Anda di halaman 1dari 9

FORMAT

TUGAS ANALISIS SEDERHANA STRUKTUR INTRINSIK


PROSA

Profil Mahasiswa
Nama : Bulan Asri Permatadewi
NIM : J1B021058
Judul Novel : Ronggeng Dukuh Paruk

Analisis Novel
Sinopsis : Deskripsikan secara ringkas isi cerita novel dalam bahasa Anda
Analisis Tokoh : Sebutkan siapa saja tokoh yang terdapat dalam novel dan jelaskan
karakternya masing-masing
Analisis Alur : Deskripsikan perjalanan cerita novel, yaitu:
Bagaimana awal cerita dimulai, bagaimana konflik dimulai,
Bagaimana konfilk memuncak, dan bagaimana konflik berakhir.
Analisis Latar : 1. Deskripsikan di mana saja tokoh berada? Apa hubungannya
tempat tsb dengan karakter tokoh?
2. Deskripsikan kapan tokoh diceritakan? Apakah hubungan
waktu tsb ditampilkan dengan pengarang?
3. Bagaimana suasana saat tokoh ditampilkan? Apakah hubungannya
suasana tsb dengan tokoh yang ditampilkan?
Analisis Judul Tafsirkan mengapa novel diberi judul demikian, kaitkan dengan apa-
apa
yang telah Anda jelaskan sebelumnya (pada analisis tokoh, Alur, dan
Latar)

Jawab :

ANALISIS TEMA, LATAR, DAN GAYA BAHASA PADA


NOVEL KATAK HENDAK JADI LEMBU KARYA NUR
SUTAN ISKANDAR

1. Sinopsis
Diceritakan pada sebuah desa bernama Dukuh Parruk, tinggal seseorang gadis yang
bernama Srintil serta mempunyai teman bernama Rasus,Warta dan Darsun.
Suatu ketika Srintil menari tayub ketika Rasus dengan teman-temannya mengiringi
tariannya dengan tembang dan musik.Meskipun suara calung serta gendang tadi
dibuat berasal mulut mereka. Srintil menari serupa tarian ronggeng. Kakek
Srintil beserta Kartaredja menyadari bakat Srintil kemudian Srintil
dinobatkan menjadi seorang ronggeng sehabis melalui beberapa ritual.
Semua ritual dijalani Srintil. Mulai dari mandi pada pusara kuburan Ki
Secamenggala sampai dengan ritual buka klambu. Ritual
terakhir yang wajib dilewati seseorang calon ronggeng merupakan buka klambu yang
teknisnya adalah menyelenggarakan sayembara terhadap para lelaki yg berani
menawarnya paling mahal untuk menerima keperawanannya.

Rasus tidak rela melihat itu. dia tak rela melihat Srintil melepas kesuciannya begitu
saja demi ritual buka klambu buat menjadi ronggeng yang sesungguhnya.
Srintil pula berada pada dalam kebimbangan antara ingin menjadi ronggeng
yang sesungguhnya serta merasa takut melakukan ritual tadi. Ritual itu sebenarnya
amat berat baginya. Tapi akhirnya Srintil memberikan kesuciannya pada Rasus
secara membisu tanpa imbalan apapun. Meskipun sehabis itu pula ada lelaki yang
memenangkan sayembara buka klambu itu. Srintil akhirnya sebagai ronggeng
yang popular dan menjadi buah bibir sehabis ritual buka klambu.

Setiap orang memujinya. ia pula semakin kaya selesainya sebagai ronggeng.


tidak kuasa melihat Srintil yang telah sebagai ronggeng, Rasus pindah asal Dukuh
Paruk ke Dawuhan. Awalnya ia bekerja menjadi pesuruh pada pasar. Tetapi akhirnya
dia bekerja bersama para tentara yg bertugas di sana. Rasus akhirnya juga diangkat
sebagai seseorang tentara berkat kejujuran serta kegigihannya.
Sehabis menjadi ronggeng, justru Srintil menyadari bahwa ia mengasihi Rasus
Dia ingin merasakan kelembutan sentuhan lelaki dan merasa jenuh menjadi ronggeng.

