Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATEMATIKA

PELUANG KEJADIAN MAJEMUK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Pelajaran Matematika Wajib

Tahun Pelajaran 2021 -2022

Disusun Oleh :

GUSTI PANJI ADHITYA

XII MIPA 7

0038559378

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 CIMAHI

Jl. Pasantren No.161 Cibabat Kota Cimahi

Telp. (022) 6652807 Cimahi

Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " Peluang
Kejadian Majemuk".

Saya menyadari didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini saya mengahaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.

Saya menyadari juga bahwa dalam proses makalah ini maaih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan
rendah hati dengan lapang dada menerima masukan maupun saran yang bersifat membangun terhadap
adanya makalah ini guna dapat menyempurnakan makalah ini.

Saya harap makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca

Selasa, 16 Maret 2021

Gusti Panji Adhitya


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................

Daftar Isi.....................................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.....................................................................................................................

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................

1.3 Tujuan...................................................................................................................................

BAB II Pembahasan....................................................................................................................

2.1 Definisi Kejadian Saling Lepas................................................................................................

2.2 Contoh Soal ..........................................................................................................................

2.3 Definisi Kejadian Tidak Saling Lepas .......................................................................................

2.4 Contoh Soal...........................................................................................................................

2.5 Definisi Kejadian Saling Bebas................................................................................................

2.6 Contoh Soal...........................................................................................................................

2.7 Definisi Kejadian Bersyarat....................................................................................................

2.8 Contoh Soal...........................................................................................................................

BAB III Penutup..........................................................................................................................

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori peluang menyangkut dengan cara menentukan hubungan antara sejumlahkejadian khusus
dengan jumlah kejadian sebarang. Misalnya pada kasus pelemparanuang sebanyak seratus kali, berapa
kali akan munculnya gambar.Teori peluang awalnya diinspirasi oleh masalah perjudian. Awalnya
dilakukanoleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo Cardano (1501-
1576).Cardano lahir pada tanggal 24 September 1501. Cardano merupakan seorang penjudi pada waktu
itu. Walaupun judi berpengaruh buruk terhadap keluarganya, namun judi juga memacunya untuk
mempelajari peluang.

Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (Book on Games of Changes) pada tahun
1565, Cardano banyak membahaskonsep dasar dari peluang yang berisi tentang masalah perjudian.
Sayangnya tidak pernah dipublikasikan sampai 1663.Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang,
dan mulailah dia mempelajarimasalah perjudian. Dia mendiskusikannya dengan matematikawan
terkenal yang lainyaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun 1654 antara
bulanJuni dan Oktober melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre deFermat yang
membentuk asal kejadian dari konsep peluang. Berdasarkan pemaparanmengenai teori peluang di atas
maka penulis membuat sebuah makalah yang berjudul ”Peluang Kejadian Majemuk".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya seperti berikut :

1. Definisi Kejadian Saling Lepas

2. Definisi Kejadian Tidak Saling Lepas

3. Definisi Kejadian Saling Bebas

4. Definisi Kejadian Bersyarat

5. Contoh semua definisi

1.3 Tujuan

Berdasarkan masalah diatas, maka tujuan adanya makalah ini adalah :

1. Memahami definisi serta contoh soal dari Kejadian Saling Lepas


2. Memahami definisi serta contoh soal dari Kejadian Tidak Saling Lepas

3. Memahami definisi serta contoh soal dari Kejadian Saling Bebas

4. Memahami definisi serta contoh soal dari Kejadian Bersyarat


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kejadian Saling Lepas

Dua buah kejadian dikatakan Saling Lepas apabila tidak ada elemen yang sama antara kejadian yang satu
dengan lainnya. Sebagai contoh, misalkan kejadian A merupakan kejadian munculnya mata dadu satu
dan Kejadian B adalah munculnya kejadian mata dadu lima. Hal ini tidak mungkin terjadi sehingga
kejadian A dan B dikatakan saling lepas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peluang irisan dua peluang
Kejadian Saling Lepas adalah nol atau P(AΠB) = 0.

Oleh sebab itu, misalkan kejadian A dan B saling lepas. Peluang gabungan dua kejadian A dan B adalah :

P(A∪B) = P(A) + P(B) - P(AΠB)

= P(A) + P(B)

= P(A)/n(S) + P(B)/n(S)

Atau peluang gabungan dua kejadian saling lepas adalah penjumlahan masing masing peluang kejadian
tersebut.

