Anda di halaman 1dari 9

KRITIK SATRA TERHADAP NOVEL “LASKAR PELANGI” KARYA ANDREA HIRATA

Berikut penilaian baik atau buruk novel berdasarkan pertimbangan teori cerkan.

1. Tokoh

Tokoh yang ada di dalamnya tampak berlebihan. Pembaca merasa janggal ketika tokoh Lintang
digambarkan dengan kepintarannya yang ‘wah’, sehingga menimbulkan pertanyaan darimana Lintang
memperoleh kepintaran tersebut, sementara ia adalah seorang anak pesisr yang sebelumnya tidak
pernah belajar.

2. Penokohan

Penokohan dalam kisah ini lemah dan datar. Tidak ada kontradiksi-kontradiksi yang terjadi yang memicu
perubahan tokohnya

3. Alur

Secara kualitatif kisah ini mempunyai alur yang longgar. Ceritanya bertele-tele, sehingga pembaca
merasa bosan dengan penceritaannya yang terlalu panjang. Sedangkan kuantitatifnya, kisah ini beralur
ganda.

4. Pengaluran

Alur pada novel ini rumit, tanpa arah.

5. Latar dan Pelataran

Latar atau setting waktu kabur. Kisah ini mengambil rentang waktu yang cukup panjang. Penulis kurang
bisa membantu pembaca untuk mengetahui penggal waktu yang tepat untuk tiap peristiwa.

6. Pusat pengisahan

Pusat pengisahan dalam novel ini adalah orang pertama sebagai pelaku utama.

7. Tema

Yang membuat novel ini menarik adalah karena penulis mengangkat tema tentang masalah pendidikan
di Indonesia yang tidak merata. Tentang perjuangan anak-anak Laskar Pelangi dalam menggapai cita-cita.
Hal ini dapat memotivasi setiap pembaca agar tidak mudah menyerah dalam meraih mimpi.

8. Amanat

Novel ini mempunyai banyak amanat. Seperti pendidikan sangatlah penting untuk siapapun dan apapun
seperti Lintang dan teman-temannya yang rela mengayuh sepeda berkilo-kilo meter hanya untuk
mengejar pendidikan. Amanat lainnya yaitu janganlah membeda-bedakan teman, seperti Laskar Pelangi
yang berisi sepuluh orang anak yang sangat berbeda baik dalam sifat, kepintaran, dan materi. Menurut
saya, novel ini juga ingin mengajari kita bahwa walau orang itu pintar belum tentu masa depannya akan
cemerlang. Seperti Lintang yang sangat pintar sekali dalam bidang akedemis ternyata hanya menjadi
sopir truk. Sedangkan Syahdan yang tidak mengerti dengan teknologi berhasil menjadi manager di suatu
perusahaan.

Dalam kesederhanaan mereka masih bisa mengukir sebuah prestasi dan semangat pantang menyerah.

Penilain baik atau buruk novel berdasarkan teori social cerkan.

Dalam novel ini ajaran-ajaran agama Islam yang disuguhkan terselip dalam beberapa kejadian-kejadian
implisit yang tertata dan bagus. Kisah ini juga dilengkapi dengan nilai-nilai kehidupan yang penuh cinta
dan perjuangan. Bercerita tentang sulitnya kehidupan di pesisir, juga perjuangan untuk mempertahankan
sekolah dari ancaman disegel karena dipandang tidak layak untuk disebut sekolah. Nilai-nilai moral dan
kemanusiaan juga kerap kali kita temui dalam novel Laskar Pelangi ini.

ARTI SEBUAH KEHIDUPAN

KRITIK SASTRA NOVEL "LASKAR PELANGI"

FENOMENA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL

Oleh : Drs. Soewito

“Karya sastra adalah anak kehidupan kreatif seorang penulis dan mengungkapkan pribadi pengarang”
(Selden, 1985: 52). “Sastra lahir oleh dorongan manusia untuk mengungkapkan diri, tentang masalah
manusia, kemanusiaan, dan semesta (Semi, 1993: 1). Sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik
atau berkaitan dengan sastra (himpunan pengetahuan yang berkaitan dengan menulis dan membaca
dengan baik, atau seni puisi, retorika dan tata bahasa). Sebuah karya sastra adalah ciptaan yang
disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering
menceritakan sebuah kisah , baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui
penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka.

