A. PENDAHULUAN
Karya sastra bukan objek ideal yang dapat berubah seperti segitiga. Karya
sastra dapat menjadi objek pengalaman, tetapi tidak sama dengan pengalaman.
Karya sastra hanya dapat dijangkau melalui bagian-bagian empiris dari struktur
dan system bunyinya (warren,1977:174) Karya sastra terbagi menjadi dua jenis
yaitu karya sastra imajinatif dan karya sastra nonimajinatif. Salah satu karya yang
termasuk dalam karya sastra imaginative adalah fiksi atau prosa naratif.
Fiksi atau prosa naratif adalah karangan yang bersifat menjelaskan secara
terurai mengenai suatu masalah atau hal. Fiksi pada dasarnya terbagi menjadi
novel, roman, dan cerita pendek. Novel merupakan karya sastra yang sekaligus
disebut fiksi (nurgiyantoro, 1995:9). Novel ialah suatu karangan prosa yang
bersifat cerita, yang menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan tokoh
cerita. Novel memiliki unsur ekstrinsik dan intrinsic pembangun. Salah satu unsur
yang terdapat dalam unsur intrinsic adalah konflik.
Konflik yang notabene adalah kejadian yang tergolong penting merupakan
unsur esensial dalam pengembangan plot. Pengembangan plot sebuah karya
naratifakan dipengaruhi oleh wujud dan isi konflik, bangunan konflik yang
ditampilkan (nurgiyantoro, 1995:122). . Sayuti (2000: 42) membagi konflik
menjadi tiga jenis. Pertama, konflik dalam diri (Batin). Konflik ini tergolong
dalam konflik Internal dalam novel, jenis kedua adalah konflik antara orang-orang
atau masyarakat disebut dengan istilah social conflict, ketiga konflik manusia dan
alam disebut dengan physical or element conflict. Konflik social dan konflik alam
tergolong dalam konflik eksternal dalam novel.
B. SINOPSIS NOVEL PULANG
Cerita di dalam novel ini di dominasi oleh cerita kehidupan seorang
pemuda bernama Bujang dengan segala aksinya yang luar biasa. Bujang awalnya
hanya pemuda berumur 15 tahun yang tidak berpendidikan dan tidak memiliki
pekerjaan apapun. Sampai suatu hari tiba-tiba saja rumah Bujang kedatangan oleh
segerombolan orang pemburu babi hutan yang ternyata mereka adalah teman dari
bapak bujang, Tauke Muda nama pemimpin mereka. Tepat pada malam itu setelah
Bujang dan Tauke berburu babi, Tauke menawarkan kepada Bujang untuk ikut
bekerja dengannya. Bujang pun memutuskan untuk ikut dengan Tauke Muda
Tauke Muda adalah pemimpin dari sebuah kelompok bernamakan
Keluarga Tong yang bergerak dalam bidang shadow economy. Di novel ini
dijelaskan bahwa bisnis mereka sudah sampai pada tahap pencucian uang,
perdagangan senjata, transportasi, minyak bumi, properti, valas, dan lain
sebagainya. Seperti yang dikatakan Bujang, "Kami tidak dikenali oleh
masyarakat, tidak terdaftar di pemerintah, dan jelas tidak diliput di media masa.
Kami berdiri di balik bayangan. Menatap semua sandiwara kehidupan orang-
orang." Meskipun bisnis keluarga Tong bergerak di institusi ekonomi pasar gelap,
tetapi mereka tidak pernah melakukan kejahatan yang kotor seperti pembunuhan
atau apapun itu, mereka hanya berbisnis dengan bebas bersama seluruh penggerak
shadow economy di seluruh Asia.
Bujang tumbuh menjadi orang yang istimewa, Bujang menjadi orang
kepercayaan Tauke nomor satu, Bujang menjadi ahli pemecah masalah
internasional nomor satu, Bujang menjadi Si Babi Hutan yang sebenarnya, dan
tanpa disadari Bujang sudah melupakan mamak dan bapaknya di kampung sana.
Disini lah bersama keluarga Tong dengan shadow economy nya Bujang
menemukan kehidupan baru nya. Disini pula ia mendapat ujian terbesar dalam
hidupnya. Bujang juga mendapatkan pengetahuan tentang hidup yang tak ternilai
harga nya bagi Bujang.
Sampai suatu hari, ketika Bujang lelah, merasa semua sudah berakhir,
ketika mamak nya sudah meninggalkan nya tanpa pamit, Bujang akhirnya
memutuskan untuk pulang, pulang ke kampung halaman nya, pulang dengan
segala rasa rindu dan sesal, pulang dengan memeluk erat tuhan.
F. PENUTUP
Simpulan dari artikel ini yaitu, konflik dalam novel Pulang karya Tere
Liye sudah mencakup seluruh konflik yang ada di dalam unsur intrinsic novel,
baik itu konflik batin, konflik social, maupun konflik alam. Tetapi di dalam
konflik social, hanya ada lima jenis dari delapan jenis konflik social.
Konflik adalah bumbu dari sebuah karya cerita. Tanpa adanya konflik
cerita akan terasa hambar. Sebuah tulisan yang baik adalah perlambang dari
kehidupan yang sebenarnya. Hidup juga tidak bisa lepas dari yang namanya
konflik. Banyaknya konflik dalam kehidupan tokoh utama dalam novel Pulang
menunjukkan bahwa hidup memang demikian adanya.
Satu demi satu, setiap masalah dalam novel pulang akhirnya menemukan
penyelesaiannya. Begitu juga konflik dalam kehidupan. Pada akhirnya semua
masalah atau konflik akan menemukan penyelesaian ketika kita terus berusaha.
Perjuangan si Bujang dalam novel Pulang mengajarkan kepada pembaca untuk
tidak menyerah dalam menghadapi konflik. Dengan perjuangan tak kenal lelah,
perhitungan yang matang, sekutu atau teman yang tepat, dan pengalaman, setiap
masalah atau konflik akan dapat teratasi.
Daftar Pustaka
Liye, Tere. 2015. Pulang. Jakarta: Republika
Listari, Ari. 2018. Konflik dan Aktualisasi Diri Tokoh Utama Novel
‘Pulang’ Karya Tere Liye. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Raja Ali Haji:Riau.
Fitri, Nur Anna. 2015. Analisis Konflik Sosial dalam Novel ‘Pulang’
Karya Tere Liye. Skripsi. Tidak diterbitkan.Universitas Syiah
Kuala:Bandung.