2. Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang terlihat dalam novel ini kadang membingungkan, karena terdapat bahasa
jawa dan mantra-mantra jawa.
Misalnya :
Uluk-uluk perkutut manggung
Teka saka negndi,
Teka saba tanah sabrang
Pakanmu apa
Pakanku madu tawon
Manis madu tawon,
Ora manis kaya putuku, Srintil
3. Amanat
Amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui novel
“Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah: agar kita semua mau dan mampu melihat seseorang itu
tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga dari hatinya. Dan agar kita mau berpikir
mengenai tragedi-tragedi kemanusiaan yang terjadi disekeliling kita. Pesan lain mungkin
juga seperti jangan menyia-nyiakan orang yang telah sepenuh hati mencintai kita, karena
belum tentu suatu saat nanti kita dapat menemukan orang yang mencintai kita seperti itu.
Dan adat bagaimanapun tetap harus berlaku dalam kehidupan yang meyakininya, karena
jika memang suatu daerah mempercayai adat yang berlaku, maka harus dijalankan dengan
sebaik-baiknya. Karena pada setiap keyakinan pasti ada suatu hal yang akan terjadi jika
suatu adat kebiasaan tidak dilaksanakan. Serta jangan gampang terpengaruh dengan
keadaan duniawi karena suatu saat penyesalan akan datang dalam hidupmu, segala sesuatu
akan kembali kepadaNya. Kehidupan fana dalam hura-hura dunia dapat mencekam masa
depanmu!