Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS NOVEL

RONGGENG DUKUH PARUK

Oleh : Reza Ahmad Prasetya

Kelas : XII IPA 6


TUGAS MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK

NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK

1. Tulislah olehmu 2 orang tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk !
Jawab : Rasus dan Srintil.

2. Apa alasanmu mengapa kedua tokoh itu dinamakan tokoh utama !


Jawab : 1. Karena Rasus memiliki karakter/penokohan, yaitu baik, pemberani, peduli,
penyayang, cerdas, tegas, bijaksana, dan pendendam,
2. Karena Srintil mempunyai karakter/penokohan, yaitu perhatian,
penyayang, baik, dan ramah

3. Tuliskanlah olehmu 2 orang tokoh tambahan !


Jawab : Santayib dan Istri Santayib.

4. Tulislah olehmu mengapa 2 tokoh itu dinamakan tokoh tambahan !


Jawab : Karena Santayib merupakan tokoh pembantu yang berperan sebagai ayah
Srintil dan Istri Santayib juga merupakan tokoh pembantu yang berperan
sebagai istri Santayib dan sekaligus merupakan ibu Srintil.

5. Tulislah olehmu latar tempat masa kecil Srintil Ketika sedang bermain dengan Rasus !
Jawab : Di bawah pohon Nangka.

6. Dengan cara apakah watak tokoh Srintil digambarkan oleh penulis ? Cupliklah
contohnya !
Jawab : Dengan cara penyampaian dialog yang mencerminkan tokoh seorang Srintil
tersebut ialah Penyayang,baik hati,ramah, dan perhatian. Terbukti pada
kutipan dialog berikut :
“Yang sedang dicari oleh sepasang matabening itu adalah ketulusan hati.
Seorang bayi dengan hati yang demikian bersih akan tahu sikap palsu dibalik
sikap keramahan dan kehangatan yang dibuat-buat”.
7. Sudut pandang apakah yang dipakai penulis dalam menyampaikan ceritanya ?
Cupliklah contohnya !
Jawab : Sudut Pandang yang dipakai oleh sang penulis dalam menyampaikan cerita
Ronggeng Dukuh Paruk ialah :
Pada bagian pertama dari novel ini, satu bab menggunakan orang ketigayang
serba tahu mengenai cerita dan peristiwa yang terjadi. Kemudian pada bagian
bab ke dua sampai dengan bab 4 pada bagian buku pertama ini menggunakan
orang pertama pelaku utama, yaitu Rasus seperti adanya kata “aku” pada novel
ini. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Setelah dewasa, sekali aku pernah mencoba memikirkan hal ini. Boleh jadi
dengan cara ditanam seperti itu, keringatku yang mengandung racun cepat
terserap oleh tanah dari semua pori kulit tubuhku.
Pada bagian buku kedua dan ketiga menggunakan orang ketiga. Bukti ini
dapat dilihat dari adanya kata ganti orang ketiga seperti adanya kata dia, ia,
dan menyebutkan nama orang. Dimana pada bagian buku kedua dan ketiga
pengarang lebih menceritakan kisah Srintil, serta masyarakat Dukuh Paruk.

8. Apakah tema dari cerita novel itu ? Jelaskan alasannya !


Jawab : Tema dari novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah seorang ronggeng yang
hidup di sebuah desa yang sangat kental dengan kepercayaan terhadap leluhur,
serta masyarakat yang sangat taat akan hukum adat, dengan krisis ekonomi
yang sangat menyedihkan. Hal ini dikarenakan dapat dilihat dari kutipan novel
Ronggeng Dukuh Paruk, yakni sebagai berikut:
Hanya Sakarya yang cepat tanggap. Kakek Srintil itu percaya penuh roh Ki
Secamenggala telah merasuki tubuh Kartareja dan ingin bertayub. Maka
Sakarya cepat berseru, “Pukul kembali gendang dan calung, Ki
Secamenggala ingin bertayub. Srintil ayo menari lagi. Layani Ki
Secamenggala.”