2.2 Contoh Soal

a) Dalam mengerjakan soal peluang dadu, kita harus mengetahui ruang sampel dadu. Dadu memiliki
ruang sampel sebanyak 36. Untuk lebih jelasnya, bisa kita perhatikan tabel ruang sampel dadu di bawah
ini.

DADU 1 2 3 4 5 6

1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)

2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)

3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)

4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)

5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)

6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

Berdasarkan soal, jika kita melempar dadu, kemungkinan munculnya angka 2 jika kedua sisi dadu
memperlihatkan angka 1 seperti warna biru pada tabel di atas. Untuk angka 8, terdapat 5 kemungkinan
yaitu (2,6), (3,5), (4,4), (5,3), (6,2) seperti warna merah. Sehingga proses pengerjaannya seperti di bawah
ini.
n(s) = 36

Peluang munculnya angka 2: P(2) = 1 = 1/36

Peluang munculnya angka 8: P(8) = 5 = 5/36

Peluang munculnya angka 8 atau 2: P(2) + P(8) = 1/36 + 5/36 = 6/36 = 1/6

b) Sebuah dadu merah dan sebuah dadu putih dilambungkan secara bersamaan sebanyak satu kali.
Peluang muncul mata dadu yang berjumlah 2 atau 4 adalah…

Kita tentukan terlebih dahulu ruang sampel jumlah mata dua dadu sebagai berikut:

MD 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6 7

2 3 4 5 6 7 8

3 4 5 6 7 8 9

4 5 6 7 8 9 10

5 6 7 8 9 10 11

6 7 8 9 10 11 12

Berdasarkan tabel diatas diketahui:

n(2) = 1 (jumlah mata dadu 2 hanya 1)

n(4) = 3 (jumlah mata dadu 4 ada 3)

n(S) = 36

Karena tidak ada sampel persekutuan, maka kejadian ini merupakan kejadian saling lepas:

P(2Π4) = P(2) + P(4)

= P(2)/n(S) + P(4)/n(S)

= 1/36 + 3/36

= 4/36 = 1/9
2.3 Definisi Kejadian Tidak Saling Lepas

Dua buah kejadian dikatakan Tidak Saling Lepas apabila terdapat elemen yang sama antara kejadian
yang satu dengan kejadian yang lainnya. Sebagai contoh, misalkan kejadian A merupakan kejadian
munculnya mata dadu satu dan kejadian B adalah kejadian munculnya mata dadu ganjil. Karena satu
juga merupakan bilangan ganjil maka kejadian A dan B tak saling lepas.

Lebih lanjut, nilai peluang gabungan dua kejadian tak saling lepas dapat dihitung dengan rumus :

P(A∪B) = P(A) + P(B) - P(AΠB)

= P(A)/n(S) + P(B)/n(S) - P(AΠB)/n(S)

Atas peluang gabungan dua kejadian tak saling lepas merupakan penjumlahan masing-masing peluang
kejadian dengan peluang irisan dua kejadian tersebut.

2.4 Contoh Soal

a) Saat mengambil kartu remi sebanyak 52 kartu, peluang mendapat kartu warna hitam (A) dan kartu As
(B) adalah sebagai berikut.

P(A∪B) = P(A)+P(B)−P(A∩B)

P(A∪B) = (26/52) + (4/52) - (2/52)

P(A∪B) = (28/52)

P(A∪B) = 7/13

Dari hasil diatas maka peluang kartu warna hitam dan As yakni 7/13 kali. Sebuah kartu bisa menjadi
warna hitam, kartu AS maupun keduanya.

b) Peluang Lyra diterima PTN adalah 5/8, peluang Lyra diterima PTS adalah 1/2, sedang peluang Lyra
diterima PTN atau diterima PTS adalah 3/8. Tentukan peluang Lyra tidak diterima PTN atau tidak
diterima PTS!

Misal A = Kejadian Lyra diterima PTN, P(A) = 5/8; B = Kejadian Lyra diterima PTS, P(B) = ½; dan peluang
Lyra diterima PTN atau diterima PTS = P(A∪B) = 3/8; P(AC ∪BC) = …?