Srintil mengajak Rasus menikah, namun Rasus menolak karena lebih memilih
sebagai tentara. Srintil sangat bersedih karena hal tadi.Srintil yg telah mulai merasa
jenuh sebagai seorang ronggeng dukuh paruk, seringkali menolak untuk melayani
para lelaki. Bahkan beberapa kali menolak buat meronggeng.
Sebenarnya dia ingin mempunyai kehidupan yang lebih tenang, yaitu mempunyai
suami dan anak dan dia juga masih mengharapkan Rasus, seseorang lelaki Dukuh
Paruk yg sekarang sudah sebagai tentara. Berbagai permasalahan yang mulai
membentuk Srintil buat enggan meronggeng. Apalagi beliau mulai menemukan
Goder yang diangkat sebagai anaknya. dia sangat memanjakan Goder laiknya
anaknya sendiri dansemakin teguh untuk berhenti meronggeng dan memulai
kehidupan baru

Namun datang petaka ada menghantam dukuh paruk. Dukuh paruk diguncang oleh
panas dan liciknya dunia politik. Dukuh paruk dituduh menjadi anggota partai
komunis sehabis terlibat menggunakan oknum partai tersebut. menggunakan segala
kebodohan yg dimiliki dukuh paruk, Srintil bersama beberapa rakyat dukuh paruk
lainnya ditahan. Srintil sebagai orang dukuh paruk yg paling lama ditahan.
Setelah ia dibebaskan, kehidupannya sudah mulai berubah. Dia mulai tertutup dengan
orang lain. Pandangan orang lain terhadapnya juga mulai berubah sebab identik
dengan partai komunis tadi serta menjadi bekas tahanan. Hingga dia bertemu Bajus,
lelaki yg mulai dekat dengannya. Dengan ketulusan serta kebaikan Bajus,
Srintil terbuka dan dekat dengan Bajus. Semakin hari Srintil semakin dekat dengan
Bajus dan kehidupan Srintil mulai membaik. Rasus yg sudah lama tak balik,
akhirnya ia kembali ke dukuh paruk buat berlibur. Mengetahui hal itu hati Srintil
sempat goyah. dia sebenarnya masih menyimpan rasa terhadap
Rasus. Tetapi dia tidak mampu berbuat apa-apa. Dia juga menyadari bahwa dia
sedang dekat dengan Bajus.
Suatu hari Srintil diajak Bajus buat mengikuti acara eksklusif. Ternyata selama ini
Bajus telah memiliki rencana dursila terhadap Srintil. Bajus ingin menyerahkan
Srintil pada bosnya menjadi syarat agar bisnisnya lancar. Srintil sangat terpukul
tesebab ia sudah begitu percaya pada Bajus. Tetapi Bajus justru lelaki
jahat. Karena itu, Srintil mengalami gangguan jiwa dan menjadi gila. Melihat kondisi
Srintil yg memrihartinkan, Rasus merasa iba. ia akhirnya membawa Srintil ke tempat
tinggal sakit jiwa.