Karya sastra terbagi atas tiga yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi yaitu seni tertulis dimana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Menurut Dresden .
Prosa terbagi dua yaitu novel dan cerpen. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti
“sebuah kisah, sepotong berita”. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Pada
umumnya, di dalam sebuah novel memuat tentang problem kehidupan masyarakat yang digambarkan
oleh pengarang melalui tokoh dan penkohan serta setting yang sengaja dipilih pengarang untuk mewakili
idenya dalam gambarannya terhadap pandangan dalam kehidupan yang dialami yang diapresiasikan
dalam wujud tulisan. Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Cerpen merupakan karangan yang singkat, sederhana, dan masalahnya juga tunggal. Biasanya, cerpen
dapat dibaca dalam sekali kesempatan. Dalam Ramadansyah (2010: 92) cerpen merupakan cerita rekaan
yang menganggap unsur-unsur karya sastra lebih padat, ringkas dan langsung menghadirkan konflik pada
tokohnya dan memaksanya berhadapan dengan penyelesaian. Drama merupakan salah satu bentuk
karya sastra. Dalam drama, penulis ingin menyampaikan pesan melalui akting dan dialog. Sehingga para
penonton diajak untuk seolah-olah ikut menyaksikan dan merasakan kehidupan dan kejadian dalam
masyarakat. Drama adalah bentuk karangan yang berpijak pada dua cabang kesenian, yakni seni sastra
dan seni pentas sehingga drama dibagi dua, yaitu drama dalam bentuk naskah tertulis dan drama yang
dipentaskan

Di sini saya akan mengkritik sebuah karya sastra yang tergolong ke dalam prosa yaitu novel. Novel yang
akan saya kritik di sini yaitu novel yang berjudul Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata merupakan novel terlaris dalam sejarah kesusasteraan Indonesia. Novel ini
mengangkat tema semangat pendidikan anak-anak Belitong di era tahun 70-an, yang diilhami dari kisah
nyata penulisnya. Novel Laskar Pelangi Ini adalah kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau
Belitong, Sumatera. Sebelum saya melakukan kritikan terhadap novel Laskar Pelangi, saya akan
menganalisis novel tersebut terlebih dahulu.

Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi ini adalah sebagai berikut;

1. Tema

Novel laskar pelangi ini bertemakan pendidikan. Namun tema pendidikan ini diselingi oleh kisah
persahabatan yang erat antara anggota ‘Laskar Pelangi’. Tema pendidikan ini dipadu dengan tema
ekonomi. Namun, tema pendidikanlah yang lebih menonjol pada novel Laskar Pelangi ini.

2. Alur

Alur Laskar Pelangi dapat dikatakan tersusun sangat rapi dan maju kedepan, peristiwa-peristiwa disusun
secara kronologis berdasarkan waktu kejadiannya, akan tetapi tidak jarang ada terjadi pengulangan
kembali (Flashback) untuk memperjelas permasalahan pokoknya.

3. Latar

Latar terbagi atas tiga yaitu latar waktu, tempat, dan suasana.

a). Latar Tempat, latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah sekolah bernama SD
Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan.
Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua, tepi pantai, pasar dan lain-lain tapi masih
di kawasan Belitong.
b). Latar Waktu, dikarenakan novel “Laskar Pelangi” ini merupakan novel yang menceritakan kisah nyata
meski ada bumbu imajinasi, maka latar waktu yang disampaikan pun jelas yaitu terjadi pada tahun 1970-
an.

c). Latar Suasana, latar suasana yang ada dalam novel ini beragam dikarenakan konflik-konfik yang
muncul juga beragam. Ada kalanya senang, sedih, hingga cemas. Berikut beberapa penggalan kisah yang
menjelaskan suasana dalam novel.

(a) Suasana Sedih

Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih ialah saat Ikal, teman-temannya dan Bu
Muslimah berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti sekolah karena harus mengurusi keluarga
yang ditinggal mati ayahnya.