P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)

3/8 = 5/8 + ½ – P(A∩B) → P(A∩B) = ¾

P(AC∪BC) = 1 – P(A∩B) = 1 – ¾ = ¼
2.5 Definisi Kejadian Saling Bebas

Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan kejadian B
tidak mempengaruhi kejadian A , dirumuskan dengan :

2.6 Contoh Soal

a) Andi melempar dua buah dadu, berapakah peluang muncul angka genap prima pada dadu pertama
dan angka ganjil pada dadu kedua!

misalkan A = kejadian muncul mata dadu genap prima pada dadu pertama

A={2}, maka P(A) = 1/6

misalkan B = kejadian muncul mata dadu ganjil pada dadu kedua = {1,3,5} maka P(B) = 3/6

Kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B, maka digunakan rumus:

P(A∩B) = P(A) x P(B)

= 1/6 x 3/6

= 1/2

b) Dua dadu setimbang dilempar secara bersamaan. Peluang munculnya mata dadu pertama 2 dan mata
dadu kedua 4 adalah...

n(KA) = 1 (mata dadu 2 cuma 1)

n(KB) = 1 (mata dadu 4 cuma 1)

n(SA) = n(SB) = 6 (mata dadu ada 6)

P(A∩B)= P(A) x P(B)

= n(KA)/n(SA) x n(KB)/n(SA)

= 1/6 x 1/6

= 1/36
2.7 Definisi Kejadian Bersyarat

Kejadian A dab B dikatakan Bersyarat apabila Kejadian A bergantung atau memengaruhi kejadian B dan
kejadian B bergantung atau memengaruhi kejadian A , atau dengan kata lain peluang kejadian
bergantung atau berpengaruh terhadap peluang kejadian lainnya. Dirumuskan dengan :

2.8 Contoh Soal

a) Terdapat kotak yang memuat 5 bola kuning dan 4 bola biru. Jika diambil dua buah bola, secara satu
persatu dan tanpa ada pengembalian, maka berapakah peluang bola yang diambil adalah bola kuning
pada pengambilan pertama dan bola biru pada pengambilan kedua!

Pada pengambilan pertama tersedia 5 bola kuning dari 9 bola yang tersedia.

Maka P(K) = 5/9

Pada pengambilan kedua tersedia 4 bola biru dari 8 bola yang tersisa (syarat : bola kuning telah diambil).

Maka P(B|K) = 4/8

karena kejadian tersebut saling mempengaruhi, kemudian digunakanlah rumus:

P(K∩B) = P(K) x P(B|K)

= 5/9 x 4/8

= 20/72 = 5/18

b) Dua dadu setimbang dilempar bersamaan. Jika jumlah mata dadu yang muncul kurang dari 4.
Hitunglah peluang mata dadu pertama samaa dengan 1!

Pada soal ini kemunculan mata dadu pertama sama dengan 1 terjadi setelah kemunculan mata dadu
kurang dari 4. Jadi sebagai berikut :

A={1,1} ;{1,2} ;{2,1} jadi n(K) = 3

P(A) = n(K)/n(S) = 3/36


Perlu diingat n(S) = 36

B = kejadian muncul mata dadu pertama sama dengan 1 ={1,1} dan {1,2}

(A∩B) = {1,1};{1,2} atau n(K) = 2

P(A∩B) = 2/36

P(BIA) = P(A∩B)/P(A)

= 2/36 / 3/36 = 2/3


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan didalam makalah ini kita dapat mempelajari matematika tentang peluang.
Pada bab peluang, materinya meliputi kaidah pencacahan, permutasi,kombinasi, ekspansi
binominal, ruang sampel, peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian majemuk.

3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Karena itu, keterbatasaan ini kiranya akan dapat diminimalis dengan
partisipasi pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang konstruktif agar makalah kedepan
dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8959659/Makalah_Peluang

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/25/230604669/definisi-dan-contoh-soal-peluang-saling-
lepas?page=all#page2

https://www.google.com/amp/s/rumuspintar.com/peluang/amp/

https://www.wardayacollege.com/matematika/peluang/peluang/peluang-kejadian-bersyarat/

https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/tekno/2020/12/03/141652/rumus-peluang-kejadian-
tidak-saling-lepas-dan-contoh-soalnya

https://soalfismat.com/contoh-soal-peluang-kejadian-saling-lepas-dan-pembahasan/

Anda mungkin juga menyukai