2. Tema

Tema dari novel ”Ronggeng Dukuh Paruk”dibagi menjadi tema mayor dan tema
minor. Adapun tema mayor dari novel ini adalah tentang kebudayaan dan adat istiadat di
desa Dukuh Paruk yang terkenal dengan ronggengnya yang keberadaannya sangat dipuja-
puja sebab Dukuh Paruk bukanlah Dukuh Paruk tanpa adanya ronggeng dan
kecabulannya dan kisah cinta dari Srintil sang ronggeng dengan Rasus pemuda Dukuh
Paruk yang merupakan tokoh utama dalam novel ini.Sedangkan tema minor mengangkat
persoalan politik dan ekonomi yang miskin,terbelakang dan tidak ada orang yang
berpendidikan sehingga dapat dengan mudah di bohongi.
Bukti tema mayor :
“Sakarya tersenyum.Sudah lama peangku keturunan Ki Secamenggala itu merasakan
hambarnya Dukuh Paruk karena tidak terlahirnya seorang ronggeng di sana.”Dukuh Paruk
tanpa ronggeng bukanlah Dukuh Paruk.Srintil cucuku sendiri,akan mengembaikan citra
sebenarnya pedukuhan ini,”Kata Sakarya kepada dirinya sendiri.Sakarya percaya,arwah Ki
Secamenggala akan terbahak di kuburnya bila kelak tahu ada ronggeng di Dukuh
Paruk.”(Ronggeng Dukuh Paruk : 15)
”Rasus,coba katakan padaku tentang keris itu. Dan mengapa engkau meletakannya di
sampingku ketika aku sedang tidur,”kata Srintil dekat sekali dengan telingaku.
Aku tidak bisa segera menjawab.
Aku juga tidak berani mengaangkat muka menatap wajah Srintil.
“Katakan,Rasus. Katakan.”
“Keris itu untukmu,Srin,”jawabku lirih,tanpa melihat lawan bicaraku.
“Ya,Rasus. Tetapi mengapa hal itu kau lakukan? Engkau senang padaku?”
.(Ronggeng Dukuh Paruk : 39)
Bukti tema minor:
“Syukur.Pagi ini kami seisi rumahmakan nasi padi begawan. Simpanan terakhir buat
benih kami tumbuk. Apa boleh buat,kami sudah sebulan makan nasi gaplek. Hari ini kami
menanak nasi.”(Ronggeng Dukuh Paruk : 23)

“Seandainya ada seorang di Dukuh Paruk yang pernah bersekolah, dia dapat mengira-
ngira saat itu hampir pukul dua belas tengah malam,tahun 1946” .”(Ronggeng Dukuh Paruk :
21)
3. Alur
Pada novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini menggunakan alur maju,namun ada pula di sertai
flashback atau alur mundur seperti mengisahkan cerita masa lalu.Awal cerita di mulai saat
munculnya bakat Srintil menjadi Ronggeng,konflik pertama di mulai saat menceritakan
malapetaka yang terjadi di Dukuh Paruk yaitu keracunan tempe bongkrek,konflik memuncak
saat kecemburuan Rasus menyadari bahwa Srintil milik semua orang,dan berakhir saat Srintil
di tipu oleh lelaki yang di anggapnya baik dan pada akhirnya Rasus iba kepadanya.
4.Analisis Tokoh
a. Srintil
Srintil kecil
· Centil
“Ya, benar. Engkau sangat cantik sekali sekarang.” ujar Warta. “Seperti seorang ronggeng?”
tanya Srintil lagi. Gayanya manja.