(b) Suasana Senang

Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang ialah saat tim cerdas cermat SD
Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan.

c) Suasana Cemas

Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas ialah saat Pak Harfan, Bu Muslimah
dan calon murid SD Muhammadiyah beserta orang tuanya menunggu untuk menggenapkan calon siswa
yang mendaftar agar sekolah tidak ditutup.

4. Tokoh/penokohan

Para tokoh yang berperan dalam novel Laskar Pelangi ini adalah:

a) Ikal

Ikal atau yang di dalam novel ini berperan sebagai ‘aku’ merupakan tokoh utama. Ikal adalah salah
seorang anggota ‘Laskar Pelangi’. Di sekolah ia termasuk murid yang lumayan pandai, namun
kepandaiannya masih di bawah dari temannya yaitu Lintang. Ia selalu berada di peringkat kedua di
sekolah setelah Lintang. Ikal termasuk orang yang tidak mudah putus asa, selalu bersemangat melakukan
hal yang ia sukai dan tegar. Ikal begitu menyukai dunia sastra terutama puisi. Dalam novel ini, Ikal
diceritakan menyukai seorang gadis keturunan Tionghoa bernama A Ling. Ia sering sekali mengirimkan
puisi tentang luapan perasaannya kepada A Ling.
b) Taprani

Taprani merupakan sosok yang tampan, rapi, perfeksionis, lumayan pintar, bicara seperlunya (pendiam),
santun, sangat berbakti kepada orang tua dan manja. Ia bercita-cita menjadi guru di daerah terpencil
untuk memajukan pendidikan orang melayu pedalaman. Taprani selalu diperhatikan ibunya. Apa pun
yang akan dilakukannya harus selalu diketahui ibunya. Ia sangat tergantung pada ibunya.

c) Sahara

Sahara merupakan satu-satunya murid perempuan yang bersekolah di SD Muhammadiyah. Tubuhnya


ramping dan selalu berjilbab rapi. Di sekolah ia termasuk murid yang pintar. Meski pun ia adalah sosok
yang perhatian, namun ia termasuk tipe orang yang temperamental, ketus, skeptis, susah diyakinkan dan
tidak mudah terkesan. Sahara Sangat menjujung tinggi nilai kejujuran. Ia paling tidak suka berbohong.
Dalam novel ini dicritakan bahwa ia bertengkar dengan A Kiong yang tidak pernah sependapat atau satu
pemikiran dengannya.

d) A Kiong

A Kiong adalah satu-satunya murid keturunan Tionghoa yang bersekolah di SD Muhammadiyah. Sifatnya
begitu polos dan selalu mempercayai apa yang dikatakan Mahar. Ia selalu menjadi pendukung sekaligus
pengikut setia Mahar. A Kiong memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan suka menolong. Ia sering kali
bertengkar dengan Sahara.

e) Harun

Harun yang sudah mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada usia lima belas tahun ini
mengidap keterbelakangan mental. Sifatnya santun, pendiam, dan murah senyum. Laki-laki yang
memiliki model rambut seperti Chairil Anwar ini hobi sekali mengunyah permen asam jawa. Ia pun selalu
berpakaian rapi. Di kelas, ia sama sekali tidak bisa menangkap pelajaran membaca atau pun menulis. Ia
pun sering kali bercerita tentang kucing belang tiganya yang melahirkan tiga anak yang juga bebelang
tiga secara berulang-ulang.

f) Borek

Borek memilki tubuh yang tinggi dan besar. Ia sangat terobsesi dengan body building dan tergila-gila
dengan citra cowok macho.

g) Syahdan

Karakter Syahdan tidak begitu menonjol dalam novel ini. Ia adalah salah satu anggota ‘Laskar Pelangi’
yang selalu setia menemani Ikal membeli kapur tulis di toko Sinar Harapan milik orang tua A Ling.
Syahdan merupakan saksi cinta pertama Ikal kepada A Ling. Ia memiliki cita-cita sebagai aktor.

h) Kucai
Kucai adalah salah satu anggota ‘Laskar Pelangi’ yang diamanahi sebagai ketua kelas. Ia sempat frustrasi
ketika menjadi ketua kelas karena kesulitan dalam mengatur teman-temannya. Meski begitu, laki-laki
yang menderita rabun jauh ini selalu terpilih menjadi ketua kelas dan pada akhirnya ia menerima
keputusan itu. Anak yang banyak bicara dan susah diatur ini berbakat menjadi seorang politikus.

i) Lintang

Lintang merupakan anak yang paling jenius dan gigih di antara teman-temannya. Meski pun jarak
rumahnya dari sekolah sangat jauh (80 km), ia tetap semangat untuk pergi ke sekolah dan menjadi anak
yang paling pagi datang. Setiap berangkat sekolah, ia harus melalui jalan yang merupakan tempat buaya
tinggal. Ayahnya adalah seorang nelayan miskin yang bertanggung jawab menafkahi empat belas nyawa
yang tinggal di rumahnya. Di sekolah, Lintang begitu serius belajar dan aktif. Otaknya yang jenius dan
cermat membawa tim SD Muhammadiyah menjadi pemenang dalam lomba cerdas cermat. Lintang
sangat suka membaca dan mempelajari berbagai ilmu penngetahuan. Lintang pun tak segan membagi
ilmunya kepada teman-temannya. Idenya sangat kreatif. Lucunya, kelihaiannya dalam berpikir tidak
dibarengi dengan tulisan tangan yang indah.

j) Mahar

Mahar memiliki bakat dalam bidang seni, baik itu menyanyi, melukis, seni rupa dan lain sebagainya.
Pemikirannya imajinatif dan kreatif. Anak tampan ini termasuk orang yang menggemari dongeng-
dongeng yang tak masuk akal (mungkin karena ia terlalu imajinatif). Mahar sering kali diejek dan
ditertawakan teman-temannya karena pemikirannya dianggap aneh.

k) Bu Muslimah

Wanita bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari ini adalah guru di SD Muhammadiyah. Ia sangat gigih
dalam mengajar meski pun gajinya belum dibayar. Ia sangat berdedikasi terhadap dunia pendidikan dan
dengan segenap jiwa mengajar murid-murid di SD Muhammadiyah. Wanita cantik yang menyukai bunga
ini memiliki pendirian yang progresif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Ia termasuk orang yang sabar
dan baik hati.

l) Pak Harfan

Pria bernama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini menjabat sebagai kepala SD Muhammadiyah. Bersama
Bu Muslimah, ia tetap mempertahankan sekolah yang hampir ditutup karena kekurangan siswa. Pak
Harfan juga memiliki dedikasi tinggi terhadap pendidikan.

m) A Ling

Gadis keturunan Tiongoa ini merupakan cinta pertama Ikal. Ia memiliki tubuh yang ramping dan tinggi.
Anak dari pemilik toko Sinar Harapan ini ternyata juga menyukai Ikal. Namun sayangnya ia pindah ke
Jakarta.

n) Flo
Ia merupakan murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang berasal dari keluarga kaya ini
merupakan tokoh terakhir yang muncul sebagai anggota ‘Laskar Pelangi’.

5. Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang pertama karena penceritaan
penulis menggunakan kata “aku”. Tokoh aku di sini paling dominan dan tokoh aku merupakan tokoh
utama.

6. Gaya bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam Laskar Pelangi mampu menimbulkan suasana yang beragam. Gaya
yang digunakan sangat menarik karena penggunaan metafora dan deskripsi hampir dapat ditemukan
pada setiap bab. Pemilihan gaya bahasa, kata, dan penataan kalimat sehubungan dengan makna dan
suasana menimbulkan efek yang beragam. Pengarang lebih memilih penggunaan gaya bahasa itu karena,
pengarang ingin berusaha meyakinkan, berusaha memahami kondisi yang terjadi. Gaya bahasa itu telah
berhasil menggambarkan watak, setting, serta alur dengan begitu kuat. Contoh pelukisan suasana di
dalam laskar pelangi bisa dilihat pada bab 7 hal 49-51.

7. Amanat

Banyak amanat yang disampaikan penulis untuk pembaca pada novel Laskar Pelangi ini. Yang
diantaranya yaitu:

1) Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa);

2) Jauhi sifat pesimis;

3) Sebagai guru haruslah dengan ikhlas mengajar dan berdedikasi tinggi terhadap pendidikan.

UNSUR EKSTRINSIK

Selain unsur-unsur intrinsik yang mempengaruhi novel ini ada juga unsur-unsur ekstrinsik yang terdapat
dalam novel Laskar Pelangi ini yaitu sebagai berikut:

1. Latar Belakang Tempat Tinggal

Lingkungan tempat tinggal pengarang mempengaruhi psikologi penulisan novel. Apalagi novel “Laskar
Pelangi” merupakan adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh pengarang langsung. Letak tempat
tinggal pengarang yang jauh berada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera
Selatan ternyata benar-benar dijadikannya latar tempat bagi penulisan novelnya.

2. Latar Belakang Sosial dan Budaya


Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat tinggal di
Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan komunitas pengusaha yang
dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial. Di mana interaksi antara kedua komunitas
ini memang ada dan saling ketergantungan. Komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk
melanjutkan kehidupan, sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk
menjalankan usaha mereka.3. Latar Belakang Religi (agama)

Latar belakang religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin dalam novel
“Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu kental. Dalam beberapa penggalan cerita, pengarang
sering kali menyelipkan pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.

4. Latar Belakang Ekonomi

Sebagian masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-perusahaan timah. Digambarkan


dalam novel bahwa Belitong adalah pulau yang kaya akan sumber daya alam. Namun tidak semua
masyarakat Belitong bisa menikmati hasil bumi itu. PN memonopoli hasil produksi, sementara
masyarakat termarginalkan di tanah mereka sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel ini diambil dari
kacamata masyarakat Belitong kebanyakan yang tingkat ekonominya masih rendah. Padahal sumber daya
alamnya tinggi.

5. Latar Belakang Pendidikan

Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan pengarang. Pengarang
tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang diselipkan di antara
ceritanya. Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan antara lain seperti sains (fisika,
kimia, biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan
yang tertuang dalam cerita. Ini menandakan bahwa pengarangnya memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi.

Penilaian atau menimbang isi dalam novel Laskar Pelangi

Setelah melakukan analisis pada novel Laskar Pelangi maka dapat dilakukan penilaian yaitu tentang
kelemahan dan kelebihan pada novel tersebut. Kelemahan yang terdapat pada novel ini yaitu kelemahan
penting yang harus diwaspadai oleh para pembaca adalah ide tentang teori kreasionisme (penciptaan).
Ide teori kreasionisme (penciptaan) merupakan kebalikan dari teori Evolusionisme. Ide itu sungguh antik
karena meski demikian minim bukti tetapi pemujanya demikian militan. Mereka diamini oleh kelompok-
kelompok puritan religius yang merasa terancam oleh keberadaan teori Evolusi. Kemudian, bahasa yang
digunakan tetap bahasa Indonesia tetapi tidak jarang kita jumpai bahasa daerah yang dimana tempat
kejadiannya adalah Belitung, yaitu pulau terpencil yang ada di Sumatra. Sehingga mungkin sedikit
membingungkan pembaca. Walaupun novel ini mempunyai kelemahan tetapi novel ini juga memiliki
kelebihan yaitu novel ini benar benar memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin sukses dan berhasil
dan novel ini bagus dibaca oleh para remaja. Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian
dengan bagian yang lain harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam
penceritaan isi novel tidak berbelit-belit. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan
yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku ini.

Novel Laskar Pelangi ini menunjukan bahwa mimpi, semangat dan niat yang kuat dapat mengalahkan
apapun cobaan dalam hidup ini. Terbukti pada perjuangan 10 anak-anak Indonesia yang tinggal di daerah
yang terpencil dan mungkin luput dari pengelihatan kita tetapi mereka membuktikan bahwa situasi
mereka di waktu itu tidak akan menghalangi mereka menggapai impian mereka. Sehingga novel ini dapat
menginspirasi dan memberikan letupan semangat gairah hidup untuk tetap berani bermimpi dan
berusaha keras mewujudkan impian setelah membaca novel ini

Anda mungkin juga menyukai