Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KONFLIK DALAM NOVEL PULANG

KARYA TERE LIYE

Khorina Ayu Puspasari


19201241033
PBSI A 2019

A. PENDAHULUAN
Karya sastra bukan objek ideal yang dapat berubah seperti segitiga. Karya
sastra dapat menjadi objek pengalaman, tetapi tidak sama dengan pengalaman.
Karya sastra hanya dapat dijangkau melalui bagian-bagian empiris dari struktur
dan system bunyinya (warren,1977:174) Karya sastra terbagi menjadi dua jenis
yaitu karya sastra imajinatif dan karya sastra nonimajinatif. Salah satu karya yang
termasuk dalam karya sastra imaginative adalah fiksi atau prosa naratif.
Fiksi atau prosa naratif adalah karangan yang bersifat menjelaskan secara
terurai mengenai suatu masalah atau hal. Fiksi pada dasarnya terbagi menjadi
novel, roman, dan cerita pendek. Novel merupakan karya sastra yang sekaligus
disebut fiksi (nurgiyantoro, 1995:9). Novel ialah suatu karangan prosa yang
bersifat cerita, yang menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan tokoh
cerita. Novel memiliki unsur ekstrinsik dan intrinsic pembangun. Salah satu unsur
yang terdapat dalam unsur intrinsic adalah konflik.
Konflik yang notabene adalah kejadian yang tergolong penting merupakan
unsur esensial dalam pengembangan plot. Pengembangan plot sebuah karya
naratifakan dipengaruhi oleh wujud dan isi konflik, bangunan konflik yang
ditampilkan (nurgiyantoro, 1995:122). . Sayuti (2000: 42) membagi konflik
menjadi tiga jenis. Pertama, konflik dalam diri (Batin). Konflik ini tergolong
dalam konflik Internal dalam novel, jenis kedua adalah konflik antara orang-orang
atau masyarakat disebut dengan istilah social conflict, ketiga konflik manusia dan
alam disebut dengan physical or element conflict. Konflik social dan konflik alam
tergolong dalam konflik eksternal dalam novel.
B. SINOPSIS NOVEL PULANG
Cerita di dalam novel ini di dominasi oleh cerita kehidupan seorang
pemuda bernama Bujang dengan segala aksinya yang luar biasa. Bujang awalnya
hanya pemuda berumur 15 tahun yang tidak berpendidikan dan tidak memiliki
pekerjaan apapun. Sampai suatu hari tiba-tiba saja rumah Bujang kedatangan oleh
segerombolan orang pemburu babi hutan yang ternyata mereka adalah teman dari
bapak bujang, Tauke Muda nama pemimpin mereka. Tepat pada malam itu setelah
Bujang dan Tauke berburu babi, Tauke menawarkan kepada Bujang untuk ikut
bekerja dengannya. Bujang pun memutuskan untuk ikut dengan Tauke Muda
Tauke Muda adalah pemimpin dari sebuah kelompok bernamakan
Keluarga Tong yang bergerak dalam bidang shadow economy. Di novel ini
dijelaskan bahwa bisnis mereka sudah sampai pada tahap pencucian uang,
perdagangan senjata, transportasi, minyak bumi, properti, valas, dan lain
sebagainya. Seperti yang dikatakan Bujang, "Kami tidak dikenali oleh
masyarakat, tidak terdaftar di pemerintah, dan jelas tidak diliput di media masa.
Kami berdiri di balik bayangan. Menatap semua sandiwara kehidupan orang-
orang." Meskipun bisnis keluarga Tong bergerak di institusi ekonomi pasar gelap,
tetapi mereka tidak pernah melakukan kejahatan yang kotor seperti pembunuhan
atau apapun itu, mereka hanya berbisnis dengan bebas bersama seluruh penggerak
shadow economy di seluruh Asia.
Bujang tumbuh menjadi orang yang istimewa, Bujang menjadi orang
kepercayaan Tauke nomor satu, Bujang menjadi ahli pemecah masalah
internasional nomor satu, Bujang menjadi Si Babi Hutan yang sebenarnya, dan
tanpa disadari Bujang sudah melupakan mamak dan bapaknya di kampung sana.
Disini lah bersama keluarga Tong dengan shadow economy nya Bujang
menemukan kehidupan baru nya. Disini pula ia mendapat ujian terbesar dalam
hidupnya. Bujang juga mendapatkan pengetahuan tentang hidup yang tak ternilai
harga nya bagi Bujang.
Sampai suatu hari, ketika Bujang lelah, merasa semua sudah berakhir,
ketika mamak nya sudah meninggalkan nya tanpa pamit, Bujang akhirnya
memutuskan untuk pulang, pulang ke kampung halaman nya, pulang dengan
segala rasa rindu dan sesal, pulang dengan memeluk erat tuhan.

