1)! = 3! = 3 ∙ 2 ∙ 1 = 6 cara.

2.7 Kombinasi
Sebelum mempelajari kombinasi, kita telah mempelajari permutasi. Dalam
permutasi, perhatikan bahwa susunan atau urutan dari setiap kejadian
diperhatikan, semisal dua orang beri nama A dan B duduk berjajar pada kursi,
kursi pertama diduduki A dan kursi kedua diduduki B kita tulis AB, tidak
sama dengan BA di mana artinya kursi pertama diduduki B dan kursi
kedua diduduki A.
Misalkan dalam susunan kepanitian, Dari 5 orang mahasiswa Pendidikan
Matematika (Toni, Waingges, Indah, Yully dan Alle) akan dipilih 3 orang
yang akan mewakili program studi Matematika survei lokasi lomba karya
ilmiah di Jakarta. Maka berapa banyak cara yang dapat disusun dari ke-5
mahasiswa tersebut?
14

Susunan semua yang mungkin adalah,


1) Toni-Waingges-Indah (TWI)
2) Toni-Waingges-Yully (TWY)
3) Toni-Waingges-Alle (TWA)
4) Toni-Indah-Yully (TIY)
5) Toni-Indah-Alle (TIA)
6) Toni-Yully-Alle (TYA)
7) Waingges-Indah-Yully (WIY)
8) Waingges-Indah-Alle (WIA)
9) Waingges-Yully-Alle (WAY)
10) Indah-Yully-Alle (IYA)
Jadi ada 10 cara.
Untuk membedakan hasil antara kombinasi dan permutasi, perhatikan tabel
berikut:

Dari tabel tersebut terlihat bahwa 6 buah permutasi menghasilkan 1 buah


kombinasi, sehingga banyaknya kombinasi sebanyak 60/6 = 10 buah.
Secara umum, kombinasi dapat ditulis sebagai,

Juga dapat ditulis


15

a. Dari 10 orang mahasiswa akan dibuat kelompok belajar dengan ketentuan


setiap kelompok berisi 5 orang, berapa banyak susunan yang dapat
dibentuk untuk membentuk kelompok tersebut?
Penyelesaian: Karena susunannya tidak diperhatikan, maka kita akan
menggunakan kombinasi.

Jadi banyak susunan yang dapat dibentuk dari 10 orang mahasiswa untuk
dibuat kelompok belajar dengan ketentuan setiap kelompok berisi 5 orang
adalah 252 cara.
b. Dalam pertandingan badminton, akan dipilih 2 orang dari 5 orang calon
yang akan mewakili kejuaraan untuk tingkat Universitas. Berapa
banyaknya cara yang dapat disusun dari mahasiswa-mahasiswa tersebut
untuk mewakili kejuaraan untuk tingkat universitas tersebut?
Penyelesaian: Karena urutan pemilihan orang tidak diperhatikan, maka
dengan menggunakan kombinasi diperoleh,

Jadi banyaknya cara yang dapat disusun adalah 30 cara.


c. Apabila dari {𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑} diambil 3 elemen, banyaknya permutasi dan
kombinasi yang diperoleh adalah:

Banyaknya:
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan


banyaknya titik sampel kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya
anggota ruang sampel kejadian tersebut. Peluang disebut juga dengan nilai
kemungkinan.
Himpunan dari semua hasil yang mungkin terjadi pada suatu
percobaan disebut dengan Ruang Sampel, sedangkan anggota pada ruang
sampel disebut dengan titik sampel. Dalam teori peluang ada yang namanya
kejadian. Kejadian adalah
Himpunan bagian ruang sampel. Hubungan antara kejadian satu dengan
yang lain, di dalam statistika biasanya bersifat Mutually Exclusive (Saling
Asing), Independent (Saling Bebas) , Conditional (Bersyarat) dan Exhaustive
(Terbatas)
Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang dapat dibentuk dengan
cara menggabungkan dua atau lebih kejadian sederhana. Dengan
memanfaatkan operasi antar himpunan, suatu kejadian majemuk dapat pula
dapat dibentuk dari dua kejadian majemuk yang lain. Operasi antara
himpunan yang dimaksud adalah operasi gabungan (union), irisan
(intersection) dan komplemen (complement).
Dalam teori peluang ada yang namanya permutasi dan juga
kombinasi. Secara umum, Permutasi adalah susunan yang berurutan dari
semua elemen suatu himpunan yang memperhatikan urutan. Penulisan
permutasi dari 𝑟 elemen yang diambil dari 𝑛 elemen adalah 𝑃(𝑛, 𝑟)
atau 𝑛 𝑃𝑟 atau 𝑃𝑟𝑛 atau 𝑃𝑛,𝑟 dengan 𝑟 ≤ 𝑛 Dengan notasi faktorial
banyaknya permutasi dari 𝑟 elemen yang diambil dari 𝑛 elemen dapat
ditulis 𝑛! / (𝑛 − 1)!. Sedangkan kombinasi adalah kebalikan dari permutasi
yaitu susunan yang berurutan dari semua elemen suatu himpunan yang
tidak memperhatikan urutan.

16
17

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan baik dari bentuk maupun isinya.
Kami menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui
sejauh mana pembaca mempelajari tentang Statistika Dasar, khususnya
tentang Teori Peluang.
Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala
ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Wiyanti, wiwik. 2013. Pengantar Probabilitas dan Teori Peluang. Tanggerang:


STIKIP SURYA

18

Anda mungkin juga menyukai