Anda di halaman 1dari 3

Sinopsisi orang orang proyek karya ahmad tohari

Orang-Orang Proyek berkisah tentang kehidupan seorang insinyur sipil yang bernama Kabul
yang dipercaya memegang proyek pembangunan jembatan di pinggiran Sungai Cibawor.
Latar dan penokohan yang kuat dari Ahmad Tohari pada novel ini mampu membawa
imajinasi pembaca seakan hadir langsung dalam konflik-konflik yang terjadi.

Saya tertarik dengan tokoh dan penokohan yang dicipta oleh Ahmad Tohari. Seperti novel-
novel sebelumnya, Ahmad Tohari sangat piawai mencipta tokoh-tokoh yang berkarakter kuat
dan khas. Nyaris tidak ada tokoh yang mubadzir. Selain itu, ia jago dalam mencipta latar yang
menjadi ciri khasnya, yaitu pedesaan, sehingga kita seakan berada di tempat tersebut. Begitu
pula dengan konflik-konflik yang terjadi. Kedigdayaan pemerintah Orde Baru yang semena-
mena mampu ditampilkan tersirat sekaligus gamblang. Golongan Lestari Menang (GLM)
yang secara tidak langsung merujuk kepada partai penguasa pada zaman itu cukup
mendeskripsikan betapa rakyat tidak mengerti apa pun tentang politik dan hanya bisa tunduk
kepada pemerintah.

Pertama, Kabul. Ir. Kabul merupakan tokoh utama yang juga merupakan mantan aktivis
kampus yang sangat idealis menentang kecurangan pemerintah. Ahmad Tohari menempatkan
Kabul sebagai cerminan kaum intelektual saat Orde Baru berkuasa. Kabul bersifat idealis,
berpikiran lurus namun tetap rendah hati terhadap semua orang. Tatkala atasannya maupun
pejabat sekitar Sungai Cibawor merecoki proyek yang diemban Kabul, ia tetap bersikukuh
dengan prinsip yang ia pegang kuat sejak masih menjadi mahasiswa. Namun, lama-kelamaan
Kabul tak kuasa menahan gejolak idealismenya yang seakan ditelanjangi para penguasa Orde
Baru. Pada akhirnya, Ir. Kabul mengundurkan diri sebagai pimpinan proyek pembangunan
jembatan tersebut.

Kedua, Wati. Sekretaris proyek yang dipimpin oleh Kabul ini hadir memberi warna tersendiri.
Sosok gadis desa yang cantik, anggun namun hatinya meleleh jika bertemu Kabul dapat
digambarkan oleh Ahmad Tohari dengan unik. Kebiasaannya merengut jika dicuekin oleh
Kabul membuat saya tersenyum. Bisa dibilang sosok Wati merupakan tokoh pencair suasana
tatkala konflik-konflik menyerang Kabul. Yang saya cermati, Ahmad Tohari mampu mencipta
tokoh wanita ini dengan apik dan tidak berlebihan.

Ketiga, Pak Tarya. Novel ini diawali dengan suasana Sungai Cibawor sehabis tiga hari yang
lalu dilanda banjir besar. Dan di tepian Sungai itu terdapat Pak Tarya yang sedang
memancing tanpa tujuan. Kehadiran tokoh Pak Tarya pada Orang-Orang Proyek semacam
malaikat bagi tokoh utama. Sosoknya yang sederhana, nyeleneh namun di sisi lain sangat
cerdas dan peka terhadap situasi politik saat itu sangat unik. Kabul yang emosinya masih labil
banyak mendapat wejangan-wejangan tersirat dari Pak Tarya. Tapi seringkali Pak Tarya
muncul pada waktu yang terlambat, sehingga membuat pembaca geregetan menyaksikan
konflik batin yang kerap kali terjadi pada Kabul.