C. UNSUR KEBAHASAAN NOVEL PULANG


Struktur novel pulang karya tere liye adalah tema dan fakta cerita. Fakta cerita
terdiri atas penokohan, alur, dan latar. Alur novel tersebut adalah alur campuran,
plot terdiri dari tahap penyesuaian, pemunculan konflik, peningkatan konflik,
klimaks, dan tahap penyelesaian masalah. Latar/setting berwujud tempat, waktu,
dan social. Latar tempat yaitu ada di talang, hongkong, manila, makau, dan
jakarta. Latar waktu yang terjadi adalah masa silam dan masa kini. Sedangkan
latar social nya adalah suasana makras besar keluarga tong yang didominasi oleh
tukang pukul. Tema dalam novel ini adalah perjuangan serang laki-laki
mempertahankan kejayaan keluarga tong.

D. KONFLIK INTERNAL NOVEL PULANG


Konflik internal merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya
sendiri, merupakan permasalahan intern seorang manusia. Misalnya, hal itu terjadi
akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang
berbeda, harapan-harapan, atau masalah lainnya (nurgiyantoro, 1995:124). Yang
termasuk kedalam konflik internal adalah konflik batin. Sayuti (2000: 42-43)
membagi konflik batin menjadi dua jenis.
(1) Keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Menurut Sayuti (2000:
42), Keinginan yang tidak sesuai kenyataan memiliki pengertian adanya
ketidakcocokan kejadian antara apa yang diinginkan tokoh dengan apa yang
terjadi sebenarnya. Hal ini pula yang terdapat pada tokoh Bujang dalam novel
Pulang. Tauke Muda berdiri dan menepuk-nepuk tangannya. Aku mengeluh
kecewa. Aku ingin mendengar lebih banyak lagi, tapi istirahat kami sudah selesai.
(Hlm.12)
(2) Pertentangan Batin, Pertentangan batin memiliki pengertian bahwa ketika
akan melakukan suatu hal, ada pertentangan antara hal yang ingin dilakukan
dengan hal yang harus dilakukan Sayuti (2000: 42). Hal pertama yang Bujang
lakukan di rumah Keluarga Tong adalah berhadapan dengan kertas-kertas soal.
Bujang heran apakah ini sejenis tes sebelum melakukan sebuah misi. Dengan hati
keheranan karena mungkin ini adalah sesuatu yang harus dilakukan. Aku menatap
kertas itu. Semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Ini bukan
pekerjaan tukang pukul. Ini adalah soal-soal. Tentang logika, matematika, kubus,
urutan, dan lainnya. Aku tidak tahu istilahnya, tapi aku mengerti ini soal apa.
(Hlm.48)
Menurut dirdagunansa (dalam sobur, 2019:292-293) jenis konflik batin
terbagi menjadi tiga yaitu konflik mendekat-mendekat, konflik mendekat-
menjauh, dan konflik menjauh-menjauh. Konflik mendekat-mendekat terjadi
ketika tauke memberikan pilihan hadiah kepada bujang, lalu bujang mengalami
konflik batin sehingga ia tidak memilih hadiah tersebut. Konflik mendekat-
menjauh terjadi ketika bujang ingin memeluk bapak sebelum pergi ke kota.
Konflik menjauh-menjauh terjadi ketika bujang diperintakan untuk menembak
salonga, guru tembaknya. Konflik batin yang lebih sering muncul dalam novel ini
adalah konflik mendekat-menjauh.