Srintil dewasa
· Pemilih
“Aku benci, benci. Lebih baik ku berikan padamu. Rasus, sekarang kau tak boleh menolak
seperti kau lakukan tadi siang. Disini bukan perkuburan. Kita takkan kena kutuk. Kau mau,
bukan?”
· Penyayang
Terbukti dari kasih sayang Srintil kepada Goder, anak Tampi yang ia angkat menjadi
anaknya.
“Keluar dari rumah orangtua akunya Srintil merasakan suatu hal yang baru; begitu dekat
dengan dirinya sendiri. Akunya sepenuhnya dalam genggamannya. Akunya yang terdiri atas
dirinya sendiri dan seorang bayi dalam pelukan. Hangat tubuh Goder yang melekat di
dadanya menjadi kehangatan pertama bagi sebuah semangat baru yang mulai melembaga
dalam jiwa Srintil.”
· Suka menolong
Dengan kesediaan Srintil menjadi gowok untuk Waras, agar jiwa kelelakian Waras muncul.
“Nyai, sekarang ajari aku bagamana menjadi gowok. Ajari aku!”.
· Mudah Percaya
Srintil percaya jika Pak Bajus, menyukainya dan ingi menjadikan Srintil sebgai istrinya.
Namun dukaan Srintil salah, karena Pak Bajus mendekati Srintil hanya ingin menjualnya
kepada Pak Blegur.
“Anu, Srin. Kamu sudah kuperkenalkan kepada Pak Blegur. Percayalah, dia orangnya baik.
Aku yakin bila kamu minta apa-apa kepadanya, bebrapa pun harganya , akan dia kabulkan.
Nanti dia akan bermalam di sini. Temanilah dia. Temailah dia, Srin.”
b. Rasus
Rasus kecil
· Tidak sabaran
“Sudah-sudah. Kalian tolol,” ujar Rasus tak sabar. “
· Cerdik
“Kita kencingi beramai-ramai pangkal batang singkong ini. Kalau gagal juga, sungguh
bajingan.”
· Emosional
“Kartareja memang bajingan. Bajindul buntung,” jawabku, mengumpat dukun ronggeng itu.
Rasus dewasa
· Pendendam
“Memang Dukuh Paruk memberi kesempatan kepadaku mengisi bagian hati yang kosong
dengan seorang perawan kecil bernama Srintil. Tidak lam, sebab sejak peristiwa malam
bukak klambu itu Srintil diseret keluar dari dalam hatiku. Dukuh Paruk bertindak semena-
mena kepadaku. Aku bersumpah takkan memaafkannya.”
· Pemberani
“Mengecewakan. Kopral Pujo tidak lebih berani daripadaku. Pada saat itu dia tidak bisa
mengambil keputusan. Jadi akulah yang mengambil prakarsa.”
c. Warta (teman rasus kecil)
· Pamrih
“Ya, kita berhenti dulu. Kita hanya akan bermain lagi kalau Srintil berjanji memberi kami
upah,” kata Warta
d. Darsun (teman rasus kecil)
· Suka meremehkan
“air?” ejek Darsun, anak ketiga. “Di mana kau dapat menemukan air?”
e. Sakarya(Kamitua/ Kakek Srintil) dan Nyi Sakaraja (Nenek Srintil)
· Penyayang
“Akan kukatakan Srintil tinggal di rumah Kartareja, tiga rumah ke timur dari sini. Tapi
jangan kalian apa-apakan dia. Sungguh. Srintil cucu tunggal kami. Ambil hartanya, tapi
jangan cederai dia.”
f. Kartareja (Dukun Ronggeng)
· Licik
“Jangan keliru! Yang asli buat Sulam. Lainnya buat Dower.” Kata Kartareja. Istrinya
tersenyum. Walaupun tidak selicik Kartareja, namun perempuan itu sudah dapat menduga ke
mana maksud tindakan suaminya.
g. Nyi Kartareja
· Licik
Dengan membantu kelicikan sang suami.
“Suami-istri Kartareja masuk ke bilik mereka sendiri. Di sana pasangan tua itu bergurau.
Sebuah ringgit emas, dua rupiah perak, dan seekor kerbau sudah hampir dingan.”
h. Dower
· Gigih
Sambil mengusap wajahnya yang berkeringat, Dower membuka pembicaraan. “ Aku datang
lagi kek. Meski bukan sekeping ringgit emas yang kubawa, kuharap engkau mau
menerimanya.”
l. Sulam
“Sebuah pertanyaan yang menghina, kecuali engkau belum mengenalku. Tentu saja aku
membawa ringgit emas itu. Bukan rupiah perak, apalagi seekor kerbau seperti anak pecikalan
ini.” Ujar sulam sambil melirik ke arah Dower.
m. Sersan Slamet
· Baik hati dan tidak memandang rendah orang lain
“Siapa saja yang mempunyai cukup tenaga serta kejujuran, dapat melaksanakantugas sebagai
