1. Tulislah olehmu 2 orang tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk !
Jawab : Rasus dan Srintil.
5. Tulislah olehmu latar tempat masa kecil Srintil Ketika sedang bermain dengan Rasus !
Jawab : Di bawah pohon Nangka.
6. Dengan cara apakah watak tokoh Srintil digambarkan oleh penulis ? Cupliklah
contohnya !
Jawab : Dengan cara penyampaian dialog yang mencerminkan tokoh seorang Srintil
tersebut ialah Penyayang,baik hati,ramah, dan perhatian. Terbukti pada
kutipan dialog berikut :
“Yang sedang dicari oleh sepasang matabening itu adalah ketulusan hati.
Seorang bayi dengan hati yang demikian bersih akan tahu sikap palsu dibalik
sikap keramahan dan kehangatan yang dibuat-buat”.
7. Sudut pandang apakah yang dipakai penulis dalam menyampaikan ceritanya ?
Cupliklah contohnya !
Jawab : Sudut Pandang yang dipakai oleh sang penulis dalam menyampaikan cerita
Ronggeng Dukuh Paruk ialah :
Pada bagian pertama dari novel ini, satu bab menggunakan orang ketigayang
serba tahu mengenai cerita dan peristiwa yang terjadi. Kemudian pada bagian
bab ke dua sampai dengan bab 4 pada bagian buku pertama ini menggunakan
orang pertama pelaku utama, yaitu Rasus seperti adanya kata “aku” pada novel
ini. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Setelah dewasa, sekali aku pernah mencoba memikirkan hal ini. Boleh jadi
dengan cara ditanam seperti itu, keringatku yang mengandung racun cepat
terserap oleh tanah dari semua pori kulit tubuhku.
Pada bagian buku kedua dan ketiga menggunakan orang ketiga. Bukti ini
dapat dilihat dari adanya kata ganti orang ketiga seperti adanya kata dia, ia,
dan menyebutkan nama orang. Dimana pada bagian buku kedua dan ketiga
pengarang lebih menceritakan kisah Srintil, serta masyarakat Dukuh Paruk.
Semenjak peristiwa itu rasus pergi meninggalkan tanah airnya menuju pasar
dawuan, disana ia menjadi buruh pengupas ubi kayu. Tetapi takdir
membawanya kembali bertemu srintil yang menggenakan banyak perhiasan
emas yang bertengger menghias tubuh moleknya, hasil srintil me-ronggeng di
setiap malam. Hampir semua pertemuannya dengan srintil, selalu berakhir di
sebuah perumahan warga, tempat mereka menyalurkan nafsu birahi. Hingga
suatu hari rasus bertemu dengan sersan slamet yang diutus untuk mengusir
perampok yang berkeliaran di kampung mereka dan menjadi tobang yang
melayani kebutuhan tentara tentara di barak militer, dekat pasar dawuan. Dewi
fortuna berpihak padanya, rasus pun diangkat menjadi seorang tentara tanpa
pangkat karena rasus berhasil membunuh 2 dari 5 perampok yang akan
meenjarah di kediaman kertareja. Rasus kemudian bertekad untuk keluar dari
dakuh paruk dan melupakan cintanya pada srintil seutuhnya.
TUGAS MENGANALISIS UNSUR EKSTRINSIK
1. Bacalah terlebih dahulu novel Ronggeng Dukuh Paruk itu sampai selesai
4. Sekarang telitilah olehmu isi novel itu, lalu jawablah pertanyaan di bawah ini :
a. Apakah ada budaya yang ada pada masa ia hidup dan tergambar dalam novel yang ia
tulis ? Apabila ada, budaya apakah itu ?
Jawab : Ada, karena pada unsur yang sangat menonjol dari novel ini, dimana
pengarang menjelaskan secara detail mengenai adat dan kebudayaan Dukuh
Paruk. Dimana masyarakat Dukuh Paruk sangat percaya kepada hukum-
hukum adat.
b. Apakah agama yang ia anut tercermin dalam isi novel itu ?
Cupliklah salah satu isi novel itu yang menggambarkan agama yang ia anut !
Jawab : Pada unsur ini memang tidak dominan dari novel ini, pengarang tidak
sedikitpun menyinggung mengenai agama, karena warga Dukuh Paruk hanya
menyembah arwah Ki Secamenggala leluhur yang sangat diagungkan warga
Dukuh Paruk. Namun ada bagian kecil menjelaskan adanya unsur agama dari
novel ini, terlihat saat Rasus kembali ke Dukuh Paruk dan ia melihat
neneknya yang hanya diam dan tertidur di tempat tidurnya, pada saat itu
Rasus membisikkan kata la ilahaillallah di telinga neneknya.
c. Bagi pengarang yang memiliki pendidikan yang cukup akan terlihat dari cara
pengarang itu menggambarkan sesuatu dengan begitu jelas, detail dan mudah
dipahami.
Cupliklah isi novel yang menunjukkan pengarang pandai dalam menggambarkan
sesuatu !
Jawab : Pada tahun 1964
Dimana pada tahun ini tak ada yang begitu berubah di Dukuh Paruk, mereka
tetap tegak dan makin gagah dengan seorang ronggeng yang berusia
sembilan belas tahun, hanya sedikit perubahan kecil yang terjadi, yaitu pada
kehidupan Srintil, Sakarya, dan Kartareja yang rumahnya semakin bagus.
Namun selebihnya masih sama dari generasi ke generasi dengan sistem
ekonomi yang sangat menyedihkan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Pada tahun 1964 itu Dukuh Paruk tetap cabul, sakit, dan bodoh.perubahan
kecil hanya menyangkut Srintil, Sakarya dan Karteraja. Rumah berkapur,
bahkan berjendela kaca.
d. Cupliklah salah satu peristiwa dari isi novel itu yang kamu yakini bahwa itu adalah
sebuah peristiwa yang pernah ia alami !
Jawab : Pada bidang politik tahun 1965 membuat Dukuh Paruk hancur, baik secara
fisik maupun mental. Karena kebodohan mereka tentang politik, mereka
terseret arus konflik dan divonis sebagai manusia-manusia pengkhianat
negara. Pedukuhan itu dibakar dan ronggeng berserta para penabuh calung
ditahan oleh tentara. Hanya saja, karena kecantikannya, Srintil tidak
diperlakukan semena-mena oleh para penguasa penjara tahanan politik.
Pengalaman pahit yang dialaminya sebagai tahanan politik membuat Srintil
sadar akan harkatnya sebagai manusia. Setelah bebas, ia berniat memperbaiki
citra dirinya dengan tak lagi melayani lelaki manapun dan menjadi wanita
somahan. Ketika teman masa kecilnya, Rasus, muncul kembali dalam
kehidupannya, sepercik harapan pun muncul. Akan tetapi, ternyata Srintil
kembali terhempas, kali ini bahkan membuat jiwanya hancur.