E. KONFLIK EKSTERNAL DALAM NOVEL PULANG


(nurgiyantoro, 1995:124) Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara
seorang tokoh dengan sesuatu yang diluar dirinya. Mungkin dengan lingkungan
alam mungkin dengan lingkungan manusia. Dengan demikian, konflik eksternal
dapat dibedakan menjadi dua kategori
(1) Konflik social. ,Sayuti (2000: 43) Konflik sosial individu dengan
keluarganya juga dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dimana terjadi
perbedaan pemikiran antara keluarga. Hal itu juga terjadi pada perasaan Mamak
yang tidak ikhlas, tidak rela Bujang ikut berburu dengan Tauke Muda di hutan,
perasaan takut dan cemas tidak mau anaknya terluka walau seujung rambut.
Mamak mencengkram lenganku, berbisik lembut, “Mamak mengizinkanmu pergi,
tapi berjanjilah, kau hanya menonton di hutan sana, Nak. Kau tidak akan
melakukan apapun. Hanya menonton yang lain berburu.” Aku mengangguk. Aku
juga tahu maksud tatapan Mamak. (hlm.7)
Konflik social menurut menurut ilmu sosiologi terbagi menjadi delapan.
Sedangkan konflik social yang terdapat dalam novel pulang hanya ada lima jenis,
yaitu konflik gender, konflik antargolongan, konflik kepentingan, konflik
antarpribadi, dan konflik antarkelas social.
Konflik gender adalah konflik yang terbentuk dari kontruksi social. Pemikiran
dan keyakinan terhadap suatu gender menyebabkan persepsi merendahkan
sehingga menimbulkan konflik. Pada novel pulang terdapat konflik gender dalam
bentuk pelabelan negative terhadap shadow economy oleh orang awam. Orang
awan akan langsung berpikir bahwa shadow economy adalah bisnis kotor yang
illegal tanpa memperhatikan pertimbangan lainnya, karena menjamurnya label
negatif tersebut.
Konflik antargolongan adalah konflik kelompok yang dipicu oleh prasangka,
streotype, dan lainnya. Pada novel pulang terdapat konflik antargolongan yang
berbentuk perilaku agresif ketika bujang bersama seluruh orangnya melancarkan
penyerangan di kasino untuk memusnahkan keluarga lin yang telah mencuri
benda berharga milik keluarga tong.
Konflik kepentingan adalah konflik yang disebabkan oleh kekuasaan,
kepentingan, kekayaan, kekerasan fisik, dan lainnya untuk memperebutkan
kekuasaan serta memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki untuk kepentingan
pribadi. Dalam novel pulang terdapat konflik kepentingan yang berbentuk
kekuasaan, yaitu saat master dragon memanfaatkan kekuasaan nya sebagai
pemimpin dari seluruh penguasa shadow economy di asia untuk mencuri temuan
atau harta berharga milik keluarga tong.
Konflik antarpribadi adalah konflik yang terjadi antara satu pribadi dengan
pribadi lainnya yang disebabkan oleh perbedaan personal, tekanan lingkungan,
dan lainnya. Pada novel pulang terdapat konflik antarpribadi yang berbentuk
perasaan yaitu ketika bujang dengan diam membenci bapaknya sendiri karena
perilaku bapaknya yang selalu kasar dan keras kepada bujang dan mamaknya.
Konflik antarkelas social adalah knflik yang meliputi pertentangan antara dua
kelas atau lebih yang disebabkan oleh beberapa factor, yaitu kedudukan,
keturunan. Pada novel pulang terdapat konflik antarkelas social yang berbentuk
keturunan yaitu ketika keluarga tong menghadapi penghianatan oleh salah satu
tukang pukul setianya, yaitu basyir. Basyir menghianati tauke karena ia adalah
anak dari orang-orang yang telah dibunuh oleh tauke, lalu dengan kepintarannya
menyamar, ia berhasil merencanakan penghianatan sembari berpura-pura bekerja
dengan tauke.
(2) Konflik alam. Sayuti (2000: 44) Konflik antara manusia dan alam.
Konflik seperti ini sering disebut sebagai physical or element conflict atau konflik
alamiah. Konflik jenis ini biasanya terjadi ketika tokoh tidak dapat menguasai dan
memanfaatkan serta membudayakan alam sekitar sebagaimana mestinya. Apabila
hubungan manusia dengan alamnya tidak serasi maka akan terjadi disharmoni
yang dapat menyebabkan konflik itu. Pada novel pulang terhadap konflik alam
yaitu ketika kondisi dimana Ketidakseimbangan populasi Babi hutan yang
menyebabkan rusaknya ladang di lereng bukit membuat warga Talang resah,
penduduk mencari akal dengan berbagai cara, tapi populasi Babi hutan juga tidak
bisa ditangani. Tahun ini babi hutan menyulitkan kami. Mereka banyak sekali dan
menyerbu ladang. Jika tidak diatasi, ladang padi yang susah payah dirawat bisa
rusak binasa. Meski tiap malam ladang padi dijaga, dipasangi kaleng pengusing,
juga dilingkari pagar kokoh, hasilnya percuma. Babi-babi itu selalu punya cara
untuk masuk, tidak takut suara kaleng, dan jumlah mereka puluhan atau bahkan
ratusan (hlm.8)