tobang. Tentang tenaga, aku sudah merasa pasti engkau memiliki dengan cukup.
Kejujuranmu sudah terpancar dari wajah dan sinar matamu sendiri. Jadi aku merasa pasti pula
engkau mampu menjadi seorang tobang.”
j. Pak Bajus (Orang proyek dari Jakarta)
· Licik, penipu, dan pembohong
Pak Bajus awalnya mendekati Srintil hingga Srintil dan orang-orang percaya bahwa pak
Bajus orang yang baik dan ingin menjadikan Srintil sebagai istrinya. Namun semua itu hanya
tipuan semata.
“Anu, Srin. Kamu sudah kuperkenalkan kepada Pak Blegur. Percayalah, dia orangnya baik.
Aku yakin bila kamu minta apa-apa kepadanya, bebrapa pun harganya , akan dia kabulkan.
Nanti dia akan bermalam di sini. Temanilah dia. Temailah dia, Srin.”
5.Latar
A.LATAR TEMPAT
1. Dukuh Paruk
“Dengan daerah pemukiman terdekat, Dukuh Paruk hanya dihubungkan oleh jaringan
pematang sawah, hampir dua kilometer pajangnya. Dukuh paruk, kecil dan menyendiri.
Dukuh paruk yang menciptakan kehidupannya sendiri.”
2. Di tepi kampung
“Di tepi kampung, tiga anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong.”
3. Makam
“Tengah malam Sakarya keluar menuju makam Ki Secamenggala. Laki-laki itu menangis
seorang diri disana.”
4. Rumah Kartareja
“Aku sendiri hanya maju beberapa langkah dan berteduh di emperan rumah Kartareja.”
5. Desa Dawuan
“Dawuan, tempatku menyingkirdari Dukuh Paruk, terletak di sebelah kota kecamatan.”
6. Pasar Dawuan
“Di pasar Dawuan pula suatu kali aku dapat melihat Srintil yang datang berbelanja dengan
Nyai Kartareja.”
7. Rumah Batu / Markas tentra
“Pekerjaan kumulai. Peti-peti logam serta barang berat lainnya kuangkat di atas pundak dan
kubawa ke sebuah rumah batu yang ternyata telah dipersiapkan sebagai markas tentara.”
8. Rumah nenek Rasun
“Selagi orang-orang Dukuh Paruk mengerumuni rumah Kartareja, aku duduk berdekatan
dengan Srintil di beranda rumah nenekku sendiri.”
9. Warung lontong
“Perempuan-perempuan itu memperhatikan Srintil memasuki warung penjual lontong. Di
sana Srintil duduk satu lincak bersama perempuan pemilik warung.”
10. Lapangan Kecamatan Dawuan
“Perayaan Agustusan tahun 1963 itu dimulai dengan upacara pagi hari di lapangan kecamatan
Dawuan.”
11. Alaswangsal
“Hampir tengah hari ketika rombongan dari dukuh paruk memasuki kampung Alaswangsal.”
12. Kantor polisi
“Sampai di depan kantor yang di tuju Kartareja berhenti termangu. Jelas sekali keraguannya.
Tapi Srintil terus melangkah.”
B. LATAR WAKTU
1. .Musim Kemarau
”Namun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah
tujuh bulan kerontang.”
2. Sebelas tahun silam
“Sebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup
tersiram hujan lebat.”
3. Agustus Tahun 1963
“Perayaan Agustusan tahun 1963 itu dimulai dengan upacara pagi hari di lapangan kecamatan
Dawuan.”
4. Tahun 1964
“Tetapi pada tahun 1964 itu, ketika paceklik merajalela di mana-mana, ronggeng Dukuh
Paruk malah sering naik pentas.”
5. Februari Tahun 1966
“Tengah mlam Februari 1966 di sebuah kota kecil di sudut tenggara jawa tengah. Kegelapan
yang mencekam telah berlangsung setengah tahun lamanya.”
6. Tahun 1970
“Memasuki tahun 1970 kehidupan di wilayah Kecamatan Dawuan berubah gemuruh oleh
deru truk-truk besar berwarna kuning serta buldoser dari berbagai jenis dan ukuran.”
C. LATAR SUASANA
1. Haru
“Seorang perempuan mengisak. Rasa harunya setelah melihat Srintil menari menyebabkan air
matanya menetes”
2. Tegang
“Kang, orang-orang itu geger. Banyak tetangga yang sakit dan pingsan. Ini bagaimana,
Kang?”
3. Sedih
“Laki-laki itu menangis seorang diri di sana. Dalam kesedihannya yang amat sangat, Sakarya
mengadukan malapetaka yang terjadi kepada moyang orang Dukuh Paruk.”