9. Amanat apakah yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya ?


Jawab : Amanat nya adalah agar kita semua mau dan mampu melihat seseorang itu
tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga dari hatinya. Selain itu janganlah
menjadi orang yang tidak mau bergaul dengan sesama serta dengan
lingkungan, karena hal itu akan membuat kita bodoh.
10. Di dalam alur ada :
a. Plausabilitas, cupliklah dari novel itu bukti itu adalah kemasuk akalan !
Jawab : Menurut kepercayaan, menjadi seorang ronggeng bukanlah hasil didikan,
tetapi merupakan sebuah takdir. Seorang yang telah ditakdirkan menjadi
ronggeng akan dimasuki oleh roh indang.
b. Surprise, cupliklah dari novel itu sebuah kejutan !
Jawab : Siang itu, Rasus, Warta, dan Darsun yang sedang menggembala kambing
melihat Srintil bermain seorang diri di bawah pohon nangka. Saat bermain
itulah srintil memperhatikan bakatnya sebagai calon ronggeng. Tidak ada
yang pernah mengajari Srintil menari dan berembang , bahkan ia belum
sekalipun melihat pentas ronggeng. Tanpa diketahui ke-empat anak itu,
Sakarya, kakek Srintil melihat permainan tarian ronggeng Srintil. Sakarya
sadar, bahawa cucunya merupakan calon ronggeng Duku Paruk.
Kemudian Sakarya meyerahkan Srintil kepada Kartareja yang merupakan
dukun ronggeng. Srintil yang masih berumur sebelas tahun tinggal
bersama kakek dan neneknya. Kedua orang tua Srintil yaitu Santayib dan
isrinya meninggal karena tragedi tempe borek. Malapetaka yang membuat
anak-anak Dukuh Paruk kehilangan ayah dan ibunya.
c. Suspense, cupliklah dari novel itu sebuah kejutan !
Jawab : Pada malam itu, Srintil membuktikan kebolehannya dalam menarikan
ronggeng, disaksikan oleh orang-orang Dukuh Paruk. Untuk menjadi
seorangg ronggeng, Srintil harus melewati beberapa ritual seperti mandi di
depan cungkup makam Ki Secamenggala dan mbukak klambu. Ritual
terakhir yang dilakukan Srintil ialah ritual mbukak klambu, dimana pada
ritual tersebu Srinil harus menyerahkan keperawanannya kepada siapapun
lelaki yang dapat memenuhi syarat yang telah di ajukan oleh Kartareja.
Dan malam itu, karena kelicikan Kartareja dan istrinya, Srintil harus
melayan dua orang laki-laki yaitu Dower, pemuda yang membawa dua
keeping rupiah perak serta seekor kambing, dan pemuda kedua yaitu
Sulam yang membawa sebuah ringgit emes, yang merupakan syarat yang
di ajukan oleh Kartareja. Namun, tanpa diketahui seiapapun, Srintil telah
menyerahan keperawanannya kepada Rasus.
d. Unity, cupliklah dari novel itu yang membuktikan sebuah keutuhan !
Jawab : Semenjak peristiwa itu rasus pergi meninggalkan tanah airnya menuju
pasar dawuan, disana ia menjadi buruh pengupas ubi kayu. Tetapi takdir
membawanya kembali bertemu srintil yang menggenakan banyak
perhiasan emas yang bertengger menghias tubuh moleknya, hasil srintil
me-ronggeng di setiap malam. Hampir semua pertemuannya dengan
srintil, selalu berakhir di sebuah perumahan warga, tempat mereka
menyalurkan nafsu birahi. Hingga suatu hari rasus bertemu dengan sersan
slamet yang diutus untuk mengusir perampok yang berkeliaran di
kampung mereka dan menjadi tobang yang melayani kebutuhan tentara
tentara di barak militer, dekat pasar dawuan. Dewi fortuna berpihak
padanya, rasus pun diangkat menjadi seorang tentara tanpa pangkat karena
rasus berhasil membunuh 2 dari 5 perampok yang akan meenjarah di
kediaman kertareja. Rasus kemudian bertekad untuk keluar dari dakuh
paruk dan melupakan cintanya pada srintil seutuhnya.

11. Buatlah sinopsisnya !


Jawab : Berlatar ketika musim kemarau panjang di sebuah perdukuhan sempit dan
terpencil, di dukuh paruk. Kehidupan yang masih primitif belum menyentuh
peradaban maju dunia luar, dengan berbagai tetek bengek ciri kebodohan yang
terbenam pada perilaku penghuninya. Sumpah serapah dan kata cabul menjadi
media interaksi mereka, bunyi gong dan cangklung serta tarian yang disajikan
ronggeng menjadi hiburan paling menarik dan paling ditunggu di dukuh paruk.