F. PENUTUP

Simpulan dari artikel ini yaitu, konflik dalam novel Pulang karya Tere
Liye sudah mencakup seluruh konflik yang ada di dalam unsur intrinsic novel,
baik itu konflik batin, konflik social, maupun konflik alam. Tetapi di dalam
konflik social, hanya ada lima jenis dari delapan jenis konflik social.
Konflik adalah bumbu dari sebuah karya cerita. Tanpa adanya konflik
cerita akan terasa hambar. Sebuah tulisan yang baik adalah perlambang dari
kehidupan yang sebenarnya. Hidup juga tidak bisa lepas dari yang namanya
konflik. Banyaknya konflik dalam kehidupan tokoh utama dalam novel Pulang
menunjukkan bahwa hidup memang demikian adanya.
Satu demi satu, setiap masalah dalam novel pulang akhirnya menemukan
penyelesaiannya. Begitu juga konflik dalam kehidupan. Pada akhirnya semua
masalah atau konflik akan menemukan penyelesaian ketika kita terus berusaha.
Perjuangan si Bujang dalam novel Pulang mengajarkan kepada pembaca untuk
tidak menyerah dalam menghadapi konflik. Dengan perjuangan tak kenal lelah,
perhitungan yang matang, sekutu atau teman yang tepat, dan pengalaman, setiap
masalah atau konflik akan dapat teratasi.

Daftar Pustaka
Liye, Tere. 2015. Pulang. Jakarta: Republika

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah


Mada University Press

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta:


Gama Media

Wellek, Rene dan Austin Warren. 2014. Teori Kesusastraan. Jakarta:


Gramedia

Listari, Ari. 2018. Konflik dan Aktualisasi Diri Tokoh Utama Novel
‘Pulang’ Karya Tere Liye. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Raja Ali Haji:Riau.

Mistinurasih. 2016. Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel ‘Pulang’


Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar di
SMA. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta:Surakarta.

Fitri, Nur Anna. 2015. Analisis Konflik Sosial dalam Novel ‘Pulang’
Karya Tere Liye. Skripsi. Tidak diterbitkan.Universitas Syiah
Kuala:Bandung.

Anda mungkin juga menyukai