4. Tegang dan mencekam


“Irama calung kembali menggema. Tetapi suasana jadi mencekam. Semua orang percaya
akan kata Sakarya bahwa Kartareja sedang dirasuki arwah leluhur. Maka mereka mundur
dalam suasana tegang.”
5. Kecewa
“Dalam wawasan ini, Srintil tidak bisa melihat beda antara dua wajah laki-laki itu. Semuanya
mengecewakanya, semua merangsang Srintil membuat suatu perhitungan.”
6.Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang terdapat pada nobvel “Ronggeng Dukuh Paruk” adalah bahasa
Indonesia dan bahasa daerah,yaitu bahasa Jawa. Terbuti dengan adanya penggunaan kata kata
seperti mbak yu,wong bagus,jenganten,wong ayu dan masih banyak lagi.Dan terlihat pada
nyanyian dan mantra mantra seperti :

Kidung Guna duduk pan sirna


Ana kidung rumeksa ing wengi Mantra
Teguh ayu luputing lara Uluk- uluk perkutut manggung
Luputa bilahi kabeh Teka suka ngendi
Jin Setan datan purun Teka suka tanah sabrang
Paneluhan datan ana wani Pekanmu apa,
Miwah penggawe ala Pekanku mado tawon
Gunaning wong luput Manis madu tawon
Geni atemahan tirta Ora manis kay aputuku,Srinti
Maling adoh tan ana ngarah mring mani

Terdapat pula majas di dalamnya yaitu :


1. Majas Personifikasi (Dukuh Paruk kembali menjatuhkan pundak-pundak yang
berat, kembali bersimbah air mata. halaman 276)
2. Majas Simile (Malam hari berlatar langit kemarau, langit seperti akan menelan
segalanya kecuali apa-apayang bercahaya halaman 312)
3. Majas Metafora ( Mereka pantas berkejaran,bermain dan bertembang.Mereka
sebaiknya tahu masa kanak-kanak adalah suatu yang hanya sekali datang.Halaman
14)
4. Majas Metonimia (Pelita kecil dalam kamar itu melengkapi citra punahnya
kemanusiaan pada diri bekas mahkota Dukuh Paruk itu. Halaman 395)
5. Majas Hiperbola (Srintil meratap,meronta,menangis,melolong –
lolong,dikamarnya yang persis bui.Halaman 402)
6. Majas Litotes (Kita ini memang buruk rupa tapi punya suami dan anak-
anak.Halaman 339)
7. Majas Repetisi ( Yang kelihatan adalah perempuan-perempuan
pekerja,perempuan-perempuan bergiwang,serta perempuan-perempuan berkalung
besar tersebut.Halman 235)
8. Majas Sarkaseme ( Dower merasa berat dan mengutuk Kartareja dengan
sengit.”Si tua bangka ini sungguh-sungguh tengik”.Halaman 71)
7.Analisis Judul
Menurut saya,mengapa novel ini di beri judl Ronggeng Dukuh Paruk adalah karena
mengisahkan betapa tersohornya ronggeng itu sendiri serta kisah kehidupan ronggeng dari
masa awal,kejayaan,hingga akhir.

Anda mungkin juga menyukai