Kisah bermula ketika srintil kedapatan oleh kakeknya sakarya tengah


berlenggak lenggok dibawah pohon nangka yang meranggas dengan diiringi
oleh bunyi yang dibuat rasus dan kedua orang temannya yang lain yang
menirukan suara gong dan cangklung khas ronggeng dukuh paruk. Srintil yang
masih belia sudah mampu menarikan berbagai tarian yang biasa dibawakan
oleh seorang ronggeng dewasa, dengan bakatnya itulah srintil kemudian dibawa
oleh sakarya menemui suami istri kertareja, seorang dukun ronggeng ternama
di dukuh paruk. Jadilah srintil diasuh oleh kertreja dan istrinya untuk dijadikan
sorang ronggeng besar kebanggaan dukuh paruk. Kabar munculnya seorang
ronggeng baru yang telah dua belas tahun lamanya sirna terdengar oleh
masyarakat, senyum bahagia mekar di wajah mereka, senang dirasa akhirnya
dukuh paruk yang sudah lama tidur kembali bangun. Namun untuk meggapai
cita-citanya menjadi seorang ronggeng sejati, srintil harus melewati berbagai
tahapan, mulai dari menari beberapa ronde setiap malam, mandi kembang di
kuburan ki secamenggala yang katanya nenek moyang semua penghuni dukuh
paruk hingga harus melakukan acara bukak kelambu yang artinya srintil harus
menyerahkan keperawanannya kepada seorang laki laki yang mampu
memenuhi syarat yang diajukan. Srintil yang tidak rela melakukan bukak
kelambu dengan dua orang laki laki terpilih yang mampu memenuhi syarat
berupa sekeping emas ringgit menemui rasus dan memintanya untuk
bersenggama. Sungguh malang nasib kedua pemuda itu, mereka terjerat tipu
muslihat kertareja dan istriya yang hanya mengincar harta yang mereka
persembahkan untuk memenuhi persyaratan bukak kelambu bersama srintil.

Semenjak peristiwa itu rasus pergi meninggalkan tanah airnya menuju pasar
dawuan, disana ia menjadi buruh pengupas ubi kayu. Tetapi takdir
membawanya kembali bertemu srintil yang menggenakan banyak perhiasan
emas yang bertengger menghias tubuh moleknya, hasil srintil me-ronggeng di
setiap malam. Hampir semua pertemuannya dengan srintil, selalu berakhir di
sebuah perumahan warga, tempat mereka menyalurkan nafsu birahi. Hingga
suatu hari rasus bertemu dengan sersan slamet yang diutus untuk mengusir
perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang
melayani kebutuhan tentara tentara di barak militer, dekat pasar dawuan. Dewi
fortuna berpihak padanya, rasus pun diangkat menjadi seorang tentara tanpa
pangkat karena rasus berhasil membunuh 2 dari 5 perampok yang akan
meenjarah di kediaman kertareja. Rasus kemudian bertekad untuk keluar dari
dakuh paruk dan melupakan cintanya pada srintil seutuhnya.
TUGAS MENGANALISIS UNSUR EKSTRINSIK

NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK

1. Bacalah terlebih dahulu novel Ronggeng Dukuh Paruk itu sampai selesai

2. Carilah olehmu artikel tentang riwayat hidup pengarang nya di internet


Jawab : https://www.biografiku.com/biografi-ahmad-tohari/

3. Catatlah olehmu dari riwayat hidup pengarangnya itu tentang :


a. Budaya yang hidup pada masanya
Jawab : Ronggeng Dukuh Paruk

b. Agama yang dianutnya


Jawab : Islam/Muslim

c. Pendidikan akhir penulisnya


Jawab : Ahmad Tohari yang dikenal sebagai sastrawan sekaligus budayawan ini
ternyata tidak menempuh pendidikan yang linier dengan pekerjaannya.
Bahkan, pendidikan yang ditempuhnya cukup membuat orang tercengang
karena ia pernah kuliah mengambil jurusan Kedokteran pada tahun 1967.
Sebelumnya ia bersekolah di salah satu SMA di daerah Purwokerto Jawa
Tengah.
Dalam biografi Ahmad Tohari diketahui bahwa setelah merantau ke
Jakarta dan kuliah mengambil jurusan kedokteran di Ibnu Khaldun. Tak
cukup sekali ia menempuh pendidikan sarjana.
Kemudian, Ahmad Tohari melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi
sekaligus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Jenderal
Soedirman.
d. Pengalaman hidupnya.
Jawab : Ahmad Tohari pada zaman sekolah, adalah pengalaman traumatis tentang
menulis. Saat beliau dituduh menjadi plagiat dengan puisi yang "sudah susah
payah" beliau susun. Padahal kata beliau, "demi Tuhan saya tidak menyontek
karya orang".

Setelah mengumpulkan keberanian dengan nulis di mading, namun seseorang


menyampaikan kritik bahwa apa yang beliau tulis itu pernah ada di suatu
tempat. Sebuah kebetulan yang memadamkan semangat beliau.

Sejak itulah, beliau sempat berpikir kalau "dunia kepengarangan adalah


sesuatu yang tinggi. Jauh dan saya hanya bisa memandang dari luar. Rasanya
tidak mungkin saya bisa ikut dalam barisan para sastrawan."

Namun pengalaman "pahit" menulis tidak membuat minat membaca beliau


surut. Beliau tetap bisa suka membaca, bahkan meskipun di jurusan ilmu alam
dan ilmu pasti, yang dibaca juga adalah buku-buku sastra.

4. Sekarang telitilah olehmu isi novel itu, lalu jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Apakah ada budaya yang ada pada masa ia hidup dan tergambar dalam novel yang ia
tulis ? Apabila ada, budaya apakah itu ?
Jawab : Ada, karena pada unsur yang sangat menonjol dari novel ini, dimana
pengarang menjelaskan secara detail mengenai adat dan kebudayaan Dukuh
Paruk. Dimana masyarakat Dukuh Paruk sangat percaya kepada hukum-
hukum adat.
b. Apakah agama yang ia anut tercermin dalam isi novel itu ?
Cupliklah salah satu isi novel itu yang menggambarkan agama yang ia anut !
Jawab : Pada unsur ini memang tidak dominan dari novel ini, pengarang tidak
sedikitpun menyinggung mengenai agama, karena warga Dukuh Paruk hanya
menyembah arwah Ki Secamenggala leluhur yang sangat diagungkan warga
Dukuh Paruk. Namun ada bagian kecil menjelaskan adanya unsur agama dari
novel ini, terlihat saat Rasus kembali ke Dukuh Paruk dan ia melihat
neneknya yang hanya diam dan tertidur di tempat tidurnya, pada saat itu
Rasus membisikkan kata la ilahaillallah di telinga neneknya. 

c. Bagi pengarang yang memiliki pendidikan yang cukup akan terlihat dari cara
pengarang itu menggambarkan sesuatu dengan begitu jelas, detail dan mudah
dipahami.
Cupliklah isi novel yang menunjukkan pengarang pandai dalam menggambarkan
sesuatu !
Jawab : Pada tahun 1964
Dimana pada tahun ini tak ada yang begitu berubah di Dukuh Paruk, mereka
tetap tegak dan makin gagah dengan seorang ronggeng yang berusia
sembilan belas tahun, hanya sedikit perubahan kecil yang terjadi, yaitu pada
kehidupan Srintil, Sakarya, dan Kartareja yang rumahnya semakin bagus.
Namun selebihnya masih sama dari generasi ke generasi dengan sistem
ekonomi yang sangat menyedihkan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Pada tahun 1964 itu Dukuh Paruk tetap cabul, sakit, dan bodoh.perubahan
kecil hanya menyangkut Srintil, Sakarya dan Karteraja. Rumah berkapur,
bahkan berjendela kaca.
d. Cupliklah salah satu peristiwa dari isi novel itu yang kamu yakini bahwa itu adalah
sebuah peristiwa yang pernah ia alami !
Jawab : Pada bidang politik tahun 1965 membuat Dukuh Paruk hancur, baik secara
fisik maupun mental. Karena kebodohan mereka tentang politik, mereka
terseret arus konflik dan divonis sebagai manusia-manusia pengkhianat
negara. Pedukuhan itu dibakar dan ronggeng berserta para penabuh calung
ditahan oleh tentara. Hanya saja, karena kecantikannya, Srintil tidak
diperlakukan semena-mena oleh para penguasa penjara tahanan politik.
Pengalaman pahit yang dialaminya sebagai tahanan politik membuat Srintil
sadar akan harkatnya sebagai manusia. Setelah bebas, ia berniat memperbaiki
citra dirinya dengan tak lagi melayani lelaki manapun dan menjadi wanita
somahan. Ketika teman masa kecilnya, Rasus, muncul kembali dalam
kehidupannya, sepercik harapan pun muncul. Akan tetapi, ternyata Srintil
kembali terhempas, kali ini bahkan membuat jiwanya hancur.

Anda mungkin juga menyukai