Keempat, Basar. Sahabat Kabul sesama aktivis kala masih menjadi mahasiswa ini muncul
sebagai Kepala Desa sekitar Sungai Cibawor. Dorongan orangtua yang berhasrat
menyalonkan dirinya menjadi Kades ia terima dengan penuh keterpaksaan. Jiwa mantan
aktivis yang sepaham dengan Kabul ironis dengan kedudukan dirinya sebagai kaki tangan
pemerintah Orde Baru. Proyek pembangunan jembatan banyak direcoki pemerintah. Tentu
saja Basar yang merupakan pejabat pemerintah paling rendah sangat kelimpungan. Ia hanya
dapat berdiskusi dengan Kabul yang sama-sama bimbang menghadapi kenyataan yang tak
sesuai impian yang mereka cita-citakan pada saat menjadi aktivis dulu. Namun, akhirnya
kebimbangan kedua sahabat itu mampu dicairkan oleh tokoh Pak Tarya.

Kelima, Dalkijo. Picik! Inilah kata yang pantas saya sematkan kepada tokoh ini. Dalkijo
mewakili sosok insinyur pragmatis yang sudah terdoktrin oleh gelimang kemewahan ala
birokrat. Ciri khasnya memakai kaca mata hitam branded, jaket kulit dan motor Harley
Davidson memperkuat karakter piciknya. Beberapa kali ia berseteru tentang betapa
pentingnya pemenuhan kualitas material jembatan dengan Kabul. Namun pada akhirnya
Kabul yang mengalah. Di akhir cerita Dalkijo memaksakan kehendaknya memakai material-
material bekas demi mengejar jadwal peringatan acara HUT GLM yang semakin mepet.
Tentu saja Kabul sangat mengecam keputusan Dalkijo tersebut, dan ia mengundurkan diri
sebagai penanggung jawab proyek jembatan Cibawor.

Keenam, Mak Sumeh. Tokoh Mak Sumeh hadir sebagai tokoh yang nyinyir (kalau istilah
masa kini: kepo) dan membuat pembaca geregetan. Pemilik warung di sekitar lokasi proyek
ini begitu dominan melengkapi seluruh rangkaian isi novel. Kekaguman Wati kepada Kabul
berulangkali dituturkan Mak Sumeh dengan polos dan blak-blakan. Namun Kabul tak
menggubrisnya walaupun ia sempat juga kesal akan kenyinyiran Mak Sumeh. Di sisi lain
Mak Sumeh mewakili wong cilik yang jeli memanfaatkan peluang usaha di sebuah tempat
yang ramai, dalam hal ini lokasi proyek jembatan Cibawor.

Ketujuh, Tante Ana. Sekali lagi Ahmad Tohari begitu cerdas mencipta tokoh yang berkarakter
kuat dan khas. Tokoh Tante Ana maupun Mak Sumeh hadir membawa corak yang membuat
konflik-konflik pada Orang-Orang Proyek mencair. Alunan kecrek dan suaranya yang berat
kelaki-lakian begitu menghibur para pekerja proyek. Tante Ana mampu hadir sebagai
penghibur kaum jelata yang haus akan hiburan. Terkadang ia rela mengamen tanpa dibayar
recehan sekalipun oleh orang-orang proyek. Tante Ana merupakan anomali dari wong cilik
yang begitu sukarela berbagi kebahagiaan dengan sesama. Tentu saja hal ini bertolak
belakang dengan Dalkijo yang hidup mapan dan bergelimang kemewahan itu.

Walaupun tidak sedalam karya fenomenalnya, Ronggeng Dukuh Paruk, namun saya pikir
Orang-Orang Proyek tetap memperlihatkan keberpihakan Ahmad Tohari terhadap orang
kecil. Sudah barang tentu tokoh Kabul merupakan cerminan dari kegelisahan Ahmad Tohari
terhadap para birokrat Orde Baru yang semena-mena. Novel ini sangat cocok dibaca oleh
semua kalangan, terutama para mahasiswa yang harus senantiasa memperjuangkan
idealismenya dan menolak menyerah terhadap kemunafikan di negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai